"Terima kasih atas kerja sama kita yang berlangsung dengan sangat baik. Saya permisi." Kata Arya.
"Silahkan, pak Arya." Kata rekan kerja Arya.
Arya langsung pergi ke kantor dia. Orang tua Arya sudah menunggu Arya di ruang kerja.
"Pertemuan kalian sudah selesai?" tanya papa Hendra.
"Sudah papa, mereka juga sangat setuju dengan ide produk yang aku berikan. Ini akan sangat membuat kita terlihat profesional." Jawab Arya.
"Kamu memang anak yang bisa diandalkan." Kata mama Laras.
"Bagaimana dengan Mia? Apa benar yang dia inginkan itu tas?" tanya papa Hendra.
"Dia mengatakan apa saja yang diberikan akan membuat dia sangat senang. Saat aku memberikan dia pendapat dia setuju. Sudah berikan dia tas saja." Kata Arya.
"Baik, dia memang nak yang ia dan tidak mengharapkan apa pun dari kamu. Papi semakin setuju kamu bersama dia. Jika bisa cepat menikah dengan dia. Papa ingin sekali melih
Saat kami sedang berbicara, datang Arya ke rumah sakit. Dia sudah membuat kado datang sangat besar. Itu pasti hadiah yang ingin diberikan papa Hendra untuk aku. Mereka berdua baik sekali sampai aku merasa tidak tega terhadap mereka berdua. Mereka menyiapkan hadiah untuk aku. Pahala aku telah melakukna kesalahan terhadap mereka berdua dan juga keluarga aku sendiri. Seandainya aku memiliki kesempatan lain, aku tidak akan melakukan ini kepada mereka semua. Aku merasa sangat jahat dan bersikap sepantasnya. Aku harus tahu bahwa ini akan menjadi luka untuk semuanya. Arya memanggil aku sayang dari kejauhan dan membuat aku dilihat semu orang. Aku merasa sangat malu sampai menundukkan kepala. Aku tidak terbiasa dipanggil sayang di hadapan orang lain."Sayang!" teriak Arya sambil berjalan mendekati aku."Kenapa Arya memanggil aku seperti itu di hadapan orang lain? Itu mengatakan aku merasa sangat malu. Mereka semua pasti akan menertawakan aku karena Arya." Kataku.&nb
Aluna sampai di lokasi syuting sma Hengky sudah menunggu dia."Bagaimana? Apa kamu sudah menemukam barang itu?" tanya Hengky."Sudah, ini dia." Jawab Aluna."Syukurlah, jika kamu susah membawa barang itu. Kita tenang saja, aku sudah mengatakan alasan kamu dengan baik. Kamu juga tidak akan terkena masalah." Kata Hengky."Terima kasih sudah membantu aku. Aku merasa senang sekali bisa mengambil ini tanpa ditanya oleh yang lainnya." Kata Aluna."Tidak masalah, aku seneng bisa melupakan sesuatu untuk kamu. Meski tidak besar tapi setidaknya aku merasa senang melihat kamu lega." Kata Hengky."Baik, kita lanjutkan latihan." Kata Aluna.Aluna dan Hengky melanjutkan berlatih adegan mereka berdua supaya bisa membuat drama itu semakin menarik dan terlihat nyata."Apa kalian sudah siap?" tanya sutradara."Siap, pak." Jawab Aluna.Mereka mulai melakukan adegan drama. A
"Sudah, kita pulang saja." Kata Robi."Baik, kita pulang sekarang." Kata Dika.Mereka berdua pergi dari ruang kerja aku. Aku sedang melakukan operasi kepada korban yang baru saja datang."Dokter, pasien ini kehilangan banyak darah. Bagaimana ini? Darah A sedang kosong sekarang." Kata suster Wulan."Kita harus memberitahu kepada keluarga dia. Apa keluarga dia menunggu di luar ruangan?" tanyaku."Dia hanya memiliki kakak." Jawab suster Wulan."Tidak masalah, kita harus mengatakan ini kepada kakak dia. Mungkin saja kakak dia memiliki darah yang sama dengan dia. Kita harus menanyakan ini sekarang." Kataku."Baik, dokter Mia." Kata suster Wulan.Aku langsung mengatakan ini kepada kakak pasien itu. Dia sangat terkejut dan bingung mencari darah."Apa? Adik saya memerlukan darah?" tanya kakak pasien. "Benar, maaf sekarang stok darah Anda sedang kosong. Apa mungk
Pasien itu langsung memeluk wanita itu dengan sangat erat. "Roni, ada apa ini?" tanya wanita itu sambil dipeluk pasien itu. "Aku tidak bisa melupakan kamu. Maafkan aku, aku egois dan tidak ingin melepas kamu." Jawab pasien itu sambil memeluk wanita itu. "Roni, aku tidak tahan. Aku takut keputusan aku berubah lagi. Kamu dapat membuat aku tidak kuat dan tidak bisa memilih." Kata wanita itu. "Aku mohon, cintai aku seperti aku mencintai kamu." Kata pasien itu. "Baik, aku akan mencintai kamu lagi. Aku juga menggunakan masih memiliki perasaan terhadap kamu. Aku cinta terhadap kamu." kata wanita itu sambil meneteskan air mata. "Terima kasih, Dinda!" kata pasien itu. Kakak Aluna dan Hengky juga sih menjalani adegan berikutnya. "Bagus sekali." Kata sutradara. "Tadi kamu hebat, saya mengatakan aku mencintai kamu bahkan setelah kematian. Itu membuat aku teringat kepada
Saat mereka berdua duduk di meja makan, aku juga ikut bergabung dengan mereka semua."Apa yang sudah kalian bicarakan?" tanyaku."Tidak ada." Jawab papa."Benar, kami hanya berbicara sesuatu yang biasa saja." Kata Arya."Begitu." Kataku.Mereka menyembunyikan apa yng sudah dibicarakan. Pasti mereka ingin aku tidak mengetahui apa yang dikatakan. Tapi aku sudah tahu dan aku mengerti alasan papa mengajak Arya berbicara sebab dia ingin aku mendapatkan yang terbaik. Meski aku dan Arya tidak sungguh menjalin hubungan serius."Kalian makan saja dan jangan berbicara terus." Kata mama.Kakak dan Hengky selesai syuting. Hengky mengajak pulang kepada Aluna. Tapi Andri datang dan membawa Aluna pergi dari lokasi syuting."Ayo kita pulang, Aluna!" kata Hengky sambil memegang tangan Aluna."Dia akan pulang bersama saya." kata Andri sambil menarik tangan Aluna."Aku akan pulang deng
Tapi semua orang mengatakan itu kepada aku. Mereka semua terus memaksa aku. Akhirnya tanpa aku sadari, aku melakukan itu. "Sayang." kataku sambil tersenyum. "Aku tidak percaya ini sungguh terjadi. Seorang Mia mengatakan itu kepada aku. Aku senang sekali sampai aku tidak bisa mengatakan apa pun lagi." Kata Arya. "Itu kamu bicara." Kataku. "Benar tapi skarang aku bingung harus mengatakan apa." Kata Arya. "Mia, aku tidak menyangka kamu akan mengatakan itu kepada Arya. Ini sungguh tidak terduga. Aku tidak percaya ini." Kata Aluna. "Aku lebih tidak percaya dengan ini." Kata Andri. "Nenek juga terkejut." Kata nenek. "Mama berpikir bahwa anak terakhir nama ini sudah dewasa. Dia sudah memiliki pria yang dicintai." kata mama sambil tersenyum. "Papa merasa iri, sekarang sudah ada pria yang kamu cintai selain papa. Papa merasa cemburu." kata papa sambil cemberut.&
Aku baru mendengar mama mengatakan seperti ini. Mama menceritakan apa yang mama rasakan dengan sangat dalam. Bahkan dia seperti ingin meneteskan air mata. Dia merasa senang saat aku menolak perjodohan itu. Aku memang harus dan senang sebab aku menolak perjodohan itu. Tapi aku juga sedih sebab aku harus membohongi keluarga aku sendiri. Mama, orang yang sangat menyayangi dan mempercayai aku. Aku telah membohongi dia. Aku tidak jujur dengan hubungan aku dan Arya. Aku yakin disaat in semua terbongkar, mama akan menjadi orang yang paling sedih sebab aku telah mengecewakan dia."Maafkan aku, mama." kataku dengan sepenuh hati."Maaf, kenapa? Kamu tidak memiliki salah apa pun terhadap mama. Apa maksud perkataan kamu itu?" tanya mama sambil terkejut dan merasa sangat bingung."Apa?" tanyaku sambil terkejut.Aku hampir saja mengatakan kejujuran terhadap mama. Aku bodoh sekali sebab aku akan mengatakan kejujuran ini. Jika aku sampai mengataka
"Jangan papa, saya sangat ingin mendapatkan izin dan restu. Maafkan saya, saya hanya bercanda saja." kata Arya sambil memohon."Saya juga hanya bercanda." kata papa sambil tersenyum.Ini sungguh tidak terduga, mereka bisa bercanda dan tertawa bersama. Padahal papa jarang mengajak pria lain bercanda. Apalagi saat pria itu mendekati kami berdua. Papa akan bersikap dengan tegas kepada pria itu. Tapi Arya bisa membuat papa berbeda. Atau memang memiliki sesuatu yang istimewa dan tidak terduga. Aku merasa dia itu seseorang yang bisa mengambil hati papa."Kalian tidak akan pergi?" tanya Aluna."Benar, kalian bisa terlambat." Kata nenek."Benar itu, ayo cepat pergi!" Kata mama."Ayo kita pergi sekarang juga!" Kata Arya."Baik." Kataku.Kami pergi ke rumah sakit dan sudah ada dokter Dirga yang menunggu di depan rumah sakit."Dokter Dirga!" Kataku."Dokter Mia!" Kataku.