Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 57 Makan Malam dan Obrolan Keluarga

Share

BAB. 57 Makan Malam dan Obrolan Keluarga

last update Last Updated: 2025-04-05 18:10:05

Setelah rangkaian acara yang penuh drama mengharu-biru, Edward memperkenalkan Zuri sebagai istrinya yang sah di depan Keluarga Besar Kenneth, suasana di ruang keluarga perlahan berubah menjadi lebih hangat dan akrab. Nyonya Rahayu Kenneth, atau yang akrab dipanggil Bunda Ayu, berdiri dengan senyum lembut di wajahnya.

"Edward, Zuri," panggilnya, menarik perhatian pasangan muda itu.

"Ayo, kita semua makan malam dulu. Bunda sudah menyiapkan hidangan spesial untuk kita semua."

Edward dan Zuri saling pandang dan tersenyum, lalu mengangguk serempak. "Terima kasih, Bunda," jawab Zuri dengan sopan, mengikuti Edward menuju ruang makan.

Anggota keluarga lainnya pun segera mengikuti mereka, meninggalkan ruang keluarga yang megah menuju ruang makan yang tak kalah indah.

Ruang makan itu besar dan elegan, dengan meja panjang yang dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat. Di satu sisi meja, terlihat masakan khas Indonesia seperti rendang, sate, dan gado-gado. Di sisi lain, tersaji makanan Western s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 58 Sebuah Email

    Pagi itu, Ranti duduk di depan laptopnya di ruang kerja kecilnya yang nyaman. Cahaya matahari masuk melalui jendela besar, menerangi ruangan yang penuh dengan dekorasi dan pernak-pernik pernikahan. Di meja kerjanya terdapat beberapa catatan, daftar klien, dan kalender yang penuh dengan jadwal padat. Ranti menghirup secangkir kopi yang sudah hampir dingin, bersiap untuk memulai hari kerja yang panjang. Dia membuka emailnya seperti biasa, meninjau beberapa pesan masuk dari klien yang membutuhkan konfirmasi atau mengajukan pertanyaan. Beberapa email berisi tawaran kerja sama, dan sebagian lagi adalah undangan untuk mengikuti pameran pernikahan. Semuanya terlihat normal dan rutin seperti hari-hari sebelumnya.Namun, pandangannya tiba-tiba tertuju pada satu email yang baru saja masuk. Subjek email tersebut berbunyi, "Proposal Penawaran Jasa Wedding Organizer - Urgent.”Tidak ada yang terlalu aneh dengan email itu sendiri, akan tetapi ketika Ranti melihat pengirimnya, napasnya tiba-tiba t

    Last Updated : 2025-04-05
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 59 Persiapan Pernikahan

    Keesokan harinya,Pagi yang cerah di Kota Jakarta, Ranti dan timnya bersiap memulai hari mereka dengan energi baru di kantor wedding organizer miliknya. Kemarin pagi Ranti baru saja menerima kabar jika Light WO telah dipilih untuk menangani salah satu proyek terbesar dalam karir mereka. Yaitu pernikahan seorang pengusaha sukses, Edward Kenneth, yang akan menikahi kekasihnya, Zuri Agnesa. Lokasi resepsi adalah di hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, dengan tema royal wedding yang elegan dan mewah."Ini adalah kesempatan besar bagi kita semua," ujar Ranti dengan antusias kepada timnya. Di hadapannya ada lima anggota timnya antara lain Rina, Rani, Dani, Bayu, dan Tika. Mereka semua duduk mengelilingi meja bundar besar di ruang rapat kantor."Benar sekali, Mbak Ranti. Kita harus memastikan semuanya berjalan dengan sempurna," tambah Rina, tangan kanannya yang selalu siap membantu di setiap situasi sulit dan memdesak.Ranti mengangguk. "Guys, sebagai informasi penting untuk kita semua

    Last Updated : 2025-04-05
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 60 Cemburu Tanda Cinta

    Makan siang bersama istri tercinta,Siang itu, Edward dan Zuri memutuskan untuk menghabiskan waktu makan siangnya di sebuah restoran western di Plaza Indonesia. Restoran yang mereka pilih menawarkan suasana yang elegan dan tenang, cocok untuk sepasang pengantin baru yang ingin menikmati waktu bersama di tengah kesibukan sehari-hari. Edward, seorang pengusaha sukses dengan jadwal padat, merasa perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk Zuri, istrinya yang baru saja dinikahinya.Saat pelayan datang, Edward dan Zuri dengan antusias memesan hidangan favorit mereka. "Sayang … aku akan pesan steak medium rare dan salad caesar untuk kita. Kalau kamu mau pesan apa, Cintaku?" ucap Edward dengan senyum lebar.Zuri menatap menu sebelum akhirnya memutuskan. "Mmmmm, sepertinya aku mau pasta carbonara dan jus jeruk," jawabnya sambil tersenyum manis kepada pelayan restoran.Sementara sang pelayan mulai mencatat menu pilihan keduanya.“Baik, ditunggu sebentar ya, Tuan dan Nona,” sahut pelayan terseb

    Last Updated : 2025-04-05
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 61 Edward, Si Pria Pemilih

    Setelah makan siang yang sedikit terganggu oleh kehadiran Bertha, Edward dan Zuri melanjutkan hari mereka di Plaza Indonesia dengan langkah pasti. Saat ini keduanya sedang menuju ke sebuah butik ternama yang sudah lama terkenal dengan koleksi gaun pengantin mewahnya. Edward sudah membuat janji untuk fitting baju pengantin hari ini, dan mereka tidak ingin terlambat.Saat keduanya mulai memasuki butik, suasana langsung berubah menjadi lebih hangat. Di dalam sana, sudah ada tiga wanita beda generasi dari Keluarga Kenneth yang menunggu dengan senyum lebar. Bunda Ayu, ibunda Edward, berdiri dengan anggun mengenakan dress elegan berwarna biru. Di sebelahnya ada Kak Nesa, kakak perempuan Edward yang baru datang dari Sydney. Wajahnya memancarkan kegembiraan saat melihat Edward dan Zuri. Yang terakhir adalah istri dari Kak Andre, menantu pertama keluarga Kenneth, yang juga berdiri dengan senyum ramah."Zuri! Akhirnya kita bertemu," seru Kak Nesa dengan antusias sambil mendekat dan memeluk Zur

    Last Updated : 2025-04-08
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 62 Edward, Si Pria Pemilih Part 2

    Plaza Indonesia di Senayan, Jakarta, masih ramai di sore hari itu. Di dalam sebuah butik mewah, Edward sedang berdiri dengan cermat di depan rak-rak tuksedo, matanya menelusuri setiap setelan dengan teliti. Di sekelilingnya, beberapa anggota keluarga dan staf butik menunggu dengan sabar, meskipun mulai merasa lelah.Bunda Ayu, ibunda Edward, tampak duduk di sofa empuk, mengamati putranya dengan pandangan penuh kasih akan tetapi juga sedikit putus asa dan mulai kesal sendiri. "Edward, kita kan sudah memilih gaun pengantin untuk Zuri yang sungguh sempurna. Apa kamu tidak bisa sedikit lebih cepat untuk memilih tuksedo-mu sendiri?" ucap sang ibu dengan nada lembut namun tegas.Edward, CEO dari EK Corp, hanya tersenyum kecil tanpa mengalihkan pandangannya dari deretan tuksedo yang ada di hadapannya. "Bundaku Sayang, resepsi pernikahanku dan Zuri adalah hari yang sangat penting, bagiku. Jadi sudah pasti banget aku ingin semuanya sempurna," jawabnya, suaranya terdengar tenang namun penuh

    Last Updated : 2025-04-08
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 63 Makan Malam Keluarga

    Malam perlahan menyelimuti Kota Metropolitan, Jakarta ketika anggota Keluarga Kenneth akhirnya keluar dari butik setelah sesi pemilihan tuksedo yang panjang dan melelahkan. Edward, yang dikenal perfeksionis, akhirnya puas dengan pilihannya. Zuri, sang istri yang sabar, serta Bunda Ayu, Kak Nesa, dan istrinya Kak Andre, mengikuti di belakangnya dengan perasaan lega."Sudah malam sekali," gumam Bunda Ayu sambil melirik jam tangan berlapis emas di pergelangan tangannya. "Bagaimana kalau kita makan malam dulu sebelum pulang? Bunda lapar sekali, nih."Zuri mengangguk setuju. "Ide bagus, Bunda. Di sini ada restoran Jepang yang terkenal, namanya Shabu Shabu House. Makanan yang disediakan di sana terkenal segar dan enak. Apa kita mau ke sana saja?"Edward, sambil merapikan jasnya, mengangguk. "Tentu, itu pilihan yang baik, Sayang. Aku juga lapar setelah semua pemilihan tuksedo yang sungguh merepotkan tadi," jawabnya sambil tersenyum kecil, menyadari betapa dia telah membuat semuanya menung

    Last Updated : 2025-04-08
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 64 Pertemuan Keluarga

    Keesokan harinya,Setelah selesai dengan meeting pagi yang berlangsung hingga tengah hari, Edward, sang CEO EK Corp, berdiri dari kursinya di ruang rapat. Pria tampan itu lalu melirik jam tangannya sekilas, memastikan waktu sebelum berpaling ke arah para peserta rapat yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaannya.“Terima kasih atas kerja samanya pagi ini. Saya harus pergi sekarang karena ada urusan keluarga yang perlu saya urus,” ucapnya dengan nada tegas namun bersahabat. Para manajer mengangguk mengerti, dan ada beberapa di antaranya melontarkan senyum simpul. Edward berbalik dan berjalan keluar dari ruang rapat, menuju ruang sekretariat di mana Zuri, istrinya, bekerja. Dia melihat Zuri tengah sibuk mengatur beberapa dokumen di meja kerjanya.“Zuri, apakah kamu sudah siap?” tanya Edward sambil tersenyum, menghampiri istrinya. Zuri menoleh dan tersenyum lembut. “Ya, sebentar lagi, Mas. Aku hanya perlu merapikan ini sedikit lagi,” jawabnya sambil menutup map yang ada

    Last Updated : 2025-04-09
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 65 Edisi Jalan-jalan

    Pagi itu, sinar matahari menembus jendela-jendela kaca gedung perkantoran EK Corp, memberi suasana hangat di langit Jakarta yang cerah. Edward, seorang CEO muda dyang cemerlang, baru saja menyelesaikan rapat dengan para manajer serta jajaran penting di perusahaannya. Dengan senyum puas, pria tampan itu melangkah keluar dari ruang rapat dan menuju ke dalam kantornya yang berada di lantai tertinggi gedung itu.Setibanya di kantor pribadinya, Edward langsung disambut oleh pemandangan yang tiba-tiba sangat menenangkan hatinya saat ini. Zuri, sang istri, sedang duduk manis di sofa sambil membaca sebuah majalah. Zuri baru saja meminta izin dari bagian sekretariat untuk menunggu suaminya, siap memulai hari yang sudah mereka rencanakan sejak kemarin.“Halo, My Baby,” sapanya kepada istrinya.“Mas Edward. Kamu datang juga. Sudah selesai meeting-nya, Sayang?” Zuri menyambut Edward dengan senyum manisnya.Edward mendekati Zuri, mencium keningnya dengan lembut. “Sudah dong, Cintaku. Semua ber

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status