Home / Historical / PEMBALASAN DENDAM SANG LADY / BAB 42 • Perbatasan Eldoria

Share

BAB 42 • Perbatasan Eldoria

Author: MatchaMisu
last update Last Updated: 2025-07-20 22:17:14
Dua hari kemudian..

“Kau tidak lelah?”

Suara Eveline memecah keheningan, pasalnya sudah beberapa jam sejak matahari terbenam, dan Joren masih memacu kudanya, membawa mereka menuju timur.

“Haha... aku baik-baik saja, Nona Eve," balas Joren, pria itu terkekeh kecil. “Tidurlah, temanmu sudah terlelap, Nona.”

Eveline menoleh ke arah Anya, yang sudah memejamkan matanya dengan wajah pucat, napasnya teratur—gadis itu terlihat tenang dalam tidurnya.

Eveline menghela napas pelan, matanya melirik ke arah langit malam yang dipenuhi bintang, sesekali awan gelap lewat menutupinya. Angin malam berhembus menerpa wajahnya, sorot matanya memancarkan kesedihan.

Eveline merindukan ibunya...

“Sedikit lagi... di depan sana, adalah perbatasan wilayah Eldoria,” ucap Joren lagi, suaranya membuyarkan lamunan Eveline. “Setelah kita keluar dari Eldoria, kita akan berhenti di pinggiran sungai.”

“Hm...” Eveline hanya mengangguk kecil, matanya terasa mulai berat, tubuhnya lelah setelah terjaga setel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 47 • Para Bandit

    Dua kuda Joren berjalan menarik gerobak, sedari tadi keheningan melanda sepanjang jalan. Hari mulai siang, angin segar menerpa wajah mereka, dan gerobak Joren baru saja keluar dari desa Avirari, wilayah terkahir Duke Argor.Kini, mereka melewati hutan lebat, pohon-pohon rindang menghalau sinar matahari mengenai mereka secara langsung. Hembusan angin, menggoyangkan dedaunan, hingga beberapa daun melayang jatuh ke gerobak.“Indah sekali,” gumam Anya, ia menoleh pada Eveline dengan senyum tipis.Eveline hanya mengangguk, matanya menatap kosong ke depan. Pikirannya masih sibuk dengan rencana besar yang sedang ia simpan rapat-rapat.Suara kicauan burung bersahutan, sesekali suara ranting parah terdengar dari semak-semak. Tidak hanya itu, suara aliran air sungai membuat mereka tenang, namun... tidak dengan Eveline yang mengenyitkan keningnya, entah mengapa tiba-tiba ia merasakan perasaan aneh di antara kesunyian itu, sebuah perasaan tidak nyaman menghampirinya.“Nona-nona, kita akan singgah

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 46 • Melanjutkan Perjalanan

    Cit... cit...Kicauan burung terdengar samar bersahutan, di antara angin yang mengenai jendela kayu. Sinar matahari pagi menembus celah tirai, mengenai wajag Eveline.“Eughh...”Desahan kecil lolos dari bibirnya saat tubuhnya bergerak, meregangkan perlahan untuk mengusir sisa kantuk. Matanya terbuka setengah, mengerjap pelan, menyesuaikan cahaya pagi yang masuk lewat retina matanya.Eveline menoleh ke samping, mendapati Anya yang masih tertidur pulas, napas wanita teratur, sesekali Anya mendengkur halus. Eveline lalu mengalihkan pandangannya ke arah jendela.Suara gerobak, dan aktifitas, terdengar dari luar dan lantai bawah. Eveline mengusap wajahnya pelan, lalu menurunkan kakinya menyentuh lantai kayu yang terasa dingin.Dengan gerakan pelan, Eveline berjalan menuju meja kecil, mengambil kendi air dan menuangkannya ke mangkuk, wanita itu membasuh wajahnya dengan air dingin—agar kantuknya hilang.Hari ini, mereka akan kembali melanjutkan perjalanan menuju ibukota.Tok... tok...Ketuka

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 45 • Tekat Eveline

    “Aku ingin mendaftar menjadi pengawal kerajaan,” ulang Eveline dengan tegas, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Hening sesaat...Joren kemudian menghela napas panjang, ia mengusap wajahnya, sebelum menatap Eveline dengan tatapan sulit di artikan. “Nona Eve... kau serius dengan ucapanmu barusan?”Eveline mengangguk pasti, matanya menatap Joren dengan tenang tanpa goyah.Joren menggeleng, mengangkat kedua tangannya. “Tidak, tidak, Nona Eve... untuk menjadi pengawal kerajaan, mereka hanya menerima pria, bukan wanita.”“Aku tahu—,” Eveline mengigit bibirnya, menahan napas.“Kalau kau ingin masuk ke istana, menjadi pelayan jauh lebih aman dan masuk akal,” tutur Joren, nada suaranya mencoba memberi saran yang lebih baik untuk Eveline.Eveline menggeleng tegas, “Aku tidak ingin menjadi pelayan, Joren.”Joren menatapnya dengan kening berkerut, “Kenapa?” tanyanya, suaranya hampir menyerupai bisikan.Eveline menunduk, tangannya mengepal di sisi tubuhnya sebelum kembali menatap pada Jore

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 44 • Menjadi Pengawal Idoryn?

    “Sisa berapa uang ya g kita miliki, Anya?” tanya Eveline, ia menoleh pada Anya yang sedang berbaring sembari menatap langit-langit kamar.Anya langsung mendudukan dirinya, dan membuka kantung kecil dari kulit rusa, menampilkan kilauan beberapa kepingan logam perak. “Kita masih mempunyai tujuh keping perak, dan datu keping emas, Lady,” jawab Anya lugas, meski suaranya sedikit terdengar pelan.Eveline mengangguk, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, “Hmm... masih ada sisa, sampai kita memasuki ibukota,” gumamnya pelan.Tok... tok...Ketukan di pintu kamar membuat keduanya lantas menoleh.“Nona–nona, segeralah turun, kita akan makan malam,” suara Joren terdengar dari luar.“Kami akan keluar, Joren,” sahut Eveline, ia menoleh kembali ada Anya. “Ambil dia keping perak.”Anya mengangguk cepat, “Baik, Lady,” ucapnya, gadis itu segera mengambil dua keping perak dari kantung kecil itu, dan menyimpannya di lipatan kecil jubahnya.Eveline menarik napas panjang, ia merapikan sedikit helai

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 43 • Desa Avirari

    Tak.... Gerobak Joren berhenti, dari atas bukit. Desa–desa di bawah sana tampak memukau dalam balutan cahaya jingga senja, Angin dore berhembus, membawa aroma rumput liar dan udara yang lebih segar. Eveline memejamkan matanya, menikmati sapuan angin bebas yang menerpa kulit wajahnya, sebelum akhirnya membuka matanya. “Ini lah, wilayah Idoryn, Nona–nona,” ucap Joren, sembari tersenyum lelah sekaligus lega. Tiga minggu, tiga hari. Itulah waktu yang mereka habiskan untuk sampai di wilayah Idoryn. “Indah sekali,” gumam Anya, matanya berbinar bahagia ketika melihat rumah-rumah sederhana dengan asap putih tipis yang keluar dari cerobong asap. “Kau benar Anya, sebentar lagi akan malam. Kita akan singgah di desa Aviari,” pandangan pria itu menatap pada lembah di bawah sana. “Apa kita akan menginap malam ini?” tanya Eveline. Joren mengangguk, membenarkan. “Iya, ada penginapan kecil di desa Aviari. Setelah ini, kalian bisa beristirahat dengan tenang dan nyaman, Nona–nona.” Joren kemudi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG LADY   BAB 42 • Perbatasan Eldoria

    Dua hari kemudian.. “Kau tidak lelah?” Suara Eveline memecah keheningan, pasalnya sudah beberapa jam sejak matahari terbenam, dan Joren masih memacu kudanya, membawa mereka menuju timur. “Haha... aku baik-baik saja, Nona Eve," balas Joren, pria itu terkekeh kecil. “Tidurlah, temanmu sudah terlelap, Nona.” Eveline menoleh ke arah Anya, yang sudah memejamkan matanya dengan wajah pucat, napasnya teratur—gadis itu terlihat tenang dalam tidurnya. Eveline menghela napas pelan, matanya melirik ke arah langit malam yang dipenuhi bintang, sesekali awan gelap lewat menutupinya. Angin malam berhembus menerpa wajahnya, sorot matanya memancarkan kesedihan. Eveline merindukan ibunya... “Sedikit lagi... di depan sana, adalah perbatasan wilayah Eldoria,” ucap Joren lagi, suaranya membuyarkan lamunan Eveline. “Setelah kita keluar dari Eldoria, kita akan berhenti di pinggiran sungai.” “Hm...” Eveline hanya mengangguk kecil, matanya terasa mulai berat, tubuhnya lelah setelah terjaga setel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status