Di sisi lain, suara ketukan pelan terdengar di pintu ruang kerja yang dipenuhi aroma kayu tua dan tumpukan dokumen. Duke Armand, yang sedang berdiri di depan meja dengan wajah serius, menghentikan pembicaraannya dengan putranya, Sir Aldrich. “Masuklah,” ucap Duke Armand, suaranya rendah namun tegas. Pintu perlahan terdorong, memperlihatkan sosok Anya, maid muda Lady Eveline, yang berdiri dengan tubuh kaku, kepalanya tertunduk. Jemarinya yang pucat tampak menggenggam erat sepucuk surat, gemetar. Sir Aldrich, yang duduk di kursi di samping meja, mengerutkan alis, tatapannya tajam mengarah ke Anya. “Apa yang kau lakukan di sini tanpa izin?” suaranya dingin, memancarkan otoritas sebagai putra seorang duke. Anya menelan ludah, suaranya gemetar saat menjawab, “Ampun, Tuan… tapi saya membawa… surat dari Lady Eveline.” Duke Armand menoleh penuh perhatian, sorot matanya tajam, “Eveline?” Anya mengangguk pelan sebelum maju beberapa langkah, lututnya hampir lemas saat mengangkat tang
Last Updated : 2025-07-01 Read more