(Anda mengulang ke tingkat 1)
"Apa yang terjadi?" gumam Rama, ketika menyadari kini ia kembali ke pintu masuk gua terkutuk tingkat 1.[Kau diserang oleh Ratu laba-laba Tuan Muda] [Gua ini mendeteksi kesalahanmu, sehingga kau dikembalikan ke tingkat 1]"Baiklah kalau begitu kita harus menyerang kembali laba-laba yang tadi kita serang!!" Rama lalu dengan sigap berlari ke arah gerombolan laba-laba yang sudah kembali hidup."Dar!! Dar!! Dar!!" Suara tembakan kembali menggema di dalam gua. Rama tak berhenti menembaki laba-laba berancun yang menembakkan racunnya, beruntung Rama terlindungi shield blood wings."Geeeerrrrkkkk...!"Ketika pintu gua tingkat 2 terbuka, Rama bersiap! Rama meminum elixir Fisical Power yang telah selesai di estrac.Tiba-tiba penglihatan Rama bertambah tajam, ia bahkan mampu melihat dengan jelas di dalam gelap. Begitu pula dengan pendengarannya, penciuman dan sistem tubuh lainnya.Kini terlihat jelas bentuk Ratu laba-laba yang tadi menyerangnya. Ratu laba-laba tersebut berukuran lebih besar sekitar 6 meter. Ada mahkota emas dengan diamond berwarna merah darah di atas kepalanya."BERANINYA MANUSIA MELAWANKU!" Bahkan Rama bisa mengerti apa yang kini Ratu laba-laba katakan."Tidak mungkin tidak berani!!" jawab Rama, ia sudah bersiap dengan pistolnya, kali ini terdapat pisau di ujung pistol."KURANG AJAR, AKU AKAN MEMBUATMU MATI MENGENASKAN!!" Ratu laba-laba kemudian bergerak sembari menembakkan beberapa cairan racun. Gerakannya tidak terlalu cepat, namun cairan yang ia tembakkan tidak hanya beracun, juga mampu melelehkan apapun yang ia kenai.Rama dengan cepat menghindari setiap tembakan racun yang Ratu laba-laba tembakkan. Ia dapat bergerak dengan cepat, Rama kemudian melakukan teleportasi di atas badan Ratu laba-laba dan menancapkan pisau ke tubuh Ratu laba-laba."AAAAARRRGGGHHHHH!!!" Suara kesakitan dari Ratu laba-laba terdengar pilu, namun Rama harus membunuhnya atau ia yang akan terbunuh."Brukh!" Tubuh Ratu laba-laba akhirnya ambruk tidak berdaya. Rama merasa kelelahan hingga ia pun merebahkan diri sejenak di tubuh Ratu laba-laba yang sudah mati. Sebenarnya bukan Ratu laba-laba yang lambat, tapi karena tubuh Rama mengalami peningkatan setelah meminum elixir fisical body. Membuat Rama bisa bergerak lebih cepat.[Tuan Muda, kau bisa memiliki pusaka Ratu laba-laba, pusaka tersebut membuatmu mampu menyalin kemampuan dari Ratu laba-laba, seperti menembakkan racun dan kemampuan lainnya seperti berjalan di dinding] jelas Ara setelah selesai melakukan pemindaian terhadap mahkota Ratu laba-laba.Rama menatap ke arah mahkota yang Ara maksud, ia berdiri dan mengambil mahkota tersebut."Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Rama.Ara kemudian membuka sistem penyimpanan dan tempat untuk copy-paste kemampuan pusaka.[Letakkan pusaka tersebut ke kotak copy-paste Tuan Muda]Rama menurut dan meletakkan pusaka mahkota Ratu laba-laba ke tempat yang Ara maksud. Kotak copy-paste kekuatan pusaka.[Kemampuan telah selesai disalin, apakah kau ingin menggunakannya Tuan Muda?][Iya/Tidak]Rama kemudian mengklik [Iya], seketika seperti sebuah kekuatan masuk ke dalam tubuhnya, terasa seperti guyuran air membuat tubuhnya terasa dingin.[Kau memiliki kemampuan untuk menembakkan racun dari tanganmu, kau juga kebal terhadap racun dan mampu menyeimbangkan diri ketika berjalan di dinding] jelas Ara tentang kemampuan yang Rama dapatkan."Geeeerrrrkkk...!!" Pintu tingkat ke 3 terbuka.Rama maupun Ara menatap ke arah pintu gua tingkat ke 3 yang sedang terbuka. Menguar aura yang sangat kuat, sepertinya penghuni tingkat ke 3 sangatlah dominan.Rama memasuki gua tingkat ke 3,terdapat ruangan yang sangat besar, duduk manusia batu raksasa di atas singgasananya dengan beberapa pengawal. Pengawal batu tersebut memiliki tinggi 4 meter, bayangkan seperti apa tinggi raksasa batu.[Tuan Muda, di sini senapan tidak akan berfungsi, ada baiknya kau gunakan bom atau palu penghancur] Ara kemudian memberikan gambar senjata yang tadi ia rekomendasikan. Rama mengambil palu penghancur, palu tersebut memiliki tinggi 1.5 meter, dengan kepala palu yang lumayan besar dan berat. Beruntung Rama sudah meminum elixir fisical power, sehingga ia menganggap palu penghancur seringan kapas.Rama juga mengambil 10 bom yang ia letakkan di sabuk pinggangnya. "Mari kita lawan mereka!" Rama mengangkat palunya dan bersiap untuk menyerang."Hiiiaaaattt!!" Rama melompat maju ke arah salah satu pengawal manusia batu."Grraaaoooowwww!! BAM!! BAM!!" bahkan hentakan-hentakan kaki mereka membuat gema di dalam gua."Bruak!!""Buk!!""Bak!!"Hantaman demi hantaman Rama lancarkan, pergerakan mereka tidak terlalu cepat, namun cukup melelahkan bagi Rama, karena tubuh yang mereka miliki sangatlah kuat.[Tuan tambahkan elixir magic power potion ke dalam palu penghancur] Ara kembali memberikan rekomendasi dan mengeluarkan elixir magic power potion agar bisa langsung Rama gunakan.Dengan cepat Rama mengambil dan menyatukan palu penghancur serta elixir magic power potion. Seketika palu penghancur bercahaya dengan pendar kebiruan. Rama kemudian kembali mengayunkan palu penghancur kepada pengawal manusia batu."Grrraaaaooowww!!""Brak!""Crash!!" Satu pengawal batu berhasil di hancurkan.Melihat pengawal batu berhasil dihancurkan, Rama menjadi bersemangat untuk menghancurkan pengawal batu lainnya."Hiiiaaatt!! Tap!! Tap!! Brak!!" Rama mengayunkan palu penghancur dan berjalan di dinding batu, kemudian melompat ke arah salah satu manusia batu dan menghancurkannya."Crash!!" Bertambah satu lagi pengawal batu yang berhasil Rama hancurkan, tersisa sekitar 23 pengawal batu lain yang mulai mengejar Rama."HANCURKAN MANUSIA ITU!!" perintah Raja manusia batu dengan suara yang menggelegar, bahkan sempat terasa gempa dari suara yang Raja manusia batu keluarkan."Graaaoooowwww!!!" Pengawal batu kemudian mulai berhamburan untuk mengejar Rama, Rama memanfaatkan kesempatan itu, ia membuat beberapa pengawal batu bertabrakan kemudian melemparkan bom yang sudah diperkuat dengan elixir magic power potion."BAM!!""Crash!! Crash!!" Bom meledak dan menghancurkan 2 sekaligus pengawal batu.Melihat itu Ram kemudian meletakan satu persatu bom pada sendi-sendi pengawal batu, kemudian ia kembali memperkuat dirinya dengan shield blood swings."BAM!! BAM!! BAM!!"Crash!! Crash!! Crash!"Shield blood swing memperkuat perlindungan diri pada Rama, bahkan mampu meredam suara meledak yang menggelegar di dalam gua. Kini semua pengawal batu telah berhasil dikalahkan. Raja manusia batu terlihat murka, batu merah yang tertanam di kepalanya bercahaya. Mengeluarkan pendar merah darah."BAM!! BAM!! BAM!!" Raja manusia batu kemudian mendekati Rama yang baginya hanya seperti semut dimatanya."AKU AKAN MEMBUATMU MATI DENGAN MENGENASKAN!!" Suara Raja manusia batu terdengar begitu besar, menggema dan mengerikan.Raja manusia batu kemudian mengejar Rama dengan cepat, Rama bahkan hampir diinjak. Rama memilih melawan dari atas, Rama berjalan di dinding gua dan batuan-batuan terjal yang ada di dalam gua."Brak!" Rama terpental jauh karena sabetan tangan dari Raja manusia batu. Beruntung Rama dilindungi elixir blood swings potion, membuatnya tidak cedera serius ketika membentur dinding gua yang memiliki tekstur bebatuan mencuat."HAHAHA!! RASAKAN ITU MANUSIA BODOH!! KALI INI AKU AKAN MEMBUATMU MATI!!"Hari kelahiran sang putra Adipati "Oeeeekkkk.... Oeeeekkk!!" suara tangis bayi lelaki menggema di waktu subuh, saat itu hari mulai berganti dari gelap menuju terang. Di hari kelahirannya, burung-burung berkicau riang, angin berhembus dengan tenang. Melisa menatap bayi lelaki yang kini berada di pangkuannya dengan tatapan sayang. "Namamu Arash, artinya cahaya... Ibu harap kau akan menjadi cahaya yang menerangi kegelapan, cahaya yang menghangatkan." Melisa kemudian mencium lembut bayi lelakinya, air mata menetes di pipinya. "Ketahuilah Arash, ibu maupun ayahmu Rama, mencintaimu... Sangat mencintaimu nak!!" kata Melisa, ia begitu lemah, jadi ia memberikan bayi itu kepada Fatta. Melisa kemudian bersandar dan tak lama setelah itu ia menghembuskan napas terakhirnya dengan senyum dan bekas tetesan air matamata di pipinya. "Nona Melisa..." Fatta, Lilia dan Baxia menangis pilu mengantar kepergian dari Melisa. Melisa berjuang dengan sekuat tenaga saat mengandung Arash, karena ke
Rama menatap Ara tak percaya, bagaimana bisa ia menyegel Raja Iblis di dalam tubuh anaknya yang bahkan belum lahir? Rama akan merasa sangat berdosa kepada anaknya, ia akan menjadi seorang ayah durhaka kepada anaknya, tapi ia harus menyelamatkan orang banyak. Dia harus berkorban!! (Tuan Muda, aku hanya memberikan informasi yang kau butuhkan, apapun keputusanmu itu diluar kendaliku) Ara paham dengan perasaan yang kini menghampiri Rama. "Apa tidak ada cara lain?" tanya Rama dengan genangan airmata yang tertahan di matanya. "Bagaimana anakku akan menjalani harinya dengan jiwa Raja Iblis yang tersegel di dalam tubuhnya?" (Tidak ada waktu lagi Tuan Muda, kekuatan Raja Iblis semakin membesar, jika ia berhasil membentuk tubuhnya maka kau tidak akan bisa melawannya lagi) Ara juga merasakan kesedihan yang Rama rasakan karena mereka terhubung. Rama menatap nanar pusaran darah yang terlihat makin membesar, Rama kemudian mengaktifkan pusaka Naga dan menyerap jiwa Raja Iblis. Dia tidak me
"Aku ingin bertemu Yang Mulia..." kata Rama kepada kasim Han, kasim Han terlihat bingung. "Tuan, tadi Yang Mulia berpesan untuk tidak mengganggunya, siapapun dilarang masuk." jelas Kasim Han. "Apa kau tidak bisa mengabarkan kepadanya kalau aku yang datang? Ada hal yang sangat penting yang harus aku laporkan..." kata Rama lagi, meski ia dekat dengan Raja Baskara, Rama tak pernah melanggar batas. Rama tetap menghormati temannya itu sebagai seorang Raja. "Baiklah Tuan Muda, aku akan mencoba memberitahunya..." kata kasim Han lagi, ia kemudian masuk ke dalam untuk melapor. Tidak berapa lama kasim Han keluar, ia terlihat menggelengkan kepalanya. "Tuan Muda, maaf Yang Mulia tidak bisa diganggu, ia hanya berpesan untuk datang ke pestanya malam ini dan kau bisa melapor saat itu..." kata kasim Han, kasim Han jelas mengenal Rama, ia juga tau seberapa dekat Raja Baskara dengan Rama. Namun ia juga tidak bisa memaksakan kehendak Raja Baskara yang saat ini tidak bisa di ganggu. Rama mengang
Saat itu Alan sedang menatap dari kejauhan pertemuan Rama dengan pejabat Huang. Setelah beberapa lama akhirnya Rama, Fatta dan Rizal terlihat undur diri. Alan dengan jelas melihat tatapan pejabat Huang sangatlah penuh misteri saat menatap Rama. Bahkan Alan tak pernah menyangka kalau pejabat Huang adalah Raja Iblis yang menyamar. 'Mungkinkah pejabat Huang menyadari siapa bang Rama?' gumam Alan. "Bang Rama!!" tegur Alan ketika ia melihat Rama, Rizal dan Fatta mulai mendekat ke arah tempatnya bersembunyi. "Alan!!" Rama terlihat senang bertemu Alan, "mana Pandu?" tanya Rama setelah menyadari tidak adanya keberadaan Pandu di sekitar Alan. Karena setau Rama, Alan dan Pandu jarang terpisah. "Pandu sedang menjaga seorang gadis, kami hampir menabraknya semalam!! Dan... Ada yang ingin ku bicarakan denganmu bang!!" kata Alan dengan wajah serius. Baru kali ini Rama melihat Alan bicara serius. Artinya ia perlu tempat untuk bicara agar tidak ada yang bisa mendengar, setelah agak menj
Alan menatap gadis yang masih tak sadarkan diri itu, wanita ini memiliki kecantikan yang tidak biasa, riasannya terlihat tebal, karena kini riasan itu mulai luntur membuat wajah cantiknya tak terlihat. Namun Alan masih bisa tau kalau gadis yang kini ada di depannya memiliki wajah yang cantik. "Mengapa kau menatapnya seperti itu?" tanya Pandu. Alan meletakkan jari telunjuknya di bibir, "aku hanya heran apa yang membuatnya ketakutan hingga kabur dalam keadaan seperti ini?" kata Alan dengan suara pelan. Seorang pelayan wanita paruh baya masuk, Alan memintanya untuk membersihkan wanita itu. Setelah wanita paruh baya itu masuk, Alan dan Pandu segera keluar dari kamar. "Apa mungkin ia gadis yang dijual sehingga melarikan diri?" pikir Pandu. "Bisa jadi!! Tapi anehnya ia berlari dari arah hutan, dari mana kira-kira ia kabur?" pikir Alan, belum sempat ia mendapat jawaban dari apa yang ia pikirkan, terdengar suara teriakan dari arah kamar. "Kyyyaaaa!!" Alan dan Pandu masuk k
Rama, Fatta dan Rizal terlambat datang, ketika sampai di tempat kejadian sudah ada beberapa mayat dan prajurit yang terluka serta ada 4 kereta kuda. "Apa yang terjadi?" tanya Fatta kepada beberapa prajurit yang masih sadar. Namun mereka tak bisa menjawab karena masih terlalu lemah. "Fatta!! Rizal!! berikan ini terlebih dulu kepada mereka!!" kata Rama ketika melihat prajurit itu kesakitan, Fatta dan Rizal lalu bergerak dengan cepat mengobati prajurit yang masih bisa di tolong. "Siiiiinnng!!" Seketika rasa sakit karena tembakan dan sabetan pedang menghilang dari tubuh mereka. Mereka pulih dengan cepat. "Tuan terima kasih!!" Beberapa prajurit mulai menunduk hormat, bahkan Sersan Wawan juga langsung di bawa ke hadapan Rama. Bersyukurlah masih ada detak jantungnya, karena Elixir Healing potion tidak akan bisa menyelamatkan nyawa seseorang yang telah berhenti berdetak. "Glek!! Glek!! Glek!!" Sersan Wawan menghabiskan cairan yang Rama berikan dengan gerakan yang lemah, seketik