''Risna ... Raffa! Kalian di mana?'' aku berteriak memanggil kedua anakku yang keberadaannya entah di mana. Padahal baru saja mereka berteriak memanggil namaku, tapi sekarang aku tidak menemukan mereka.
''Ada apa?'' tanya Kak Rudi datang menghampiriku.''Raffa dan Risna tidak ada, Kak!'' ucapku menangis histeris.''Lho, kok bisa?'' Kak Rudi heran.''Apa mungkin di rumah ini ada penyusup yang datang untuk menculik Raffa dan juga Risna? Mengingat yang padam listri hanya rumah ini saja.'' cecar Pak RT''Jika benar ada seseorang yang menculik kedua anak-anakku, lebih baik kita cari sekarang. Pasti mereka tengah bersembunyi di rumah ini,'' cecarku menyuruh semua orang untuk mencari Raffa dan Risna.''Ya sudah, kita cari sekarang!'' timpal Kak Rudi menyetujui.Kami pun lantas mencari kebeberapa sudut ruangan, sementara Papa yang pingsan sudah dibaringkan di sofa ruang keluarga dengan bantuan para wargPOV DANUAku akhirnya bisa bernafas lega telah kabur dari penjara dan sekarang aku tengah bersembunyi di rumah yang tak jauh dari kediaman Dina dan juga kedua orang Syifa.Malam ini aku bermaksud ingin menyelinap masuk ke rumah kedua orang Syifa, untung saja aku masih mengingat jalannya. Hatiku menahan rasa benci pada Syifa dan keluarganya.Jujur saja, jika berhasil aku melumpuhkan satu keluarga itu. Aku akan membunuhnya secara sadis karena mereka sendirilah yang sudah membuat aku menjadi seperti ini. Apalagi atas kejadian yang menimpa Laras, aku sudah tidak bisa memaafkan Syifa.Apalagi Papanya, dia yang sudah membuatku berada di sel penjara dan dia juga yang telah membuatku kehilangan pekerjaan.Hatiku sangat dendam, oleh sebab itu aku ingin berbuat sesuatu yang mungkin tidak akan Syifa sangka apalagi keluarganya.Sekarang aku telah berada di halaman depan rumah kedua orang tua Syifa, aku pun langsung berhati-
''Kamu yang tenang Syifa, anakmu pasti akan ditemukan, jadi jangan merasa sedih,'' Laras menasehati, tapi aku sama sekali nggak bisa sabar karena sangat kepikiran kedua anakku yang sampai sekarang belum ditemukan.''Aku tidak bisa tenang Laras, jika kamu mengerti menjadi sosok Ibu yang kehilangan kedua anaknya itu sangat menyakitkan. Padahal aku sudah mencoba beberapa cara supaya mereka ditemukan, tapi hasilnya ....!'' aku menarik nafas kuat seakan pasrah akan takdir yang kualami.''Aku tahu Syifa, walaupun aku sendiri belum pernah merasakan punya anak, tapi mana mungkin bersedih terus seperti kamu. Ingat kesehatanmu, jika suatu saat mereka ditemukan, kamu sakit, terus yang repot siapa?'' Laras membuatku tersentak. Perasaan menggebu ini tak pernah hilang, aku melupakan kesehatan hanya demi memikirkan kepulangan Raffa dan Risna.Ucapannya barusan sangat benar, aku tidak boleh seperti ini dan harus menjaga kesehatan biar nanti k
''Aku minta sekarang kakak ikuti kedua anak itu, sebab aku juga sangat yakin bahwa mereka adalah Risna dan juga Raffa. Tadi pun sewaktu di lampu merah aku melihat anak yang hampir seusia Raffa dan Risna sedang mengamen di pinggir jalan,'' aku menyuruh Kak Rudi, siapa tahu memang benar mereka adalah kedua anak kandungku telah lama aku cariku.Jika benar mereka Risna Raffa, malang sekali nasibmu Nak, kalian Mama berikan kemewahan dan kebahagiaan tapi sekarang kamu malah menderita karena menjadi seorang anak jalanan yang meminta belas kasihan dengan cara mengamen.''Oke, Siap, aku akan pantau, jika nanti terbukti bahwa mereka benar kedua anakmu aku akan memberitahumu kembali,'' ujar Kak Rudi langsung mematikan sambungan telepon.Hatiku merasa senang, semoga saja memang benar. Sekarang sudah saatnya aku tidak bersedih karena sebentar lagi aku akan bertemu dengan kedua anakku yang sangat aku cintai.Sesampainya di rumah,
Hari ulang tahun telah tiba, aku bahagia sekali karena semua orang yang sangat aku cintai ada disekelilingku. Risna dan Raffa juga sangat senang tidak seperti sebelumnya yang terus merenung kesedihan karena mengalami trauma pasca penculikan, semua orang berdatangan di pesta Sinta turut serta berucap syukur pada kami.''Hallo cantik, selamat ulang tahun ya, semoga kamu menjadi anak yang pintar dan solehah,'' imbuh Resa, temanku yang kemarin aku undang.''Amin ... terima kasih, Tante!'' timpalku menyahut sambil tersenyum.''Oh iya, Syifa, aku baru tahu soal penculikan yang dialami oleh Raffa dan Risna. Jika tahu, aku pasti akan membantu mencari, tapi ternyata sekarang sudah ketemu, aku senang kamu bisa kembali bersama kedua anakmu.'' ujar Resa.''Iya Resa, aku pun tak menyangka akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan anakku. Kehilangan anak membuatku seakan tidak bisa berfikir jernih dan malah bersedih setiap s
Sebelum baca, jangan lupa subcribe dan follow ya*__________"Hallo, Mas. Kamu sedang berada di mana?'' tanyaku pada Mas Danu lewat sambungan telepon.''Aku tengah meting dengan klien, Syifa. Hmm, jangan dulu menelepon ya. Sebab aku sangat sibuk,'' cecar Mas Danu.''Tapi Mas, aku ingin berbicara sebentar. Uang yang Mas berikan kurang untuk membiayai sekolah dan kebutuhan, aku mau minta sedikit lagi,'' kataku memohon.''Kamu ini sangat boros sekali, padahal setiap bulan aku sering memberimu uang besar. Apa tidak cukup?'' dengkus Mas Danu kesal.''Tapi Mas
*Jangan lupa komentar dan kasih tap 💖nya yah*_______Aku jadi teringat pesan Papa dulu sewaktu enam tahun silam, beliau mengatakan bahwa Mas Danu adalah lelaki yang sangat tidak pantas menjadi suamiku, karena sebelum kami menikah Mas Danu adalah lelaki hidung belang pemuas nafsu wanita malam.Aku sangat mencintainya dan dia bertekad akan meninggalkan dunia hitam itu, entah kenapa kala itu aku tidak mau berpisah dan malah menerima pinangannya. Bahkan aku menentang keras kedua orang tuaku karena telah berani-beraninya tidak merestui hubungan kami.Memang sangat durhaka, aku begitu menyesal sekarang. Nasi telah menjadi bubur, kini hanya penyesalan saja yang 'ku alami.Jika dahulu aku menuruti ucapan Papa dan Mama, mungkin aku tidak akan menikah dengan Mas Danu sampai aku telah melahirkan tiga orang anak yang sangat lucu d
Lebih baik sekarang aku mencari barang berharga yang sangat penting, aku ingin menguasai harta Mas Danu terlebih dahulu. Bahkan sertifikat rumah dan mobil itu semua atas nama Mas Danu.Seharusnya sewaktu pembelian, rumah dan kendaraan atas namaku tapi Mas Danu tetap berkeinginan kepemilikannya atas nama dirinya sendiri.Aku memang sangat kesal dan begitu bo*doh karena mau-maunya ditipu oleh Mas Danu.Aku mencari ke mana pun semoga saja barang berharga itu Mas Danu simpan di rumah ini dan aku akan membalikkan nama kepemilikan atas namaku sendiri.Aku terus mencari, membuka beberapa lemari bahkan bawah ranjang tempat tidur aku cari. Semua isi lemari pakaian aku keluarkan karena aku sangat yakin semua barang milik suamiku ada di rumah ini.Ternyata di kamar sama sekali tidak ada, aku ke luar dan mencari ke sudut ruangan. Sampai s
Dia adalah ibu mertuaku, ibunya Mas Danu. Ibu mertuaku selalu berpakaian menggunakan kain besar sampai menyentuh tanah dan selalu terlihat menor ketika berdandan.''Maaf Bu. Syifa sama sekali tidak mendengar ada ketukan pintu karena sibuk mengurus anak di dalam kamar,'' kataku berbohong.''Bohong! Kamu paling berleha-leha di dalam rumah. Saya sering melihat akun media sosialmu dan selalu mengupdate story di WA,'' ucapnya.''Aku tidak berleha-leha Bu, hanya saja ....''''Cukup! Saya tidak mau mendengarkan penjelasanmu, sekarang mana Danu? Saya mau bertemu dengannya. Uang pemberiannya sudah habis karena dipakai belanja,'' ucap Ibu menyerobot ucapanku.''Mas Danu belum pulang, ibu telepon saja dia dan minta langsung,'' kataku menjawab ucapan Ibu dan menyuruh untuk langsung meminta pada anak semata wayangnya.