Home / Fantasi / PWSPD 2 : AKHIR DUNIA / BAB 6 ONSHOP DAN GUA TERKUTUK

Share

BAB 6 ONSHOP DAN GUA TERKUTUK

Author: Ummi
last update Huling Na-update: 2024-04-07 22:30:26

[Selamat datang di onshop]

[Onshop telah terupdate ke versi terbaru]

[Apakah kau ingin log in?]

[Iya/Tidak]

Rama terkejut dengan layar onshop yang tiba-tiba muncul di depannya seperti layar sentuh notifikasi, "Ah, jadi ini onshop?" kata Rama, ia tersenyum ketika melihat onshop. Seperti bertemu teman lama.

Rama kemudian mengklik [Iya], seketika robot mungil yang lucu seperti kelinci putih,mata merah darah dengan telinga yang panjang menjuntai muncul dan mulai bicara seperti pemandu.

[Apa kau ingin mengembalikan ingatanmu?]

[Iya/Tidak]

Ketika akan mengklik [iya], Rama teringat perkataan Peri Gatot kalau gua ini mampu memanfaatkan kelemahan orang yang akan berlatih. Rama ragu, bisa jadi ingatannya membuat gua ini memanfaatkan itu untuk menyingkirkannya.

"Apa aku bisa menunda soal ingatan ini?" tanya Rama, ia bicara pada hologram kelinci.

[Bisa Tuan Muda]

[Aku akan menyimpan pemberitahuan ini untuk dijawab nanti]

"Jika aku memerlukanmu, bagaimana aku memanggilmu?" tanya Rama lagi.

[Aku telah dihidupkan oleh pusaka Naga, namun belum sempurna, jadi kau bisa memberiku nama saat ini untuk memanggilku Tuan Muda]

[...]

Rama merasa sangat luar biasa, ia menatap hologram kelinci itu untuk menilai nama apa yang cocok untuknya.

"Namamu Ara, apa kau suka?"

[...]

"Sing!!" Kelinci yang tadinya berbentuk hologram kini mulai berbentuk seperti mahluk hidup, masih dengan bentuk kelincinya yang lucu, berbulu putih, bermata merah darah, telinganya menjuntai hingga ke kakinya, kali ini ada tambahan warna merah muda di pinggiran bulu telinganya. Dan sesuatu seperti bulan sabit di tengah antara kedua matanya.

[Aku menyukai nama yang kau berikan Tuan Muda]

[Tuan Muda, sekarang aku telah sempurna, aku siap menemanimu untuk menjalani pelatihan]

[Semakin kuat dirimu, maka akan semakin kuat pula diriku]

"Baiklah, aku senang sekali, mari kita jalani pelatihan ini!" kata Rama, ia terlihat bersemangat setelah bisa bertemu onshop yang selalu di ceritakan Fatta dan Lilia.

Tanpa diminta Ara menerangi jalan mereka, sebuah cahaya muncul seperti ubur-ubur yang beterbangan di udara. Menerangi jalan mereka, terlihat gua memiliki jalan yang terjal bergelombang, tapi bukan hal yang sulit karena setiap hari Rama menaiki bukit dengan berlari sembari membawa beban.

[Tuan, aku mendeteksi dari jarak 50 meter akan ada puluhan laba-laba berancun dengan ukuran 1 hingga 2 meter di depan kita]

Ara memberitahukan itu, Ara seperti hidup, ia mampu menilai apa yang harus diberitahukan kepada Rama, tentu saja kemampuan itu ia dapatkan dari pusaka Naga yang ada di tubuh Rama.

Rama mengangguk, ia segera mengeluarkan belati yang ia miliki.

[Tuan, aku sarankan untuk memakai senjata api dan gunakan elixir blood wings untuk melindungi diri]

Ara kemudian menampilkan beberapa gambar senjata api dengan ukuran normal, Rama tercengang! Seperti namanya, layar ini memiliki sistem pembelian online dengan layar sistem yang luar biasa di hadapan Rama.

Rama mengklik 2 buah senjata dan sabuk untuk menyimpan peluru cadangan di pinggang. Seperti yang Ara sarankan, ia juga membeli elixir blood wings untuk melindungi diri.

"Rrrr... Rrr.... Rrrr....!!" Ada puluhan laba-laba berwarna gelap, dengan mata kuning terang mulai menerjang Rama, Rama dengan sigap menghindar dan menembaki laba-laba tersebut.

"Dar!! Dar!! Dar!!" Tembakan beruntun Rama berikan, ada yang spesial dengan tembakan yang Rama gunakan. Peluru itu mengeluarkan cahaya saat ditembakkan. Seperti ada kekuatan tambahan ketika peluru-peluru itu mengenai tubuh monster laba-laba.

"Dar!! Dar!! Dar!!" Rama kembali menembaki monster laba-laba, ketika ada laba-laba yang menyerang dan tak bisa Rama tangkis maka blood swings akan memberikan shield "pelindung" untuk Rama, membuat monster laba-laba tidak bisa melukainya.

Rama terengah, perlu waktu yang lumayan lama baginya untuk mengalahkan laba-laba. Rama merasa ia harus tumbuh lebih kuat lagi. Rama merasa ia masih terkesan lamban dan lemah. Ada puluhan bangkai laba-laba yang telah Rama kalahkan, kini ia terduduk untuk mengistirahatkan diri.

[Apakah anda ingin minum Tuan Muda?] Ara menampilkan beberapa pilihan minuman pada layar onshop, dan Rama mengklik gambar air mineral.

Seketika sebuah air mineral keluar dari layar sistem onshop, Rama menerimanya sebelum akhirnya Ara kembali bicara.

[Apa air itu ingin kubuat dingin? untuk menyegarkan tenggorokanmu]

Rama tersenyum, "Aku akan senang jika kau melakukan itu, tidak perlu terlalu dingin, tolong?" kata Rama kemudian.

Ara kemudian memindai air minum di tangan Rama dengan matanya, membuat air mineral itu mulai mendingin.

[Silahkan diminum Tuan]

Rama kembali tersenyum, ia meminum air mineral dengan nikmat. Kemudian memperhatikan sekeliling gua yang diterangi lampu ubur-ubur, ada beberapa batuan yang terlihat tidak biasa, batuan bening dengan corak kerlap-kerlip di dalamnya. Rama mendekat untuk memperhatikan batuan itu.

"Apa ini bernilai jika dijual?" gumam Rama. Mendengar itu Ara mulai memindai batu yang Rama maksud.

[Ini adalah batuan Peri, salah satu batu magis yang mampu membuat pemakainya memiliki kemampuan untuk meningkatkan fungsi tubuh, seperti meningkatkan penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan fungsi tubuh lainnya]

Rama terkejut dengan penjelasan yang Ara berikan, ia tak menyangka kelinci putih mampu melakukan hal seperti itu. Seperti Googla, mesin pencari informasi. Tapi Rama rasa Ara lebih canggih ketimbang Googla.

"Apa dulu kau juga melakukan ini?" tanya Rama.

[Tidak, kemampuan ini kudapatkan setelah pusaka Naga berada di tubuhmu membuat sistem onshop hidup dan jadilah aku, Tuan Muda] jelas Ara dengan wajah tanpa ekspresinya itu.

Rama mengangguk paham, "Lalu apa yang harus kita lakukan pada batu ini untuk mendapatkan fungsinya tadi?" tanya Rama lagi.

[Kau harus mengambilnya, memasukkannya kebagian estrac untuk menjadikannya sebagai elixir potion] jelas Ara sembari memberikan gambar tempat dimana Rama bisa memasukkan batuan tersebut dan mengestracnya.

Rama mengambil beberapa batuan itu kemudian memasukkannya ke layar sistem estrac yang ada di onshop. Sebuah gambar seperti jam pasir terlihat, seolah memberitahukan bahwa batuan sedang diestrac.

"Geeeerrrrrkkkkk!!" Tiba-tiba ada dinding gua yang terbuka, artinya Rama bisa memasuki tingkat 2.

[Jika batuan selesai diestrac menjadi elixir potion, maka Tuan akan menemukannya di bagian elixir kepemilikan dengan nama yang akan Tuan berikan] jelas Ara.

"Apa aku harus memberikan nama juga untuk elixir itu?" tanya Rama.

[Iya, karena itu adalah elixir yang Tuan Muda buat, jadi harus diberi nama]

"Ah, jadi begitu? aku akan memberikannya nama elixir Fisical Power, " kata Rama, ia lalu menatap Ara. "Bagaimana menurutmu?"

[Sangat cocok!]

Rama terkekeh, bahkan menurutnya Ara berbicara tidak sesuai dengan ekspresi datar yang ia berikan. Padahal bentuk Ara sangatlah menggemaskan.

"Baiklah, kalau begitu mari kita ke tingkat selanjutnya!" kata Rama kemudian.

[Baik, Tuan Muda]

Rama dan Ara kemudian memasuki pintu masuk tingkat 2, ubur-ubur mendahului mereka untuk memberikan penerangan. Namun yang terjadi...

"Bruakh!!"

Sesuatu langsung menerjang Rama.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 148 ARASH!!

    Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 146 PENGORBANAN!!

    Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 145 PENYEGELAN RAJA IBLIS

    "Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 144 PERASAAN TIDAK NYAMAN

    Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 143 PERTEMUAN RAMA DAN RAJA IBLIS

    Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k

  • PWSPD 2 : AKHIR DUNIA   BAB 142 TERLAMBAT!!

    Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status