Home / Romansa / OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU / BAB. 67 Ranti Bersembunyi

Share

BAB. 67 Ranti Bersembunyi

last update Last Updated: 2025-04-09 14:39:32

Di suatu siang di Kota Jakarta,

Ranti, seorang owner Light Wedding Organizer sedang berdiri di tengah-tengah ballroom megah Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan. Gadis cantik itu sedang memandangi setiap sudut ruangan yang telah dihiasi dengan sempurna. Cahaya kristal lampu gantung memantul indah di permukaan marmer, sementara rangkaian bunga-bunga putih dan pink menghiasi setiap meja, kursi, dan sudut ruangan. Bunga mawar, lili, dan anggrek yang tertata rapi menciptakan suasana elegan dan romantis, sesuai permintaan pasangan yang akan menikah keesokan harinya yaitu Edward Kenneth, seorang pengusaha sukses dan istrinya tercinta, Zuri Agnesa.

Ranti menarik napas panjang, berusaha mengalihkan pikirannya dari perasaan yang tiba-tiba kembali menyeruak. Ruang ballroom yang begitu megah seharusnya membuatnya bangga, karena ini adalah puncak dari hasil kerja kerasnya bersama tim Light WO. Namun, dibalik kebanggaan itu, ada rasa sakit yang tidak bisa dihindari olehnya.

"Sempurna," bisik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 68 Royal Wedding Edward dan Zuri

    Ballroom Hotel Rafless di Kuningan, Jakarta Selatan, berubah menjadi tempat yang memukau hari itu. Ruangan luas tersebut telah disulap menjadi arena pernikahan mewah sesuai tema yang diusung oleh Edward dan Zuri yaitu "Royal Wedding." Lampu-lampu gantung berkilau elegan, menghiasi langit-langit tinggi, memberikan nuansa kemegahan yang tak terelakkan. Cahaya lembut memantul di atas meja-meja yang dihiasi taplak sutra putih dan bunga mawar segar berwarna merah muda dan putih. Suasana tersebut membuat setiap tamu yang datang terpukau sejenak sebelum mereka mulai bercakap-cakap dan berbaur dengan undangan lainnya.Di sudut ruangan, terdapat kue pengantin yang menjulang tinggi dengan lima lapisan. Dihiasi bunga-bunga gulali yang detail dan elegan, kue itu tampak seperti mahakarya seni. Tak jauh dari situ, meja-meja prasmanan penuh dengan aneka hidangan lezat dari berbagai jenis masakan. Sate lilit Bali, rendang Padang, serta hidangan western seperti steak daging sapi dan pasta alfredo ter

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 69 Royal Wedding Edward dan Zuri Part Two

    Di atas panggung utama yang megah, sorotan lampu mulai berfokus pada Edward dan Zuri yang kini sedang berdiri berhadap-hadapan, tangan keduanya saling menggenggam erat. Di depan mereka, seorang pemuka agama dengan tenang sedang berdiri, yang akan memandu Zuri dan Edward untuk mengucapkan janji suci pernikahan. Ruangan ballroom yang tadinya penuh dengan suara bisikan dan percakapan kini hening, setiap tamu sungguh menantikan momen sakral ini.Pemuka agama itu tersenyum hangat, lalu memulai prosesi pernikahan dengan suara lembut namun penuh wibawa. “Saudara-saudari sekalian, kita berkumpul di sini hari ini untuk menyaksikan penyatuan dalam kasih dari Edward dan Zuri, dua insan yang telah memutuskan untuk menjalani hidup bersama dalam satu ikatan suci pernikahan.”Semua mata tertuju pada Edward yang kini sedikit membungkuk, menatap Zuri dengan mata yang penuh cinta. Suasana masih hening, hanya suara pemuka agama yang terdengar di ruangan itu.“Saudara Edward Kenneth,” ucap pemuka agama,

    Last Updated : 2025-04-11
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 70 Kejutan Untuk Zuri

    Ballroom megah di Hotel Raffles Kuningan itu semakin meriah ketika Edward dan Zuri melangkah perlahan menuju tengah panggung utama, tempat kue pernikahan lima lapis yang menjulang tinggi berdiri dengan anggun. Kue tersebut didesain dengan elegan, dihiasi bunga-bunga berwarna putih dan emas yang melambangkan kemurnian dan kemewahan. Cahaya lampu kristal yang menggantung di langit-langit menambah kesan mewah pada suasana malam itu.Edward menggenggam tangan Zuri dengan erat, keduanya berjalan beriringan di atas karpet merah menuju ke kue pernikahan yang megah itu. Para tamu mulai berkumpul di sekeliling panggung, siap menyaksikan momen simbolis ini. Senyum bahagia tidak pernah lepas dari wajah Zuri, begitu pula dengan Edward yang merasa lega setelah prosesi pernikahan yang sakral tadi. Seakan dunia mereka hanya berdua saja, setiap langkah mereka terasa ringan dan penuh kebahagiaan.MC yang berdiri di ujung panggung menyapa keduanya dengan penuh semangat. "Dan sekarang, saat yang ditun

    Last Updated : 2025-04-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 71 Semakin Meriah

    Resepsi pernikahan Edward dan Zuri di Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan semakin meriah. Di tengah ballroom yang luas, para tamu undangan sedang menikmati berbagai hidangan mewah yang disajikan dengan elegan di sepanjang meja prasmanan. Tatanan dekorasi yang mewah dengan bunga-bunga segar menghiasi setiap sudut ruangan, dan lampu kristal yang berkilauan menciptakan suasana yang hangat namun tetap elegan. Musik lembut mengalun, memberikan latar belakang yang sempurna untuk suasana saat itu.Di salah satu sudut ballroom, terlihat pasangan suami istri, Tuan Edu dan Nyonya Lia, sedang menikmati masakan Jepang. Mereka adalah kolega bisnis Edward yang telah lama bekerja sama dalam berbagai proyek. Tuan Edu, dengan penampilannya yang rapi dalam setelan jas hitam, tampak sangat puas dengan sushi yang dia sedang nikmati."Sayang, aku tidak pernah menyangka sushi yang ada di sini akan seenak ini," ucap Tuan Edu sambil mengambil satu potong lagi. "Sayangku Lia, kamu harus mencobanya."Ny

    Last Updated : 2025-04-12
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 72 ucapan Selamat Untuk Kedua Mempelai

    Setelah acara makan-makan selesai dan para tamu puas dengan hidangan yang berlimpah, kini tiba saatnya bagi mereka untuk memberikan selamat kepada Edward dan Zuri, yang telah resmi menjadi pasangan suami istri. Ballroom yang sebelumnya dipenuhi oleh gelak tawa dan obrolan hangat kini berubah suasana menjadi lebih formal namun tetap penuh kehangatan. Para tamu mulai berbaris rapi, mengantri untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai.Edward dan Zuri berdiri di panggung yang telah didekorasi dengan bunga-bunga putih dan merah muda, serta berbagai macam bunga-bunga lainnya yang beraneka warna, berhadapan langsung dengan para tamu yang mulai mengantri. Wajah mereka berseri-seri, dan tampak jelas bahwa semua orang sangat bahagia. Zuri terlihat anggun dalam gaun pengantinnya, sementara Edward tampak gagah dalam setelan tuksedo coklat klasik yang begitu sangat elegan. Mereka saling menggenggam tangan, menatap tamu-tamu mereka dengan penuh syukur.Di barisan pertama, tampak Mirah, sahab

    Last Updated : 2025-04-13
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 73 Acara Sukses Sampai Akhir

    Profesionalitas seorang Ranti,Ballroom hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan tampak megah dengan dekorasi yang elegan. Cahaya lampu kristal berkilauan, mengiringi setiap langkah tamu yang hadir dalam resepsi pernikahan Edward dan Zuri. Semua detail, dari hiasan bunga hingga susunan meja, tertata sempurna. Di balik kesempurnaan ini, berdirilah Ranti, pimpinan Light WO, yang dengan bangga mengawasi seluruh acara. Resepsi ini adalah puncak dari begitu banyak persiapan yang intens, dan Ranti bersama timnya berhasil mensukseskan acara tersebut tanpa cacat.Ranti berdiri di sudut ballroom, melihat ke arah pasangan pengantin yang baru saja memasuki ruangan. Senyum merekah di bibirnya, meski di dalam hatinya, ada rasa yang sulit diabaikan. Edward, mantan kekasihnya, kini telah bersanding dengan Zuri, wanita yang dipilihnya untuk mengarungi hidup bersama. Namun, Ranti bertekad untuk tetap profesional."Apa semuanya sudah siap untuk prosesi janji pernikahan?" tanya Ranti kepada salah satu

    Last Updated : 2025-04-13
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 74 Perjalanan Bulan Madu

    Setelah acara resepsi pernikahan Edward dan Zuri yang megah di Hotel Rafless selesai, suasana mulai mereda. Para tamu undangan sudah mulai meninggalkan lokasi, namun masih ada beberapa keluarga dan sahabat dekat yang tetap tinggal, berbicara dan mengabadikan momen terakhir bersama kedua mempelai. Zuri yang masih mengenakan gaun pengantin putih anggunnya tersenyum sambil melihat sekeliling, menyadari betapa indah hari yang baru saja berlalu."Sayang, sepertinya sudah saatnya kita berangkat," ucap Edward lembut sambil menggenggam tangan Zuri. "Kita harus berganti pakaian dulu sebelum berangkat ke bandara," tuturnya kepada sang istri.Zuri mengangguk, sambil tersenyum manis. “Benar, aku hampir lupa. Malam ini kita akan terbang ke Vienna, Austria, ya?”Edward tersenyum hangat. “Iya, Sayang. Perjalanan bulan madu kita akan segera dimulai.”“Siap, Mas. Ayo kita ganti baju dulu,” sahut Zuri antusias.Keduanya pun berjalan beriringan menuju ruang ganti yang telah disediakan oleh hotel. Di

    Last Updated : 2025-04-14
  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 75 Welcome To Vienna

    Setelah menempuh perjalanan panjang selama kurang lebih dua belas jam perjalanan udara di dalam pesawat, Edward dan Zuri akhirnya tiba di bandara internasional Vienna, Austria. Tubuh keduanya memang terasa lelah, namun semangat liburan bulan madu mereka tetap tinggi. Udara dingin yang menusuk langsung menyambut ketika Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari pesawat. Matahari hampir mencapai puncaknya, menunjukkan bahwa hari hampir beranjak siang.Zuri, yang memakai mantel pink tebal, merapatkan syal di lehernya sambil mulai menarik kopernya. "Akhirnya kita sampai juga, Mas" ucapnya lega, memandang Edward dengan senyuman."Iya, Sayangku. Selamat datang di Vienna, Austria. Semoga hotelnya sesuai ekspektasi," jawab Edward dengan senyum kecilnya, mencoba menyembunyikan rasa khawatirnya. Ternyata pria tampan itu diam-diam telah mempersiapkan segalanya dengan sangat matang untuk membuat bulan madu mereka menjadi sempurna.Begitu Edward dan Zuri mulai melangkah keluar dari terminal ked

    Last Updated : 2025-04-14

Latest chapter

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 100 Akhir Bahagia Bersama Keluarga

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri dipenuhi kegembiraan. Liburan anak-anak telah tiba, dan janji Edward untuk membawa mereka keliling Kota London semakin mendekati kenyataan. Zuri tampak sibuk di kamar, mengemas barang-barang untuk perjalanan panjang mereka."Nasya, Sayang, jangan lari-lari! Kita akan berangkat sebentar lagi," ujar Zuri sambil tersenyum melihat putri bungsunya yang berlari-lari kecil di sekitar tempat tidur.Nasya, yang baru berusia tiga tahun dan duduk di playgroup, menghentikan langkahnya dan menatap Zuri dengan senyum lebar. "Mommy, Nasya boleh bawa boneka nggak?" tanyanya dengan mata berbinar-binar."Boleh, Sayang. Tapi cuma satu, ya? Jangan kebanyakan barang," sahut sang ibu.Sementara itu, di ruang tamu, Edward sedang membantu kedua anak laki-lakinya, Edzhar yang berusia tujuh tahun dan Ben yang berusia enam tahun, mengemasi mainan yang akan mereka bawa."Daddy, nanti di London kita naik bus tingkat, ya?" Edzhar bertanya sambil memasukkan mobil mai

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 99 Kelahiran Baby Nasya

    Sore yang mendebarkan,Saat sore menjelang, langit Jakarta memancarkan semburat jingga yang indah, namun hati Edward, sang CEO EK Corp terasa tak tenang. Baru saja dia selesai menandatangani berkas terakhir di kantornya ketika ponselnya berdering. Dengan cepat pria sibuk itu menjawab panggilan tersebut.Edward :”Hallo, Maid. Ada apa?”Maid :"Tuan, Nonya Zuri sudah dibawa ke rumah sakit. Sepertinya sudah waktunya melahirkan!" suara maid-nya terdengar di ujung telepon.Edward langsung berdiri, rasa panik mulai menyeruak di dadanya. “Baik, saya segera ke sana,” jawabnya sebelum memutus panggilan dari sang asisten rumah tangga. Pria itu lalu meraih jasnya dengan cepat, berlari menuju lift, dan segera melangkah ke mobilnya yang ada di parkiran.Perjalanan dari kantor Edward di kawasan pusat Jakarta menuju rumah sakit keluarga langganan keluarganya, biasanya memakan waktu lama karena kemacetan yang tak terelakkan. Namun, sore itu, keajaiban seolah berpihak kepadanya. Jalanan tampak lebi

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 98 Kabar Baik Untuk Semua

    Di suatu pagi,Suasana di rumah Edward dan Zuri sangat tenang dan damai. Sinar matahari di hari Sabtu pagi menyelinap di antara dedaunan pohon yang rimbun, menerangi halaman rumah yang luas, termasuk kolam renang pribadi mereka. Di sana, Edward tampak sedang berenang dengan putra-putranya, Edzhar dan Jacob Benedict yang biasa dipanggil Ben yang juga telah dikaruniai oleh Tuhan kepada mereka dan ikut meramaikan keluarga kecil Edward dan Zuri.Edward dengan sabar mengajarkan kedua putranya cara berenang gaya bebas saat ini.“Lihat, Daddy! Aku bisa melakukannya!” teriak Edzhar, anak sulung mereka yang baru berusia lima tahun, sambil mencoba menggerakkan tangannya dengan gaya bebas.“Bagus, Nak! Teruskan! Ben, kamu juga harus mencoba, ya,” seru Edward sambil mengawasi kedua putranya dengan penuh perhatian.Ben yang masih berusia empat tahun mencoba mengikuti, namun gerakannya masih kaku. “Daddy, aku agak susah berenang, airnya malah masuk ke dalam hidungku,” rengek Ben sambil mengusap wa

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 97 Kejutan Dari Edward

    Beberapa bulan kemudian,Hari ini adalah hari istimewa bagi Zuri dan Edward. Tepat tujuh bulan sudah usia kandungan Zuri, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit setelah pemeriksaan USG yang menunjukkan bahwa mereka akan dikaruniai seorang anak laki-laki. Hasil pemeriksaan itu membuat mereka semakin antusias untuk menyambut kehadiran sang buah hati. Edward, yang selalu memperhatikan setiap detailnya, sudah lama merencanakan acara tujuh bulanan untuk merayakan momen istimewa ini. Acara tersebut digelar di ballroom hotel Fairmont, Jakarta, dengan dekorasi elegan dan suasana yang penuh kehangatan.Ballroom yang luas itu dihiasi dengan bunga-bunga berwarna putih dan biru pastel, mencerminkan tema kebahagiaan menyambut putra mereka. Di tengah ballroom, tampak panggung kecil dengan meja panjang yang dihiasi kue tujuh bulanan dan berbagai hadiah untuk Zuri. Para tamu mulai berdatangan, dan suasana semakin meriah dengan kehadiran keluarga dan teman-teman dekat pasangan ini.Zuri mengena

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 96 Penyesalan Edward

    Zuri terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit, wajahnya terlihat pucat akan tetapi tampak lebih tenang setelah beberapa jam dirawat di UGD. Setelah dipastikan kondisinya stabil, tim dokter memutuskan untuk memindahkannya ke ruang perawatan yang berada di lantai atas. Keadaannya mungkin sudah lebih baik, namun kekhawatiran masih menggelayuti wajah setiap orang yang menunggunya di luar.Bunda Ayu, Opa Bram, Jemy, Mirah, dan Bobby sudah menanti dengan penuh harap di depan pintu ruang perawatan. Ketika perawat memberitahu bahwa mereka diperbolehkan masuk, Bunda Ayu segera melangkah masuk, diikuti oleh yang lainnya. Dengan langkah tergesa, Bunda Ayu menghampiri menantu kesayangannya yang masih terbaring di ranjang, sambil menggenggam erat tangan Zuri."Zuri, syukurlah kamu baik-baik saja, Nak," ucap Bunda Ayu dengan suara penuh kelegaan. “Bunda sangat khawatir tadi.”Zuri tersenyum lemah, akan tetapi senyum itu cukup untuk menenangkan hati Bunda Ayu. "Terima kasih, Bunda. Saya juga ber

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 95 Zuri Dilarikan Ke Rumah Sakit

    Jemy melangkah cepat di tepian Pantai Ancol, langkah-langkahnya teratur namun tegang. Dia memeluk tubuh Zuri yang pingsan dengan erat, tubuh perempuan itu terasa ringan di pelukannya, akan tetapi beban yang dirasakan Jemy di hatinya jauh lebih berat. Pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran. Untungnya Tadi, sebelum dia menggendong Zuri, dia sempat menelepon Bobby, yang juga merupakan sepupu Edward, yang baru saja selesai mengikuti rapat penting di gedung yang sama yang ada di area Pantai Ancol."Bobby, aku sudah menemukan keberadaan Zuri. Tapi dia sedang pingsan! Sekarang aku sedang menggendongnya, cepat siapkan mobil di parkiran. Kita harus segera ke rumah sakit!" Suara Jemy terdengar panik di telepon.Tanpa banyak bicara, Bobby langsung bergegas menuju parkiran dan menyiapkan mobilnya.Sesampai di parkiran, Bobby melihat Jemy datang dengan langkah cepat, Zuri berada dalam gendongannya. Bobby segera membuka pintu penumpang yang ada di belakang, memberikan ruang bagi Jemy untuk memasuk

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 94 Untung Ada Jemy

    Beberapa saat yang lalu,Angin pantai Ancol berhembus lembut, membawa aroma asin laut yang memenuhi area itu. Zuri berjalan dengan langkah pelan, menyusuri garis pantai. Hatinya terasa berat, penuh dengan kekesalan yang belum juga hilang setelah pertengkarannya dengan Edward, suaminya. Kata-kata tajam dari Edward tadi, masih terngiang-ngiang di telinganya, membuatnya sulit untuk menenangkan diri.Dia berhenti sejenak, menatap riak kecil yang menggulung di permukaan air. Pasir halus di bawah kakinya terasa dingin dan menenangkan, namun rasa sakit di hatinya tetap tidak berkurang. Edward jarang sekali marah, tapi kali ini, pertengkaran mereka begitu hebat hingga Zuri memutuskan untuk menjauh sementara waktu.Dia tak ingin kembali ke apartemen yang terasa begitu sempit dengan ketegangan.Perempuan cantik itu semakin kesal kepada Edward karena sang suami tidak mau mendengarkan penjelasannya sedikitpun.Bahkan Edward malah pergi meninggalkannya di apartemen sendiri. Hal itu semakin membuat

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 93 Situasi Semakin Buruk

    Di sebuah apartemen,Sore yang cerah perlahan berubah menjadi kelabu di langit Jakarta ketika Ranti, seorang wanita karier yang sukses, baru saja tiba di apartemennya. Setelah melalui hari yang panjang dan melelahkan di kantor, Ranti berharap bisa menemukan ketenangan di rumahnya. Namun, langkah cepatnya begitu memasuki apartemen seolah menggambarkan keresahan yang sejak tadi melanda pikirannya. Ada hal lain yang jauh lebih penting mengisi benaknya saat ini yaitu tentang sepupunya, Tari.Tari sejak beberapa bulan yang lalu tinggal bersamanya di apartemen ini. Setelah sebelumnya sang sepupu dirawat di sebuah rumah sakit jiwa di salah satu sudut Kota Jakarta.Tari mengalami gangguan jiwa saat Edward, mantan kekasih dari sang sepupu memutuskan hubungan dengannya. Hal tersebutlah yang membuat Ranti ingin membalaskan dendam Tari terhadap Edward, yang juga merupakan mantan kekasih pengusaha sukses itu.Namun sayangnya, Ranti yang awalnya hanya ingin memainkan perasaan Edward. Malah benar-b

  • OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU    BAB. 92 Bunda Ayu Menjelaskan Semuanya

    Kedatangan Bunda Ayu,Nyonya Rahayu Kenneth, dengan gaun hijau lumutnya yang menambah wibawanya, turun dari mobil mewahnya di depan kediaman megah Opa Bram. Tangannya menggenggam tas kulit elegan, sementara langkahnya mantap memasuki halaman yang asri, dipenuhi oleh pepohonan tua dan bunga-bunga yang tertata rapi. Sejak suaminya meninggal, Opa Bram, ayah mertuanya, menjadi salah satu tumpuan hidupnya dalam menghadapi berbagai situasi. Dia merasa perlu bertemu dengannya hari ini.Begitu pintu besar kayu jati terbuka lebar, Asisten Geri, pria berwajah dingin yang selalu setia melayani Opa Bram, menyambutnya dengan senyum hangat.“Selamat pagi, Nyonya Rahayu,” sapa Asisten Geri dengan sopan, membungkukkan badannya sedikit. “Opa Bram sudah menunggu Anda di ruang kerjanya, Nyonya.”“Terima kasih, Asisten Geri,” jawab Nyonya Rahayu. Namun, sebelum sempat melangkah lebih jauh, telinganya menangkap suara keras yang berasal dari lantai dua.Suara itu sangat dikenalnya, suara putranya, Edward

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status