Share

Kantor

Author: Eeng Chan
last update Last Updated: 2021-02-24 21:54:24

Suara gesekan bangku yang ditarik memulai acara sarapan sebuah keluarga. Dimulai dari Ibu yang menyiapkan Sarapan untuk Ayah dan dirinya sendiri, diikuti Nayaraa yang mengisi piringnya sendiri.

Ddrrrrtt ddrrrrtt getaran ponsel Nayyara membuyarkan konsentrasi acara sarapan mereka. Nayyara meraih ponselnya melihat siapa yang menghubunginya sepagi ini. Keningnya berkerut setelah melihat pesan yang masuk di ponselnya.

"Kenapa Nay?" tanya Bu Ani.

Bu Ani keheranan melihat raut wajah Nayyara. Bu Ani yang adalah psikiater telah menikah beberapa tahun yang lalu dengan Pak Riswa ayah Nayyara. Bu Ani mengagumi sosok Pa Riswa yang penyayang dan telaten menemani putrinya menyembuhkan trauma. Sebaliknya Pa Riswa pun mengagumi Bu Ani sebagai dokter yang ramah dan tulus.

"Akhir pekan aku ada dinas keluar kota Ma tiga hari." 

Nayyara meletakan sendok ke piring yang sudah kosong.

"Loh bukannya sabtu kamu mau kerumah Tama, ketemu sama orang tuanya. Terus kamu pulang kapan?"

Bu Ani merasa bingung dan khawatir, karena rencananya Nayyara akan kerumah Tama dan bertemu orang tua Tama.

Nayyara memang sudah janji akan menemui orang tua Tama yang akan datang berkunjung. 

Tama ialah kekasih Nayyara, mereka sudah menjalin hubungan cukup lama. Hubungan yang diawali dengan keraguan dan kecemasan. Hubungan yang Ia anggap akan menyakitinya dan Tama, bisa bertahan berkat kesabaran Tama menghadapi sikap dingin dan tertutup yang Nayyara miliki.

Pak Riswa hanya menyimak percakapan Nayyara dengan Bu Ani sambil menyendok sedikit demi sedikit sarapanya hingga habis tak tersisa.

 Setelah mendapat pesan dari driver taksi online Nayyara lalu berpamitan untuk berangkat bekerja kepada Bu Ani dan Pak Riswa.

Di dalam mobil Nayaraa hanya memainkan ponsel, untuk menghilangkan rasa bosan yang timbul karena perjalanan menuju kantor memakan waktu yang cukup lama.

Sesampainya di kantor tidak sedikit karyawan yang menyapa dan tersenyum kepadanya. Entahlah, itu tulus atau memiliki maksud lain. Sebagai sekretaris Kavi banyak karyawan-karyawan ingin dekat dengannya. Sikapnya yang tertutup sangat sulit untuk didekati. Sehingga Nayyara dianggap memiliki sifat sombong. 

Tring... Pintu lift terbuka Nayyara pun keluar dari lift.

Baru saja Nayyara duduk di kursi, telepon di mejanya sudah berdering.

"Nay kamu siapin berkas-berkas apa saja yang akan dibawa untuk akhir pekan, kirim ke email saya, mau saya periksa selesaikan sebelum makan siang!" 

Ujar Kavi sang boss yang selalu benar.

"Baik Pak," saut Nayyara.

Masih sepagi ini tapi tugas yang diberkani kepadanya sudah serumit ini dengan waktu yang terbilang singkat. Nayaraa hanya menarik nafas dalam lalu Membuangnya sekaligus. Bermaksud memgusir rasa malas dan mendapatkan semangat.

Sekejap saja Nayaraa sudah tenggelam pada data-data yang Ia amati di komputer. Memilih yang menurutnya sangat penting dan pas untuk dibahas pada saat meeting akhir pekan nanti

Suara dering telepon di meja membuyarkan fokusnya. Nayyara meraih gagang telepon dan menyapa orang di seberang sana.

"Halo, Nay ada seseorang Bernama Khalingga beliau ingin bertemu Pa Kavi, katanya dia sudah membuat janji," ujar Diana.

Diana salah satu resepsionis yang dekat dengan Nayyara

"Tunggu aku tanya pada Pak Kavi."

Nayyara meraih gagang telepon lainnya yang khusus terhubung kepada Kavi.

"Halo Pak di bawah ada tamu dia mengaku bernama Khalingga, apa Ba---.."  

Belum Ia menyelesaikan pembicaraan Kavi sudah memotong kata-katanya.

"Suruh dia keruangan saya"

"Baik Pak. Oh iya Pak filenya sudah saya kirim ke email Bapak." 

Nayyara teringat akan tugasnya.

"Ok, kamu jangan lupa juga menyiapkan file untuk meeting bulanan!" jawab Kavi singkat

Nayyara menutup telepon yang tersambung kepada Kavi, lalu menyampaikan perintah Kavi. 

" Suruh naik Di!" 

Nayaraa meletakan gagang telepon dan mengerjakan pekerjaan lain.

Seseorang mengetuk meja Nayyara pelan menggunakan telunjuk, membuat Nayyara mengalihkan perhatian kemudian melihat tangan itu lalu naik ke wajah orang tersebut, orang itu tersenyum.

" siang Saya Khalingga ingin bertemu Kavi," ujar Khalingga

"Baik Pak."

Nayyara mengantar Khalingga ke ruangan Kavi. Ia berjalan menuju ruangan Kavi yang diikuti Khalingga di belakangnya. Kavi mempersilahkan masuk, mendengar ketukan pintu. Nayyara membukakan pintu kemudian menutupnya kembali setelah Khalingga masuk ke ruangan Kavi.

Jam istirahat Kavi dan Khalingga keluar dari ruangan. Sebelum menuju lift, Kavi berhenti di meja Nayyara untuk mengkonfirmasi jadwalnya.

Nayyara berdiri mengecek tablet memastikan jadwal Kavi.

"Jadwal Bapak besok meeting dengan para karyawan, jadi untuk siang ini jadwal Bapak kosong."

Kavi mengangguk-angguk tanda iya mengerti.

 "OK setelah makan siang, saya ada keperluan untuk mengurus beberapa hal, kemungkinan tidak kembali ke kantor sampai jam pulang," lalu Kavi mengajak Khalingga pergi.

Di kantin Nayyara dan Beberapa temannya berkumpul. Mereka mengisi perut berharap energinya bertambah agar semangat menyelesaikan pekerjaan. 

Tapi realita tak sesuai ekspektasi setelah makan siang dan perut kenyang mereka malah mengantuk.

Diana yang belum juga menyelesaikan makan siangnya, Ia terlalu sibuk memuji tamu yang datang mencari Kavi. Membuat Melody dan Galuh penasaran dengan rupa si tamu itu. Sedangkan Yuni yang sudah berumah tangga hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap teman-temannya.

Ponsel Nayyara bergetar menandakan ada telepon masuk. 

Tama calling

Nayyara membaca layar ponselnya dan menggeser layar ponsel untuk menjawab panggilan. Sapaan hangat Tama mengawali percakapan mereka.

"Abang bisa jemput aku?" Ada yang mau aku omongin ke Abang," tanya Nayyara pelan, sambil mengaduk-aduk sedotan yang berada di dalam gelas.

"Asik," Tama kegirangan

 "pasti bisa, kapan lagi coba, mumpung lagi dijalan yang lurus," candanya yang terdengar sedikit tawa.

"Hmm." Nayyara berdehem untuk menanggapi candaan Tama 

 "jam 5 ya!"

"OK cinta, ga sabar ya dijemput Abang ganteng," Tama tertawa lebih keras.

Nayyara mencibir, "tau ah, ya udah aku tutup ya bentar lagi masuk." 

Kemudian Nayyara menyudahi percakapan dan meletakan ponselnya.

Terlihat sorot mata penasaran dari mata teman-temanya. Nayyara tersenyum, "Dilarang kepo!" 

Lalu langsung berdiri dan meraih ponselnya kemudian pergi meninggalkan mereka.

Membuat teman-temannya berdecak kesal karena penasaran. Nayyara hanya tersenyum dan tertawa kecil sambil mengingat wajah penasaran teman-temannya.

.

.

.

.

.

hai hai makasih ya udah mau mampir.

Jangan lupa tinggalin jejak ya klik LIKE trus ketik-ketik komentar jangan lupa LOVE sama BINTANG 5 nya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Nayyara sakit

    Karena keadaan Nayyara masih sangat kacau membuat Khalingga terus merasa kuatir. Ia memerintahkan Galuh untuk mengantar Nayyara ke klinik gedung untuk mendapatkan perawatan dan beristirahat.Ingin rasanya Khalingga yang membopong dan mengantar Nayyara sendiri ke klinik. Beruntung akal sehatnya masih berfungsi, pasti akan membuat seisi gedung menjadi gempar kalau ia melakukan hal itu."Yuk, Nay," ajak Galuh seraya memapah Nayyara.Nayyara patuh, melangkah perlahan. Sesampainya di klinik ia merebahkan tubuhnya di atas bangsal, dibantu Galuh dan dokter yang bertugas.Dengan telaten dokter itu memeriksa Nayyara menggunakan stetoskopnya.Kemudian tensi darah dan suhu badan Nayyara pun di cek oleh perawat yang bertugas."Semuanya bagus kok. Mungkin mbak Nay hanya kecapean, butuh istirahat saja." Dokter itu mengalungkan stetoskop di leher."Saya kasih vitamin aja yah."Nayyara mengangguk mendengar penuturan dokter."Mari mbak, kita pindah ke ruang perawatan," ajak perawat kepada Nayyara yang

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Mau aku Peluk?

    Mata Nayyara mengerjap beberapa kali untuk beradaptasi dengan cahaya setelah tidur nyenyaknya semalaman.Ia sempat meregangkan tubuh sebelum menyadari bahwa ponselnya mati. Sebab ia lupa mengisi daya karena tertidur saat melakukan panggilan dengan Khalingga."Astaga." Nayyara menepuk dahinya. Menyadari kebodohannya yang tertidur saat melakukan panggilan."Hah!!!" Nayyara lebih terkejut lagi melihat jam analog di atas nakas."Ya ampun, telat." Tangannya langsung menyibak selimut, segera bangun dan meluncur ke kamar mandi.Dengan tergesah-gesah ia membersihkan diri dan berpakaian seadanya. Ia langsung menyambar tas sebelum berlari menuruni anak tangga."Pelan-pelan, Nay." Bu Ani yang merasa kuatir memperingati Nayyara. "Makan dulu."Nayyara hampir telat, tapi perutnya terasa lapar. Ia Memutuskan sarapan terlebih dulu. Sebab ia tidak pernah melewatkan sarapan di rumah. Tapi entah kenapa setelah sampai kantor, perutnya sudah minta diisi lagi. Lalu bagaimana kalau sama sekali tak sarapan

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Mendadak Cengeng.

    Hari ini terasa sangat menakjubkan menurut Khalingga. Tanpa sengaja ia bertemu dengan Nayyara. Lebih hebatnya lagi penampilan Nayyara yang sangat menyenangkan.Wajah polos, rambut basah dan jubah mandi, perpaduan yang sangat-sangat sedap untuk dinikmati.Khalingga mengingat kembali apa saja yang sudah ia lakukan pada Nayyara. Bibirnya mengulum senyum. Mungkin sikapnya secara terang-terangan menunjukan ia sedang mengejar Nayyara.Apa wanita itu bisa merasakannya?Perasaannya pun bertambah bahagia, dengan respon Nayyara yang tidak menolak sama sekali dengan perhatiannya.***Sejak Nayyara merasa ada yang berubah dari Khalingga. Ia merasa canggung dan berusaha menghindar.Hanya dengan memikirkannya saja sudah membuat ia gelisah. Bagaimana tidak. Saat Khalingga membelai tangan dan menyuapinya pizza, hatinya malah merasa senang."Hufft!!!" desahnya tak habis pikir. Sementara tangannya menyendokan bubur yang ia beli untuk sarapan."Kamu kenapa, Nay?" tanya Yuni yang baru saja masuk ke ruang

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Rasanya jauh lebih Enak

    Entah sudah berapa potong baju yang Mike pilihkan untuk Nayyara pakai, tapi semuanya ia tolak. "Pendek banget.""Nggak muat.""Sempit."Semua penolakan Nayyara membuat Mike berdecak kesal. "Ya udah kamu pulang pake itu aja!"Nayyara mendesah bingung. "Padahal kamu yang bikin bajuku basah."Mike mendesis sebal, "Jangan sok imut." Sementara tangannya meraih baju pilihan terakhir dan memberikannya pada Nayyara, "Nih dress rajut, melar dan di aku kepanjangan"Nayyara menyahut dress berwarna Navy dari tangan Mike, memantaskan pada tubuhnya. "Itu yang terakhir," sergah Mike yang melihat gelagat Nayyara yang kurang puas terhadap dressnya.Nayyara hanya bisa mendesah pasrah, ia langsung membawa dress itu ke kamar mandi untuk ia kenakan."Ya ampun." Mike terkejut, "Kamu kaya iklan obat pelangsing, Nay."Nayyara berjalan cepat ke arah cermin, memandang pantulan dirinya. "Ish, aku kaya orang saltum (salah kostum). Nayyara berputar di cermin menilai diri sendiri."Orang cantik mah, bebas," Mi

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Paket Komplit

    Usai menyantap bakso Nayyara bermaksud untuk mencuci piring."Nggak usah Nay, tar bibi aja yang bersihin," cegah MikeNayyara hendak menolak tidak enak dengan asisten rumah tangga Mike, tapi sahabatnya itu sangat mengenali sifatnya."Katanya mau cerita, yuk." Mike langsung menarik tangan Nayyara, mengajaknya menuju belakang rumah.Mike duduk di salah satu saung yang menghadap kolam renang terdapat juga taman kecil yang menghiasi sepanjang tepian.Sedangkan Nayyara duduk di tepi kolam membelakangi saung, membiarkan setengah dari kaki jenjangnya basah terendam di dalam air.Mengayunkan kaki di dalam air mampu membuat Nayyara merasa lebih tenang.Mike menghampiri Nayyara dan duduk disebelahnya. Ikut mengayunkan kaki bermain dengan air. Menunggu Nayyara siap untuk bercerita.Benar saja, tak butuh waktu lama Nayyara langsung membuka suara."Kemarin abang ke kantor." Suara Nayyara terdengar datar tapi dengan wajah yang murung.Mike menggeser duduknya mendekat pada Nayyara."Aku…." Suara Nay

  • PREDESTINASI CINTA (New)   Perubahan Nayyara

    Berbekal informasi yang sangat minim Khalingga dibantu dengan Kavi terus berusaha mencari keberadaan Roni. Sulit memang tapi Khalingga tak akan patah semangat sampai tujuannya terpenuhi.Begitu pun dengan Nayyara berat memang terus bekerja di sekitar Khalingga. Rasa malu sudah pasti yang Nayyara rasakan. Bagaimana tidak, bekerja di bawah seorang atasan yang sudah melihat ia seutuhnya, benar-benar harus membuat Nayyara berusaha menjadi seorang yang tebal muka. Mungkin untuk sebagian karyawan lain itu sudah biasa atau malah menjadi batu loncatan untuk mendapatkan kedudukan lebih tinggi. Tapi tidak untuk Nayyara, hal semacam itu sangat rendah menurutnya."Nay," panggil Galuh. Tangan dan mata Galuh masih fokus pada komputer didepannya."Emm," saut Nayyara tanpa menghentikan aktivitasnya mengecek jadwal Khalingga pada gadget di tangan."Kamu ada masalah kah sama Tama?" Galuh menghentikan pekerjaannya sejenak lalu menoleh ke arah Nayyara.Nayyara terpaku mendengar pertanyaan temannya itu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status