Home / Romansa / PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH / BAB. 3 Tidak Jadi Datang

Share

BAB. 3 Tidak Jadi Datang

last update Last Updated: 2024-07-28 12:23:40

Hari ini hari Sabtu, seperti yang Nyonya Santi katakan. Jika hari ini, mereka akan kembali pulang ke rumah.

"Ra, jam berapa Papi dan Mami nyampai ke rumah?" Tanya, Grace.

"Mungkin agak siangan sih, Kak. Lho, Kakak kok sudah berpakaian rapi gitu. Memangnya kakak mau ke mana? kemarin kakak nangis-nangis. Karena kangen sama Mami dan Papi, ini kok kakak malah, pergi?" Tanya, Raceh.

Lalu, Grace menyahut,

"Itulah, Ra. Kakak hari ini ada acara kantor di Bogor. Kakak jadi perwakilan dari kantor. Yah mau nggak mau, kakak harus mengikuti acara itu. Tapi Kakak sudah kasi tahu Mami sih, Ra. Tadi subuh, melalui chat."

Saat Grace berpamitan untuk pergi ke Bogor

Raceh pun menuju ke dapur untuk melihat apa saja menu yang sudah dimasak oleh Bik Tina, asisten rumah tangga di rumahnya.

Raceh pun membantu asisten rumah tangganya di dapur menyiapkan bahan makanan untuk makan siang nanti. 

"Bibik, apa semua udah kelar masaknya?" Tanya Raceh, kepada Bik Tina.

"Masih belum, Non. Bibik bingung mau masak apa." Sela, Bik Tina.

"Ya, sudah. Aku bantuan bibik memasak, ya?" Ucap, Raceh.

 "Wah terima kasih, Non." Tukas, Bik Tina.

Hari ini hari Sabtu, kantor tempat kerja Raceh libur, tiap weekend. Jadi hari ini, Raceh di rumah saja dan membantu Bik Tina, memasak.

Satu jam berkutat di dapur. Akhirnya semua masakan terhidang di meja. Raceh merasa puas dengan hasil masakannya bersama, Bik Tina.

Raceh sejak kecil, menyukai waktu untuk memasak. Dia sering menonton channel memasak dan mencoba resep-resep baru. Oleh karena itu, Raceh sudah sangat terbiasa memasak.

Berbeda jauh dengan Grace yang paling tidak suka hal-hal yang berbau dapur dan sejenisnya.

Waktu menunjukkan pukul dua belas siang. Itu artinya sekitar setengah jam lagi kedua orang tuanya, bersama tamu tersebut akan tiba di rumahnya.

Raceh pun pamit kepada Bik Tina untuk membersihkan dirinya ke kamar pribadinya untuk mandi.

Sehari sebelumnya,

"Pokoknya Mami nggak mau tahu kamu harus ikut ke rumah kolega Papi!" Ucap Nyonya Clement, kepada putranya, Zefki.

 "Tapi, Mi. Besok aku ada banyak pekerjaan yang deadline. Masa Mami maksain aku harus ikut?" 

Ketika itu, Tuan Kenan masuk ke dalam kamar anaknya. Karena mendengar perdebatan istrinya dan sang putra.

Lalu sang ayah berkata,.

 "Papi mau, kamu ikut ke rumah Om Fidel."

"Apa-apan sih, Papi! Besok aku sangat sibuk, Pi."

"Tunda semuanya. Ini demi masa depanmu juga!" Tegas sang ayah, lagi.

 "Jangan menyusahkan, Mamimu!" Setelah berkata begitu, Tuan Kenan pun berlalu keluar dari kamar anaknya. Sambil mengedipkan satu mata kepada istrinya dan dibalas dengan Nyonya Clement yang mengacungkan kedua jari jempolnya. Menandakan jika rencana mereka berhasil.

"Mami sangat senang. Kamu jadi patuh begitu." Tukas, sang ibu.

Zefki hanya terdiam. Dia lalu merasakan tiba-tiba perutnya, sakit. Dirinya pun, berkata,

 

"Mi ... tolong bilangin Bik Yati untuk memasak nasi goreng dan membawanya ke kamar. Aku lapar banget." Seru Zefki, sambil mengusap perutnya.

" Baiklah Zefki. Jangan lupa ya kamu setel alarm jangan sampai telat bangun, besok."

Kediaman Pratista,

Pukul setengah satu siang, kedua orang tua Raceh, berserta Tuan dan Nyonya Harol sampai di kediaman koleganya.

 Mereka dipersilahkan masuk oleh Bik Tina. Sedangkan Raceh masih berada di dalam kamarnya.

Mereka pun masuk dan berbincang-bincang di ruang keluarga, sambil meneguk teh.

"Kenan, saya sangat berterima kasih atas bantuan mu pada perusahaan saya. Tanpa campur tanganmu, saya pasti tidak bisa melewati masa-masa sulit ini." Seru, Tuan Fidel. 

"Tidak masalah, Fidel. Kan sebentar lagi kita juga akan menjadi keluarga, kamu tidak perlu sungkan begitu." Sela, Tuan Kenan.

"Ngomong-ngomong, Nak Zefki ke mana?" Tanya Nyonya Santi.

"Iya nih, Jeng. Tadi tiba-tiba Zefki langsung ditelepon oleh temannya katanya penting. Tapi setelah itu, dia akan menyusul ke sini kok, tadi saya sudah memberi tahu alamat ini." Tutur, Nyonya Clement.

"Mi, anak-anak di mana kok nggak kelihatan?" Seru Tuan Fidel, kepada istrinya.

 "Iya nih, Pi. Tadi pagi Grace chat Mami katanya dia ada kerjaan kantor." Seru, Nyonya Santi. 

"Oh iya, Jeng. Grace itu, anak sulung kami. Dia berumur dua puluh lima tahun, dan Si bungsu, Raceh berumur dua puluh tiga tahun. Raceh lagi di kamar. Tukas Nyonya Santi, kepada Nyonya Clement.

Lalu dari arah samping Raceh datang dengan setengah berlari, 

"Mami ... Papi kapan datang? Aku kangen." Raceh segera memeluk ibunya dan juga ayahnya. Raceh tidak sadar, jika ada orang lain di situ. 

Lalu ayahnya berkata, 

"Hei, kamu ini udah kangen banget rupanya sampai nggak tahu ada Om dan Tante juga di sini."

 "Eh maaf ... Mi, Pi." Seru Raceh dan dia pun memberi salam kepada, Tuan dan Nyonya Harold.

"Apa kabar Om dan Tante?" Sapa, Raceh.

Tuan dan Nyonya Harold, sangat kagum dgn paras Raceh yang cantik dan juga terkesan ramah.

Lalu Nyonya Clement berkata,

"Apa kabar Raceh, kamu sangat cantik sekali."

"Baik ... Tante. Terima kasih." Seru Raceh, sambil tersenyum.

 Lalu Tuan Fidel menimpali,

 "Karena sudah siang baiklah, mari kita makan."

Lalu mereka pun menuju ke ruang makan, di sana semua telah tersedia, hidangan khas Indonesia.

Raceh melayani mereka di meja makan. Nyonya Clement seakan terkagum-kag dengan sikap dan gerak-gerik Raceh, menjamu mereka. 

"Wah-wah sepertinya makanan kita sangat lezat. Ini yang masak siapa?" Tanya, Tuan Kenan.

"Sa-ya, Om."  Jawab, Raceh.

"Raceh, kamu pinter memasak?" Tanya, Nyonya Clement.

 "Masih belajar, Tante." jawab Raceh, merendah sambil tersenyum.

"Iya, Jeng. Raceh memang jago memasak. Semua hasil masakannya pasti enak." Seru, Nyonya Santi. 

"Kalau begitu, Raceh mau yah jadi calon mantu, Tante? Itu lho anak Tante lagi cari-cari jodoh," Raceh pun seakan kaget, dengan ucapan Nyonya Clement.

"Sudah-sudah nanti ngobrol lagi, mari kita santap hidangan ini, dulu." Seru, Tuan Kenan. 

Raceh pun kembali tersenyum dan bertanya-tanya di dalam hatinya, maksud perkataan Nyonya Clement.

Hanny seakan ingat perkataan ibunya, tentang keadaan perusahaan ayahnya dan ada seseorang yang ingin membantu ayahnya. Akan tetapi dengan syarat salah satu dari mereka, Grace atau Raceh akan dijodohkan dengan anak dari orang itu.

"Raceh, kamu kok nggak bareng makan, Nak?" Perkataan Nyonya Clement, seakan menyentaknya dari lamunannya, tentang perjodohan itu. 

"Iya ... Tante. Jangan sungkan, tadi aku sudah duluan makan." Jawabnya.

Setelah acara makan selesai, mereka kembali berbincang di ruang keluarga membahas tentang kerja sama bisnis. Lalu tiba-tiba telepon genggam Nyonya Clement berbunyi dan tertera nama putranya.

Zefki : "Mamiku,  Sayang. Sepertinya aku tidak bisa ke sana. Maaf ya, Mi. Aku ada urusan penting saat ini."

Lalu Nyonya Clement membalas pesan dari anaknya,

Mami Clement : "Mami nggak mau tahu jam tujuh malam kamu harus sudah sampai di rumah!"

Nyonya Clement terus menunggu balasan pesan dari putranya. Tapi tidak kunjung datang.

"Duh ... anak ini!" Keluh Nyonya Clement.

"kenapa, Mi?" Seru Tuan Kenan, setengah berbisik.

 Nyonya Clement lalu berkata kepada suaminya. Jika putra mereka, tidak akan ke sini. Tuan Kenan menjadi geram mendengarnya.

"Gini lho, Jeng. Sepertinya, Zefki berhalangan datang, dia tiba-tiba ada meeting penting dengan rekannya." Nyonya Clement terpaksa berbohong, saat ini.

"Iya nggak apa-apa, Jeng. Lain kali, Nak Zefki, bisa main ke sini." Seru Nyonya Santi, dengan nada setengah kecewa. Karena dalam hatinya, juga menginginkan Zefki, menjadi menantunya.

"Tapi, Jeng. Bisa nggak nasi goreng yang kita makan tadi saya bawa pulang sebagian? Soalnya,  putra kami, sangat menyukai nasi goreng." Tukas, Nyonya Clement.

"Bisa kok, Jeng. Nanti saya suruh Raceh untuk membungkusnya." Jawab, Nyonya Santi.

Di dapur, Raceh terlihat  sedang sibuk menyiapkan nasi goreng untuk dibawa pulang oleh Nyonya Clement.

Pukul empat sore suami istri itu pun berpamitan kepada Tuan dan Nyonya Pratista.

 Begitu juga dengan Raceh, turut mengantar mereka pulang sampai ke pintu depan.

Nyonya Clement tidak pernah lepas melirik kearah Raceh. Yang sontak membuat gadis itu merasa sedikit risih dan hanya membalasnya dengan tersenyum ramah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 96 Akhir Yang Sempurna

    Raceh, terlihat ke luar masuk kamar mandi, dari tadi dia muntah-muntah. Raceh berpikir sepertinya dirinya tidak salah makan.Saat ini Zefki sedang sibuk di kantor karena beberapa waktu yang lalu, dia menambah libur mereka.Raceh resmi berhenti bekerja karena semua orang sudah tahu jika dia adalah istri sah Zefki dan atas masukan Nyonya Clement, Raceh disarankan untuk berhenti bekerja sementara waktu, menunggu untuk  mendapatkan posisi baru di perusahaan.Raceh kembali berbaring, kepalanya mulai pusing. Dia merasakan badannya sakit semua. Di rumah hanya ada sang bibik. Kedua mertuanya sedang berada di luar kota. Raceh mencoba untuk tidur, dan menahan rasa pusing yang dari tadi menyerangnya.Zefki yang sangat sibuk di kantor, melupakan untuk menghubungi istrinya. Dia telah larut dalam pekerjaannya yang menumpuk.Terlebih lagi, Sekretaris Risa mengambil cuti karena sedang berbulan madu dengan Eko, suaminya.Vania yang hanya lulusan SMA terpaksa ikut bergabu

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 95 Ada Pengganggu

    Liburan keduanya ditambah oleh Sang CEO karena katanya mereka butuh istirahat karena capek selama bulan madu di Turki.Padahal itu semua adalah akal-akalan Zefki saja untuk lebih banyak waktu bersama istrinya di dalam kamar. Sedangkan di perusahaan, Tuan Kenan mulai kewalahan dengan banyaknya pekerjaan putranya yang menumpuk. Alhasil, Hans yang sudah resmi menjadi Asisten Zefki terpaksa lembur bersama Sekretaris Risa menemani Tuan Kenan menyelesaikan pekerjaan Zefki yang menumpuk itu.Eko teman Zefki yang telah resmi menjadi kekasih Sekretaris Risa juga ikut-ikutan membantu meringankan beban Tuan Kenan. Namun sebenarnya tujuan Eko untuk menjaga kekasihnya Risa dari godaan asisten baru Zefki.Padahal sebenarnya Hans  telah memiliki kekasih yang sengaja dia tidak publikasi karena pekerjaannya sebelumnya sebagai pengawal pribadi Zefki.Tuan Kenan baru sampai di rumah pukul dua belas  malam. Dia ingin membicarakan hal ini kepada Zefki, putranya. Agar lebih cepa

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 94 Berubah Cerewet

    Pagi hari, keduanya bangun dengan saling pandang penuh cinta. Terlebih Zefki yang masih belum saja puas menjelajah tubuh istrinya yang sungguh sangat membuatnya candu. Dia ingin mengulang pertempuran mereka tadi malam, untuk itu Zefki melakukanya lagi pagi ini. Raceh yang menyadari tangan suaminya mulai tidak tenang dibalik selimut, membuat desiran-desiran aneh tercipta dari bibirnya. "Mas Zef. Tenang dulu tangannya. Badanku lengket semua, Mas. Aku mau mandi dulu, Mas. Sudah, dong." Zefki bukannya, menghentikan tangannya malah saat ini, dia semakin menggempur Raceh dengan serangan-serangan maha dahsyat. Raceh mulai merasa nelangsa dan kacau. Dia seperti ingin melayang tinggi di udara, semakin mengepakkan sayapnya lagi dan lagi, seiring makin cepatnya Zefki berpacu di inti tubuhnya. Dia kembali merasakan sensasi yang sangat dahsyat. Hingga akhirnya, dia mencapai puncak kenikmatan yang sesungguhnya. Raceh segera memeluk tubuh

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 93 Akhirnya Terwujud Juga

    Setelah selesai bermain kuda-kudaan, mereka pun sarapan yang lagi-lagi tertunda atau lebih tepatnya mereka sedang menikmati makan siang, karena saat ini sudah menunjukkan pukul satu siang waktu Turki.Setelah selesai makan, Raceh yang kelelahan segera pamit untuk berbaring sebentar di ranjang, tanpa menoleh sedikit pun ke arah suaminya.Raceh merasa kesal kepada suaminya yang berkata hanya satu ronde, tapi pada kenyataannya, Zefki terus menggempur istrinya berkali-kali.Raceh yang kewalahan melayani suaminya, segera mengatakan jika dia kelaparan. Setelah mengetahui jika istrinya lapar, barulah Zefki menghentikan permainan panasnya.Alhasil saat ini Raceh ketiduran kembali.Dia pun berpikir akan bertambah lagi hari-hari yang hanya dilaluinya di dalam kamar.Namun Zefki seolah tahu jika istrinya sedang kesal kepadanya, segera meraih salah satu koper yang mereka bawa dari Jakarta dan mengisinya dengan pakaian mereka.Setelah itu, dia memanggil pelayan dan me

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 92 Mau Lagi Dan Lagi

    Terdengar suara desahan memenuhi ruangan kamar hotel itu. Benar saja, setelah mereka menyelesaikan dinner. Zefki kembali merayu istrinya untuk kembali bermain kuda-kudaan.Raceh yang sudah terisi kembali energinya, mengiyakan ajakan suaminya itu, dan terjadilah saat ini Zefki menunggangi istrinya, dengan senjata pamungkasnya yang terus bertempur di dalam gua sempit dan lembab milik Raceh.Entah sudah berapa kali Zefki mengajak istrinya mencapai puncak nirwana. Namun dia selalu tidak pernah puas. Waktu sudah menunjukkan dini hari saat itu. Karena kelelahan Raceh sampai ketiduran dan tidak tahu kapan Zefki menyelesaikan misinya.Sang suami masih asyik bermain sendiri, sedangkan Raceh sudah tidak dapat membuka matanya lagi karena sudah sangat kelelahan.Menyadari istrinya sudah tertidur, dia segera menuntaskan misi terakhirnya lalu menyelimuti  Raceh. Kemudian dia ikut bergabung tidur sambil memeluk istrinya itu.Sedangkan sang istri benar-benar sudah tertidur dan k

  • PENAKLUK HATI MILIARDER ANGKUH   BAB. 91 Lagi Dan Lagi

    Waktu telah menunjukkan pukul sembilan pagi waktu Turki. Keduanya masih tertidur lelap tanpa sehelai benang pun.Tubuh mereka hanya dibalut oleh selimut tebal.Udara terasa dingin pagi itu.Matahari sudah mulai tinggi menaiki angkasa, namun kedua sejoli yang sudah ambruk kehabisan energi karena pertempuran semalam suntuk yang dilakoni keduanya masih terbuai di alam mimpi.Perlahan Raceh terbangun dan membuka matanya. Tubuhnya terasa lemah dan tak bertenaga.Terlebih lagi dia merasakan sakit di bagian inti tubuhnya.Raceh lalu membuka selimut dan mendapati jika dirinya masih telanjang.Dia mengedarkan pandangannya. Terdengar bunyi dengkuran Zefki yang teratur.Raceh juga mengetahui jika suaminya itu juga tidak mengenakan sehelai benang pun.Raceh mencoba duduk dan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.Dia melihat jika di sisi tempat tidur ada kemeja suaminya. Dia meraih kemeja Zefki dan mencoba memakainya.Raceh memakai ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status