Sekumpulan mahasiswa pada waktu itu adalah 7 orang, diantaranya 4 orang laki laki dan 3 orang perempuan. Pada saat itu mereka hanya ingin membuktikan, apakah benar terdapat desa yang isinya kanibal (pemakan daging manusia). Mereka juga ingin mendokumentasikan melalui kamera yang mereka bawa dan menunjukkan ke publik bahwa desa tersebut benar benar ada. Sebenarnya, mereka sudah dilarang oleh teman dan keluarganya untuk datang kesana karena, sangat berbahaya bagi pendatang. Tetapi mereka tidak menghiraukan larangan yang sudah diberitahu kepada mereka. Bahkan diantara mereka ada yang sampai berantem dengan orang tuanya hanya karena mahasiswa tersebut ingin benar benar membuktikan bahwa ada desa kanibal di pulau Kalimantan. Beberapa tahun kemudian, ada sekumpulan mahasiswa yang ingin mencari tau kebenaran desa tersebut, bagaimana nasib para mahasiswa itu?
View MoreSOLD TO THE BILLIONAIRE
°°°
WARNING !!
This book contains detailed descriptions of sexual activity, including BDSM, kink, power dynamics, and scenes that may involve non-consensual or dubiously consensual encounters. These scenes can be intense and may be distressing to some readers. Reader discretion is strongly advised.
°°°
Suot ni Eleanor ang isang seksing itim na gown. Hapit na hapit ito sa kanyang katawan, kaya kitang kita ang kurba ng kan'yang beywang. Bukod pa rito, pinuno siya ni Don Constantino ng mga alahas– tunay man o peke, ay dumagdag ito sa kan'yang kagandahan.
Mabilis ang tibok ng puso niya nang tawagin siya ni Don Constantino, ang totoo ay wala siyang ediya kung bakit sila nasa ganitong lugar. Ang tanging sinabi lang sa kan'ya ng Don ay magtatrabaho siya para rito. Magtatrabaho. Pero ano ang ibig sabihin nito? "Bilisan mo!" utos nito na agad niyang sinunod kahit pa nangangatog ang mga tuhod. Nang nasa harap na siya ng Don, ay hinila siya nito palabas ng backstage. Sinalubong siya ng spotlight na nakatapat mismo sa kan'ya. Nakakasilaw, ngunit nakikita parin ni Eleanor ang napakaraming tao sa harap ng entablado, sa harap niya – karamihan ay matatandang lalaki at tila mayayaman."Our main course for tonight!" anunsyo ni Don Constantino sa mikropono na lalong nagpaexcite sa buong lugar. Hindi niya maintindihan. Gulong-gulo ang isipan niya, ngunit sa kabila ng takot, nangingibabaw ang kanyang taglay na ganda. Para siyang isang anghel na naligaw sa impyerno. "For the starting price… five million pesos!" sigaw ng isang lalaki sa tabi ni Don Constantino."Ten million!" ang sagot ng isang matandang lalaki, mabilis pa sa alaskwarto itong tumayo gamit ang kan'yang baston. "Fifteen million!" sa pagkakataong ito, isang matabang lalaki ang sumigaw, habang pinupunasan ang pawis sa noo. Bakit? Bakit nagsisigawan ng ganoong kalalaking halaga? Saan papunta ang lahat ng ito? Napalingon siya kay Don Constantino, at doon niya nakita ang pilyong ngiti nito. Ibinebenta ba niya ako? Bigla siyang hinintakutan, parang binuhusan ng nagyeyelong tubig na nagdulot ng panlalamig sa kanyang buong katawan. Hindi siya makagalaw at tila naparalisa sa takot. Sa bawat presyong sinisigaw, ay mas lalong pagpapadagdag ang kan'yang kaba. "Twenty million!" "Twenty-five million!" Ang lugar na iyon ay naging isang palengke, at para siyang panindang pinag-aagawan ng mga lalaking hayok sa laman."One billion!" Katahimikan. Nabingi ang lahat, kasama na si Eleanor. Lahat ng mata ay bumaling sa pinanggalingan ng boses. Sa isang tabi, sa pinakataas, may isang lalaking nakasuot ng itim na polo. Dahan-dahan itong bumaba, ang mga yapak lamang nito ang tangin ingay na naririnig sa buong lugar."One Billion?" tanong ni Don Constanstino na nanlalaki ang mata at hindi makapaniwala sa narinig."She's mine!" hanggang sa tuluyan na itong nakababa at nasa harap na mismo ni Eleanor. Si Knight Andrie, isa sa pinakamayamang lalaki sa buong Pilipinas. Isa itong bilyonaryo na hindi dahil sa pamana kundi purong pagsisikap. Meron itong fiancée na siyang hahanapan niya ng pangregalo sa auction na ito. Ngunit ibang hiyas ang pumukaw sa kan'yang atensyon. Na para bang sa unang tingin ay nabihag kaagad ng magandang dalaga ang mga kan'yang mga mata. Si Eleanor naman ay hindi makapaniwala, nasa harap niya ang isang napakakisig na lalaki, hindi katandaan at hindi rin mukhang hayok sa laman. "Eleanor Lualhati, a virgin probinsyana, Sold to the Billionaire!"Mereka segera mencari cara untuk keluar dari perangkap sebelum orang yang membuat perangkap ini datang dan menangkap mereka berlima. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi jika mereka sampai ditangkap dan dibawa ke suatu tempat yang mengerikan nantinya. "Apa gue bilang, mending kita pulang tadi!." Ucap Alif kepada teman-temannya yang tidak mau mendengarkannya. Suasana semakin ramai saat mereka mencoba berteriak meminta pertolongan, namun itu semua hanyalah sia-sia, karena mana mungkin di hutan yang lebat ini ada manusia yang lewat atau tinggal di sini. Yuda sebenarnya mau mencoba untuk memutuskan tali jaring tersebut namun tas yang berisi pisau terlempar dan jatuh ke bawah. Saat mereka semakin panik, terdengar suara gerombolan pijakan kaki yang sedang berjalan ke arah mereka."Ada suara orang jalan tuh?." Ucap Dio dengan nada sedikit penasaran. "Iyaa tuh, semoga mereka bisa membantu kita." Sahut Lulu berharap yang datang adalah
Malam semakin larut, mereka perlahan sudah mulai mengantuk.Disitu Nala dan Lulu tidur di satu tenda sedangkan Yuda tidur sendirian ditenda karena Dio dan Alif tidur berdua.Nala dan Lulu sudah terlebih dahulu tidur karena sudah sangat lelah berjalan seharian.Yuda hanya tiduran saja di tendanya dengan memikirkan bagaimana keluar dari hutan ini. Sedangkan Alif sudah istirahat dan Dio masih dengan tangan kirinya memegang rokok.Suara suara aneh makin bermuculan saat waktu semakin malam, saat tengah malah tiba, Alif kebelet buang air kecil, ia segera keluar dari tendanya untuk mencari tempat untuk buang air kecil.Alif berjalan dengan membawa senter yang dipegang, ia buang air kecil dibawa pohon yang cukup besar yang disampingnya terdapat tanaman liarAlif segera membuka resleting celananya karena sudah tidak tahan lagi, saat mulai buang air kecil, ia seperti menginjak sesuatu yang cukup empuk untuk diinjak.Di situ Alif tid
Dipenginapan mereka berlima seperti kelelahan dan lebih memilih tidur daripada untuk melakukan kegiatan yang tidak jelas.***Keesokan harinya saat waktu sudah menunjukkan pukul 08:00 pagi, mereka segera bersiap-siap untuk berangkat kehutan, sebelumnya mereka sarapan di penginapan tersebut, yang sudah disiapkan.Walaupun penginapan tersebut hanya menyiapkan makanan yang seadanya tapi cukup untuk mengenyangkan perut mereka berlima dan saat pagi hari itu juga, terlihat orang yang menginap disitu ternyata ramai juga yang sedang sarapan.Setelah selesai sarapan, mereka berlima menuju loby untuk check out dari penginapan."Gimana, udah siap untuk berpetualang?" Tanya Yuda penuh semangat dengan ketengilannya."Siap!" Dijawab kompak dengan yang lainnya."Yuk berangkat!" Ucap Yuda.Setelah check out, mereka terlebih dahulu menuju ke jalan masuk kearah hutan. Sebenernya mereka tidak tahu arah jalannya, setiap ketemu dengan orang, mereka s
Menunggu cukup lama, akhirnya pesawat mereka segera berangkat.Terlihat begitu semangatnya mereka ketika mengetahui akan segera berangkat menuju ke Kalimantan.Disaat sudah memasuki pesawat dan segera lepas landas, Nala yang duduk di sebelah Yuda itu masih saja terlihat gelisah, ia masih membayangkan kira kira apa yang akan terjadi oleh dirinya dan teman temannya nanti ketika sudah sampai dihutan."Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Yuda sedikit khawatir dengan keadaan Nala yang dari tadi terlihat seperti tidak ada semangat."Enggak kok, aku takut aja." Sahut Nala dengan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Yuda."Takut kenapa?" Seru Yuda sedikit kebingungan dengan perkataan dari Nala dan terlihat suasana didalam pesawat sangat sepi, teman temannya Yuda yang lain juga memilih untuk tidur agar staminanya bisa pulih saat di hutan."Aku takut kita nanti terjadi apa apa, aku gamau kehilangan kamu dan juga teman temanku!" Ucap Nala dengan nada sedikit pela
Dibulan September saat memasuki libur kuliah. Yuda mengajak pacar dan kawannya untuk pergi ke desa kanibal yang berada di Kalimantan. Yuda yang mempunyai sifat cuek dan tengil, termasuk yang paling semangat untuk pergi kesana, ia juga mempunyai makanan kesukaan yaitu mie ayam.Disaat mereka berlima sedang berkumpul di suatu kantin yang ada di kampusnya, disitu Yuda membuka obrolan."Eh kita ke desa kanibal yok, gue penasaran banget sama tuh desa," melirik kearah pacar dan teman temannya yang sedang mendengarkan dengan serius. "Kita dari Jakarta terbang ke Kalimantan, kan pas nih kita udah mau libur kuliah." Yuda menjelaskan dengan sangat serius sambil duduk di bangku kantin itu, menggunakan kemeja hitam dilapisi dengan jaket dan celana jeans, terlihat juga ada beberapa minuman dan cemilan di atas meja tersebut, dengan suasana kantin tidak terlalu ramai oleh mahasiswa yang lain, terlihat hanya beberapa mahasiswa yang sedang mengobrol di meja lain.Mendengar perkata
Berawal dari kisah yang sudah cukup melegenda dimasyarakat. Pada waktu itu sekitar zaman 90-an ada sekumpulan mahasiswa dari Jakarta yang ingin membuktikan keberadaan desa yang ada di tengah hutan Kalimantan, konon katanya desa yang berada di hutan Kalimantan yang lebat itu terdapat sebuah desa kanibal yaitu pemakan daging manusia. Mereka juga sempat mendengar bahwa yang menjadi incaran utama para kanibal disana yaitu daging perempuan mungkin karena lebih enak dan lezat untuk dimakan dibandingkan dengan daging laki laki yang keras.Sekumpulan mahasiswa pada waktu itu adalah 7 orang, diantaranya 4 orang laki laki dan 3 orang perempuan. Pada saat itu mereka hanya ingin membuktikan, apakah benar terdapat desa yang isinya kanibal (pemakan daging manusia). Mereka juga ingin mendokumentasikan melalui kamera yang mereka bawa dan menunjukkan ke publik bahwa desa tersebut benar benar ada.Sebenarnya, mereka sudah dilarang oleh teman dan keluarganya untuk datang kesana kar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments