Share

Perhatian

Laki-laki tersebut keluar dari mobil dan bersandar dimobil sport-nya. Melepas kaca mata hitam yang ia kenakan, barulah Sinta sadar siapa lelaki tersebut sampai ia menutup mulutnya karena terkejut.

"La-langit ..." Sinta tak berkedip beberapa detik, setelah degub jantungnya mulai normal ia mendengar ponselnya berdering. Seketika ia melompat dari kursi ruang tamu dan merogoh saku piyama yang dipakainya. Menggeser tanda telepon hijau dilayar ponselnya.

"Ya ... halo?" sapa Sinta gugup, gemetaran.

"Kamu di rumah kan? Yuk, berangkat," ajak Biru santai. Sinta mengintip dari jendela kaca lagi, ia ragu dan bingung. "Sin ...."

"Eh, iya maaf. Emm, ak-aku masih belum mandi," jawab Sinta lirih.

"Aku boleh masuk?" tanyanya.

"Emmm-"

Sambungan telepon diputus Biru mendadak, Sinta heran dan ia gelisah mondar-mandir membelakangi pintu depan. Ia menggigiti kuku telunjuknya, tangan kiri memegang ponsel berada dipinggang rampingnya.

"Permisi."

Sinta membelala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status