Gairah Nakal Brondong Pemikat Hati

Gairah Nakal Brondong Pemikat Hati

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-11-20
Oleh:  de BanyantreeBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
9Bab
10Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Bagaimana bisa Juno putra tiri Vivian, seorang pria yang sudah dianggap sebagai putranya sendiri mencintai dirinya. Sementara perselingkuhan sang suami semakin membakar habis hati dan perasaannya yang suci. Selama ini hidupnya benar-benar didedikasikan untuk suaminya. Antara memilih pergi atau terperangkap dalam cinta sang putra tiri. Yang tiba-tiba muncul menawarkan sesuatu sensasi yang telah lama hilang dalam diri Vivian. Bagaimana Vivian memilih jalan hidupnya, setelah dia benar-benar hancur dan terpuruk? Pilihan apa yang harus dia buat, demi untuk tetap menjaga image nya

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bisikan orang terdekat

​Vivian berdiri di depan cermin riasnya yang besar, menatap bayangan dirinya yang sempurna. Rambutnya disanggul tinggi dengan elegan, gaun malamnya—kreasi desainer ternama—jatuh dengan anggun, memeluk lekuk tubuhnya yang terjaga. Malam ini, ia menghadiri perayaan ulang tahun rekan bisnis Arman. Ia adalah Model Vivian, lambang keanggunan, kecantikan, dan kesetiaan istri pebisnis sukses.

​Namun, di balik polesan makeup yang flawless, sepasang mata cokelatnya memancarkan kekosongan yang membekukan. Sejak lima tahun terakhir, kesempurnaan ini terasa seperti kulit yang ditarik kencang, rentan robek kapan saja.

​Lima tahun. Itu adalah rentang waktu yang Vivian hitung sejak terakhir kali Arman menyentuhnya. Sejak terakhir kali ia merasakan kehangatan yang tulus, bukan sekadar pelukan formal di depan kamera.

​Pada awalnya, Vivian meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanyalah fase alami dari pernikahan yang telah berlangsung lama. Arman sedang sibuk. Proyek besar di luar kota, rapat larut malam, perjalanan bisnis ke luar negeri yang mendadak. Itu semua demi perusahaan, Viv.

​Tetapi, pertanyaan-pertanyaan itu—seperti paku kecil yang ditanam di benaknya—mulai tumbuh dan menusuk.

​Mengapa Arman selalu menjaga jarak fisik, bahkan di rumah?

Mengapa ia tidak lagi berbagi cerita tentang hari-harinya, melainkan hanya memberikan jawaban singkat dan datar?

Mengapa setiap kali ia menawarkan sentuhan, Arman selalu beralasan lelah atau sakit kepala?

​"Vivian, kau sudah siap?" Suara Arman yang terdengar di interkom memecah lamunannya. Suaranya formal, seperti memanggil seorang rekan kerja, bukan istrinya.

​Ia mengambil tas tangannya, menyembunyikan getaran halus di jari-jarinya. "Sudah, Arman. Aku turun sekarang."

​Selama bertahun-tahun, Vivian telah mengabaikan semua keanehan itu dengan sengaja. Mengakui Arman berselingkuh berarti mengakui kegagalan rumah tangga yang telah ia banggakan, sebuah keretakan fatal pada citra publiknya. Ia tidak siap. Sampai kemudian, ia mendengar bisikan.

​"Viv, aku tidak tahu apakah aku harus mengatakan ini..." ucap Winda yang adalah seorang pengusaha butik, dimana seluruh gosip dari kalangan atas ada padanya. Saat mereka duduk bersama para sosialita laiinya.

​Vivian menyesap tehnya perlahan, menjaga agar ekspresinya tetap tenang. "Apa itu? Mengenai butik baruku?"

​"Bukan. Mengenai Arman," bisiknya. "Akhir-akhir ini, ada rumor yang beredar di kalangan stafku, terutama di bagian kolom bisnis. Mereka bilang Arman tidak hanya pergi untuk urusan perusahaan saat ke luar kota. Ada yang melihatnya... sangat akrab dengan sekretarisnya."

​Vivian meletakkan cangkir tehnya, tidak ada suara denting yang tercipta. Ia tersenyum tipis, seolah ini hanya lelucon. "Arman dan sekretaris? Tentu saja akrab. Mereka bekerja bersama setiap hari, Sayang. Jangan mendengarkan gosip murahan."

​"Aku tidak bicara tentang keakraban profesional, Viv," desak Winda. "Ini sudah menjurus ke... lebih intim. Dan, Viv, stafku melihat sesuatu yang lebih mengkhawatirkan. Sekretarisnya, Indira, kabarnya... terlihat sering memegangi perutnya. Aku dengar dia sedang mengambil cuti panjang."

​Dunia Vivian seakan terhenti. Napasnya tercekat di tenggorokan. Indira. Vivian tahu nama itu. Sekretaris Arman yang muda, efisien, dan berpenampilan biasa saja. Ia tidak pernah menganggap Indira sebagai ancaman.

​"Cutinya mendadak sekali, ya? Padahal setahuku pekerjaannya banyak," ujar Vivian, suaranya terdengar tenang, tapi di dalam hatinya bagai bom waktu yang akan meledak.

*****

​Vivian memutuskan untuk melakukan apa yang tidak pernah dilakukan seorang istri anggun: menyewa penyelidik swasta. Bukan untuk menangkap basah, melainkan untuk memastikan. Ia ingin fakta, bukan desas-desus.

​Tanpa membutuhkan waktu yang lama, semua laporan itu berada di depan matanya.

​Vivian membacanya di ruang kerjanya yang sunyi, jauh dari pengawasan Arman atau staf rumah.

​Semuanya lengkap, dari tanggal dan lokasi keberadaan Arman.

Lokasinya Ia sering terlihat check-in di sebuah unit penthouse eksklusif di Hotel The Elysium, salah satu hotel mewah di pusat kota. Bersama seorang wanita muda itu.

​Vivian menelan ludah. Ia membalik ke halaman terakhir, tempat foto-foto itu terlampir.

​Foto-foto yang sebenarnya ingin sekali disangkal olehnya. Jika Arman tidak akan melakukan perbuatan itu. Namun ini bukan hanya perselingkuhan. Ini adalah masa depan yang telah Arman bangun di belakangnya. Sebuah keluarga tandingan.

​Kemarahan Vivian tidak meledak; ia justru meresap dan menjadi es. Ia ingat setiap ciuman yang Arman tolak, setiap malam yang ia habiskan sendirian.

​Vivian menelepon Arman, suaranya tenang, nada bicaranya tentang agenda sosial mereka. "Arman, besok sore, kita akan mengadakan makan malam dengan relasi penting dari Dubai. Bisakah kau kosongkan jadwalmu dan pulang lebih awal? Ada yang perlu kita diskusikan sebelum bertemu mereka."

​Arman, yang selalu patuh pada protokol sosial, setuju tanpa curiga.

​Keesokan harinya, Arman pulang sekitar pukul lima sore. Ia mendapati Vivian sedang menunggunya di ruang keluarga. Ruangan itu didominasi oleh perabot antik mahal dan cahaya yang lembut. Vivian duduk tegak di sofa beludru, secangkir teh dingin di mejanya.

​"Kau sudah pulang," sapa Vivian dengan senyum yang sempurna dan tanpa cela.

​"Ya. Kau mau bicara apa, Viv? Cepatlah, aku lelah," jawab Arman, melempar tas kerjanya ke kursi.

​Vivian tidak menjawab. Ia hanya mengambil amplop cokelat besar dari sampingnya dan melemparkannya ke meja kaca di depan Arman.

​"Aku tahu kau lelah," kata Vivian, suaranya lembut, namun matanya memancarkan petir. "Mungkin kau lelah karena terlalu sering menghabiskan malam di The Elysium, kamar penthouse 3001."

​Senyum Arman menghilang. Wajahnya mengeras, tetapi ia masih mencoba mempertahankan kendali.

"Omong kosong apa ini, Vivian?"

​"Omong kosong yang bernama Indira Kirana," lanjut Vivian, suaranya perlahan meninggi, menembus ketenangan yang selama ini ia jaga.

"Dan omong kosong yang paling menyakitkan adalah... bayi yang sedang ia kandung."

​Arman akhirnya membuka amplop itu. Matanya terpaku pada foto-foto yang menunjukkan perut besar Indira. Rahasia itu terbongkar dengan cara yang paling kejam. Arman mendongak, matanya penuh ancaman.

​"Kau mengintai aku?"

​Vivian bangkit, berdiri di atas Arman. Keanggunan telah berubah menjadi kemarahan yang membara.

"Aku mencari suamiku, Arman. Aku mencari alasan mengapa kau meninggalkanku, mengapa kau menolak sentuhanku, mengapa kau mengubah pernikahan kita menjadi lelucon kosong. Dan sekarang, aku tahu. Aku tidak hanya menemukan selingkuhanmu, aku menemukan keluarga barumu."

​Ia mencondongkan tubuh sedikit ke depan. "Kau tahu apa yang paling membuatku jijik, Arman? Bukan perselingkuhan itu. Tapi kenyataan bahwa kau berpikir aku begitu bodoh, begitu naif, hingga tidak akan pernah mengetahuinya."

"Bukan begitu maksudku, Vivian. Cobalah dengarkan alasanku."

Vivian menatap tajam lelaki dihadapannya itu, menunggu apa yang akan dia lontarkan, sebagai alasan perselingkuhannya serta pembenaran atas perbuatannya itu.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
9 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status