Adakah Jalan Untuk Kembali

Adakah Jalan Untuk Kembali

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-12-11
Oleh:  Lis SusanawatiBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat. 5 Ulasan-ulasan
5Bab
246Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Nadia tidak lagi menjadi wanita yang memohon penjelasan atau mempertahankan cinta yang tak pernah dimilikinya. Ia memilih berpisah dengan damai demi harga dirinya, demi kebebasan dari hubungan yang hanya membuatnya terluka. Ketika Davin datang membawa Selina, Nadia memilih pergi tanpa menoleh. Menutup pintu masa lalu yang selama empat tahun merenggut ketenangannya. Di balik kepasrahannya, Davin justru mulai merasakan kehilangan. Ketenangan Nadia menjadi hantaman yang tidak pernah ia bayangkan. Bahwa wanita yang dulu selalu memilih diam demi mempertahankan rumah tangga, kini justru yang paling siap melawan dan melepaskan. Lantas bagaimana Nadia menghadapi kenyataan kalau tidak ada perusahaan mana pun yang sudi menerimanya bekerja? Bahkan toko kecil pun menolaknya. Bagaimana ia akan menghidupi diri dan anaknya? Tampaknya ada yang salah. Siapa yang sengaja membuatnya seperti ini?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Talak 100

NADIA

- 1 Talak 100

"Punya suami gini amat. Awas kalau pulang nanti kujatuhi talak 100 kamu, Mas." Nadia mengomel sambil memandang jam dinding kamar.

Kalimat yang sebenarnya hanya sebagai penghibur diri. Padahal hatinya terasa perih. Ia tahu suaminya pergi ke mana dan dengan siapa.

Dengan wanita itu. Seseorang yang disembunyikan dan begitu dilindungi oleh Davin.

"Pulanglah. Mari kita bicara baik-baik. Aku sudah ikhlas melepasmu."

Dan ketika Davin pulang jam sebelas malam, Nadia hanya diam. Talak 100 tidak jadi diucapkan. Hatinya terlampau sakit. Sebelumnya ia pasti bertanya ini itu. Kenapa pulang telat? Ada masalah apa? Apa yang bisa kubantu? Kalau ada sesuatu ceritakan dan aku akan mendengarmu.

Namun sekarang Nadia diam. Karena semua pertanyaan tidak pernah dijawab. Davin paling hanya bilang, "Itu urusanku."

Ya, memang benar. Itu urusannya. Selina hanya urusan Davin.

Nadia mengambil baju kotor suaminya yang diletakkan di sofa kamar sebelum pria itu masuk kamar mandi. Kemeja biru di tangannya, menguar aroma parfum perempuan. Ketika diperhatikan, ada noda lipstik di bagian dada, dekat dengan saku. Dada Nadia sesak.

"Aku ada meeting tadi," ucap Davin tiba-tiba saat keluar dari kamar mandi. Ketika itu Nadia sudah berbaring miring menghadap dinding. Ia tersenyum getir. Disangka suaminya, Nadia tidak tahu apa-apa.

"Ada relasi datang dari luar kota," lanjut Davin. "Kamu mendengarku, kan?"

"Aku nggak nanya, Mas. Bukankah aku nggak perlu tahu urusanmu. Itu yang kamu bilang padaku." Nadia tidak bisa menahan diri.

Davin terkejut sambil memandang istrinya. Nadia tidak pernah bicara kasar padanya. Bahkan setelah dirinya berhari-hari tidak pulang. Padahal dulu Nadia suka sekali bercanda. Walaupun itu tidak menarik perhatian suaminya. Davin tetap kaku. Memandangnya dengan datar. Dan Nadia berlalu dengan candaan yang tidak lucu.

"Lain kali, lebih rapi lagi kalau sedang bermain-main. Nggak usah ninggalin jejak. Tanpa jejak yang tertinggal pun, aku sudah tahu semuanya. Kamu berusaha menyembunyikan dia dariku."

"Apa maksudmu?"

Nadia turun dari pembaringan. Ia mengambil ponselnya dan mengirimkan semua bukti kencan suaminya dengan wanita itu. Jelas saja Davin terkejut. Dari mana Nadia mendapatkan semua fotonya. Tidak mungkin mengikutinya ke mana pun ia janjian dengan Selina. Mereka punya bayi yang baru berusia dua tahun. Tentu saja Nadia tidak akan mengajaknya keluar berjam-jam dalam pengintaian.

"Aku dan Selina ada urusan kerja." Davin mengelak.

"Pekerjaan apa sampai parfum dan lipstik pun menempel di bajumu?"

Dahi Davin mengernyit. Nadia mengambil kemeja suaminya dari keranjang cucian. Lalu meletakkan dengan paksa ke tangan suaminya. Davin diam beberapa saat memperhatikan noda itu.

"Ya. Kamu benar, Nad. Aku memang bersamanya." Davin bicara lirih. Namun pengakuan itu menghantam dada Nadia.

Dan malam itu dimulainya perang dingin di antara mereka. Hingga pengakuan Davin yang bilang mencintai Selina, membuat Nadia sadar. Dia kalah. Dia tidak pernah memenangkan hati suaminya. Meski sudah empat tahun membersamainya. Padahal dengan Selina tidak ada hubungan apa-apa. Tapi pertemanan mereka ternyata istimewa.

"Kami sudah pernah terlanjur bersama," ujarnya lirih. Dan membuat hati Nadia semakin hancur dengan tubuh gemetar.

"Baiklah. Kita bercerai saja," ucapnya singkat. Jiwa Nadia remuk sudah.

🖤LS🖤

Dua bulan kemudian ....

"Cepat sembuh. Seminggu lagi sidang ikrar talak kita. Pengacara Mas yang tadi ngabari aku." Begitu tenangnya Nadia bicara di samping brankar lelaki yang sebentar lagi akan bergelar mantan suami. Seolah kehancuran dua bulan yang lalu sudah terlupakan.

"Lagian Mas nggak mungkin nikah dengan Selina dalam keadaan babak belur begini, kan," lanjut Nadia sambil tersenyum. Mengajak pria itu bercanda. Namun terasa garing. Karena sama sekali tidak lucu. Davin hanya menatapnya lekat. Ada sesuatu yang sulit ia jelaskan. Satu perasaan hampa yang baru ia sadari.

Nadia tetap bersikap biasa saja. Meski kalimat itu terasa menyengat di dadanya. Ia harus tegar meski hatinya hancur. Seolah luka itu tenggelam di dalam senyum dan raut wajahnya yang tenang. Bukankah ia sudah terbiasa. Biasa pura-pura tidak tahu apa yang terjadi di belakangnya. Antara Davin dan Selina. Biasa memaafkan atas semua kesalahan suaminya. Tapi sekarang, ia sudah tidak seperti dulu lagi.

"Makasih kamu sudah datang," jawab Davin dengan suara serak.

"Tadi aku dikabari Mama Septa. Oh, ponselmu bunyi, Mas." Nadia mengambilkan ponsel Davin yang berpendar di atas nakas.

Sambil menunggu pria itu menerima telepon, Nadia memperhatikan tangan kanan Davin yang diperban, wajahnya pucat. Sosok yang dulu membuat Nadia jatuh cinta setengah mati, bahkan sebelum mereka menikah karena perjodohan. Namun setelah papa pria itu meninggal setahun yang lalu, Davin memutuskan menceraikan Nadia. Meski mamanya sendiri mati-matian menentang.

Nadia akur. Empat tahun sudah ia berusaha merebut hati suaminya, tapi nyatanya cinta lelaki itu hanya untuk wanita lain. Sekarang Nadia sadar. Untuk apa mencintai seseorang yang tidak membuat dirinya dicintai kembali. Dan perpisahan ini biarlah berjalan damai. Demi ibunya, demi calon mantan mertua yang begitu sayang padanya, juga demi Adam. Anak yang sebenarnya tidak diharapkan kehadirannya oleh papanya sendiri.

"Jangan hamil dulu. Kita butuh proses untuk adaptasi dan kita nggak tahu bagaimana hubungan pernikahan ini nanti." Begitulah Davin bicara setelah mereka menikah.

Namun setahun kemudian Nadia hamil. Davin kecewa. Dia tidak pulang malam itu dan entah tidur di mana. Besok sorenya pulang dan bersikap seperti biasa. Meminta haknya seperti biasa. Ironis sekali bukan.

"Bagaimana keadaan Adam?" tanya Davin setelah selesai menelepon dan meletakkan ponselnya di atas meja.

"Dia baik-baik saja."

Davin mengangguk samar. Ada sesuatu yang menegang di kepalanya. Sebuah rasa bersalah. Mungkin juga rasa kehilangan yang ia sendiri tidak berani mengakui. Meski ia memilih Selina, tapi tak bisa menghapus fakta bahwa ada darahnya yang mengalir dalam diri bayi berusia dua tahun itu. Dan Nadia, sosok yang mendampinginya empat tahun ini.

"Aku minta maaf."

"Aku selalu memaafkanmu. Mulai sekarang jangan minta maaf lagi. Kita sudah sepakat mengakhiri semuanya." Nadia tersenyum sambil memandang Davin.

Ketenangan itu, dari mana datangnya. Davin melihat Nadia bicara tanpa beban.

Keheningan menggantung. Sampai akhirnya pintu diketuk dari luar. Lalu terkuak perlahan dan muncul wanita berambut sebahu. Wajah cantiknya terlihat khawatir. Selina. Wanita yang selama empat tahun menunggu Davin menceraikan Nadia. Wanita yang selama empat tahun menjadi bayangan kelam dalam rumah tangganya. Wanita yang sangat dicintai Davin, meski katanya mereka hanya sahabat.

"Nadia, kamu di sini?" sapa Selina sambil tersenyum ramah. Seolah tidak ada masalah apapun di antara mereka.

"Mama yang ngabari tadi. Sekarang beliau masih sholat asar di Mushola." Nadia menaruh tali tas di bahunya lantas berdiri. Ia memandang Davin. "Mas, aku pulang dulu. Semoga lekas sembuh. Jangan lupa, datang di sidang ikrar talak kita."

Davin menelan saliva.

Nadia memandang Selina yang sedang menaruh barang bawaan di meja. "Sel, aku pamit. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah itu Nadia keluar tanpa menoleh ke belakang lagi.

Entah kenapa dada Davin terasa seperti tertusuk sesuatu. Ketenangan Nadia mengoyak pertahanannya. Wanita itu begitu siap menghadapi perceraiannya. Padahal dulu ia selalu menutup mata dengan kesalahan-kesalahan suaminya.

"Aku akan mendampingi saat ikrar talakmu nanti, Mas." Selina tersenyum sambil duduk di kursi bekasnya Nadia tadi.

Next ....

- Hai, teman-teman pembaca semuanya. Ketemu lagi dengan cerbung baruku ya. Selamat membaca 🫰🏻🫰🏻

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Ulasan-ulasan

Kean Dhelis
Kean Dhelis
akhirnya muncul juga ...
2025-12-15 21:12:24
0
0
V3_
V3_
Mbak Lis... Seminggu sudah aku bolak balik kemari ngecek udh up atau blm. Akhirnya up juga cerbung barunya. Cusss lah dibaca
2025-12-15 20:08:57
0
0
Mau baca Novel
Mau baca Novel
ahirnya ada di goodnovel......... dari muda sy suka baca novel beriringan dgn baca kitabku,sebenarnya novel itu gambaran dr kehidupan,dan sy suka baca novel by lis ini Krn menuntun para wanita muda bgmn hidup dgn benar dan berharga diri,mandiri,memang bnyk karakter,tinggal kita dpt memilah dan memilih,
2025-12-15 20:02:15
0
0
Yeyeh Masriah
Yeyeh Masriah
Alhamdulillah yg di tunggu ,Akhir nya Up juga,Terimakasih Mbak Lis ,semoga sehat & sukses selalu....Aamiin ya Allah............
2025-12-15 19:55:54
0
0
Ummatul Khoiriyah
Ummatul Khoiriyah
akhirnya yang di tunggu 2 up juga
2025-12-15 19:05:42
0
0
5 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status