Home / Urban / No Cerai No Pisah! / Chapter 48 - Hanyut dalam Gelora

Share

Chapter 48 - Hanyut dalam Gelora

Author: Elodri
last update Last Updated: 2025-08-07 23:29:03

Rosa terbata, "P-panas apa?"

Hembusan napas Devon di dekat telinga Rosa menggelitik lehernya.

Tekanan tubuh Devon yang lama-lama betumpu padanya membuat tubuh Rosa kaku dan salah tingkah. Tidak tau harus menaruh tangannya di mana. Jadi dengan canggung Rosa mengangkat kedua tangannya bertengger di depan dada, sebagai pembatas antara dia dan Devon.

Namun, Devon malah menggeram ketika merasakan gesekan tangan Rosa di dadanya.

Rasa haus yang menggerus tenggorokan Devon semakin parah, hingga dia seakan sedang berada di gurun pasir yang tandus, mati-matian mencari oasis.

Wajah Devon terangkat sedikit, perlahan-lahan mengendus wangi alami Rosa yang meruak dari tengkuknya.

Kemudian kedua lengan kekarnya memeluk pinggang Rosa dan menariknya sampai menempel erat dengan Devon—membagi hawa panas yang membara ini.

Awalnya Rosa tidak paham maksud Devon. Apanya yang panas?

Tetapi begitu bersentuhan dengan Devon, pikiran Rosa langsung meledak. Meski terpisahkan oleh baju, suhu badan Devon teras
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 51 - Siapa yang melukaimu?

    Devon melepaskan bibirnya, pelukannya mengendur untuk memberi ruang bagi napas mereka yang sama-sama tersengal.Sebelum Rosa sempat memproses, lengan kokoh itu mengangkat tubuhnya dengan mudah. Dia dipeluk erat, posisi wajahnya menempel di sisi leher Devon. Aroma samar maskulin dan detak jantung Devon yang berdegup keras terasa begitu dekat, menyelimuti seluruh inderanya.Untuk sesaat, Rosa merasa aman. Devon membawa Rosa ke tempat tidur, kemudian membaringkan Rosa dengan lembut.Rosa berbaring terlentang dengan Devon yang berada di atasnya. Kedua tangan Devon bertumpu di masing-masing sisi wajah Rosa. Mata Devon menatap Rosa lekat-lekat. Setelah mengambil napas, raut wajah Rosa perlahan-lahan berubah hampa dengan air mata yang terus mengalir dan membasahi kasur. "Kenapa kamu nangis lagi?" tanya Devon pelan. Pria itu tidak mengerti. Seburuk itukah ciumannya?Tatapan Rosa melewati Devon dan terpaku pada langit-langit kamar. Selang beberapa detik, dia menjawab, "... Aku nggak mau .

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 50 - Obsesi Baru

    [Curang!][Tekadku bisa goyah.]Devon tersenyum tipis.Bisa jadi karena pengaruh obat perangsang di dalam darahnya, sikap arogannya Devon berkurang. Dia tampak lebih relaks sedikit dibanding biasanya.Badai nafsu di matanya berkurang setitik dan auranya melunak. Tetapi, dekapannya tetap kencang. Devon merasa kesabarannya mulai terkikis.Dia sudah mencicipi kehalusan kulit Rosa. Lembut dan nyamannya memeluk wanita ini. Perasaan puas dahaga yang memenuhi relung hatinya tak terelakkan.Devon seolah kecanduan.Dia mau lagi.Dia butuh lebih dari cukup.Dia ingin meraup setiap bagian tubuh Rosa. Untuk memahatnya dalam jiwa Devon.Dia tak bisa meredamnya. Maka, dia bertindak sesuai insting.Pria itu berupaya meneror Rosa menggunakan pesonanya.Devon memandang Rosa dengan dalam dan menghanyutkan. Sepasang mata gelap itu bersinar terang, bagai menunjukkan Rosa jalan ke tujuan yang Devon dambakan.Tatapannya seolah berkata ‘Terima aku'.Terima dan serahkan kendalimu padaku.Jemari Devon menelus

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 49 - Konfirmasi Perasaan

    Ibu jari Devon bergerak turun sedikit demi sedikit.Dia mengelus-elus pipi Rosa sejenak, sebelum turun kembali dan berhenti di sudut bibir Rosa. Tatapan Devon jatuh pada bibir merah menggoda itu. Membayangkan betapa lembut bibir Rosa ketika dia melumatnya, mengakibatkan napas Devon jadi sedikit tak beraturan. Kali ini Rosa dengan jeli menangkap tanda-tanda Devon akan 'memakannya.'Buru-buru Rosa mengalihkan fokus pria itu dengan bertanya, "Kenapa aku?"[Bukannya kamu sayang sama Kirana?]"Apa karena cuma ada aku di sini, jadi kamu pilih aku?" tuduh Rosa sengit, "aku bisa panggilkan Kirana, kalau kamu mau."Devon menghela napas, kemudian menyatukan keningnya dengan kening Rosa. Pandangannya lurus dan tampak tidak main-main. "Yang aku butuhkan adalah kamu," ujar Devon. "....""Sudah?"Rosa mengerjap-ngerjap cepat. Mulutnya tertutup rapat dan napasnya tertahan. Tubuhnya tegang di saat bersamaan. Devon memberinya waktu untuk memproses. Tatapannya tak pernah berpindah, memaksa Rosa un

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 48 - Hanyut dalam Gelora

    Rosa terbata, "P-panas apa?"Hembusan napas Devon di dekat telinga Rosa menggelitik lehernya.Tekanan tubuh Devon yang lama-lama betumpu padanya membuat tubuh Rosa kaku dan salah tingkah. Tidak tau harus menaruh tangannya di mana. Jadi dengan canggung Rosa mengangkat kedua tangannya bertengger di depan dada, sebagai pembatas antara dia dan Devon. Namun, Devon malah menggeram ketika merasakan gesekan tangan Rosa di dadanya. Rasa haus yang menggerus tenggorokan Devon semakin parah, hingga dia seakan sedang berada di gurun pasir yang tandus, mati-matian mencari oasis. Wajah Devon terangkat sedikit, perlahan-lahan mengendus wangi alami Rosa yang meruak dari tengkuknya. Kemudian kedua lengan kekarnya memeluk pinggang Rosa dan menariknya sampai menempel erat dengan Devon—membagi hawa panas yang membara ini. Awalnya Rosa tidak paham maksud Devon. Apanya yang panas? Tetapi begitu bersentuhan dengan Devon, pikiran Rosa langsung meledak. Meski terpisahkan oleh baju, suhu badan Devon teras

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 47 - Bantu aku redakan panas ini

    Tangan Rosa bergerak menyentuh kalung di lehernya dengan sedikit gemetar. Mata Rosa membulat, terbuka lebar dan menatap Excel bak sedang melihat hantu. Rasa syok bercampur perasaan ... ngeri. Rosa tak sanggup dan tak mau mempercayai ucapan Excel. Entah kenapa firasatnya berkata bila dia percaya, maka Rosa akan langsung terjerumus sesuatu.Sesuatu yang mendebarkan sekaligus menguras jiwanya. Rosa meneguk ludahnya dengan susah payah, kemudian bertanya lirih, "Kata siapa ini simbol cinta?"Excel mengendikkan bahunya acuh. "Aku kenal kalung biru berlian itu.""Value-nya nggak setinggi berlian lain, tapi sejarah kalung itu yang membuatnya mahal," kata Excel sambil menyipitkan mata memandangi kalung Rosa. Excel suka mengoleksi berbagai macam perhiasan. Alasan utamanya karena keluarga Excel berkecimpung di industri tersebut, sementara jika ditanya alasan pribadinya, Excel akan menjawab dia suka memberikan para wanita hadiah perhiasan. Maka dari itu, dia tau banyak soal perhiasan termas

  • No Cerai No Pisah!   Chapter 46 - Simbol Cinta Devon

    [Kenapa dia keliatan bangga begitu]Rosa celingukan pelan-pelan, mencari wujud Devon. Kalau Kirana aneh ke orang lain, mungkin wajar. Tapi kalau anehnya ke Rosa, pasti ada sangkut pautnya dengan Devon.Waktu Rosa tidak menemukan Devon meski pandangannya sudah berkelana kesana kemari, dia mengernyit samar.[Kamu kemana Devon?! Aku malas berurusan sama mantan kamu ini!!]"Aku permisi dulu," ujar Rosa seraya beranjak pergi. [Tadi bilang kalo butuh panggil aja, tapi giliran dibutuhin malah ilang! Cih. Devon emang nggak bisa diandalkan.]Namun, Kirana bertanya secepat Rosa berbalik, "Mau kemana, Rosa?""Cari Devon," jawab Rosa datar.Ian menatap Rosa tak senang. "Buru-buru sekali. Kamu mau kabur? Takut ketahuan kalau kamu berbuat salah ke Kirana sampai membuatnya menangis, ya?"Sebelum Rosa membalas, Kirana meraih lengan Ian seperti menahannya. "Aku nggak apa-apa, Ian. Aku bukan nangis karena Rosa. Dia nggak salah.""Tapi kamu sedih abis ketemu dia," kata Ian dingin.Kirana menggigit bibi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status