Karena terlalu banyak minum Clara menghabiskan malam sepanjang bersama dengan atasannya, keduanya langsung dinikahkan dan keduanya membuat perjanjian untuk pernikahan mereka. Akan seperti apa pernikahan Clara? Gas baca!
View More"Clara!"
Seorang pria tampan bertubuh tinggi dengan badan yang terlihat begitu atletis nampak menghampiri Clara, sang sekretaris yang saat ini sedang bekerja di mejanya. Tempat kerja wanita itu ada di depan ruangan Bayu, sang pemilik perusahaan itu.
"Ya, Pak Bos. Ada apa?"
Clara menghentikan aktivitasnya, lalu menolehkan wajahnya ke arah sang atasan. Dia bertanya dengan dahi yang mengerut dalam, karena tak biasanya pria itu menghampiri dirinya di saat jam kerja.
Kalau ada keperluan pria itu pasti akan menelpon dirinya, baru dia akan masuk ke dalam ruangannya dan berbicara dengan pria yang dulunya kuliah di tempat yang sama dengan dirinya itu.
Saat dia baru masuk kuliah, atasannya itu sudah semester terakhir. Walaupun Bayu merupakan anak orang kaya, tetapi pria itu tetap kuliah di dalam negeri dan kuliah di universitas negeri.
"Project kerja sama perusahaan gue sama perusahaan x berhasil, untung gede. Tuan Seno ngajakin kita buat ngerayain hal ini di bar," jawab Bayu.
Seno merupakan salah satu orang kaya yang ada di ibu kota, sudah tua tapi masih suka bersenang-senang. Bahkan, pria itu masih suka bergonta-ganti pasangan.
Dalam arti pasangan yang tidak halal, bahkan pria itu sering check in dengan wanita muda. Alias wanita yang masih kuliah, wanita yang bergelar sebagai ayam kampus.
"Kapan, Pak Bos?" tanya Clara.
"Entar malem, elu harus ikut. Gue males kalau gak bawa elu, pasti nanti banyak cewek yang nempel."
Bayu memang sudah memiliki kekasih, tetapi Tiara saat ini masih kuliah di luar negeri. Sebentar lagi kuliahnya akan selesai, dia berencana akan melamar kekasihnya setelah wanita itu pulang.
Clara nampak tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bayu, dia tidak ingin ikut. Karena selain tempatnya yang memang dirasa tak biasa, dia juga ada keperluan lain.
"Maaf, Pak Bos. Tapi saya gak bisa, Pak Bos pergi sama tuan Bernard aja."
Bernard adalah adik dari Bayu, pria itu bekerja sebagai asisten pribadi dari Bayu. Sengaja dia mengajak adiknya bekerja di perusahaan miliknya, agar pria itu tidak kelayapan dalam setiap harinya.
"Padahal tadinya gue mau ngasih bonus gede sama elu, karena elu nggak ikut jadinya gue gak kasih bonus."
"Loh! Jangan gitu dong, Pak Bos. Kalau masalah bonus harus tetap dikeluarkan, saya nggak bisa ikut karena ada alasan."
Bibir Clara monyong dua Senti, dia tidak setuju dengan apa yang dikatakan oleh Bayu. Bisa-bisanya bonusnya hilang hanya karena dia tidak ingin ikut, padahal dia tak ikut juga karena ada alasan.
"Alasan apa?"
"Nenek saya dirawat di rumah sakit, saya harus menemaninya. Selain itu, saya juga harus membayar administrasi untuk biaya pengobatan nenek."
"Gampang, nanti gue yang urus. Yang penting elu ikut gue, nanti bonusnya gue tambah."
"Tapi-- "
Belum juga Clara menyelesaikan ucapannya, Bernard datang menghampiri keduanya. Pria muda itu bahkan langsung menepuk pundak Bayu dan berkata.
"Ada apa sih? Kok kayaknya serius banget?"
"Ini loh, Tuan. Pak Bayu ngajak saya pergi ke bar nanti malam, tapi saya nggak bisa karena nenek saya lagi sakit. Bagaimana kalau Tuan saja yang menemani Pak Bayu?"
Padahal Bayu sudah membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan dari adiknya tersebut, tetapi Clara lebih dulu berucap.
"Waduh! Sorry, gue gak bisa. Malam ini gue ada acara sama cewek gue, jadi gak bisa pergi sama Abang gue yang ganteng itu." Bernard menunjuk abangnya dengan ekor matanya.
Bayu langsung memutarkan bola matanya dengan malas, karena adiknya itu selalu saja bersenang-senang dengan kekasihnya.
"Lagian siapa juga yang mau ditemenin sama elu, dasar adik kampret!" semprot Bayu.
"Bodo! Makanya kalau punya cewek jangan disuruh kuliah jauh, jadinya mau kangen-kangenan aja gak bisa! Udah tua, kasihan si Joni. Butuh pelumas dia, karatan tuh punya elu," ledek Bernard.
"Sialan! Lagian cewek gue dua bulan lagi balik, kuliahnya udah mau selesai. Abis dia balik, gue langsung nikah. Nggak kaya elu, enak enak terus tapi gak nikah-nikah!"
"Bodo! Yang penting enak," ujar Bernard.
Pria muda itu terlihat begitu senang sudah membuat abangnya kesal, lalu dia tertawa-tawa sambil pergi dari sana. Bayu sampai melemparkan map yang ada di atas meja Clara.
"Ya ampun, Bapak. Itu berkas penting," ujar Clara yang dengan cepat mengambil berkas itu.
"Sorry! Pokoknya gue nggak mau tahu, malam ini elu harus nemenin gue. Gue---"
Bayu tidak meneruskan ucapannya, dia mengambil ponselnya dan membuka aplikasi m-banking miliknya. Lalu, pria itu mentransfer sejumlah uang ke rekening milik Clara.
"Gue udah transfer duit enam puluh juta, bonus sekaligus uang untuk perawatan nenek elu. Awas aja kalau elu gak nemenin gue nanti malem," ujar Bayu.
"Bapak itu kok maksa banget sih?!" kesal Clara.
Bayu menghela napas, dia tahu kalau dirinya terkesan sangat memaksa. Namun, dia tidak mau pergi kalau tidak ditemani oleh wanita itu.
"Jangan banyak bicara, pokonya elu harus ikut gue malam ini."
"Tapi, Pak. Saya---"
"Ikut gue ke bar nanti malam, atau mau gue pecat?"
Clara langsung lesu mendengar pilihan yang diajukan oleh Bayu, karena dia tidak mungkin memilih untuk dipecat. Kedua orang tuanya bercerai saat dia kuliah, ayah dan Ibunya sudah berumah tangga kembali.
Mereka sudah memiliki kehidupan masing-masing, dia hanya tinggal dengan neneknya yang dengan susah payah membiayai hidupnya dan juga membiayai kuliahnya.
Makanya di saat neneknya sakit seperti ini, Clara rasanya ingin terus bersama dengan neneknya tersebut. Namun, dia juga tidak mungkin menolak permintaan Bayu kalau ancamannya adalah dipecat.
"Ya, Pak. Saya ikut Bapak," ujar Clara pada akhirnya.
"Bagus! Nanti kalau mau berangkat elu harus pake dress bagus, gue udah pesenin."
"Pake baju kayak biasa aja boleh nggak, Pak Bos?" tanya Clara.
Rasanya dia tidak ingin memakai dress, apalagi pergi ke bar dengan menggunakan dress pasti rasanya tidak akan nyaman. Lebih baik dia memakai kemeja panjang dipadupadankan dengan celana panjang saja.
"Nggak bisa, elu harus pake baju yang gue beliin. No debat!" ujar Bayu.
Bayu menepuk kedua pundak Clara, pria italo tersenyum-senyum karena merasa senang dengan apa yang dikatakan oleh Clara.
"Hem!" jawab Clara pasrah. Karena menolak pun dirasa percuma, kalau dia nantinya berakhir dikeluarkan dari pekerjaannya, Clara tak mau.
'Dasar bos lucnut, kenapa juga harus memaksa-maksa? Jadinya kan' aku gak bisa nolak kalau urusanmu dengan ancaman dikeluarkan dari pekerjaan.'
Clara menggerutu, kepada wanita itu hanya mampu mengeluarkan keluh kesannya di dalam hati saja. Karena takutnya kalau mengeluarkan keluh ke sini di hadapan Bayu secara langsung, Ia nantinya akan mendapatkan kesialan.
"Kak, gue harap elu bisa secepatnya sadar. Bisa secepatnya pulih, gue khawatir banget."Padahal yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang pasien bukanlah pacarnya, bukan pula istri sah dari Bernard. Namun, pria itu terlihat begitu khawatir sekali melihat keadaan Clara.Wanita itu masih memejamkan matanya, jarum infus menancap di tangannya. Wajah Clara juga begitu pucat, kulit wanita itu seperti tidak memiliki darah. Bernard sungguh merasa kasihan terhadap wanita itu.Saat Bernard menanyakan keadaan Clara, dokter berkata kalau Clara hanya kelelahan. Sepertinya aktivitasnya terlalu berlebihan, sehingga hal itu menyebabkan Clara pingsan.Satu hal yang membuat Bernard merasa begitu penasaran, dokter berkata kalau Clara kemungkinan hamil. Jadi, setelah sadar nanti dokter menyarankan wanita itu untuk memeriksakannya ke dokter kandungan."Engh! Aduh!"Clara sudah sadar, ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, wanita itu merasakan kesakitan di tangannya. Dia juga merasa kalau kepalanya
Selama berteman dengan Clara, Anton tidak pernah melihat wanita itu berduaan dengan seorang pria, teman tapi mesra atau benar-benar memiliki pacar seorang pria. Hanya dirinya teman dekat wanita itu.Selama ini Clara selalu ingin serius dalam belajar, lalu wanita itu berusaha untuk bekerja di perusahaan yang bisa menggaji dirinya dengan upah yang besar, itulah yang Anton tahu.Makanya ketika ada seorang pria yang mengatakan kalau Clara sudah menikah, Anton begitu kaget. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Bayu kepada dirinya."Hei! Beneran elu udah nikah, Clara?" tanya Anton.Clara sebenarnya ingin menjawab pertanyaan dari Anton, tetapi Bayu malah menuntun wanita itu dengan paksa untuk masuk ke dalam mobilnya. Clara dengan terpaksa duduk di samping kemudi.Namun, dia menyempatkan diri untuk menurunkan kaca mobilnya, lalu dia menganggukkan kepalanya dan mengatupkan kedua tangannya di depan dada. Dia merasa bersalah terhadap pria itu, walaupun dia tidak pernah berniat
Clara membuka matanya dan langsung terkejut. Dia tidak percaya apa yang dia lihat. Bayu, suaminya, terbaring di sampingnya, tidur dengan tenang. Clara merasa seperti sedang bermimpi. Mereka sudah sepakat untuk tidak tidur bersama sebelumnya.Mereka menikah hanya karena tanggung jawab, dan mereka sudah sepakat untuk tidur terpisah. Namun, kini kedunya malah tidur bersama, yang membuat Clara tak nyaman, pria itu tidur tanpa menggunakan baju tidur. Hanya menggunakan celana boxer saja.'Perasaan tadi malam kita tidur terpisah, kenapa jadi bisa tidur satu kamar?'Seingat Clara, setelah berakhirnya pergulatan panas di antara keduanya, Clara tidur di dalam kamarnya. Sedangkan Bayu memutuskan untuk tidur di dalam kamarnya juga.'Apa tadi malam gue ngigo, ya? Jalan sambil tidur, terus tanpa sengaja masuk ke dalam kamar Pak Bos?'Clara terus aja menduga-duga karena dia merasa tidak sengaja tidur dengan Bayu, justru kalau bisa dia ingin menghindari pria itu. Karena dengan kebaikan yang Bayu laku
Saat Clara datang bersama dengan Anton, Bayu baru saja memarkirkan mobilnya dan hendak masuk ke dalam lobi. Dia tiba-tiba saja merasa panas melihat pemandangan di hadapannya, Clara dan juga Anton terlihat seperti sepasang kekasih yang saling mencintai.Anton mengantarkan Clara memakai motor sport, bisa dibayangkan saat di jalan pasti Clara akan memeluk pria itu dengan erat karena posisi motornya yang tak sejajar.Apalagi melihat keakraban di antara keduanya, rasanya Bayu ingin menghampiri Anton dan memberikan bogem mentah di wajah pria itu. Sayangnya Bayu gengsi, makanya pas Anton pergi, baru Bayu menegur Clara."Ck! Kenapa rasanya kesal aja kalau ingat Clara sama pria itu?"Kini Bayu sudah berada di dalam ruangannya, hatinya merasa dongkol saja. Bahkan, dia merasa tidak ingin memulai pekerjaan karena membayangkan Clara yang berdua-duaan dengan Anton."Lagian dia juga kegatelan, ngapain juga pergi sama cowok lain? Giliran diajak bareng sama gue nggak mau, sial!" umpat Bayu.Bayu terus
Bayu terbangun dari tidurnya, karena memang waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Pria itu turun dari tempat tidur hanya menggunakan boxer saja, karena memang kebiasaan Bayu kalau tidur hanya memakai boxer saja.Haus?Ya, itulah yang saat ini Bayu rasakan. Dengan santainya pria itu keluar dari dalam kamar dan melangkahkan kakinya menuju dapur, dia ingin membasahi tenggorokannya dengan air dingin."Argh!"Saat Bayu hendak mengambil air dingin dari dalam kulkas, Clara yang begitu kaget melihat Bayu tentu saja langsung berteriak. Dia kaget karena pria itu datang ke dapur dengan hanya menggunakan boxer saja.Selain itu, ada satu hal yang tentunya membuat Clara lebih kaget lagi. Dia melihat milik suaminya yang menyembul dari celana boxer itu, karena memang kebiasaan pria seperti itu.Di saat tidur dia sendirian, tetapi kalau bangun selalu saja berdua dengan miliknya. Karena miliknya yang terbangun di pagi hari itu merupakan sebuah alarm, alarm kalau kondisi tubuh pria itu memanglah bers
Saat tiba di rumah sakit, neneknya Clara begitu kaget karena melihat cucunya datang dengan seorang pria. Dia lebih kaget lagi ketika tangan keduanya saling bertaut, karena selama ini Clara tidak pernah dekat dengan pria manapun.Namun, wanita itu hanya terdiam sambil menatap wajah Clara. Dia sudah siap untuk pulang, tetapi dari tadi tidak ada yang menjemputnya. Mau bicara mengenai keterlambatan cucunya, tetapi malah gagal fokus dengan kehadiran Clara dan juga pria yang tidak dia kenal."Nek, aku datang untuk jemput Nenek.""Iya, kenapa lama?" tanya Nenek sambil menatap wajah Bayu."Maaf, Nek. Tadi kita abis nikah dulu, terus ke apartemen untuk mengurusi kepindahan kita berdua ke sana."Bukan Clara yang menjawab, tetapi Bayu. Pria itu menjawab pertanyaan wanita tua itu sambil mendapat ke arah wanita tua itu."Menikah? Gak salah? Kenapa langsung menikah? Memangnya kalian sudah lama pacaran?""Nggak, kita nikah dadakan. Nenek gak marah, kan?""Kalau kamu tidak akan menyakiti cucu Nenek,
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments