Beranda / Historical / PERMAISURI YIN / Bulan Purnama Berdarah 

Share

Bulan Purnama Berdarah 

Penulis: Rosa Rasyidin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-01 16:39:05
Dengan pakaian seperti gundik, Aligur berjalan dengan gemulai di tengah kota Chang An. Tentu saja hal itu membuat mata lelaki tertuju dan mengikutinya. Ia tertawa dan menutupi wajahnya dengan kipas. Aligur terus berjalan hingga tak jauh lagi dari gerbang istana.

Tiba-tiba saja dukun berambut merah itu menari dengan gerakan yang sangat indah. Ia mengangkat kedua tangannya ke atas lalu berputar-putar. Tak ayal langit yang tadinya terang benderang langsung ditutupi awan gelap.

“Hei, kau berhenti melakukan gerakan itu!” Kebetulan Pangeran Ketiga lewat di sana.

Ia memerintah anak buahnya mengusir Aligur. Namun, belum sempat didekati anak buah pangeran ketiga terpental begitu jauh hingga kepalanya pecah.

“Tangkap dia!” Pangeran Ketiga semakin terkejut ketika darah dari kepala prajuritnya dijilat seekor serigala.

Penduduk pun berlarian ke sana kemari. Ditambah wajah Aligur perlahan-lahan menampakkan perubahan. Bulu warna merah tumbuh lebat di lehernya.

“Dewi Serigala Langit,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • PERMAISURI YIN   Madu dari Permaisuri

    Li Wei diam sejenak, ia tak tahu harus melanjutkan atau menyudahi kegilaan yang dilakukan oleh A Yin yang kini mencium pipi dan mengenai bibirnya perlahan.“Su Yin merebutmu dariku.” Kata-kata itu terngiang di pikiran Li Wei.“Aku tidak kenal Su Yin.” Li Wei mendorong A Yin dari pelukannya.“Suatu hari nanti kau pasti akan mengenalnya jika bertemu lagi. Percayalah padaku.” A Yin memegang pipi Li Wei.Tangan A Yin terasa dingin sekali dan bayangan masa lalu kembali melintas di benak lelaki itu. Ia pun memilih duduk di tepian ranjang.“Dengar, apapun masa laluku, itu hanya masa lalu. Aku percaya kita bereinkarnasi, tapi ya sudahlah sekarang saatnya kita memulai kehidupan yang baru.” Li Wei hanya berusaha menutupi bayangan masa lalu yang bermain di pikirannya. Terlintas kenangan saat ia menikahi Permaisuri A Yin dan melewati malam pertama yang penuh rasa menggebu. “Masa lalu itu akan membebani hidupmu, Pangeran, jika kau tak menerimanya.” Tiba-tiba saja A Yin duduk di pangkuan Li Wei d

  • PERMAISURI YIN   Baju dan Celana

    Taman sekitar apartemen masih ramai dengan orang-orang yang menikmati udara di sore hari. Permaisuri A Yin belum sepenuhnya pulih dari keterkejutan saat hampir ditabrak oleh anak kecil yang mengendarai skuter. Napasnya masih sedikit tersengal, dan ia menatap Li Wei yang kini berdiri di sampingnya."Kau baik-baik saja?" tanya Li Wei, suaranya sedikit lembut. Ia sendiri bingung mengapa sangat khawatir dengan wanita itu.Permaisuri Yin menegakkan tubuhnya dan bersikap tenang layaknya seorang ratu. Meski dirinya masih diliputi rasa aneh dan kebingungan terhadap kehidupan di luar istana ini terlalu penuh kejutan."Aku hanya tidak terbiasa," ucap A Yin, matanya masih melihat taman di bawah apartemen. "Tidak ada anak kecil dengan alat seperti itu di istana. Kita juga belum pernah punya anak."Li Wei tersenyum. Membahas soal anak tentu ada interaksi intim antara lelaki dan perempuan dan ia belum pernah merasakan itu. Matanya juga berbinar seperti menikmati ketidaktahuan Permaisuri Yin tentang

  • PERMAISURI YIN   Beban Berat

    "Apa ini!" Li A Yin terlonjak, hampir ia menjatuhkan radio dari genggamannya. Matanya melihat penuh keheranan.Di dalam jeep yang menuju ke Shanghai, Permaisuri Li A Yin memegang perangkat kecil dengan penuh waspada. Benda itu memiliki kenop dan tombol-tombol aneh, dan tiba-tiba ada suara lelaki asing yang berbicara dengannya.“Tidak sopan, berani kau dengan seorang permaisuri.”Li Wei, yang sedang fokus mengemudi melirik sekilas sambil memutar bola mata "Radio. Itu hanya siaran, bukan sihir. Haduuuh, dari mana dia ini berasal?"Permaisuri Li A Yin mengerutkan keningnya, ia masih mencurigai benda tersebut."Bagaimana suara seseorang bisa terperangkap di dalam kotak ini? Sangat mustahil! Apakah dia seorang yang abadi?"Li Wei tertawa kecil. "Tidak, itu hanya teknologi." Ia tahu, setiap perjalanan dengan Permaisuri Li A Yin berarti menjawab pertanyaan demi pertanyaan dan lelaki itu cukup menikmatinya.“Ini.” Li Wei memberikan sesuatu.“Apa ini?” A Yin menerima sebungkus cokelat.“Kau t

  • PERMAISURI YIN   Kesenjangan Tahun

    Li Wei ingin meninggalkan makam, tetapi Li A Yin mengejar dan menarik bajunya. Permaisuri tak mau ditinggal karena ia juga takut di dalam makamnya sendiri.“Fujin, kenapa kau tega meninggalkanku di sini?” A Yin menahan baju Li Wei dan lelaki itu berusaha menepisnya.“Aku bukan suamimu, lepaskan aku.”“Kita sudah menikah, kita dinikahkan oleh kaisar dan akan menjadi pasangan abadi di langit juga bumi, kenapa kau lupa, Fujin!” A Yin menentak kakinya. “Nyonya, maaf tapi sepertinya kau salah orang.”“Mana mungkin salah orang, lihat wajahmu sama dengan suamiku, kecuali bajumu yang seperti pengemis. Ya mungkin kau baru kembali dari peperangan.” A Yin menatap Li Wei sambil berkedip cepat. Lelaki itu jadi semakin takut.“Nyonya, kau bicara apa? Tidak ada lagi peperangan di sini, tolong lepaskanlah aku.”“Lalu kenapa kau kemari, dan kenapa aku bisa di sini?”“Ya, mana aku tahu, ini makam, kau terkubur di sana ribuan tahun lamanya, dan aku berniat mencuri perhiasanmu untuk menyambung hidup, N

  • PERMAISURI YIN   Shanghai Tahun 2000

    Udara di sekitar makam kuno kerajaan terasa dingin, jauh berbeda dari hawa lembab panas yang menyelimuti desa. Cahaya senja turun di antara pepohonan tua, memberikan bayangan panjang yang pada sosok masa lalu yang masih berdiam di tempat itu.Li Wei berhenti sejenak, ia merasakan sesuatu yang tak biasa. Bisikan halus menerpa telinganya. Suara seorang perempuan, lembut tetapi menusuk hati.Lelaki berpotongan rambut tentara itu mengedarkan pandangan dan mencari sumber suara i. Teman-temannya sibuk membongkar pintu batu yang tertutup rapat dan tidak menyadari kegelisahan yang mulai menyelinap dalam benaknya.Rasa sakit di dadanya semakin kuat, serasa ada tangan tak kasat mata yang menggenggam erat jantungnya. Pandangannya berputar, dan pada sudut makam yang remang-remang, ia melihat sosok samar seorang perempuan berbalut pakaian kerajaan.Li Wei terhuyung mundur. Wajahnya memucat saat mata perempuan itu bertemu dengan matanya. Sepasang mata yang terasa begitu dekat, seperti menggali kena

  • PERMAISURI YIN   Tipu Muslihat

    Para selir berpakaian mewah dengan sulaman burung merak. Mereka berlutut dalam barisan yang panjang dan mata mereka penuh ketakutan. Permaisuri utama, duduk di singgasana. Bibirnya tersenyum saat pandangannya melirik tajam ke arah para selir yang menjadi musuhnya dalam perebutan kekuasaan. Suasana yang penuh ketegangan berubah seketika saat Raja Li Wei, lelaki yang dikenal berhati baja, menghempaskan cangkir araknya ke lantai dengan keras.Bunyi tembaga beradu dengan marmer, arak berhamburan, mengotori permadani merah yang membentang di bawah kaki mereka. “Cukup!” suara raja menggelegar, memecah kebisuan dan mengguncang nyali para selir hingga mereka menundukkan kepala lebih dalam. “Aku sudah muak mendengar keluhan kalian tentang siapa yang lebih layak, siapa yang lebih berhak atas kehormatanku! Apakah kalian pikir kerajaan ini tempat bermain untuk ambisi kecil kalian? Apakah kalian lupa bahwa aku yang memegang kekuasaan, bukan kalian!” Para selir menggigit bibir, sebagian menahan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status