Home / Horor / Ojek Dua Alam / Empat pacar Sandy

Share

Empat pacar Sandy

Author: Suci San
last update Last Updated: 2025-03-03 13:17:39

Hari berikutnya, Sandy sudah diperkenankan pulang dari rumah sakit. Seperti biasa Mak Ijah akan menjemput anak itu dengan sepeda motor matic miliknya. Jujur saja selama Mak Ijah mengurus berkas kepulangan, Sandy terus mengekor di belakang ibunya karena dia terus mendengar seseorang memanggil namanya.

Sandy yakin kalau suara itu milik suster berdarah yang mengganggunya beberapa hari kemarin. Karena terus berada di samping ibunya, Sandy pun tidak melihat hantu itu lagi. Pada akhirnya dia berhasil pulang ke rumah.

Hal yang tak disangka-sangka, kepulangan Sandy disambut dengan adanya empat wanita yang berdiri di teras rumahnya. Keempat wanita itu langsung tersenyum begitu melihat Sandy datang.

"Sayangku."

"Ayang!"

"Sayang."

"Sandy."

Keempat wanita itu menyapa dengan sebutan yang berbeda-beda. Sandy yang mendengarnya hanya bisa menelan ludah karena sekarang dia dihadapkan dengan masalah baru.

Lain lagi dengan Mak Ijah yang nampak biasa saja, wanita itu justru cengengesan sendiri. "Makan tuh, makanya jangan jadi playboy kayak bapakmu!" ucap Mak Ijah sambil menoyor kepala putranya.

Sandy merengut karena tak bisa meminta bantuan ibunya. Alhasil dia pun memilih untuk mengajak empat wanita itu masuk ke dalam rumah dengan perasaan canggung.

Usut punya usut, mereka adalah keempat pacar Sandy. Ya, Sandy memang seorang playboy yang setia alias setiap tikungan ada. Hal itu terjadi sudah sangat lama sejak Sandy menjadi anak motor. Ngomong-ngomong soal motor, Sandy jadi teringat pada motor Kawasaki kesayangannya. Di mana gerangan motornya?

"Sayangku, jangan bilang mereka adalah pacarmu juga?" Wanita berambut sebahu bernama Kirana bertanya seraya mengarahkan pandangannya pada ketiga wanita di depannya.

Kirana adalah anak kepala desa tempat Sandy tinggal, tentulah dia yang menjadi pacar pertama Sandy sejak SMP mula.

Sandy terlihat salah tingkah sehingga duduknya menjadi tak nyaman. "Maaf semuanya," ucap Sandy sembari menunduk. Dia tak bisa mengatakan apapun selain meminta maaf.

Suasana di ruang tengah itu menjadi hening seketika. Semuanya sama-sama diam tak tahu harus berbicara apa. Suasana kembali mencari saat Mak Ijah datang dengan membawa nampan berisi lima gelas air minum.

Minuman itu diletakkan di meja untuk menyuguhi tamunya. Setelah itu, Mak Ijah ikut duduk di sebelah Sandy.

"Jadi, sekarang mau bagaimana?" tanya Mak Ijah sambil melirik ke arah putranya.

Yang ditanya balik menatap emat pacarnya secara bergantian. Keempat-empatnya kompak menggelengkan kepala mereka.

"Aku enggak mau putus karena aku pacar pertamanya Sandy," ucap Kirana.

"Aku juga nggak mau putus. Terserah Ayang Sandy mau kayak gimana, pokoknya aku enggak mau putus." Wanita berambut panjang ikal bernama Rahayu sama kukuh tak mau hubungannya dengan Sandy berakhir.

Sekarang giliran si wanita berkacamata, wanita bernama Angel itu juga tidak mau diputuskan. "Selama belum ada janur kuning melengkung, Angel mau tetap jadi pacarnya Sandy," ucap wanita itu.

"Aku juga tidak mau putus," wanita cantik bernama Silvia turut berkomentar.

"Kalau begitu kita sepakat untuk membagi waktu dengan Sandy, ya? Aku mau Sandy bersamaku setiap hari Senin, kalian bertiga terserah hari apa!" Celetuk Kirana.

Tiga pacar Sandy yang lain pun mulai menyemburkan nama hari yang akan menjadi jatah apel Sandy dengan mereka.

Kekompakan mereka justru membuat Sandy pusing. Selama ini dia selalu berkencan dengan mereka secara diam-diam dengan membagi jarak waktu. Namun, ketika para wanita itu bertemu dan membuat kesepakatan tak terduga, Sandy justru merasa resah. Rasanya lebih baik putus dari kaca harus terang-terangan berpacar empat.

Mak Ijah sendiri ikut geleng-geleng kepala dengan kelakuan empat wanita itu. Pikirnya, anaknya tidak memiliki apapun untuk diperebutkan.

Setelah kepulangan keempat pacarnya. Sandy termenung sendiri di meja makan. Dia mengaduk makanan di piring dan belum memakannya satu sendok pun.

"Masih ngelamunin pacar-pacarmu?" Mak Ijah bertanya seraya menggeser kursi dan duduk di sana.

Sandy menatap ke arah ibunya. "Aku harus gimana, Mak?" tanyanya.

"Mana emak tahu, ya tanggung jawab, lah!" sahut Mak Ijah tak acuh.

"Ya elah, Mak. Bantuin mikir napa? Aku malah takut setelah mereka saling bertemu," ucap Sandy.

"Ya kamu cari kesibukan saja supaya tidak ada kesempatan untuk bertemu dengan mereka," timpal Mak Ijah. "Lagian mereka ini aneh, kayak nggak ada laki-laki lain saja!" sambungnya.

Itulah asal muasal seorang Sandy banting setir dari pembalap jalanan menjadi tukang ojek. Beberapa hari setelah kepulangannya dari rumah sakit, Sandy sudah bergabung dengan tukang ojek online lain di pangkalan.

Tanpa diduga, di pangkalan ojek juga menganut sistem senioritas. Krena dia lebih good looking dan paling muda, Sandy tidak diizinkan untuk menarik penumpang dan diberi jatah sore atau malam dari pada siang hari. Tentunya hal itu sedikit menyulitkan karena semakin malam, pelanggan semakin berkurang.

Meskipun demikian, Sandy tidak berburuk sangka maupun berkecil hati. si playboy itu memilih untuk manut dan tak mau protes.

Malam itu, Sandy tengah menyeruput sisa kopi yang sudah dingin. Di sebelahnya masih ada satu tukang ojek pangkalan bersamanya.

"Kang Ujang, mau ke mana?" Sandy bertanya dengan dahi berkerut.

"Saya mau pulang, ah. Udah malem, istri saya sudah kirim W******p, tuh!" Pria bernama Ujang itu menunjukkan pesan dari istrinya kepada Sandy.

Sandy cemberut, itu artinya dia akan sendirian di pangkalan. Dan Sandy tidak mau itu terjadi. "Kalau begitu, saya juga mau pulang bareng Kang Ujang, deh," ucapnya.

Kang Ujang cengengesan. "Kamu pasti takut di sini sendirian," gumamnya.

"Emang!" Sandy tidak membantah sama sekali.

"Tapi itu kayak ada pelanggan, San." Kang Ujang memicingkan mata ke ujung jalan.

Sandy turut melihat ke arah yang sama. Di sana memang terlihat siluet seseorang yang berjalan ke arah mereka. Nampaknya karyawan yang baru pulang bekerja lembur, hal biasa karena daerah itu memang ada pabrik dengan tiga shift kerja.

"Kamu yang ambil saja ya, San..." ucap Kang Ujang.

Sandy pun sumringah. "Makasih, Kang!" serunya senang. Dia senang karena mendapat penumpang sebagai penutup mengojek malam itu.

Kang Ujang sudah melaju pergi meninggalkan pangkalan ojek. Sama halnya dengan Sandy, pemuda itu bersiap naik ke atas motor agar lebih cepat pergi begitu pelanggan datang.

Tak lama, kok motor terasa lebih berat. Sandy juga merasakan sentuhan di pundaknya.

"Ke Dano, ya..."

Suara seorang wanita terdengar menyebutkan satu daerah di kampungnya.

"Siap, Neng!" Sandy menjawab dengan penuh semangat.

Motor pun melaju pergi meninggalkan pangkalan.

Suasana hampir tengah malam itu terasa dingin. Sandy yang mengenakan jaket saja masih bisa merasakan dinginnya. Pemuda itu tiba-tiba merasa aneh karena penumpangnya nampak santai seperti tidak merasa kedinginan sedikitpun.

"Neng, nggak kedinginan?" Sandy yang kepo pun bertanya.

"Enggak, 'kan ada Abang Sandy," jawab si penumpang wanita.

Sandy merasa sedang digombali oleh penumpangnya pun tersenyum canggung. "Ah, si Neng bisa aja. Dari mana aja atuh Neng, jam segini baru pulang? Kerja shift dua, ya?" tanya Sandy lagi.

"Enggak, kok. Saya memang sengaja nyari Abang Sandy karena tiba-tiba pulang dari rumah sakit," jawab wanita itu.

Kening Sandy pun berkerut. "Rumah sakit? Kok bisa orang dari rumah sakit nungguin saya?" tanya Sandy penasaran.

"Bisa atuh, Bang. 'Kan kita pernah ketemu malam itu, ingat saat Abang sampai ngompol di celana?" Kali ini suara si wanita berubah. Lebih datar dan sangat mendayu berbeda dengan suara wanita pada umumnya.

Sandy mengingat suara itu, suara yang mirip sekali dengan suster berdarah yang ia lihat di rumah sakit. Mengingat itu, perut Sandy pun mules seketika. Laju motor mulai oleng dan Sandy sudah merengut hampir menangis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ojek Dua Alam   Weton Jum'at Kliwon

    Selama libur mengojek, bukannya bisa bersantai, Sandy justru didatangi oleh hantu wanita yang terus menerus meminta untuk diantarkan pulang. Meskipun terganggu, Sandy berusaha mengabaikan rengekan makhluk tersebut dan tetap fokus pada kegiatannya di rumah.Setiap malam hantu wanita itu akan tidur di samping Sandy, menempel di gendongannya ketika Sandy berbenah rumah, bahkan kadang sampai ikut masuk ke kamar mandi. Dirasa sudah terlalu mengganggu, Sandy tidak dapat menahan diri untuk tidak menimpali."Dengar, Mbak, saya ini lagi libur. Tolong hargai dong," ujar Sandy dengan nada kesal saat hantu wanita itu muncul lagi di hadapannya.Hantu tersebut hanya cengengesan seolah teguran dari Sandy adalah hal lucu yang patut ditertawakan."Malah ketawa!" Sandy nampak tersinggung ketika ditertawakan. Dia mendengus dan berusaha untuk mendepak kepala si hantu wanita yang terus mencemooh di depannya.Saat itu Mak Ijah juga sedang libur bekerja, wanita itu nampak geleng-geleng kepala melihat putran

  • Ojek Dua Alam   Ada yang menjaga

    "Sekarang saya harus bagaimana, Pak ustadz?" Mak Ijah bertanya."Cukup perbanyak doa saja. Insyaallah Sandy tidak akan kenapa-kenapa," jawab Ustadz Abdullah."Tapi, tadi katanya ada jin yang mau mengambil raga anak saya. Itu bagaimana jadinya, ustadz? Apa perlu ada pengusiran semacam ruqyah?" Mak Ijah bertanya kembali. Dia belum puas mendengar jawaban ustadz Abdullah.Ustadz Abdullah tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya perlahan. "Sandy mungkin tidak kuat sampai dia lepas raga, tapi ada hal lain yang melindunginya.""Khodamnya?" Kali ini Angel yang bertanya. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu mengerti dunia supranatural, hanya saja, trend pengecekan khodam membuat dirinya sedikit penasaran sampai mencari tahu di internet tentang hal tersebut. Dan konon, hal-hal semacam itu emang ada di dunia nyata."Bukan. Sandy tidak punya khodam, tapi ada yang menjaganya saja. Tidak terlihat wujudnya, tapi saya bisa merasakan keberadaannya," jelas ustadz Abdullah. Lalu, sang ustadz melirik ke ara

  • Ojek Dua Alam   Jin yang ingin menguasai tubuh Sandy

    Meskipun dia telah menyelesaikan kasus pembunuhan tragis yang menimpa Maryati, dia tidak bisa begitu saja melupakan keluarga yang ditinggalkan. Sandy terus mengunjungi rumah Maryati, memastikan bahwa keluarga mendiang mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan dari aparat desa setempat.Dia tidak selalu datang sendiri, kadang-kadang dia membawa ketiga pacarnya, yang juga berbagi rasa kepedulian yang sama. Mereka sering berpatungan untuk membawa makanan dan minuman bagi keluarga Maryati, mencoba meringankan sedikit beban keluarga tersebut.Sandy senang karena pacar-pacarnya itu menunjukkan solidaritas yang luar biasa dan keinginan tulus untuk membantu, menunjukkan bahwa empati dan tindakan nyata dapat meringankan penderitaan orang lain.Sandy bahkan sengaja libur mengojek hanya untuk datang ke rumah Pak Jaja. Seperti yang ia lakukan saat ini. Bersama Angel, karena hanya gadis itulah yang bisa mendapatkan curi. Sedangkan Siska dan Imel sedang ada jadwal pekerjaan yang tak bisa ditinggal

  • Ojek Dua Alam   Arwah termutilasi

    Maryati adalah seorang wanita yang bekerja di pabrik yang sama dengan Imel. Namun, gadis 26 tahun itu hanyalah karyawan biasa. Selain bekerja di pabrik, Maryati juga menggantungkan hidupnya dengan berjualan.Tentunya bukan berjualan makanan atau benda, melainkan menjajakan tubuhnya sendiri. Kehidupannya yang penuh dengan ketidakpastian dan bahaya tidak pernah ia bayangkan akan berakhir tragis di tangan salah satu pelanggannya. Perempuan itu berambut hitam panjang dan memiliki mata yang selalu tampak sedih. Dia sering mengenakan pakaian yang mencolok untuk menarik perhatian pelanggan di hari libur kerja.Maryati terpaksa, karena gajinya hanya sebatas UMR yang pada tahun itu baru menyentuh Rp. 885.000 saja.Suatu malam yang kelam, ketidakpuasan pelanggan terhadap pelayanannya berujung pada kemarahan yang tak terkendali. Maryati dibunuh dengan brutal di kamar kosnya yang sempit. Pelanggan tersebut tidak hanya menghabisi nyawa Maryati, tetapi juga memutilasi tubuhnya dengan sadis, meningg

  • Ojek Dua Alam   First kiss

    Seminar pencegahan bunuh diri yang telah direncanakan akhirnya dilaksanakan di balai desa, mengundang seluruh warga desa untuk hadir. Karena diadakan pada hari Minggu, suasana di balai desa terasa meriah layaknya sebuah acara besar, dengan tepi jalan yang dipenuhi oleh para pedagang kaki lima.Bahkan warga dari kampung lain pun nampak hadir ke tempat tersebut karena rasa penasaran mereka.Sandy, yang menjadi salah satu penggagas acara, turut dibantu oleh ketiga pacarnya yang hadir. Mereka bukan hanya sekedar hadir, tapi juga berperan sebagai pembicara dalam seminar tersebut. Keberadaan mereka di sana menambah dinamika dalam jalannya seminar, membahas tentang pentingnya kesadaran akan kesehatan mental dan cara-cara pencegahan bunuh diri.Ketiga pacar Sandy, meski memiliki latar belakang yang berbeda, kompak dalam menyampaikan materi. Mereka saling melengkapi dalam memberikan perspektif dan solusi praktis yang bisa diaplikasikan oleh warga desa. Kehadiran mereka juga semakin memperkuat

  • Ojek Dua Alam   Arwah Mustafa

    Sandy mengucap salam dan masuk ke dalam rumah. Kening pemuda itu berkerut karena Mak Ijah masih terjaga dan bum juga mengunci pintu, padahal biasanya Sandy tak akan bisa masuk rumah melewati pintu jika pulang sudah lewat tengah malam."Tumben belum dikunci pintunya, Mak?" Sandy bertanya setelah mencium punggung tangan sang ibunda.Mak Ijah mendengus pelan sambil menatap putranya dengan lekat. Hidungnya kembang kempis seakan tengah mencium aroma yang tak biasa. "Siapa lagi yang kamu bawa kali ini? Bau banget!" Mak Ijah memencet hidungnya sendiri sehingga suaranya menjadi bindeng.Sontak Sandy menoleh ke belakang. "Oh, Mak bisa lihat juga bapak-bapak itu?" tanya Sandy."Ya enggak, lah! Mak cuma nyium baunya aja, kamu ngapain bawa-bawa hantu lagi, sih? Nggak inget kemarin Ayu sampai meninggal karena kamu ikut campur urusan orang!?" Mak Ijah berkata dengan nada tinggi. Wanita itu jelas takut bila arwah yang dibawa Sandy kali ini akan membuat putranya terlibat dalam kasus lain yang membaha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status