“Jessica..., ada apa sih sama lo? Gue liat ada hal aneh deh...,” celoteh Dewi memegang bahu Jessica yang memandang lurus ke depan untuk melihat mobil yang dibawa oleh Samsuri.
“Kagak ada apa-apa. Gue merasa nggak nyaman aja liat banyak orang seperti itu,” jawab Jessica datar.Dewi yang menaruh curiga pada sahabat karibnya hanya mampu merangkul bahu Jessica dan berbisik tepat ditelinganya.“Jessi ... Gue tau ada yang elo sembunyikan dari gue. Kalau suatu saat elo mau cerita gue siap.”Mendengar apa yang dibisikkan oleh Dewi, membuat Jessica menoleh ke arah Dewi dan membantahnya, “Apa sih lo ... Ah! kagak jelas. Orang gue kagak kenapa-napa. Mungkin efek pusing semalam masih ada.”Bersamaan dengan perkataan Jessica, mobil yang dikendarai oleh Samsuri pun tepat berada di halaman Lobby Mal tersebut. Kemudian, Jessica masuk ke dalam mobil diikuti oleh Dewi. Setelah itu, mobil keluar meninggalkan area Mal menuju rumah.Di sepanjang jalan menuju rumah, Jessica hanya terdiam dengan memejamkan matanya. Pikiran dan hatinya begitu emosional saat dilihat lelaki yang menidurinya ternyata seorang artis.Sumpah serapah dalam hatinya tidak bisa dihindari lagi. Hingga Jessica yang matanya terpejam tak sengaja melontarkan kata-kata kasar yang ditujukan pada Candra Wiguna.“Dasar artis brengsek! Baru juga terkenal udah belagu,” umpatnya secara tak sadar sembari memejamkan matanya.Dewi yang mendengar hal itu menoleh ke arah sahabat karibnya dan menyenggol bahu Jessica, “Hey..., artis yang mana brengsek? Si Bintang maksud lo?”Dengan menarik napas panjang, Jessica merapatkan bibirnya dan menelan ludahnya. Kemudian membuka matanya dan melirik ke arah Dewi sembari menggelengkan kepalanya. Hingga Dewi pun, mendelik ke arahnya dan berkomentar atas sikap sahabatnya.“Jessi ... Hari ini gue liat aneh aja sama sikap elo. Serius! Why...?”Dengan mengusap wajah cantiknya yang mulus kembali Jessica hanya menggelengkan kepala dan menjawab, “Gue baik-baik aja. Cuma ... Uhm, kayaknya gue sebel aja liat artis lelaki yang namanya Bintang itu. Sok banget gayanya tebar pesona sana-sini. Ih! Najis gue liat orangnya.”“Ya ampun Jessi..., tumben gue dengar elo sampai begitu sewotnya sama itu artis..., biasanya elo cuek bebek gitu. Lagian, untuk apa juga artis cowok itu bikin elo kesel? Juga dia kagak kenal elo dan pernah singgung diri elo. Santai aja kali...” komentar Dewi atas sikap sahabatnya yang dinilai terlalu lebay dalam membenci seseorang yang tak dikenalnya.Jessica kembali menarik napas panjang dan menelan ludahnya dengan susah. Sebenarnya, ingin ia membeberkan perihal artis yang tengah melejit itu pada sahabat karibnya. Namun, kebodohan dirinya membuat ia mengurungkan niat untuk bercerita. Sampai akhirnya kebisuan terjadi di antara mereka sejak Dewi berkomentar atas sikap Jessica hingga mobil yang dikendarai oleh Samsuri masuk ke rumah mewah Jessica.Kedua sahabat karib itu keluar dengan membawa tas belanjaan di sambut oleh Wati, pelayan terlama dari rumah mewah itu dengan sebuah senyum lebar.“Sini Non Dewi, Bik Wati bantu bawa tas belanjaannya. Banyak banget belanjaannya...,” ujar Wati sembari mengambil 4 tas berisi pakaian dan sepatu yang dibeli oleh Jessica.“Ini Bik..., Non Jessica laper mata. Makanya setiap toko yang dia masukin langsung dibeli barangnya. Untung aja cuman beberapa jam di Mal. Coba kalau seharian ... Bisa seluruh isi Mal dibawa ke rumah,” ucap Dewi sembari tersenyum dan melirik ke arah Jessica yang tak merespons celoteh sahabat karibnya, seolah pikirannya entah melayang jauh.Sesampai di ruang keluarga, Jessica langsung menyandarkan tubuhnya pada sofa empuk dengan menyelonjorkan kakinya di meja yang ada persis di depannya, saat Wati dan Dewi membawa tas berisi belanjaan ke kamarnya.Kemudian, Dewi membawa tiga kantung belanjaan berisi pakaian, sepatu dan tas yang dibelikan Jessica dan duduk di sebelah sahabatnya yang tampak lelah dan tak bersemangat.“Jessi ... Thanks ya, traktirannya...,” ucap Dewi merangkul Jessica.“Iyaa..., sama-sama. Maaf ya, kalau gue bikin elo bete. Kayaknya gue lagi bad mood jadinya uring-uringan begini.” Ungkap perasaan Jessica tersenyum samar pada sahabatnya.Tak berselang lama, Wati menemui Jessica di ruang keluarga dan memberitahukan perihal sebuah bingkisan dari Candra Wiguna pada Jessica yang tengah asyik bercengkerama dengan sahabat karibnya.“Maaf Non Jessica. Tadi ada bingkisan lagi dari lelaki yang namanya Candra itu. Ini dia kirim cake dan bunga mawar mewah. Cantik sekali bunganya,” tutur Wati dengan membawa bingkisan yang diterimanya dibantu oleh Kani.Jessica yang kembali melihat barang pemberian dari Candra Wiguna seketika wajahnya berubah dan meminta pada Wati untuk membuang semua yang dikirim oleh lelaki yang telah memperdayainya.“Bik Wati..., tolong tolak kiriman dari lelaki brengsek itu. Ingat! Jangan lagi bawa masuk barang atau pun makanan yang dikirim dari lelaki laknat itu! Paham?! Sekarang buang itu cake dan bunganya. Sekalian panggil sekuriti dan pekerja lainnya. Aku mau berbicara hal penting!” tegas Jessica dengan wajah memerah menahan marah.Dewi yang mendengar nama Candra disebut oleh Wati dan Jessica menyebutnya sebagai lelaki brengsek pun, terkejut bukan kepalang. Karena Dewi sama sekali tidak menyangka kalau sahabatnya punya satu hubungan khusus dengan Candra Wiguna, artis yang tengah tenar dan menanjak sesuai dengan prestasi bukan sensasinya.Tak berapa lama, sekuriti dan kelima pekerja pada rumah mewah tersebut berdiri dengan tertib menghadap Jessica yang tengah duduk bersama sahabatnya.“Pak Rey dan semua pekerja di sini. Aku cuma mengingatkan. Jika ada kiriman paket atau apa pun itu yang ditujukan ke aku dari seseorang bernama Candra Wiguna , tolong ditolak! Ingat ditolak..., tapi kompromi sedikit pun. Paham semua?!” tegas Jessica memandang ke arah Rey sebagai sekuriti yang berjaga di depan rumah Jessica.“Paham Nona...,” jawab serempak pekerja di rumah mewah itu.“Satu lagi Pak Rey..., tolong sampaikan juga sama sekuriti yang bergantian jaga dengan Bapak,” imbuh Jessica dijawab dengan anggukkan Rey. Dan tampak Jessica memberikan tanda isyarat pada seluruh pekerja di rumah mewah itu untuk membubarkan diri.Sementara Dewi yang duduk di sebelah Jessica tengah mempersiapkan sejuta pertanyaan di otaknya usai seluruh pekerja membubarkan diri.“Bik Wati, siapkan makanan. Aku sama Dewi mau makan,” perintah Jessica pada Wati.“Baik Nona..., saya hangatkan dulu lagi sayur dan lauknya,” jawab Wati yang sangat mengetahui kebiasaan Jessica, hanya mau makanan hangat.“Jessica..., mulai dari kapan elo kenal si Bintang?” tanya Dewi memegang lengan Jessica yang beranjak dari sofa untuk menghindari pertanyaan sahabat karibnya hingga membuat Jessica duduk kembali di sisi Dewi.“Please..., elo jangan desak gue sama pertanyaan konyol elo. Gue kagak kenal dia. Dan gue rasa juga dia kagak kenal gue,” tolak Jessica untuk mengatakan hal yang sesungguhnya.“Ayolah Jessi..., lo kagak bisa bohongi gue. Terus terang aja sama gue. Elo ada hubungan kan, sama Bintang?” tanya Dewi menatap lekat netra sahabatnya.Dengan menggelengkan kepalanya, Jessica pun menjawab mantap, “Gue kagak punya hubungan apa pun. Serius..., gue jujur... Wi!”“Tapi ... Kenapa dia kirim hadiah ke elo segala? Nggak mungkin dong kalau kagak ada apa-apanya,” desak kembali Dewi.Dengan menghela napas Jessica yang bersikukuh untuk tidak menceritakan kejadian memalukan antara ia dan Candra memilih tetap menyangkal hal itu dengan mengangkat jemari telunjuk dan tengah seraya berkata, “Wi! Kalau gue kenal dia dan ada hubungannya sama tuh lelaki, pastinya gue tahu dong jadwal dia kemana aja. Serius..., kami nggak saling kenal.”Dengan rasa penasaran yang bergelayut di otaknya, sahabat karib Jessica pun mengikuti langkahnya menuju meja makan untuk menikmati makanan yang telah disiapkan oleh Wati tanpa bertanya apa pun lagi.Dewi yang terus mendesak perihal artis yang mengirimkan hadiah kecil kepada Jessica terus saja mendesak usai sahabatnya tetap bersikukuh menolak untuk memberikan klarifikasi atas lelaki yang saat ini digandrungi oleh banyak wanita sebagai bintang muda berbakat. Dimana ia juga suka dengan penampilan Candra Wiguna. Namun, hanya sebatas akting dan permainan filmnya.Hingga akhirnya, sebelum Dewi pulang ke rumahnya, ia pun menarik kesimpulan atas hubungan mereka usai mengingat tanda merah di bagian kenyal milik Jessica. Dengan berjalan menuju mobilnya untuk kembali ke rumah, Dewi pun berucap, “Jessi ... Gue tau sapa yang kasih tanda cupang di toket elo.”Jessica yang terkejut atas ucapan Dewi hanya menggelengkan kepalanya dan berucap, “Say..., next gue cerita sama elo. Untuk saat ini gue keep dulu..., Thanks for your time.”Mereka pun saling berpelukan dan Dewi yang tahu kalau sahabat karibnya tetap tidak mengaku atas tudingannya pun, hanya menjawab, “Ok! Gue percaya sama elo dan gue tung
Sementara itu, sesaat setelah Jessica pergi ke kantor, Candra Wiguna datang ke rumah Jessica saat jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Namun, lelaki tampan itu tak bisa menemui Jessica yang telah berangkat ke kantor. Pemuda tampan itu tampak tergesa-gesa, ketika menyambangi pos penjaga pada sisi kanan rumah mewah Jessica untuk menemui Rey, sekuriti yang telah menggantikan jam jaga Darma. Saat melihat pemuda tampan yang terlihat lebih rapi dan necis pada saat beberapa malam lalu saat dalam keadaan mabuk, Candra Wiguna jelas terlihat berbeda sehingga Rey menyambutnya dengan tersenyum ramah karena tidak mengetahui identitas dari lelaki tersebut.“Selamat pagi Pak ... mau bertemu dengan siapa? Dan dari mana?” tanya Rey keluar dari pos jaga mengamati lelaki dengan bentuk tubuh tinggi dari atas kebawah. Tubuhnya yang atletis dan pembawaannya yang tampak cool layaknya orang kaya dengan kulit putih bersih serta berpakaian bagus membuat Rey menghormati lelaki tampan tersebut.“Saya dengan Can
Santi yang mendapat penolakan dari Jessica atas diri Bintang pun, menghubungi sang artis ketika seluruh kru pendukung film berjudul Psikopat mendarat di Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara sekitar pukul 11 lewat 20 menit. Namun, panggilan telepon tersebut tidak diindahkan oleh Candra karena ramainya suasana di Bandara. Beberapa wartawan dan media cetak serta media televisi menunggu kedatangan kru film tersebut di sebuah tempat yang berada di luar area Bandara. Setelah bertemu dengan wartawan dan beberapa penggemar, mereka pun rencananya akan menuju ke Gedung Sate dalam ajang tanya jawab dan temu kangen dengan para pemain film tersebut.Dua buah minibus membawa kru dan artis yang tergabung dalam Film tersebut menuju gedung Sate yang berada di jalan Diponegoro. Jarak yang mereka tempuh sekitar 15 menit dari Bandara. Sesampai di lokasi, sebuah panggung kecil telah berada di bagian depan gedung sate. Beberapa penggemar telah hadir dan dengan antusias bertanya tentang alur dari
Sekitar jam lima kurang dua puluh menit, mobil yang dikendarai oleh Samsuri pun sampai di gedung lantai 21 tempat Jessica berkantor. Tak lama kemudian, Jessica yang telah menunggu di Lobby langsung masuk ke dalam mobil dan mobil pun meninggalkan halaman gedung tersebut berbaur dengan kendaraan lainnya. Selama dalam perjalanan menuju rumah sakit swasta yang berada di jalan Haji Juanda Bandung, digunakan oleh Jessica untuk membuka media sosial.Tanpa sengaja jemari tangannya membuka perihal artis bernama Bintang Wiguna. Sejenak Jessica memandang wajah lelaki yang telah memorak-porandakan harga dirinya. Dan saat dilihat Bintang Wiguna berpose bersama seorang wanita muda nan cantik jelita membuat hati Jessica seakan teriris, sakit. Bagaimana tidak sakit, lelaki yang telah memberikan kenikmatan dini hari ternyata bukanlah lelaki baik-baik. Terlebih lelaki tampan itu adalah seorang artis muda yang pastinya hidup sebebas burung dan tak bisa mempunyai komitmen atas apa pun, pikir Jessica.‘Das
Wijaya Atmaja yang melihat kesedihan dari raut wajah Monica atas penolakan putrinya pun, menasihati putrinya, “Jessi..., Papi minta untuk kali ini aja kamu bertemu dengan lelaki itu. Jika memang setelah mengenal kepribadian Revan, hati kamu masih juga nggak sreg kamu bisa menolaknya.”“Ya, Papi sayang. Sekarang istirahat aja biar besok pagi lebih bugar,” cicit Jessica tersenyum memandang Wijaya Atmaja.Setelah itu, Jessica pun merebahkan tubuhnya pada sofa panjang yang berada di depan tempat tidur perawatan Wijaya Atmaja. Sementara Monica sendiri, tidur pada sofa yang ada di ruang tamu pada ruang VIP tersebut. Malam itu, Jessica bermalam di rumah sakit bersama Monica untuk bersama-sama mempersiapkan diri esok hari.Sementara itu, di tempat berbeda Candra dan kru film “Psikopat” berkumpul di halaman belakang Vila milik salah seorang bintang senior bernama Neni yang notabene adalah seorang artis kawakan istri siri dari seorang pengusaha batu bara terkenal. Vila dengan lahan cukup luas y
Tok ... Tok ... Tok ...“Bintang! Jani...!” panggil seorang kru film dari pintu luar kamar Bintang dan Anjani kala jam menunjukkan pukul sembilan pagi.“Ya Bang..., bentar kami gabung.” Terdengar suara Bintang dari dalam kamar.Setelah itu, kru yang membangunkan Bintang itu pun berlalu dari depan pintu kamar tersebut. Sementara di dalam kamar, Bintang yang terbangun karena ketukan pintu dari kru film membangunkan Anjani yang masih tampak terlelap dalam satu selimut dengannya.“Jani! Bangun..., dipanggil tuh sama Om Teguh,” ucap Candra mengguncangkan tubuh Anjani. Kemudian Candra pun, beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi tanpa selembar kain melekat pada tubuhnya.Lima belas menit kemudian, saat Candra keluar dari kamar mandi terlihat Anjani sudah duduk di sisi tempat tidur masih dalam keadaan telanjang bulat. “Udah cepat lo mandi. Tadi Bang Amir yang ketuk kamar kita,” ujar Candra sembari membuka koper tempat pakaiannya dan memakainya.“Semalam kita begituan pake
Sesampai di Vila milik orang tuanya, Jessica pun langsung masuk ke kamarnya dan meminta pada Bibik Emi untuk membuatkan secangkir kopi seraya meminta pada Ujang untuk memberitahukan dirinya kala kedua orang tukang yang telah berjanji dengan Wijaya, bisa bertemu dengannya.“Bik Emi.., tolong buatkan kopi sekalian camilan bawa ke ruang keluarga,” perintah Jessica.“Baik Nona..., ada yang lainnya?” tanya Emi pada Jessica.“Uhm, tolong sekalian minta mang Ujang untuk ke sini,” perintahnya lagi.“Baik Nona...,” jawab Emi berlalu menuju halaman belakang mencari Ujang yang sering mencari kayu dari beberapa pohon pinus yang telah tua untuk dijadikan kayu bakar pada pemanas manual yang ada di ruangan keluarga.Sekitar lima menit kemudian, terlihat Ujang berjalan ke ruang keluarga untuk menemui Jessica.“Nona ... Mang Toha sama mang Dadang, udah datang,” tutur Ujang berdiri menghadap ke arah Jessica dengan jarak sekitar dua meter dari tempatnya berdiri.“Suruh tunggu di dekat kolam ikan yang ma
Usai Candra keluar dari Vila itu, Jessica yang tak mengetahui kalau Dewi menguping sumpah serapah atas diri Candra, baru menyadari kalau ia belum menutup sambungan telepon dari sahabatnya. Dan wanita cantik yang sebenarnya tidak suka menyimpan segala masalah pribadinya, akhirnya mau tidak mau mengatakan apa yang terjadi pada dirinya lewat sambungan telepon pada sahabatnya.“Wi! Elo masih di sana kan?” tanya Jessica dalam sambungan telepon.“Iya,” jawab singkat Dewi tanpa ingin mendesak masalah yang terjadi pada sahabatnya.“Wi..., gue ... Uhm, gue ... Salah jalan. Dan begundal itu kagak sebaik dan sepolos yang elo kira. Lelaki jahanam itu memperkosa gue!” pekik Jessica dengan suara parau menahan tangis dan luka yang teramat dalam hatinya.Sesaat kemudian, tangis Jessica pun pecah. Ada rasa sakit menyusup dalam hatinya kala teringat suatu peristiwa yang tak diduga sama sekali atas kenakalan Candra pada dirinya. Lewat sambungan telepon itu, Jessica dalam tangisnya menceritakan kronologi