“Terima kasih, Sayang. Itu cukup memberiku semangat. Aku mau mandi dulu habis itu melanjutkan. Kamu istirahat saja, ya? Biar nanti kalau aku sduah lelah bisa gantian.” Eliana mengangguk. Bayu langsung bangkit menuju kamar mandi. Sesion bercintanya dengan Eliana kali ini seakan membarikan tenaga baru untuknya. Di bawah air yang mengalir dia membersihkan sisa-sisa kenikmatan bersama istrinya. Lelaki itu dengan gemulai langsung menyelesaikan mandinya setelah busa-busa itu sudah menyentuh kulitnya.
“Mau lagi?” Bayu tersenyum.
“Mau tapi tidak bisa. Aku harus menyelesaikan pekerjaan itu. Kamu mandi terus bobok ya?” Bayu hanya mengenakan kaos dan celana saja. Dia tidak mengenakan baju kantor karena memang saudah bukan jam kantor juga. Lelaki bermata coklat itu langsung menghempaskan tubuhnya di kursi kebesarannya dan mengotak-atik laptopnya untuk mengubah beberapa yang harus ditangani.
Hari ini Bayu mendapatkan surat dari kepolisian untuk memberikan keterangan. Lelaki berkulit manis laksana sawo matang itu berpamitan dengan Pak Han juga istrinya untuk jalan ke kantor polisi.“Sayang, Mas berangkat dulu, ya?” Satu kecupan mendarat di kening Eliana. Bayu beranjak untuk meninggalkan istrinya di kantor. Sebelum pergi, Eliana membenarkan dasi yang dipakai Bayu. Wanita itu tersenyum seolah sudah melakukan hal yang besar untuk sang suami.Eliana melepaskan suaminya untuk pergi. Dia melihat punggung suaminya tersebut hingga menghilang ditelan pintu. Eliana kembali fokus dengan pekerjaannya. Bayu turun ke bawah melalui lift eksekutif. Saat keluar dari lift, ada seorang wanita berpapasan dengannya. “Aku nggak nyangka lho, Bang. Kalau ternyata Bang Ojol adalah direktur. Waktu pertama, saya mengira hanya mirip. Tapi ternyata itu benar-benar Abang.Bayu hanya tersenyum menerimanya, sehingga wanita itu sedikit gemas. Dia akan mencubit pipi
Hari ini Bayu mendapatkan surat dari kepolisian untuk memberikan keterangan. Lelaki berkulit manis laksana sawo matang itu berpamitan dengan Pak Han juga istrinya untuk jalan ke kantor polisi.“Sayang, Mas berangkat dulu, ya?” Satu kecupan mendarat di kening Eliana. Bayu beranjak untuk meninggalkan istrinya di kantor. Sebelum pergi, Eliana membenarkan dasi yang dipakai Bayu. Wanita itu tersenyum seolah sudah melakukan hal yang besar untuk sang suami.Eliana melepaskan suaminya untuk pergi. Dia melihat punggung suaminya tersebut hingga menghilang ditelan pintu. Eliana kembali fokus dengan pekerjaannya. Bayu turun ke bawah melalui lift eksekutif. Saat keluar dari lift, ada seorang wanita berpapasan dengannya. “Aku nggak nyangka lho, Bang. Kalau ternyata Bang Ojol adalah direktur. Waktu pertama, saya mengira hanya mirip. Tapi ternyata itu benar-benar Abang.Bayu hanya tersenyum menerimanya, sehingga wanita
Berita Stefan jadi incaran polisi sampai juga di telinga Stefan. Dia panik walaupun berkata bahwa dirinya tidak takut,tapi hanya di bibir saja. Pihak kepolisian sudah koordinasi dengan pihak imigarasi agar mencekal pasport. Dia memijit pelipisnya. Hasrat hati ingin lari dari tanggung jawab malah sudah dicekallebih dahulu. Hari pertama dia sudah mendapatkan surat panggilan dan dikirim ke rumah.“Tuan, ada surat untuk Anda.” Sang pembantu memberikan secarik surat padanya. Dia menerimanya kemudian membuka. Ah, membacanya saja sudah membuatnya sangat gemetar.“Kurang ajar! Bayu mau main-main denganku rupanya. Aku merasa sangat kalah kali ini.” Stefan meremas surat itu. Dia membuang surat tersebut di tempat sampah. Setelah itu mengambil botol brendi yang isinya masih penuh. Dia membukanya kemudian menuang isinya. Dia menyesap harum brendy itu. Setelah itu menenggaknya sampai habis. Rasa panas dari minuman itu menyentuh ten
Beberapa hari setelah itu Stefan kabur ke sebuah pulau hingga sulit untuk ditemukan oleh kepolisian. Bayu sudah menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian. Namun dia mengerutkan keningnya ketika satu siang ada surat panggilan dari pihak kepolisian.“Ada apa, ya?” tanya Bayu pada dirinya sendiri. Tidak lama dari kebingungannya, Eliana datang untuk membawakan kopi susu.“Kenapa, Sayang?” Eliana meletakkan kopi susu di atas meja dan bergelayut manja di pundak suaminya. Lelaki itu membiarkan saja. Dia memperlihatkan surat yang abru saja di terimanya.“Datang aja, Sayang. Toh hanya memberikan keterangan saja ‘kan?” Eliana memberi saran. Bayu mengangguk. Setelah memberikan saran pada sang suami, Bayu langsung siap-siap untuk pergi menghadiri undangan kepolisian. Dia memang lebih suka menyetir sendiri. Maka dari itu, kali ini juga dia menyetir sendiri. beruntung siang ini tidak
“Toni, aku sudah memaafkanmu. Itu sebabnya tidak melaporkanmu ke polisi. Tapi mengapa kamu ada di sini sekarang? Bagaimana dengan adik-adikmu?” Ya, Bayu tidak melaporkan Toni karena memikirkan dampaknya bagi adik-adiknya. Dia malah akan mendekati Toni setelah urusan dengan perusahaan selesai.“Aku yang melaporkan diri. Selalu seperti dikejar-kejar dosa. Untuk adik-adik aku meminta pihak kepolisian untuk mebawa mereka ke panti asuhan atau dinas sosial. Aku benar-benar minta maaf, Bayu. Aku ....” Toni menangis tersedu-sedu sehingga Bayu merasakan sangat iba.“Ya sudah, Ton. Kamu tahu di mana mereka?” Toni mengangguk. Bayu juga mengangguk. Bayu berjanji akan sesering dia bisa untuk menjadi donatur bagi panti yang menampung adik-adik Toni.“Bayu, aku tidak menyangka bahwa hatimu selembut malaikat. Aku mungkin sekitar lima tahun di sini. Tolong jaga adikku.” Bayu mengangguk. Lel
Bayu membelokkan stirnya ke panti asuhan yang dituju. Maka lelaki itu memarkirkan mobilnya di Panti Asuhan Kasih Bunda setelah menjangkaunya. Dia keluar dari mobil, mengenakan kaca mata warna hitam untuk menghindari silau mata hari. Terlihat anak-anak ceria sedang bermain. Di pojok, ada lima anak yang hanya duduk menyaksikan teman-temannya bermain.Bayu langsung menuju ke pengurus. Tujuannya hanya ingin melihat bahwa adik-adik Toni baik-baik saja. Selebihnya hanya memberikan donatur khusus untuk adik-adik Toni. Bayu memang seorang malaikat, walau sebenarnya tidak sebaik itu. Dia juga sama seperti manusia lain yang kadang merasa ingin membalas perbuatan jahat seseorang. Tapi kondisi Toni berbeda. Sehingga dia tidak tega membalasnya. Apalagi dia sudah bertaubat.“Bunda, bagaimana anak-anak?” tanya Bayu setelah ketemu dengan pengurus dan bersalaman. Dia dipersilakan untuk duduk di sebuah kursi kayu yang belum di plitur. 
Bayu dan Eliana terlihat canggung. Tidak sepatah kata pun terdengar ketika Eliana mulai memasuki mobil. Dia sangat sensitif hari ini. Entah untuk urusan apa wanita cantik itu maeah kepada sang suami. “Sayang dari tadi kok diam? Mau sekalian makan malam atau di rumah saja?” Eliana menoleh malas.“Aku minta maaf sudah membuatmu menunggu. Tadi, Mas dari panti asuhan menengok anak-anak panti sekaligus menepati janji dengan Toni.” Eliana menoleh kembali, kali ini bereaksi dengan mengerutkan keningnya.“Siapa Toni? Dia adalah orang yang menusukku tempo hari. Sayang, lelaki itu sudah berjuang membesarkan sang adik sendirian. Aku tidak tega utnuk lepas tanggung jawab setelah dia masuk ke rutan.” Eliana mengedipkan matanya. Ternyata dia salah sangka dan mencurigai sang suami.“Apakah anak itu baik-baik saja?” Eliana memandang ke arah Bayu untuk emmastikan bahwa anak yang Bayu maksud
Siang ini begitu terik. Bayu akan mengintrogasi Miranda apa maksudnya dengan mengatakan hal-hal aneh pada istrinya Eliana. Bayu memanggilnya ke ruangannya, namun sebagai antisipasi dia juga memanggil Eliana.“Bay, kau kangen aku ya? Makanya memanggilku?” Miranda tanpa tahu malu mengatakan itu.“Jangan bicara hal yang aneh-aneh. Yang pertama, di mana Stefan? Yang ke dua, apa tujuanmu mengatakan hal-hal yang menjijikkan kemarin kepada istriku?” Miranda tertawa mendengarnya.“Kalau tanya satu-satu dong, Beb. Jangan keroyokan. Aku jawab, ya? Yang pertama,aku tidak tahu Stefan di mana. Yang kedua itu kenyataan ‘kan,Sayang. Kau tidak maukah mengulang kembali kisah kita yang sangat romantis? Bibirku masih siap kok menerima sentuhanmu. Bahkan kalau pun kamu meminta lebih.” Bayu tersenyum sinis.“Maksudmu seperti ini?” Bayu mencium Eliana sangat rakus. Dia