Share

AMARAH YANG MEMBARA

''Pria bertopeng?'' ujar Papa mengernyitkan dahi menatapku.

''Iya, apa mereka suruhan Papa?'' tanyaku menatap penasaran.

Papa tersenyum kecil menatapku, ''Ya memang benar semua pria bertopeng itu suruhan Papa. Kamu jangan khawatir, itu bukan polisi,'' 

''Tapi kenapa sampai membawa senjata? Bagaimana jika polisi tahu tentang barusan yang kita lakukan?'' ucapku penuh dengan ketakutan.

''Tenang saja Syifa,  biar Papa yang mengurus semuanya. Semua bisa dibeli dengan uang,'' ucap Papa tertawa.

Aku pun menarik nafas kasar, semoga saja benar apa yang diucapkan oleh Papa.

''Ya sudah, kalau begitu aku mau istirahat dulu ya Pah, Mah. Aku sangat capek sekali karena hari ini sangat melelahkan,'' ucapku pada kedua orang tuaku.

''Ya sudah, jika kamu mau istirahat silahkan saja. Biar an
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status