Share

Pekerjaan Baru Chandra?

Tunggu, jika sejak  pukul dua belas hingga pukul satu siang ini, mereka semua ada di ruang tamu dan tanpa ada yang bermain ponsel, lalu siapa gerangan yang mengirimkan chat berisi ancaman pada pukul setengah satu siang tadi?

 

Berarti benar dugaanku tadi masih banyak musuh yang ada di sekitarku. 'Jangan pernah lengah Dit, bahaya masih mengancammu dan juga usahamu'. Kini aku harus waspada tidak hanya pada orang luar melainkan pada orang dalam juga. Semua memiliki kemungkinan menjadi tersangkanya. Namun aku harus tetap slow dan tak boleh panik, Dita harus tetap kuat di depan orang lain.

 

Akhirnya aku pun sampai di cafe ku. Alhamdulillah renovasinya sudah lima puluh persen selesai, kemungkinan seminggu ke depan sudah siap opening.

 

Konsep cafe ini nantinya akan bernuansa alam namun tetap menunjukkan sedikit kemewahan tanpa mengesampingkan kenyamanan pengunjungnya. Pastinya dengan harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat sekitar. Semoga saja nanti cafe ini bisa banyak di sukai pengunjung.

 

Ku datangi rumah tetangga yang letaknya berada persis di samping kiri bangunan cafe-ku.  Tujuan utamaku ke sini adalah untuk silaturahmi karena hanya rumah inilah yang menjadi tetangga kami, sedangkan sebelah kanan dan di depan banguna  cafe, hanya ada persawahan saja dengan background pegunungan yang asri.

 

Tujuan ke duaku adalah untuk mencari satu petugas keamanan, karena aku sangat suka mempekerjakan warga di sekitar dulu, agar hubungan dengan tetangga pun bisa terjalin nantinya. Dan kebetulan putra dari si empunya rumah, Ferdy namanya, sedang membutuhkan pekerjaan saat ini. Perawakannya yang tinggi besar, membuatku langsung menerimanya. Nantinya aku akan mencari satu lagi satpam dari agen.

Masalah keamanan itu jadi bagian nomer satu untukku

. Karena jika keamanan sudah terjaga, maka rasa was-was pun akan hilang.

 

Sekitar pukul empat sore aku kembali ke Kediri, namun sebelumnya ku sempatkan berlatih taekwondo, saat ini aku harus lebih giat latihan karena sepertinya nanti akan banyak orang yang ingin mencelakaiku.

 

Tepat pukul tujuh malam aku sampai di rumah, rencananya malam ini aku akan langsung tidur, setelah hari yang melelahkan ini. Besok aku akan mempersiapkan rumah di Jombang untuk di ubah menjadi sebuah yayasan panti asuhan. Bismillah semoga semuannya akan menjadi berkah. Amiiin.

 

********** ***********

 

Pagi ini setelah sarapan aku akan langsung menuju ke Jombang, kali ini hanya dengan Leo, karena Felix telah ijin mengunjungi anak dan istrinya yang sedang sakit.

 

Baru saja mobil dilajukan oleh Leo, sebuah panggilan masuk dari nomer tak di kenal, namun ini bukan dari peneror kemarin, karena nomer yang kemarin itu sudah kusimpan. Langsung saja kuterima panggilan itu, namun aku tak bersuara, menunggu hingga si penelepon bersuara duluan.

 

"Kenapa kamu diam saja Dita?"

 

Suara itu, aku masih sangat mengenal suara yang familiar itu. Itu adalah suara Mas Chandra. Aku masih diam saja beberapa saat.

 

"Kamu sudah lupa dengan suaraku? Atau kamu takut saat mendengar suaraku ini?!".

 

"Aku tak akan pernah lupa dengan suara mantan suamiku yang pernah bermain api dan mencoba menghilangkan nyawaku ini. Maaf Mas, aku tak pernah takut pada siapapun, kecuali Allah. Untuk apa kamu menghubungiku lagi?"

 

"Hahaha baguslah kalau kamu nggak takut sama aku. Aku cuma ingin memberitahukan bahwa kini aku sudah bebas, penjara mu itu tak bisa menahanku berlama-lama di sana," ucapnya yang diiringi dengan tawa.

 

"Wow berarti hebat dong kamu bisa keluar dari penjara para polisi itu," ucapku pura-pura tak tahu.

 

"Pastilah! Mangkanya kamu jangan macam-macam sama aku. Dan sebentar lagi kamu akan mendapatkan balasan karena telah mempermalukanku kemarin! "

 

"Silahkan lakukan apa yang kamu mau! Aku tak takut sedikitpun. Dan yang harus kamu ingat, sampai kapanpun aku akan selalu ada satu langkah di hadapanmu!"

 

"Ha-ha itu dulu Dit, sekarang aku bukanlah Chandra yang dulu lagi, yang  takut dan terlihat bodoh. Sungguh kamu akan menyesal karena telah membuatku mendekam di penjara kemarin!"

 

"Silahkan lakukan apa yang kamu mau, yang pasti kebaikan akan selalu menang. Dan satu pesanku untukmu Mas, bertaubatlah di sisa umurmu ini, siapa tahu dengan bertaubat, Allah akan menghilangkan penyakit itu dan memperpanjang umurmu!"

 

"Jangan banyak ceramah kamu Dit, justru sebelum aku mati aku akan memastikan kehancuran hidupmu dulu!"

 

Kumatikan segera panggilan itu. Sungguh tak kusangka sebegitu bencinya Mas Chandra kepadaku. Padahal dulu aku berpikir, bahwa setelah dia masuk penjara dan kupermalukan, dia akan berubah dan menyadari semua kesalahanya. Namun ternyata salah, sepertinya dia kini malah semakin menjadi-jadi.

 

Segera ku telepon Toni, agar dia dan temannya mengawasi pergerakan Mas chandra. Lalu kubuka kembali laptopku, mencoba melihat lagi kondisi ruang tamu,.ku setel waktu mulai saat kedua orang tua Mas Chandra pamit pulang. Aku harus tahu kira-kira apa yang di rencanakan mereka untukku.

 

Bu Mirna, Raisa dan juga Mas Chandra masih duduk kembali di ruang tamu.

 

"Apa rencana kamu selanjutnya Ndra? Kalau menurut ibu sih sebaiknya kamu cepat mencari pekerjaan, apa saja deh pokoknya bisa menghasilkan uang banyak," ucap Bu Mirna.

 

"Untuk saat ini aku belum ingin bekerja Bu, tapi lebih ingin membalas dendam dulu pada Dita. Aku tak akan bisa tidur tenang jika belum bisa melihat dia menangis darah," ucap Mas Chandra berapi-api.

 

"Aduh Yank, yang benar itu ya cari kerja dulu, masalah si Dita nanti saja. Kamu ini sudah nggak punya apa-apa loh, terus kami ini mau kamu kasih makan apa? Daun?!" Raisa tiba-tiba nyolot.

 

"Ini 'kan masih ada uang sepuluh juta dari Ibuku tadi Yank, ini masih bisa untuk makan kita satu bulan. Dan setelah dendamku pada Dita usai, aku akan giat bekerja lagi."

 

"Saran ibu sih kalian itu sudah nggak usah ngurusi  si Dita lagi. Daripada nanti dipermalukan sama dia lagi, karena sepertinya dia itu cerdik sekali. Mendingan kamu fokuss saja kerja, untuk makan, membuat usaha baru, berobat, beli motor dan untuk memenuhi kebutuhan Raisa, kasihan loh dia sampai syok soalnya semua yang di miliki hilang sudah, jadi kamu harus mengganti semua itu Ndra, termasuk rumah hadiah pernikahan itu. Aku nggak mau anakkku sakit karena kepikiran hal itu terus!" Suara Bu Mirna mulai ikut meninggi.

 

Kenapa tiba-tiba mereka berdua berubah pikiran ya? Padahal sebelum Mas Chandra keluar dari penjara kemarin, mereka sangat ingin menghancurkanku.

 

"Kenapa kalian jadi begini? Apa kalian tak marah pada Dita karena telah mempermalukan dan mengambil semua milik kita?" Ternyata Mas Chandra sepemikiran denganku.

 

"Ya pasti marahlah! Tapi amarah ini tetap kalah sama kebutuhan Yank! Daripada mikirin cara membalas dendam pada Dita, mending mikir gimana caranya kita dapat uang banyak  dalam sekejab!" ucap Raisa.

 

"Benar sekali itu Ndra. Lagian ya, kalau kita masih berhubungan dengan Dita, maka pasti dia juga akan menggagalkan rencana kita untuk mendapatkan uang banyak. Mending kamu fokus cari uang untuk memperkaya diri!" timpal Bu Mirna.

 

"Maaf, tapi aku belum tenang jika belum bisa membuat Dita menderita!" kata Mas Chandra.

 

"Kalau begitu kamu pergi saja dari sini, atau sekalian saja kita cerai! Males aku sama laki-laki  yang nggak bisa memberiku uang banyak!" pungkas Raisa.

 

Sejenak ketiga orang itu hanya berdiam, tak saling melihat satu sama lain. 

 

"Baiklah aku mulai bekerja besok, asal kamu tidak minta pisah denganku Yank." 

 

"Nah gitu dong Yank, aku kan jadi makin sayang sama kamu." Raisa bergelayut manja pada suaminya, "lalu kamu mau kerja di mana Yank?" 

 

Bu Mirna hanya melirik tingkah anaknya itu, sambil menyungingkan senyuman yang tak ku mengerti artinya.

 

"Jika kalian mau aku secepatnya mendapatkan uang yang banyak, berarti kalian memperbolehkanku bekerja dalam dunia hitam."

 

"Tak masalah Ndra kamu bekerja apa saja, mau hitam, putih, abu-abu atau pelangi pun, yang penting kamu bisa hasilin banyak uang pasti kami seneng kok. Iya 'kan Sa?"

 

Ucapan Bu Mirna tadi dibalas anggukan oleh Raisa.

 

"Dan satu lagi Yank, jika kamu nggak mengusik Dita, aku yakin pekerjaanmu aman-aman saja!" tambah Raisa.

 

"Oke mulai besok, aku akan mulai bekerja, kebetulan kemarin ada teman sesama napi yang menawariku pekerjaan. Dan pasti kalian akan senang, karena pekerjaan itu menghasilkan banyak uang dengan cepat. Tapi uang yang sepuluh juta ini biar kupakai untuk modal dulu, seminggu kemudian akan ku gandakan menjadi lima puluh juta, bagaimana?" Mas Chandra menoleh ke kanan dan ke kiri, meminta persetujuan dari kedua wanita itu. Dan tentu saja keduanya langsung mengangguk mantap.

 

"Ya sudah ibu mau tidur dulu ya, sudah siang ini," pamit Bu Mirna masuk.

 

"Yank tapi aku tetap akan membalas dendam pada Dita, namun aku tak  akan melibatkan kalian berdua," ucap Mas Chandra.

 

"Terserah kamu deh Yank, pokonya kamu harus setor uang banyak untukku. Dan satu lagi, jika nanti kamu masuk penjara lagi karena berurusan dengan Dita, maka jangan harap aku masih akan menerimamu!" ucap Raisa.

 

Ternyat kedua wanita itu lebih memilih uang daripada membalas dendam padaku, ada untungnya juga sih untukku, hehehe. Namun Mas Chandra tetap kekeh ingin menghancurkanku, oke kita lihat saja nanti.

Eh tapi kira-kira apa ya pekerjaan Mas Chandra nanti yang katanya bisa mendapatkan uang dengan mudah itu?

 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status