Share

Panik.

“Naila, mungkin salah lihat. Itu papah sama Om Roni lagi berbisik tentang urusan pekerjaannya,” jelasku. Jujur sekali aku takut Naila akan menceritakan ini pada teman-temannya di sekolah ataupun gurunya. Jika itu terjadi artinya bahaya mengintai kami.

“Mungkin ya, Mah. Tapi, Naila enggak salah lihat kok! Betulan ciuman Mah, seperti yang di film Barbie itu. Si Barbie dan Ken.” Naila masih sangat antusias menceritakan semuanya.

Aku kehabisan kata-kata untuk memberikan penjelasan yang sekiranya masuk logika otak kecil Naila. Apa yang aku takutkan akhirnya terjadi juga. Mau tidak mau pasti aku akan katakan sejujurnya pada Naila.

“Sudah ah, kita bahas yang lain aja, yuk! Pokoknya pesan Mamah, Naila harus jaga jarak dengan orang lain apalagi yang tidak segender dengan kita. Kan, ustazah juga sudah memberi tahu bahwa itu tidak boleh. Sejak kecil harus dibiasakan agar kelak ketika sudah baligh dan dewasa tahu batasan-batasannya.” Naila mengiyakan matanya berbinar. Kalau sudah menyangkut ustaz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Uppek Uppek
aa.... aku juga ikut panik Thor..wkwk.. rasain Rania jadi jadian kena tulah kamu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status