Share

Ribut

"Apa maksud, Mbak Desi?" tanyaku langsung mendekat padanya.

Dia membuang wajah. Seolah apa yang ia katakan tak ada berita ulang.

"Ngomong yang jelas, Mbak. Berani ngomong didepan muka orangnya! Jangan beraninya bilang sambil melegos!" Aku mulai terpancing emosi.

"Kenapa? Memang kamu pake pesugihan kan! Makanya jadi begini, Mbak Sarah jadi kena sialnya. Icha bunuh diri dan pernikahan batal. Mempelai laki-laki minta ganti rugi!" Mbak Desi berkata dengan lantang. Aku makin naik pitam.

"Kalau aku pakai pesugihan! Kamu sudah kujadikan ganjal di lereng gunung sana, Mbak!" Aku menunjuk gunung yang menjulang tinggi. Tak peduli berapa pasang mata yang memperhatikanku.

"Bukan Icha atau keluarga Mbak Sarah. Kamu! Karena hanya kamu yang hutang dan tak mau bayar. Itu udah syarat mutlak Buto ijo mau memakanmu karena kamu yang telah memakan uangku!" Emosi sudah tak terkendali. Aku makin di buat jengkel dengan kata-kata nyiyirnya.

Beberapa tetangga yang ada disana saling bisik.

"Sudah, sudah, kalian
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status