Share

029 - Ludah Yang Terlontar

Sebagai orang yang berpendidikan, Bram tahu sikap Budi itu sesuatu yang benar. Tapi tetap saja dia menjadi kesal, kenapa juga tiba-tiba ada orang bersikap sok bijak seperti itu di saat dia sedang kepepet.

“Kalau gitu, kenapa kau tak ikut saja sekalian?” balas Bram ketus nampak tak senang.

Namun Budi masih nampak tak percaya. Pikirnya itu terlalu beresiko. Bisa saja mereka berdua nanti diapa-apakan di atas mobil.

“Kalau mau ke rumah Yusuf, biar aku antar saja, Mak!” tawarnya, menatap penuh curiga ke arah Bram, dan kemudian bersegera kembali ke rumahnya.

Tak menunggu lama, Budi kembali dengan matic-nya. Mak Leni menjauh dari mobil tersebut dan menghampiri anak laki-laki dari Bu Widi itu.

“Terima kasih, Bud!” bisik Mak Leni lirih saat menghampirinya.

Pergi lah keduanya menuju ke rumah Yusuf, dengan Bram terus mengikut dari belakang. Ketika mereka sampai di rumah Yusuf, Bram memaksa Budi untuk menjauh dan menunggu saja di motornya.

“Ini urusan serius yang sifatnya tertutup. Kau tunggu saj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status