Share

Bab 0003

Pedang Velmir terus menusuknya semakin dalam. Hawks hanya bisa meringis kesakitan, lelaki itu meraung-meraung di dalam hatinya saat ujung pedang jenderal dari negara musuhnya itu kini benar-benar akan membunuhnya.

Namun kematian Hawks masih belum ditakdirkan, di belakang sana suara ringkik kuda terdengar membuat Velmir menjadi teralihkan.

Perlahan ujung pedang Velmir menjauhi batang leher Hawks, sementara dua prajurit putusan dari Bergandez kini mulai menghampirinya.

Hawks masih terikat di salah satu meja. Di depannya salah satu anak buah Velmir mendekat.

Raut wajah garang dengan ciri khas jubah kebesaran berbulu tebal yang dikenakannya, membuktikan bahwa dia bukanlah serdadu Verliand biasa.

"Anda sangat menyedihkan, Mayor," ucap lelaki dengan sebelah mata itu sambil menginjak wajah Hawks dengan boots bergerigi yang dikenakannya.

"Argh!" teriak Hawks menggeram.

Meski wajahnya kini dipijak dengan sangat kuat oleh serdadu Verliand, namun Hawks masih bisa menahannya. Dia memilih mengawasi Velmir yang kini tengah menghampiri sang utusan.

"Bangsa Bergandez pun terlibat," dengusnya kesal.

Hawks membiarkan serdadu yang memijak wajahnya itu terus mengulitinya menggunakan gerigi sepatunya itu, dia justru memasang baik-baik pandangannya untuk memperhatikan gerak-gerik Velmir.

"Mereka ternyata sangat licik!" ucap Hawks di dalam hatinya.

Negara Bergandez selama ini adalah negara sahabat untuk Zethian, bahkan di beberapa konflik internal negara tersebut Zethian ikut berjasa menyelesaikannya.

"Kau tidak akan selamat dari sini, Mayor Hawks!" ucap serdadu tadi dengan menggeram.

Hawks mendelik kesal, dia menatap serdadu itu dengan sangat tajam. Hawks kehilangan Velmir dan utusan Bergandez itu setelah Jenderal Verliand itu membawa tamunya menjauh.

PLAK

Suara cemeti menyambar mejanya, Hawks langsung memalingkan pandangan ke arah si pengendali.

Serdadu bermata satu yang tadi menginjaknya itu pun menyeringai dengan cambuk di tangannya.

"Halo Hawks! aku yakin kau benar-benar tidak mengenaliku!" ucap sang serdadu itu dengan sangat dingin.

Hawks terdiam, jelas dia tidak mengingat apa pun mengenai orang tersebut.

"Bajingan kau! kau benar-benar melupakanku Hawks!" ucap lelaki tersebut sambil menggulung cemeti khas bangsa Verliand itu ditangannya.

Jeda panjang membungkam Hawks dalam ingatannya. Perlahan namun pasti dia mulai mengenali sosok di depannya itu.

"Mata di balas dengan mata!" ucap serdadu tersebut dengan sangat lantang.

Suaranya menggelegar hingga serdadu lainnya yang berada di sana ikut terkekeh menertawakan nasib naas Hawks yang menurut semuanya akan segera berakhir di tangan serdadu berlencana perak itu.

"Aku tidak akan pernah melupakan seorang pembelot sepertimu! Badra!" ucap Hawks tak kalah garangnya.

PLAK

Mendengar namanya disebut, serdadu itu langsung menghantamkan cemetinya lagi kepunggung Hawks yang masih menelungkup di meja.

"Kau sangat lemah dan juga payah Badra! demi kekayaan kau mengkhianati bangsamu sendiri!" ucap Hawks kepada serdadu di depannya itu yang tidak lain adalah mantan prajuritnya yang saat itu pernah ditenggelamkannya ke dalam sungai Shovizk.

Ingatan Hawks pun kian meracau, dia mulai mengingat kelamnya peperangan sebelumnya di mana dia yang saat itu memimpin Kavaleri Udara 20 bersama enam anggotanya dijebak ke dalam sarang para prajurit Velmir.

"Aku seharusnya tahu jika kau hanya berusaha menghindari hukuman mati saat itu! Cuih" ucap Hawks sambil membuang ludahnya tepat di wajah Badra.

"Bajingan! beraninya kau meludahiku!" ucap Badra sambil menarik kain syal di leher serdadu yang tengah berdiri mengawasi Hawks.

"Kau memang hanya bermental tempe!" ucap Hawks dengan nyali sekuat baja.

Dengusan kian membuat Badra melegam oleh amarahnya, dia sangat tersinggung ketika melihat Hawks justru tak kendur sedikit pun.

PLAK

Badra kembali mencambukkan cemetinya hingga berkali-kali.

"Argh!" Hawks meraung.

Namun Badra tak memedulikannya, punggung Hawks kini sudah tercabik-cabik oleh luka cambuk.

" Kau membuatku kehilangan sebelah mataku! akan kulakukan itu sekarang juga kepadamu hawks!" ucap Badra sambil menggulungkan cemetinya karena telah merasa puas.

Hawks kini berkeringat dingin, tubuhnya terasa disayat-sayat. Bajunya telah robek dan kini punggungnya dipenuhi bekas luka yang cukup dalam.

Namun, di depannya Badra justru baru memulai balas dendamnya.

Lelaki itu melepaskan jubah kebesarannya, dia kemudian mencabut sebuah belati yang mengilat sangat tajam dari pinggangnya.

"Telentangkan dia!" ucap Badra kepada anak buahnya.

"Kau tidak akan pernah bisa menjadi lelaki yang hebat Badra! bahkan dengan jubah kebesaranmu itu kau tetaplah seorang pembelot!" ucap Hawks terus menantang.

Badra semakin merasa kesal.

"Kau terlalu banyak bicara! bahkan di saat ajalmu telah di depan mata!" ucap Badra sambil menghunuskan belatinya.

Lelaki itu berjalan semakin mendekati Hawks.

Perlahan, ujung belati yang tajam itu mulai mengiris kulitnya seolah ingin menunda kematiannya dan membiarkan Hawks dengan rasa sakitnya.

Badra melakukan semuanya itu dengan sangat perlahan, namun tajamnya belati membuat Hawks menjerit kesakitan.

Dua anak buah Badra mencengkeramnya. Sementara ujung belati Badra kini mulai mengiris kening sang Mayor.

"Kau hanya akan melihat kematianmu, Hawks!" ucap Badra sambil mulai mencungkil bola mata Hawks.

"Argh!"suara jeritan Hawks yang begitu memilukan terdengar menggema di lembah Shovizx tersebut. Suaranya terdengar hingga ke bagian bawah di mana anggotanya disembunyikan oleh para Verliand.

PLAK

Sebuah sabetan cemeti kembali menghantam kakinya. Membuat Hawks sangat kesakitan. Cemeti khas bangsa Verliand ini memang terkenal dengan durinya yang tajam karena terbuat dari serbuk-serbuk kaca yang bukan hanya akan melukai oleh sabetannya tapi juga akan merobek dan mengoyak apa pun yang dihantamnya.

"Ha ha ha!" suara terbahak-bahak justru mengiringi raungan kesakitan Hawks.

Ya, Badra merasa sangat puas setelah berhasil mencungkil bola mata sang Mayor dari tempatnya.

Suara angin yang mendadak menderu hebat membuat dataran tinggi Shovizx ini menyembunyikan raungan kesakitan Hawks yang kini semakin lirih.

Sementara itu di bagian dalam lembah, anggotanya yang mulai panik karena tak bisa mendengar suara sang komandan, mereka semakin ketakutan.

"Kita juga tidak akan selamat jika dia pun tidak selamat," ucap salah satu anggotanya itu kepada yang lainnya.

"Kita harus menyelamatkan diri," ucap lainnya menimpali dengan suara yang pelan. Mereka menghindari percakapan mereka terdengar oleh para penjaga yang mengawalnya dari jarak sepuluh meteran itu.

"Kita tidak bisa berbuat banyak, lihatlah semua yang ada di sini," ucap yang lainnya menimpali.

Kali ini mereka benar-benar sudah sangat kehilangan harapan. Sementara salah satu harapan mereka adalah kepada Hawks di atas sana.

"Apa yang kau lakukan?" ucap Velmir dengan suaranya yang menggelegar.

"Jenderal, aku hanya sedikit memberikan hadiah kepadanya!" ucap Badra.

Namun tatapan Velmir justru mengarah kepada tubuh Hawks yang kini terlentang bersimbah darah.

"Kau salah dalam bersenang-senang, Badra!" ucap Velmir sambil tersenyum.

Lelaki itu kemudian melintingkan jubahnya sebelum akhirnya meraup wajah Hawks dengan sangat kasar.

"Apa rencana Anda, Jenderal?" tanya Badra.

Senyuman mengerikan menyapu wajah Velmir setelahnya.

"Naikkan enam tawanan kita itu di atas tiang!" ucap Velmir memulai permainannya.

Hawks yang kini sudah semakin lemah, hanya bisa menahan sakitnya itu dengan menggigit meja di depannya demi melindungi lidahnya supaya tak terpotong.

Tetesan darah dari mata kanannya itu pun kini mulai mengental. Cairan merah itu kini mulai menghitam, namun sekujur tubuh Hawks justru semakin terasa kesakitan.

Tak berselang lama, enam prajurit Zethian yang disandera itu sudah terikat di atas tiang.

Sementara kondisi Hawks semakin lemah.

"Badra! aku punya sesuatu untuk kau kerjakan saat ini," ucap Velmir kepada lelaki tersebut.

Badra kemudian mendekati Velmir.

Keduanya terlibat percakapan yang cukup pelan hingga suara angin pun bisa menyamarkannya.

"Aku mengerti Jenderal," ucap Badra sambil tersenyum meremehkan. Dengan dua serdadu Verliand, Badra kemudian berangkat menggunakan kudanya menuju dataran tinggi Shovizx.

***

Halo semuanya, happy reading ya.

Jangan lupa dukung penulis dengan klik TAMBAHKAN supaya buku ini masuk di daftar pustaka kamu.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
MR PLAYBOY
Mantap, serial action Bro
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status