Share

Bab 2

Author: Quins Chie
last update Last Updated: 2025-01-23 12:46:30

Mentari mulai meninggi, seseorang wanita paruh baya memasuki sebuah kafe. Pandangannya mengeksplor seluruh ruangan mencari seseorang yang sejak tadi menunggunya. Senyumnya terbit ketika melihat seorang wanita seumurannya melambaikan tangan kepadanya.

"Naomi!" panggil wanita itu.

"Nessa!" Naomi berjalan menghampiri Nessa yang sejak tadi duduk di sana.

Naomi dan Nessa saling berpelukan, sudah lama sekali mereka tidak bertemu. Naomi dan Nessa bersahabat sudah sangat lama, mereka bertemu di aplikasi sosial media. Meskipun baru beberapa kali bertemu tapi mereka sudah sangat dekat seperti saudara sendiri saling menyayangi.

Seperti biasa apabila mereka bertemu pasti mereka saling melepas rindu. Membuat Kiara yang menunggu di luar kafe merasa bosan, awalnya Naomi mengajak Kiara untuk ikut masuk namun Kiara menolak karena malas ikut berbincang dengan para ibu-ibu.

"Nes, kamu kan punya anak laki-laki. Anakku perempuan, gimana kalau kita besanan?" usul Naomi sangat antusias.

"Ini tuh jaman modern Naomi, udah enggak jaman jodoh-jodohan. Lagian Kiara anakmu kan masih sekolah, masa iya mau dinikahin" jawab Nessa.

"Kia bentar lagi lulus sekolah jadi enggak masalah nikah sekarang juga. Yang penting aku punya mantu sultan," celetuk Naomi lalu terkekeh.

Nessa ikut tertawa mendengar ucapan Naomi, ia sama sekali tidak tersinggung atau merasa dimanfaatkan. Karena ia sudah tahu sifat Naomi seperti apa, ia pun ingin semakin dekat dengan Naomi. Namun memaksa Hegar menikah sepertinya akan sangat sulit karena Hegar selalu dingin kepada siapapun.

Tak lama kemudian datang seorang gadis dengan rambut dicepol ke atas berjalan menghampiri mereka. Gadis itu tersenyum manis kepada Nesa, pertama kali bertemu dengan gadis ini Nessa langsung jatuh hati.

"Permisi, Tante!" sapa Kiara dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Nah, ini Kiara Nes. Anak gadisku calon masa depan Hegar" ucap Naomi sangat antusias.

"Ya, ampun cantik banget Kia! Aslinya lebih cantik daripada di foto," puji Nessa.

Kiara pun mencium punggung tangan Naomi dan Nessa secara bergantian lalu duduk di dekat Naomi. Ia tersenyum tipis mendengar obrolan mereka, entah mengapa ia merasa tidak asing dengan nama putra Tante Nessa.

Perbincangan mereka berlanjut setelah Nessa memesankan cake dan minuman untuk Kiara. Nessa tidak menyangka ia akan sangat cocok berbicara dengan Kiara seperti ibu dan anak. Kiara sangat nyambung diajak mengobrol daripada kedua putranya di rumah.

"Kapan-kapan kita nonton dracin bareng ya, Kia!" ajak Nessa sangat bersemangat.

"Kok aku berasa emak yang terbuang sih? Daritadi kalian berdua ngobrol tanpa aku," protes Naomi seraya mengerucutkan bibirnya.

"Enggak dong, Bunda kan tetep Bunda terbaiknya Kia. Tante Nessa ini besti barunya aku selain Tessa sama Melly, ya Tan?" bujuk Kiara yang langsung memeluk Bundanya dengan sayang.

"Iya, baru segitu aja kamu udah cemburu. Gimana nanti kalau Kiara jadi menantu aku. Kia mau ya jadi menantu Tante, biar Kia bisa temenin Tante terus" pinta Nessa.

"Maksud Tante gimana? Kia enggak paham?" tanya Kiara.

"Kia mau ya nikah sama anak Tante?" bujuk Nessa.

"Nikah? Aku masih sekolah Tante?" ucap Kiara lalu beralih menatap Naomi. "Ini apa maksudnya Bunda?"

"Bunda pengen banget besanan sama Tante Nessa, biar persahabatan kami makin erat. Kamu mau ya nikah sama anak Tante Nessa?" kini Naomi yang memohon.

"Anak Tante ganteng banget lho, kayak opa-opa Korea. Di rumah saja banyak banget yang ngantri pengen jadi mantu Tante, kebayang kan cakepnya kayak apa anak Tante?" Nessa tidak berhenti membujuk Kiara agar mau menjadi menantunya.

Kiara menghela nafas kasar, ia melihat kearah jendela luar dimana banyak orang berlalu-lalang melewati kafe. Lalu ia kembali melihat dua wanita yang masih antusias membahas masalah perjodohan ini. Ingin menolak tapi kapan lagi ia mendapatkan suami kaya dan tampan, paket komplit kan?

Kiara tersenyum manis membayangkan sosok pria tampan yang dibicarakan oleh Tante Nesa. Ia sangat yakin akan diratukan oleh pria itu seperti dalam drama yang sering ia tonton.

"Kamu ngapain senyum-senyum sendiri?" tanya Nessa selidik.

"Paling juga dia lagi bayangin wajah tampan Hegar. Kiara emang enggak bisa lihat yang cakep dikit," saut Naomi.

"Ih Bunda, bikin aku malu aja didepan Tante Nesa."

Kiara kembali menikmati chessecake lembut dengan segelas matcha latte sambil menikmati pemandangan di luar sana. Seolah ia sedang menghitung banyaknya pepohonan yang berada di dekat kafe. Meskipun di luar sana sangat panas, namun masih banyak orang yang duduk santai di bawah pepohonan di sana.

Tiba-tiba saja datang seorang pria tampan dengan pakaian formalnya memasuki kafe. Pria itu terlihat berkarisma dengan kacamata hitam yang ia kenakan. Semua pandangan para kaum hawa tertuju kepadanya, memandang mahakarya Tuhan yang begitu sempurna.

Pria tampan dengan rahang tegas dan sorot mata yang tajam itu tersenyum manis ketika melihat wanita yang paling ia cintai di dunia. Siapa lagi kalau bukan Mami tercintanya Nessa.

"Mami!" sapa pria itu lalu memeluk Nessa.

Pria itu beralih ke Naomi, ia lalu menyalami Naomi dengan sopan santun. Naomi tersenyum ketika melihat Hegar kini berada di depan mereka, Kiara yang sedang asyik menikmati cakep kesukaannya merasa tidak asing dengan suara itu. Ia mendongak melihat siapa sosok yang baru saja datang.

Keduanya sama-sama membelalakkan kedua mata mereka, ketika pandangan mereka saling bertemu.

"Kamu!"

"Bapak?" ucap Hegar dan Kiara bersamaan.

"Kalian saling kenal? Bagus dong kalau begitu. Jadi enggak usah lama-lama pendekatan lagi," sahut Naomi.

"Iya, langsung nikah aja ya?" timpal Nessa lalu terkekeh.

"Apa? Nikah? Sama dia? Enggak ada calon lain selain dia, Mi?" protes Hegar tidak setuju dengan keputusan Sang Mami.

"Idih, aku juga ogah sama bapak. Bapak kaku kayak kanebo, bapak dingin banget nanti aku kedinginan kalau deket-deket bapak. Bapak udah masuk daftar list calon suami yang ditolak sama aku," cerocos Kiara panjang lebar.

"Hey bocil, siapa juga yang mau jadi suami kamu? Kamu itu perempuan yang enggak banget dan suatu bencana kalau aku sampe nikah sama kamu!" sewot Hegar.

"Bencana juga buat aku kalau sama bapak, di sekolah aja dihukum terus. Ini mau berumah tangga sama Bapak yang ada nanti jadi rumah duka," Kiara tidak mau kalah.

Sementara Nessa dan Naomi pusing melihat perdebatan mereka yang tidak kunjung berakhir. Harapan menjadi besan hancur melihat mereka berdua saling membenci. Keduanya sama-sama menolak perjodohan ini membuat Naomi putus asa. Ia ingin hidup Kiara terjamin, satu-satunya yang akan membuat Kiara berkecukupan hanya dengan menikahi Hegar.

Tiba-tiba saja tubuh Naomi ambruk begitu saja membuat Kiara, Nesa dan Hegar panik.

"Bunda!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 13

    Pagi menyapa dua insan yang setia dalam tidur mereka, bahkan mereka tidak menyadari saat ini mereka tertidur saling berpelukan. Sayup-sayup terdengar suara kicauan burung saling bersautan seolah mencoba membangunkan mereka berdua.Manik mata Hegar mengerjap kala cahaya sang mentari masuk melalui celah jendela kamarnya. Ia terkejut ketika melihat Kiara berada dalam dekapannya saat ini. Wajahnya yang cantik tanpa polesan makeup membuat Hegar tidak bosan memandang. "Dia terlihat lebih cantik seperti ini" gumam Hegar sambil memainkan anak rambut Kiara yang menghalangi wajah gadis itu.Hegar tersenyum ketika melihat kain bekas kompres yang Kiara gunakan semalam untuk merawat dirinya. Hegar tidak menyangka gadis manja ini rela tidak tidur demi dirinya. Ia mengusap pelan puncak kepala Kiara, namun ternyata perbuatan Hegar malah membuat Kiara merasa terusik. Hegar berpura-pura tidur ketika melihat Kiara membuka matanya. Ia tidak mau Kiara merasa percaya diri ketika mengetahui apabila ia memp

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 12

    Tubuh Kiara semakin gemetar kala suara bel terus saja berbunyi, seperti dalam film horor yang ia tonton dimana lampu rumah pun ikut kelap-kelip. Mungkin karena cuaca diluar sana membuat listrik pun ikut baper dibuatnya."Assalamualaikum!" "Kok setan ngucapin salam," ucap Kiara sambil memegang pemukul base ball.Namun suara itu seperti familiar bagi Kiara, ia langsung membuka pintu. Kiara terkejut ketika ia melihat melihat Hegar datang dalam keadaan basah kuyup. Tampangnya yang biasanya terlihat sempurna kini sangat berantakan. Mungkin karena terlalu lama membuka pintu membuat Hegar kehujanan, Kiara jadi merasa bersalah karena membuat Hegar seperti ini."Lama banget sih buka pintunya," protes Hegar lalu masuk ke dalam rumah."Kirain aku orang jahat, lagian Bapak ngapain ke sini malam-malam?" tanya Kiara ikut berjalan di belakang Hegar."Aku disuruh Mami jagain kamu sampai kamu tidur, kata Mami kamu enggak bisa sendirian di rumah" jawab Hegar.Kiara semakin merasa bersalah, ia meremas

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 11

    Delia dan teman-temannya terkejut ketika melihat siapa yang berani mencengkram tangan Delia. Pria tampan dan dingin dengan tatapan tajam tanpa ekspresi, ia menghempaskan tangan Delia begitu saja. Hegar bergegas menarik Kiara agar Kiara terlepas dari cengkraman mereka."Apa ini yang diajarkan oleh guru kalian? Mau saya laporkan kepada kepala sekolah?" tanya Hegar dengan tegas.Ketiganya hanya menundukkan kepala mendengarkan ucapan Hegar. Guru satu ini terkenal sangat galak membuat mereka tidak bisa melarikan diri karena Hegar pasti akan melaporkan mereka.Tiba-tiba saja Naren pun datang menghampiri, ia mendapatkan kabar dari seseorang yang melihat Kiara dikeroyok teman-teman Delia. Naren langsung memeluk Kiara, membuat Delia semakin muak melihatnya.Seperti ada banyak ribuan belati yang menusuk ketika melihat Naren memeluk Kiara seperti itu. Sama halnya dengan Hegar yang suka melihat tunangannya dipeluk pria lain."Lo bener-bener keterlaluan, gue semakin enggak suka sama lo!" bentak Na

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 10

    "Kenapa pagi-pagi udah ngomel-ngomel? Ayo berangkat bareng?" ajak Naren.Kiara pun menerima ajakan Naren, ia menaiki motor sport milik Naren. Naren melepaskan jaket yang ia kenakan lalu memberikan kepada Kiara."Tutupin pake itu."Wanita mana yang enggak luluh diperlakukan seperti ini oleh pria yang ia cintai. Berbeda sekali dengan Hegar yang dingin seperti es, Naren sangat peka kepadanya. Naren melakukan kendaraannya menuju sekolah, sebuah senyum terbit pada wajah gadis cantik itu. Beberapa menit berlalu mereka telah sampai di sekolah, banyak mata yang melihat mereka bersama. Menimbulkan banyak desas-desus dari para siswa siswi hingga Hegar pun mendengarnya."Naren sama Kiara jadian ya?" tanya salah satu siswi."Iya, elo enggak liat tadi pagi Kiara dibonceng Naren. Beruntung banget sih Kiara dapet cogan Husada," ucap salah satunya lagi dengan antusias.Hegar pun melanjutkan langkahnya menuju kelas, ternyata Kiara tidak mendengarkan ucapannya. Ketika ia masuk ia melihat Kiara sedang

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 9

    Krriiiiinngg!!!Terdengar suara dering ponsel milik Kiara, semalam ia langsung tidur setelah sampai rumah. Dan pagi ini Kiara masih setia di balik selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Tangannya meraba-raba dengan mata Mash terpejam ia mencari keberadaan ponselnya. Setelah ia temukan ia terima panggilan telepon tersebut."Bangun bocilll, sudah siang!" ucap seseorang di sebrang sana.Kiara masih mengabaikan ucapan orang tersebut, membuat Hegar menghela nafas kasar karena kesal. Pagi-pagi sekali Maminya meminta ia menjemput Kiara ke rumahnya. Hegar harus memastikan terlebih dahulu apabila Kiara sudah terbangun atau belum. Dan benar, gadis itu masih tertidur di jam ini, pantas saja ia sering terlambat datang ke sekolah."Masih belum mau bangun? aku sebentar lagi ke sana. Kalau kamu belum siap juga kamu tahu hukumannya Kiara!" ancam Hegar dengan tegas. Mendengar ancaman itu Kiara langsung membelalakkan kedua matanya, ia melihat nama Hegar dalam layar ponsel. Kiara bergegas melompat dar

  • Nikah Jalur Paksa   Bab 8

    Manik mata Kiara membulat ketika ia melihat bukan Naren seperti dalam bayangannya pria yang ada dalam hadapannya kini. Namun Hegar pria tampan dan kaku yang saat ini menatapnya tanpa ekspresi seperti biasanya. Kiara bergegas melepaskan pegangan Hegar karena saat ini banyak yang memperhatikan mereka."Bapak ngapain ada di sini?" tanya Kiara dengan suara berbisik."Tadi ada mamanya temen mami nyuruh masuk, jadi di sini," jawab Hegar ikut mengecilkan suaranya.Tiba-tiba saja seseorang menepuk pelan pundak Kiara, membuat Kiara menoleh kearahnya. Sebuah senyum terbit pada wajah tampan pria itu, senyum yang sama persis dengan Cha Eun Woo idola kesayangan Kiara. "Kamu enggak apa-apa?" tanya Naren mengulas senyum.Sebuah senyum yang dapat membuat jantung Kiara bermasalah. Oh astaga, jantung Kiara berdegup semakin kencang berada dalam dekat seperti ini dengan Naren. Hegar pun meninggalkan mereka ketika ia mendapatkan panggilan telepon."Aku enggak apa-apa kok! Untung tadi ada Pak Hegar yang n

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status