Bayu terbangun dari tidurnya, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu turun dari tempat tidur hanya menggunakan boxer saja, karena memang kebiasaan Bayu kalau tidur hanya memakai boxer saja.
Haus?
Ya, itulah yang saat ini Bayu rasakan. Dengan santainya pria itu keluar dari dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin.
"Argh!"
Saat Bayu hendak mengambil air dingin dari dalam kulkas, Clara yang begitu kaget melihat Bayu tentu saja langsung berteriak. Dia kaget karena pria itu datang ke dapur dengan hanya menggunakan boxer saja.
Selain itu, ada satu hal yang tentunya membuat Clara lebih kaget lagi. Dia melihat milik suaminya yang menyembul dari celana boxer itu, karena memang kebiasaan pria seperti itu.
Di saat tidur dia sendirian, tetapi kalau bangun selalu saja berdua dengan miliknya. Karena miliknya yang terbangun di pagi hari itu merupakan sebuah alarm, alarm kalau kondisi tubuh pria itu memanglah berstamina.
"Kenapa teriak?" tanya Bayu.
Wajahnya begitu kesal, tetapi tangannya tetap menggapai sebotol air mineral dan meneguknya sampai tandas. Dia sungguh tak tahan ingin segera minum.
"Kaget tau, kenapa Bapak masuk ke dapur hanya pake celana boxer saja?" tanya Clara sambil menolehkan wajahnya ke arah lain.
Namun, sesekali dia akan melirik milik suaminya itu menggunakan ekor matanya. Dalam hati dia berkata 'pantas inti tubuhnya terasa begitu sakit, karena milik pria itu ternyata begitu besar'.
"Oh, udah biasa gue. Elu kan' sekarang tinggal bareng gue, jadi elu harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan gue."
Bayu tidak mau kehilangan kebiasaannya hanya karena menikah dengan Clara, lagi pula pernikahan ini hanyalah sebuah tanggung jawab. Nanti akan ada Tiara yang menggantikan posisi wanita itu.
"Ck! Tapi rasanya gak sopan, apalagi pagi-pagi udah lihat kayak gituan. Iiih!" ujar Clara sambil bergidik.
Bayu merasa heran dengan tingkah dari Clara, hingga tidak lama kemudian dia menyadari kalau miliknya kini berdiri dengan tegak. Tiba-tiba saja muncul ide jahil di benaknya.
"Gue tau, elu gak betah kan' liat ini?"
Bayu menghampiri Clara, lalu pria itu mengusap-usap miliknya di hadapan Clara. Clara langsung berbalik badan membelakangi pria itu karena merasa geli dengan tingkah Bayu.
"Bapak jorok!" teriak Clara.
Dia baru tahu di balik sikap pria itu yang selalu terlihat berwibawa, kini pria itu berlaku seperti seorang yang begitu konyol sekali. Benar-benar tak pantas dilakukan oleh seorang pemilik perusahaan.
"Jorok ya? Tapi enak loh, mau nyoba gak? Gak harus cape bangunin. Karena dia udah tegang banget," ujar Bayu sambil mengatupkan mulutnya menahan tawa.
"Ogah! Bapak sono ih! Saya lagi masak," ujar Clara.
Dia benar-benar merasa tidak nyaman dengan keadaan seperti ini, dia juga merasa kesal karena Bayu bertingkah seperti itu. Dia seperti bukan melihat Bayu, tetapi orang lain yang masuk ke tubuh Bayu.
"Bener nih gak mau?"
"Nggak, Pak. Nggak, udah sono mandi. Saya lagi masak," ujar Clara tanpa berani menolehkan wajahnya ke arah Bayu.
'Gue kerjain ah!'
Bayu tertawa dalam hati, kemudian pria itu memeluk Clara dari belakang dan menggoyangkan pinggulnya. Tentu saja hal itu membuat Clara bisa merasakan ada yang mengganjal di belakang sana.
"Bapak!" teriak Clara gemetaran karena dia merasakan sesuatu yang tidak biasa.
Tiba-tiba saja rasa kesal itu berubah menjadi sesuatu hal yang aneh, dia bahkan merasakan tubuhnya meremang semua. Seperti ingin merasakan sesuatu tetapi tak tahu apa.
"Hahahahahaha! Elu parah," ujar Bayu yang langsung melepaskan pelukannya. Lalu, dia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam kamarnya.
Puas sekali rasanya Bayu sudah mengerjai Clara, ternyata menikah dengan wanita itu tidak buruk juga. Karena selama dia menikah dengan Clara, dia bisa menjadikan Clara sebagai hiburan di dalam hidupnya yang terkadang sangat monoton.
"Dasar suami sialan! Dasar bos lucnut!" teriak Clara.
Bayu masih bisa mendengar ucapan Clara, karena dia belum menutup pintu kamarnya. Namun, dia tidak marah sama sekali. Justru pria itu malah tertawa dengan terbahak-bahak sambil melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Lumayan ada hiburan," ujar Bayu sambil menyalakan shower.
Satu jam kemudian.
Baik Bayu ataupun Clara sudah siap dengan setelan kerjanya, Clara bahkan sudah menyiapkan bekal untuk Bayu dan juga dirinya. Keduanya sudah selesai sarapan, kini mereka tinggal berangkat bekerja.
"Ikut gue gak?" tanya Bayu ketika mereka sudah keluar dari apartemen.
Walaupun bibirnya berkata tidak menyukai Clara, tetapi tiba-tiba saja dia merasa tidak tega kalau wanita itu pergi sendirian.
"Gak usah, Bapak sendiri yang bilang kalau pernikahan kita tidak boleh diketahui orang luar. Jadi, saya berangkatnya naik ojek aja."
Clara tak mau terlalu dekat dengan pria itu, Dia memutuskan akan menjaga jarak.
"Oke," ujar Bayu paham.
Bayu akhirnya pergi ke kantor menggunakan mobilnya, sedangkan Clara nampak duduk di bangku yang ada di pinggir jalan dan terlihat mengambil ponselnya untuk memesan ojek online.
Namun, baru saja dia membuka aplikasi ojek online tersebut, tiba-tiba saja ada motor yang berhenti tepat di hadapannya.
"Ra! Elu ngapain di sini?"
Clara mendengar suara seorang pria yang menegur dirinya, dia mengerutkan dahinya sambil menatap seorang pria yang masih berada di atas motor sambil menggunakan helm itu.
"Elu siapa?"
Pria itu tertawa, kemudian dia turun dari motor dan melepas helmnya. Clara langsung membulatkan matanya dengan sempurna karena ternyata pria yang menegurnya adalah Anton, sahabatnya saat kuliah.
"Anton! Elu ke mana aja?"
Clara yang begitu bahagia bertemu dengan Anton bahkan langsung memeluk pria itu, dulu pria itu merupakan sahabat terbaiknya. Teman curhatnya, selalu ada untuknya di kala susah dan juga senang.
"Bokap sama nyokap gue cerai, jadinya gue tinggal di Bandung sama nyokap."
"Terus, kenapa sekarang balik ke Jakarta?" taya Clara sambil mengurai pelukannya.
"Gue pinda kerja, ini mau berangkat kerja. Elu mau ke mana?"
"Mau gawe," jawab Clara.
"Bareng gue aja, mau gak?"
"Boleh," jawab Clara.
Anton akhirnya mengatakan Clara menuju perusahaan milik Bayu, saat tiba di depan perusahaan milik Bayu, Anton memberhentikan motornya.
"Elu hati-hati gawenya, pulang nanti gue jemput. Chat aja," ujar Anton.
"Siap," jawab Clara.
Anton akhirnya pergi karena dia juga harus bekerja, Clara melambaikan tangannya sampai pria itu menghilang dari pandangannya.
Clara tersenyum-senyum, lalu dia melangkahkan kakinya menuju tempat di mana dia biasa bekerja. Clara langsung duduk di bangku kerja di depan ruangan Bayu.
Baru saja wanita itu duduk dan menyimpan tasnya, tiba-tiba saja dia dikagetkan dengan kedatangan Bayu. Pria itu duduk tepat di depan Clara dan berkata.
"Enak banget ya, yang dianterin ke kantor sama pacar? Pantes gak mau bareng sama gue, taunya udah janjian sama cowok."
"Hah?"
Clara yang tidak paham dengan yang dimaksud oleh Bayu hanya bisa melongo, Bayu yang kesal langsung mencubit lengan Clara.
"Aduh! Sakit, Pak Bos!"
"Lagian malah melongo, mau gue cium?"
"Eh? Mana ada kaya gitu," ujar Clara tak terima.
"Oh, gue lupa. Elu emang ga bakal mau gue cium, kan' udah punya cowok!" ujar Bayu yang langsung meninggalkan Clara setelah mengatakan hal itu.
"Dia itu ngomong apa sih? Pacar? Siapa pacar gue?" taya Clara dengan bingung.
Bayu tadinya sudah masuk ke dalam ruangannya, tetapi tiba-tiba saja pria itu kembali keluar dan berkata.
"Ingat, Clara. Walaupun pernikahan kita dirahasiakan, tetapi elu jadi cewek jangan kegatelan. Selama masih jadi bini gue, elu gak boleh berhubungan dengan pria lain. Sabar, nunggu kita cerai."
"Kak, gue harap elu bisa secepatnya sadar. Bisa secepatnya pulih, gue khawatir banget."Padahal yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang pasien bukanlah pacarnya, bukan pula istri sah dari Bernard. Namun, pria itu terlihat begitu khawatir sekali melihat keadaan Clara.Wanita itu masih memejamkan matanya, jarum infus menancap di tangannya. Wajah Clara juga begitu pucat, kulit wanita itu seperti tidak memiliki darah. Bernard sungguh merasa kasihan terhadap wanita itu.Saat Bernard menanyakan keadaan Clara, dokter berkata kalau Clara hanya kelelahan. Sepertinya aktivitasnya terlalu berlebihan, sehingga hal itu menyebabkan Clara pingsan.Satu hal yang membuat Bernard merasa begitu penasaran, dokter berkata kalau Clara kemungkinan hamil. Jadi, setelah sadar nanti dokter menyarankan wanita itu untuk memeriksakannya ke dokter kandungan."Engh! Aduh!"Clara sudah sadar, ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, wanita itu merasakan kesakitan di tangannya. Dia juga merasa kalau kepalanya
Selama berteman dengan Clara, Anton tidak pernah melihat wanita itu berduaan dengan seorang pria, teman tapi mesra atau benar-benar memiliki pacar seorang pria. Hanya dirinya teman dekat wanita itu.Selama ini Clara selalu ingin serius dalam belajar, lalu wanita itu berusaha untuk bekerja di perusahaan yang bisa menggaji dirinya dengan upah yang besar, itulah yang Anton tahu.Makanya ketika ada seorang pria yang mengatakan kalau Clara sudah menikah, Anton begitu kaget. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bayu kepada dirinya."Hei! Beneran elu udah nikah, Clara?" tanya Anton.Clara sebenarnya ingin menjawab pertanyaan dari Anton, tetapi Bayu malah menuntun wanita itu dengan paksa untuk masuk ke dalam mobilnya. Clara dengan terpaksa duduk di samping kemudi.Namun, dia menyempatkan diri untuk menurunkan kaca mobilnya, lalu dia menganggukkan kepalanya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dia merasa bersalah terhadap pria itu, walaupun dia tidak pernah berniat
Clara membuka matanya dan langsung terkejut. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Bayu, suaminya, terbaring di sampingnya, tidur dengan tenang. Clara merasa seperti sedang bermimpi. Mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama sebelumnya.Mereka menikah hanya karena tanggung jawab, dan mereka sudah sepakat untuk tidur terpisah. Namun, kini kedunya malah tidur bersama, yang membuat Clara tak nyaman, pria itu tidur tanpa menggunakan baju tidur. Hanya menggunakan celana boxer saja.'Perasaan tadi malam kita tidur terpisah, kenapa jadi bisa tidur satu kamar?'Seingat Clara, setelah berakhirnya pergulatan panas di antara keduanya, Clara tidur di dalam kamarnya. Sedangkan Bayu memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya juga.'Apa tadi malam gue ngigo, ya? Jalan sambil tidur, terus tanpa sengaja masuk ke dalam kamar Pak Bos?'Clara terus aja menduga-duga karena dia merasa tidak sengaja tidur dengan Bayu, justru kalau bisa dia ingin menghindari pria itu. Karena dengan kebaikan yang Bayu laku
Saat Clara datang bersama dengan Anton, Bayu baru saja memarkirkan mobilnya dan hendak masuk ke dalam lobi. Dia tiba-tiba saja merasa panas melihat pemandangan di hadapannya, Clara dan juga Anton terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.Anton mengantarkan Clara memakai motor sport, bisa dibayangkan saat di jalan pasti Clara akan memeluk pria itu dengan erat karena posisi motornya yang tak sejajar.Apalagi melihat keakraban di antara keduanya, rasanya Bayu ingin menghampiri Anton dan memberikan bogem mentah di wajah pria itu. Sayangnya Bayu gengsi, makanya pas Anton pergi, baru Bayu menegur Clara."Ck! Kenapa rasanya kesal aja kalau ingat Clara sama pria itu?"Kini Bayu sudah berada di dalam ruangannya, hatinya merasa dongkol saja. Bahkan, dia merasa tidak ingin memulai pekerjaan karena membayangkan Clara yang berdua-duaan dengan Anton."Lagian dia juga kegatelan, ngapain juga pergi sama cowok lain? Giliran diajak bareng sama gue nggak mau, sial!" umpat Bayu.Bayu terus
Bayu terbangun dari tidurnya, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu turun dari tempat tidur hanya menggunakan boxer saja, karena memang kebiasaan Bayu kalau tidur hanya memakai boxer saja.Haus?Ya, itulah yang saat ini Bayu rasakan. Dengan santainya pria itu keluar dari dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin."Argh!"Saat Bayu hendak mengambil air dingin dari dalam kulkas, Clara yang begitu kaget melihat Bayu tentu saja langsung berteriak. Dia kaget karena pria itu datang ke dapur dengan hanya menggunakan boxer saja.Selain itu, ada satu hal yang tentunya membuat Clara lebih kaget lagi. Dia melihat milik suaminya yang menyembul dari celana boxer itu, karena memang kebiasaan pria seperti itu.Di saat tidur dia sendirian, tetapi kalau bangun selalu saja berdua dengan miliknya. Karena miliknya yang terbangun di pagi hari itu merupakan sebuah alarm, alarm kalau kondisi tubuh pria itu memanglah bers
Saat tiba di rumah sakit, neneknya Clara begitu kaget karena melihat cucunya datang dengan seorang pria. Dia lebih kaget lagi ketika tangan keduanya saling bertaut, karena selama ini Clara tidak pernah dekat dengan pria manapun.Namun, wanita itu hanya terdiam sambil menatap wajah Clara. Dia sudah siap untuk pulang, tetapi dari tadi tidak ada yang menjemputnya. Mau bicara mengenai keterlambatan cucunya, tetapi malah gagal fokus dengan kehadiran Clara dan juga pria yang tidak dia kenal."Nek, aku datang untuk jemput Nenek.""Iya, kenapa lama?" tanya Nenek sambil menatap wajah Bayu."Maaf, Nek. Tadi kita abis nikah dulu, terus ke apartemen untuk mengurusi kepindahan kita berdua ke sana."Bukan Clara yang menjawab, tetapi Bayu. Pria itu menjawab pertanyaan wanita tua itu sambil mendapat ke arah wanita tua itu."Menikah? Gak salah? Kenapa langsung menikah? Memangnya kalian sudah lama pacaran?""Nggak, kita nikah dadakan. Nenek gak marah, kan?""Kalau kamu tidak akan menyakiti cucu Nenek,