Share

Bab 0004

Sementara itu di sebuah kota di Zethian.

Lily putri dari Mayor Hawks, baru saja melangkah keluar dari sekolahnya saat seseorang menghadang langkahnya.

"Hai, bagaimana kabarmu?" ucap lelaki tersebut menyapanya.

"Hai, who are you?" ucap wanita itu. Sekilas Lili berusaha mengenali lelaki tersebut.

Namun gadis muda itu tampaknya terlalu lama mengingat sehingga si lelaki itu pun memutuskan untuk mengingatkannya lebih dulu.

"Namaku Badra? kau lupa? Aku adalah anggota regu papamu yang ... Oh ya papa kamu mengirimkan ini untukmu dan aku diminta untuk menjemputmu," ucap Badra kepada Prilly.

Kening Lily masih mengerut, dia masih belum bisa meyakinkan dirinya dengan ucapan lelaki di depannya itu.

Dan Badra tak berhenti begitu saja, dia kemudian menunjukkan sebuah lencana kepadanya.

"Oh, ya ... aku ingat, The Golden Eagle Leting 21," ucap Lily yang akhirnya ingat siapa lelaki yang kini berada di depannya itu.

"Sorry ya Om, aku baru ingat, lama sekali soalnya," ucap Lily sambil menunjuk mata kiri sang prajurit.

Badra tersenyum lebar.

"Kau sudah menjadi gadis rupanya," ucap Badra sambil terus melangkah di sebelah Lily.

"Om bisa saja, oh iya Om, maaf jika kau bertanya, mata Om kenapa?" tanya Lily.

Sejenak Badra diam, lelaki ini kemudian menghentikan langkahnya.

"Prajurit sejati selalu saja mengorbankan dirinya untuk negara," ucap Badra kepada Lily.

Lily tersenyum bangga mendengarnya.

"Kau hebat Om, dan aneh sekali karena ternyata kau jadi semakin ekstrem gagahnya sekarang," ucap Lily mengakuinya.

"Kau benar," jawab Badra.

Lelaki itu kemudian mengajukan diri untuk mengantarkan Lily pulang ke asramanya. Dan dengan penuh sukacita gadis muda itu pun bersedia diantar pulang oleh Badra.

"Bagaimana kalau kita beli camilan sebentar," ajak Badra kepada Lily.

Dia kemudian membawa Lily ke sebuah food court.

"Kau pasti lapar, pesanlah apa pun yang kau suka," ucap Badra sambil menyodorkan sebuah buku menu kepada Lily.

"Uncle aku pesan ini saja," ucap Lily sambil menunjuk sebuah sundae ice cream.

Badra mengangguk, dia kemudian memesan dua porsi sundae tersebut.

"Kau masih saja memiliki selera yang sama dengan Ayahmu," ucap Badra kepadanya.

Lily tersenyum dengan mata yang mendadak berkaca-kaca, dia tidak bisa menggambarkan bagaimana rasa rindunya kepada sang ayah yang sudah hampir 1 tahun ini belum juga pulang. Sehingga Badra yang datang dengan sebuah kabar dari ayahnya membuat Lili menjadi sangat senang sekali.

Ice cream Sundae adalah ice cream favorite mereka berdua, dan Hawks memang selalu membelikannya itu saat mereka bersama.

Lily memang tidak terlalu banyak tahu dan tidak mengerti seperti apa Badra, namun dia benar-benar menyukai setiap cerita yang diucapkan oleh Badra kepadanya kali ini.

Setelah selesai dengan ice creamnya, mereka pun melangkah keluar.

"Om kau benar-benar akan mengantarku pulang ke asrama?" tanya Lili yang entah kenapa dia selalu merasa nyaman bersama Badra.

Lelaki dengan perawatan yang sangat tegap ciri khas seorang prajurit itu tentu saja membuat Lily sangat bangga ketika teman-temannya melihatnya bersama dengan lelaki seperti itu.

"Dari cara bicaramu, Om sangat yakin kalau kau ingin sedikit refreshing," ucap Badra kepada Lily.

Wanita muda itu pun langsung mengangguk mengiyakannya.

"Aku perlu membeli beberapa buku, namun aku sangat bosan jika sendirian ke toko buku, apa Om mau menemaniku?" tanya Lily.

"Baiklah, bagaimana lagi ... sepertinya ini menjadi tawaran kencan pertama untukku," ucap Badra sambil merangkul pundak Lily dan membawanya menyeberang.

"Are you seriously?" ucap Lily sambil memandangi Badra karena dia merasa sangat lucu sekali.

"Tentu saja, aku tidak pernah ke kota, jadi bagaimana lagi? aku terus-menerus berada di hutan dan perbatasan negara, jadi tidak ada wanita cantik di sana, apalagi untuk berkencan, apa aku harus mengajak singa betina untuk berkencan?" ucap Badra yang sukses membuat Lili tergelak.

"Om bisa saja," ucap Lily sambil tetap melingkarkan tangannya di lengan Badra.

Mereka pun berjalan beriringan di tengah-tengah keramaian kota ini dengan tanpa rasa canggung.

Ya, Lily memang cukup dekat dengan beberapa anak buah ayahnya terutama anggota regu ayahnya yang satu regu dengannya karena mereka sering kali diundang makan siang ataupun makan malam di rumahnya apabila Hawks tengah berada di dalam kota.

"Hai Lily, kau baru datang lagi setelah sangat lama," tanya tanya seorang petugas yang menyapanya.

Penjaga di toko buku itu tampak cukup akrab dengannya.

"Hai Mala," ucap Lily menjawabnya.

"Apa dia kencan pertamamu?" tanya Mala yang sukses membuat Lily memerah malu.

"Mala, kau bicara apa?" ucap Lily.

"Bener kan?" ucap wanita itu sambil menggodainya.

Di sebelahnya, Badra bukan tidak mendengarnya, dia juga bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

KRIING

Sebuah telepon dari Velmir terus menghubungi.

"Aku keluar sebentar ya, ada telepon yang harus aku angkat, tapi di sini berisik sekali," ucap Badra.

"Oke Om," jawab Lily.

Lelaki itu pun melangkah keluar dan mengangkatnya.

"Kau sudah mendapatkannya?" tanya suara di seberang sana kepadanya.

"Aman Jenderal, aku sudah mendapatkannya," ucap Badra.

"Bagus, bawa dia segera ke Shovizx, aku ingin lihat bagaimana dia tersiksa melihat gadis kecilnya meliar di ranjangku!" ucap Velmir dengan suara yang terbahak-bahak setelahnya.

Badra meneguk salivanya dengan sangat kasar, lelaki ini menutupkan ponselnya dengan sangat kencang.

Terlihat gurat amarah di wajahnya yang sulit dikendalikannya.

"Dia menginginkan Lily," ucap Badra mendengus eksal.

Setelah merasa cukup tenang, Badra pun kembali melangkah masuk ke dalam di mana Lily tengah memilih buku-buku yang akan dibelinya.

Satu jam berlalu, Lily pun akhirnya memantapkan pilihan kepada 4 buah buku yang kini dipegangnya. Mereka pun berdiri di depan kasir.

"Aku yang mentraktir ya," ucap Badra sambil mengeluarkan sebuah kartu debit dari dompetnya.

"Tidak Om, aku bisa membayarnya kok, Ayahku memberiku bekal yang cukup," ucap Lily menolak pemberian dari Badra.

"Simpan saja uangmu itu untukmu gadis kecil, bukankah kau bilang ini kencan pertama kita? itu artinya si lelaki yang akan membayar pasangannya," ucap ucap Badra sambil tersenyum.

Mendengarnya, Lili pun menjadi tersipu malu, membuat wajah gadis muda itu pun memerah dan Badra yang menyadari semua itu pun hanya bisa meliriknya sambil memuji di dalam hati.

Hari sudah semakin senja, saat Lily akhirnya sampai di depan pintu gerbang asramanya.

"Lily, Ibu sudah mencemaskanmu, teman-temanmu bilang kau pulang dengan orang asing," ucap Martha yang menyambutnya di pintu gerbang.

"Maafkan aku Ibu," ucap Lily kepada pengasuh asramanya itu sambil mengenalkan Badra.

"Baiklah, aku sangat berterima kasih kepada Anda," ucap Martha setelah mendengarkan penjelasan Lily.

Badra mengangguk dan dia pun pamit pergi setelahnya.

Sementara itu Martha segera membawa masuk Lily ke dalam asrama.

Sesampainya di hotel, Badra membantingkan tubuhnya di ranjang.

Dia tak bisa menculik Lily seperti yang diinginkan oleh Velmir di kota ini, bagaimanapun di kota Ciezt ini terdapat banyak sekali CCTV yang terdapat di berbagai ruangan dan Badra pun yakin itulah alasan dari Hawks menempatkan putrinya berada di kota tersebut.

"Kau gagal?" ucap Sergio yang baru saja masuk ke dalam kamarnya membuat Badra terkejut bukan main.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status