Arlesa masih berbincang dengan pamannya. Sementara Foland masih sibuk menanyakan keseharian Kalundra.
Perempuan glamour itu malah fokus ke Arlesa. Hanya sesekali di menjawab jajaran pertanyaan Foland.Saaf Foland berdiri mengambil minuman untuk Kaluandra, juga pama Arlesa enyah dari hadapan suamin Maysa itu, Kaluandra segera menyapa Arlesa."Hei, Arlesa," sapanya.Arlesa terhenyak dengan kehadiran Kaluandra di belakangnya. Dia hanya melempar semyum biasa."Kamu kenapa tidak membalas pesanku?" tanya Kaluandra.
"Aku rasa kurang baik kalau aku harus mengobrol dengan perempuan lain, apalagi sedang bersama istriku."
Kaluandra menelan saliva kecewanya. "Arlesa aku minta maaf kalau mengusikmu tadi malam," ucap Kaluandra."Oh iya, lain kali jangan begitu ya, kasihan Maysa pikirannya terganggu, walaupun aku tahu kami tidak bermaksud buruk," imbuh Arlesa.ArlAcara masih berlangsung, Arlesa masih menemani para tamu undangan berbincang. Dia tak sengaja bertemu dengan pemuka agama di wandara. Salah satu syekh yang sangat di segani di wandara. Dia datang bersama istri dan anak gadisnya. Syehk Ahmad itu sangat mengenal Arlesa karena anak Raja Garsan itu membuat banyak musholah di sekitar perkampungan wandara."Assalamualaikum pangeran," sapa Syehk Ahmad."Waalaikumsalam syekh, mari duduk syehk," ajak Arlesa.Syehk Ahmad duduk di meja bersama istri dan anak gadisnya yang juga berkerudung syar'i saat saat itu. Wajah anak gadisnya begitu bercahaya, sekilas Arlesa meilirik ke arahnya. Ya, Arlesa menagkui anak syehk Ahmad itu memang sangat cantik."Ini istri dan anak saya, namanya Dalisah," ucap Syehk Ahmad memperkenalkan kelurganya. Dalisah menagkupkan tangan ke dadanya. Salam khusus dari para muslimah."Akhirnya kalian menikah juga, sa
Sehari berselang, wandara di kejutkan dengan berita Foland da Kaluandra berada di kamar hotel bersama. Berita itu di lengkapi foto dan video saat keduanya memasuki kamar hotel secara diam-diam.Ayah Kaluandra yang juga menjabat sebagai perdana menteri keuangan di wandara malu akan hal itu. Ini kesekian kalinya, Kaluandra tersandung skandal teman kencan. Termasuk jajaran nama terdaftar ialah Arlesa dan Foland.Kini Foland yang di kabarkan lagi, hingga berita mereka tidur bersama di hotel istana mencuat di publik. Kaluandra mengurung diri di kamar, tak berani menampakka wajah di keluarganya. Namun dia tak henti di beri kalimat ketenangan dari Foland. Lewat pesan singkat Foland mengatakan, 'Kita hadapi semua bersama-sama.'Kaluandra yang frustasi seketika tenang, baru kali ini dia mendapat lawan skandal namun dia mempertanggung jawabkan namanya di khalayak publik.Sementara Raja Garsan memanggil Foland ke ruang pribadinya. Di an
Di Kaliarang, syukuran berlangsung khidmat. Ada banyak warga yang datang saat itu. Bejibung ingin melihat Pangeran Arlesa dari dekat. Mereka sampai berdesak-desakkan. Di antara kerumunan warga itu, ada sekelompok warga misterius yang suruhan dari seseorang. Pelurunya mengincar suami Maysa itu.Kelompok pria itu menyamar dengan memakai sorban, diam-diam mengarahkan pistolnya ke arah Arlesa. Tetapi ujung pistol itu di sorot jelas oleh Syehk Ahmad yang sedang berada di dekat Arlesa.Dur!Suara tembakan melayang ke arah Arlesa. Namjn tembakan itu di hakangi oleh Syehk Ahmad, peluru itu tertancap di tubuh Abi Dalisah.Dur! Dur! Tembakan lagi di arahkan lada semua yang ada di atas panggung syukuran. Istri dan paman Dalisah juga jadi incara hingga mereka ikut pula tertembak.Para pengawal istana mulai melumpuhkan kelompok brutal itu. Karena tembakan membabi buta, kelurga Syehk Ahmad semua tertembak tanpa kecuali anak di
Setelah berunding dengan keluarga besarnya. Arlesa memutuskan untuk membulatkan tekadnya melepas janjinya pada Syehk Ahmad. Arlesa dan keluarganya pergi menemui Dalisah. Sama sekali dia tak tertarik pada anak Syehk itu. Bahkan tak ada di benaknya untuk mencintai perempuan selain Maysa. Semalaman Delisah hanya tertidur di sofa. Tak ada yang menggubrisnya. Bahkan Arlesa pun bersikap dingin padanya. "Dalisah, aku sangat mencintai istriku, dia sedang mengandung anakku. Aku minta maaf, jika aku tidak bisa melanjutkan janjiku pada abimu. Kamu tahu, demi menjaga keindahan kematian syehk yang sangat aku hormati, aku rela memenuhi permintaannya, tapi itu melukai hati istriku. Jadi maaf .." Arlesa diam sejenak lalu melanjutkan, "Detik ini Dalisah putri aku talak tiga kamu," ucap Arlesa dengan keputusan ia rasa tepat. Dalisah menangis tersedu-sedu. Ini sangat membuatnya sakit, tetapi cinta memang tak bisa di paksakan.
Tujuh bulan kemudian ..Perut Maysa kina membesar. Kata dokter, bulan depan hari tafsiran kelahirannya. Jeval tetap seperti suami siaga untuk Maysa. Keduanya menghabiskan waktu berjalan-jalan di sekitar puncak juga ke pantai.Maysa sedikit demi sedikit melupakan kesedihan di khianati oleh Arlesa. Bahkan, Maysa mulai nyaman dengan kakak iparnya, Jeval. Kelembutan Jeval memperhatikannya buat dia selalu terenyuh. Maysa pikir, Arlesa sekarang sudah menikmati pernikahannya bersama Dalisah, baginya itu tak apa, dia yakin semua sudah di atur oleh Tuhan. Dia dan anaknya akan mendapat kebahagiaan lebih akan datang, yakin Maysa.Dia dan Jeval masih menyusuri pasir putuh di pantai. Sembari memegang perutnya, Maysa melangkah dengan wajah tersenyum, gelombang silih berganti menghampirinya. Jeval ada di sampingnya, menenteng sendal Maysa."Kamu sudah merasa leg
Maysa sudah mau lahiran, ada tiga bidan yang datang di bawa oleh Jeval. Pria berwajah oriental itu mendampingi Maysa, tangannya begitu setia mengusap keringat Maysa yang sedang berjuang melawan sakit karena kontraksi."Pak punggung istrinya di usap-usap," kata bidan itu yang mengira Jeval adalah suami Maysa.Jeval mengusap-usap punggung Maysa. Anak bu Rohma itu tak henti merintih kesakitan."Sakit Kak," keluhnya."Iya sayang, aku tahu itu, kamu kuat ya," kata Jeval memberi motivasi.Bidan megeceknya, sudah pembukaan lengkap, ketiga bidan itu segera bertindak, bayi Maysa sudah di ujung pintu. Maysa berjuag mengedan sekuat tenaga hingga akhiranya bayi mungilnya menggelundung bebsa keluar dari pintu dunia.Tangis Maysa menyatu dengan tangisan haru Jeval. Keningnya di ciumi oleh Jeval. Dia seperti seorang suami yang mendampingi istrinya lahira. Anak Maysa lahir berjenis kelamin perempuan, bayi mung
Kamu kembali ke wandara," pinta Maysa pada Arlesa."Tidak, aku akan tetap disini, sampai kamu ikut denganku, kita kembali ke rumah kita di kota," ujar Arlesa kukuh."Terserah, aku ingin masuk," Maysa menutup pintu itu. Dia menahan rasa sakitnya. Dari hatinya dia tak sanggup melihat Arlesa demikian. Tapi, ada seseorang yang lebih penting untuk ia jaga perasaanya, dia Jeval. Maysa berlari ke kamar untuk menemui Jeval."Sini aku obati," kata Maysa membersihkan darah dari luka-luka di wajah Jeval."Kamu akan meninggalkanku?" tanya Jeval.Maysa hanya diam. Dia masih tetap membersihkan luka itu."Maysa, kita akan menikah, 'kan?" tanya Jeval lagi.Maysa menyedukan wajah lagi. "Apa aku terlihat sangat istimewa di matamu?" tanya Maysa kembali."Hampir satu tahun kita bersama, apa itu belum cukup membuktikan?"Maysa tergugu. Iya, Jeval sudah menjadi pria yang bertanggung jawab di matanya.
Arlesa mulai menggenjot tubuh Maysa.. Suara desahan ibu Inara itu mulai rutin terdengar merdu. Membuat Inara terbangun dari tidurnya . Arlesa beranjak melihat Inara di ranjang bayi, ini pertama kalinya dia melihat Inara, begitu lucu dan cantik. Karena permainannya belum selesai, Arlesa membawa Inara ke atas ranjang lalu meletakkan di samping Maysa. Mata Inara terbuka lebar saat itu. Melihat kedua orangtuanya bertelanjang bulat. Arlesa kembali memasukkan benda pusakanya, dia mulai menghantam tubuh Maysa dengan kenikmatan. Inara yang merasakan guncangan kasur itu tertawa tanpa suara, dia seperti merasa di permainkan oleh ayahnya. "Hei, anak cantikku tertawa," ujar Arlesa berhenti sejenak. Maysa senyum pada putrinya pula. "Lihat ibumu Inara, katanya dia membenci ayahmu, tapi dia menikmati tubuh ayah malam ini," canda Arlesa. Maysa membuang wajahnya. Dia berusaha menahan senyumnya. "Kita mulai lagi sayang, aku