Saat aku melihat di sekitar rumah sakit ternyata ada dokter Dirga. Arya sebagai menjual itu di depan dokter Dirga. Dokter Dirga juga langsung masuk ke dalam rumah sakit.
"Kamu melihat dia, bukan? Dia sudah jelas sangat cemburu terhadap aku. Dia itu menyukai kamu dan aku tidak menyukai itu. Aku tidak suka dengan pria yang mencoba mendekati kamu. Aku lebih tidak suka jika mereka memiliki perasaan lebih terhadap kamu." Kata Arya.
"Tapi kenapa?" tanyaku.
"Sebab aku ini kekasih kamu. Tidak mungkin kamu dekat dengan pria lain. Nanti keluarga kita akan merasa curiga terhadap hubungan kita berdua. Aku tidak ingin mengecewakan mereka semua. Aku yakin kamu juga berpikir seperti aku." jawab Arya sambil terlihat gugup.
Aku sudah berharap bahwa Arya akan mengatakan sesuatu yang penting dan sangat aku harapkan. Ternyata dia mengatakan itu hanya untuk menjaga hubungan ini supaya keluarga kami tidak tahu. Aku ini menang terlalu banyak berharap.
"
"Baik, aku tidak akan membahas dia lagi. Tapi kenapa kami seperti marah?" tanyaku."Tidak, aku hanya tidak menyukai jika kamu membicarakan orang itu. Kamu tidak boleh membicarakan pria lain selain aku." Jawab Arya.Aku terkuat dan merasa bingung sebab aku tidak boleh membahas pria lain selain Arya. Itu membuat aku merasakan perasaan yang sangat aneh. Seperti merasa menjadi kekasih Arya yang sesungguhnya."Kenapa kami diam saja?" tanya Arya."Aku hanya berpikir tentang perkataan kamu. Kenapa aku tidak boleh membahas pria lain selain kamu?" tanyaku."Sebab aku ingin seperti itu." Jawab Arya."Begitu." Kataku.Waktu berlalu, Arya harus pergi lagi le kantor."Waktu cepat berlalu jika bersama kamu, aku ingin sekali kamu bekerja di kantor aku." Kata Arya."Memangnya kenapa? Kenapa aku harus bekerja di kantor kamu?" tanyaku."Supaya aku bisa terus melihat dan bersama
"Benar, Arya sudah menceritakan semuanya." Kataku."Apa kamu tidak membenci aku?" tanya Elo."Aku tidak memiliki hak untuk membenci kamu. Itu masa lalu kalian berdua. Menurut aku kalian berdua yang harus menyelesaikan semuanya. Aku tidak berhak ikut campur. Tapi aku akan mendukung kalian berdua untuk kembali berteman. Sebab tidak ada kata mantan teman." Jawabku."Kamu benar, aku mengerti alasan Arya memilih kamu menjadi kekasih dia. Jika aku yang lebih dahulu mengenal kamu, pasti aku juga akan mencintai kamu." Kata Elo.Aku sangat terkejut mendengar perkataan Elo. Dia mengatakan sperti itu kepada aku. Aku merasa tidak nyaman tapi aku tidak mungkin mengatakan itu secara langsung. Aku tidak enak terhadap pak Andi."Kenapa kamu diam saja?" tanya Elo."Tidak apa apa, kak Elo adalah orang yang baik." Jawabku."Kamu mengatakan itu kepada aku setelah mengetahui apa yang sudah aku lakukan kepada Arya.
Saat Elo sedang mengunci pintu kamarnya. Ada seseorang yang mengetuk pintu. Saat Elo membuka ternyata itu adalah ibunya."Mami!" kata Elo sambil tersenyum."Elo! Sayang! Kamu sudah terbangun dari koma?" tanya mami Elo."Benar mami, aku sudah bangun dan besok aku akan pulang ke rumah. Kita akan segera memulai kembali hidup yang baru. Mami senang, bukan?" tanya Elo."Tentu saja, keadaan mami membaik setelah mendengar kabar ini dari pakai kamu." Jawab mami Elo."Benar itu, mami kamu langsung dinyatakan sembuh. Dia hanya ingin melihat kamu sadar kembali." Kata pak Andi."Terima kasih papi, aku tidak menyangka mami akan dibawa untuk menemui aku sekarang. Aku pikir aku akan bertemu mami nanti. Sebab aku harus banyak berlatih di sini. Aku juga mulai bisa berjalan tapi belum berlari." Kata Elo."Semua juga perlu proses, sayang. Yang terpenting adalah kamu sadar dan kembali ke hidup mami. Mami senang sekali.
"Beda bagaimana?" tanyaku."Beda, dia langsung sangat hangat dan juga perhatian sekali. Itu sudah jelas bahwa dia mencintai kamu, Mia. Mungkin dia belum menyadari perasaan dia atau dia malu untuk mengatakan bahwa dia mencintai kamu. Aku yakin dia mencintai kamu, Mia." Jawab suster Wulan."Jangan mengatakan itu! Arya bukan orang yang pemalu. Dia selalu mengatakan jika dia menyukai atau tidak menyukai sesuatu kepada aku. Dia selalu melarang aku untuk dekat dengan pria lain. Dia juga selalu menyuruh aku melakukan apa yang aku sukai selama itu baik. Itu artinya dia bukan orang yang pemalu." Kataku."Kamu salah, itu artinya dia sangat mencintai kamu. Dia cemburu saat melihat kamu bersama pria lain. Dia juga ingin membuat dirinya terlihat pengertian untuk kamu dengan membebaskan kamu melakukan sesuatu yang kamu sukai. Kamu harus banyak belajar dari aku." Kata suster Wulan.Mendengar perkataan Wulan membuat aku semakin berharap banyak kepada Ar
Saat waktunya pulang, Arya sudah berada di depan rumah sakit. Dia pasti datang untuk menjemput aku. Sebenarnya aku malas pulang bersama Arya tapi dia pasti akan memaksa aku. Tapi aku tidak bisa yakin terhadap Arya. Aku takut dia memang masih mencintai wanita itu."Mia!" teriak Arya.Aku terus berlari menuju jalan. Tapi Arya mengejar dan menahan aku. Dia menarik tangan dan memeluk aku."Lepaskan aku!" kataku."Kamu kenapa? Ada apa dengan kamu?" tanya Arya."Sudah menjauh dari aku!" Jawabku."Apa maksud kamu itu? Apa yang telah terjadi?" tanya Arya sambil bingung."Aku ingin pulang sendiri." Jawabku."Kenapa? Kenapa kamu mendadak ingin pulang sendiri?" tanya Arya."Aku hanya ingin sendiri. Apa aku perlu memberikan alasan untuk itu?" tanyaku sambil merasa kesal."Perlu." Jawab Arya."Kenapa? Memangnya kamu siapa?" tanyaku."Aku.. Ak
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t
Siang ini, keluarga Arya akan datang ke rumah aku."Nenek tidak sabar bertemu dengan Praja." kata nenek sambil tersenyum."Memangnya siapa kakek Praja itu? Kenapa nenek sangat ingin bertemu dengan Kakek Arya?" tanyaku."Sudah kamu tidak pelet mengetahui itu, kapan mereka semua akan datang kemari?" tanya nenek."Sepertinya ada sesuatu dengan mama." Kata mama."Benar, papa juga merasakan yang sama dengan kamu." Kata papa."Apa mungkin ada hubungannya dengan masa lalu nenek? Apa mungkin kakek Praja itu adalah mantan kekasih nenek?" tanya Aluna."Apa? Benarkah itu?" tanyaku sambil terkejut seakan tidak percaya."Bisa saja itu, buktinya nenek sangat tidak sabar menunggu keluarga Arya. Pasti neng ingin sekali bertemu dengan kakek Praja. Aku yakin itu." Jawab Aluna."Apa benar?" tanyaku.Anehnya perasaan aku menyambut keluarga Arya malah merasa tidak nyaman. Pad
"Tapi mereka berdua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kita. Kamu pikir aku meninggalkan kamu itu adalah keputusan yang mudah?" tanya nenek sambil terlihta kesal."Tentu saja, bagi kamu mendapat pria yang kaya lebih baik dari pada pria yng selalu berada di sisi kamu." Jawab kakek Praja."Bukan karena dia kaya, aku memilih dia karena dia dijodohkan dengan aku oleh orang tua aku. Aku tidak bisa menolak perjodohan orang tua aku." Kata nenek."Setidaknya kamu harus berjuang bersama aku. Aku bertahan untuk bisa bersama kamu. Tapi kamu memilih mundur dan menghancurkan hubungan kita berdua. Apa Mia juga sama? Dia memilih cucu aku karena Arya sangat kaya dan sukses?" tanya kakek Praja."Hentikan! Kamu bisa menghina aku tapi tidak dengan cucu aku. Dia bukan wanita yang seperti itu. Kamu harus tahu Mia menolak perjodohan yang aku lakukan demi cucu kamu. Dia memilih Arya sebab Arya pria yang baik. Tadinya aku akan mengizinkan dia bersama