Share

Bab 225

Author: Elenor
Setelah beberapa saat, Vanessa, Doni dan Elsa keluar dari toilet.

Elsa berada pada usia ketika dia sangat penasaran tentang banyak hal.

Dia tertarik pada apa pun yang dilihatnya sepanjang perjalanan, melihat ke sana kemari, dan berbicara dengan Vanessa tanpa henti.

Vanessa selalu menanggapi dengan senyuman.

Doni melihat pemandangan itu dan merasa bahwa Vanessa sangat bertanggung jawab terhadap anaknya Edward, dan dia juga merasa bahwa membesarkan anak bukanlah hal yang mudah.

Ketika kembali ke kafe, Doni pertama-tama melihat ke arah Edward dan mendapatinya sedang santai minum kopi sambil membolak-balik majalah di tangannya.

Dia tampak seperti bos yang tidak mau ikut campur.

Doni berhenti sebentar.

Dalam perjalanan ke toilet tadi, Doni mengatakan bahwa dia juga punya janji dengan seorang teman untuk bertemu di kafe.

Setelah memasuki kafe, Vanessa bertanya, "Apa temanmu sudah datang?"

Doni menggelengkan kepalanya, "Belum."

"Kenapa kamu nggak ikut duduk bersama kami?"

"Kalian berdua sedan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 226

    Elsa melihat lagi, dan setelah memastikan Clara tidak ada di sana, dia pergi bersama Vanessa.Menatap punggung mereka saat pergi, Doni hendak pergi ketika dia melihat Clara berdiri tidak jauh di samping.Dia berhenti sejenak.Setelah itu, dia memutuskan untuk tidak peduli dan hendak pergi, tetapi dia melihat tatapan Clara tertuju pada Vanessa dan Elsa.Saat itu, wajah dan tatapan Clara terlihat sangat dingin.Dia merasa bahwa Clara memandang Vanessa seolah-olah dia sedang melihat musuh.Dilihat dari tatapan dinginnya, dia merasa Clara mungkin akan melakukan sesuatu yang buruk pada Vanessa.Doni melihat hal itu dan merasa bahwa dia masih menyimpan dendam terhadap Vanessa.Dia berjalan mendekat.Clara membawa banyak barang di tangannya.Ada dua pot tanaman dan beberapa kerajinan tangan untuk menghias rumah.Kerajinan tangan itu dibeli secara impulsif.Sejak pindah ke rumahnya saat ini, dia sibuk dengan pekerjaannya dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk mendekorasi rumahnya. Rumahnya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 227

    Begitu Edward dan Elsa sampai di rumah, ponsel Edward berdering.Edward menjawab telepon.Setelah beberapa saat, dia menyimpan kembali ponselnya, mengenakan mantel yang baru saja dilepasnya, dan berkata kepada Elsa yang naik ke lantai atas bersamanya, "Nenek buyutmu terjatuh dan terluka, dia sekarang dirawat di rumah sakit. Ayah mau pergi ke rumah sakit. Kamu harus tidur lebih awal."Elsa berkata dengan cemas, "Aku juga mau pergi melihat nenek buyut...""Kamu harus pergi sekolah besok, jadi pergi ke sananya sepulang sekolah saja.""Iya…"Edward berbalik dan berjalan keluar.Pada saat itu, ponsel Elsa berdering.Dia segera mengambil ponsel dan melihatnya.Setelah melihat bahwa itu hanya spam, dia cemberut karena kecewa.Dalam perjalanan pulang tadi, dia menelepon mamanya, dia ingin tahu apakah orang yang dilihatnya di mal tadi adalah dirinya.Tetapi mamanya tidak menjawab.Sekarang ada pesan masuk di ponselnya, dan dia pikir itu dari mamanya.Tidak disangka...Memikirkan hal itu, dia me

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 228

    Malam itu, Edward tidak pulang.Keesokan paginya, ibunya Edward, Sinta Kartajaya, Dustin dan yang lainnya bergegas kembali satu demi satu.Mengetahui bahwa Edward telah menjaga nenek di rumah sakit sepanjang malam, dia memintanya untuk kembali dan beristirahat terlebih dahulu.Edward berkata kepada neneknya, "Aku akan datang menemui Nenek lagi nanti malam."Nenek Anggasta mengabaikannya.Edward meninggalkan rumah sakit dan menelepon.Lebih dari satu jam kemudian, Keluarga Gori dan Sanjaya menerima berita bahwa mereka dikeluarkan dari tim proyek.Mereka segera menghubungi Vanessa.Vanessa berkata, "Itu ide Nenek Anggasta. Dia terjatuh tadi malam..."Keluarga Sanjaya dan Keluarga Gori tidak menduga hal itu akan terjadi.Mario berkata, "Kalau begitu, apa Nenek Anggasta juga akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meminta Edward putus denganmu dan memintanya untuk nggak menceraikan Clara?"Vanessa mengerutkan bibirnya, terdiam.Mereka mengobrol sebentar sebelum dia menutup telepon.Pada saa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 229

    Clara tidak terkejut melihatnya, dan mengulurkan tangan untuk mengusap kepalanya, "Apa kamu datang ke sini sepulang sekolah?""Iya!" Elsa sangat gembira melihatnya, lalu menyapa nenek buyutnya, “Nenek buyut.”Begitu Nenek Hermosa menjawab, Edward keluar dari kamar pasien.Melihat mereka datang, dia mengangguk kepada mereka.Nenek Hermosa tampak acuh tak acuh, namun tidak mengatakan apa pun.Clara hanya meliriknya lalu mengalihkan pandangannya.Melihat Elsa sepertinya ingin mengatakan sesuatu padanya, dia berkata, "Mama dan Nenek Hermosa mau melihat nenek buyutmu dulu ya.""Iya, Ma."Setelah mendengar hal itu, Elsa terpaksa mengesampingkan keinginan untuk berbicara sementara waktu, mengulurkan tangan untuk memegang tangan Clara, dan masuk ke kamar pasien bersamanya.Edward mengambil bunga dan keranjang buah yang dibawa oleh Clara dan nenek, mengikuti mereka masuk kembali ke kamar pasien.Ketika Nenek Anggasta melihat Clara dan Nenek Hermosa datang, dia tersenyum heran, "Kenapa kalian bi

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 230

    Dia menatap Edward yang duduk di samping dan memperhatikan mereka, "Ayah, aku mau makan di sini. Apa kita bisa minta seseorang membawakan makanan ke sini?"Edward berkata, "Oke."Elsa menjadi gembira dan memeluk Clara lebih erat.Nenek Hermosa dan Nenek Anggasta masih punya banyak hal untuk dibicarakan.Clara duduk di samping dan hanya sesekali menyela.Setelah beberapa saat, Elsa merasa lelah dan berkata kepada Clara, "Ma, kapan pekerjaan Mama selesai?"Clara tidak ingin Nenek Hermosa mendengar, jadi dia menggendongnya dan duduk di sofa di kamar pasien sebelum berkata, "Mama belum yakin, tapi kalau nggak ada masalah, Mama pasti lebih sibuk.""Apa?"Elsa tidak menyangka akan seperti itu, dia sangat kecewa."Kalau begitu, kapan Mama punya waktu untuk mengajakku bermain ski?" Dia masih ingat kejadian itu.Clara berpikir sejenak dan berkata, "Bulan depan ya.""Yang benar?""Iya." Clara berkata, “Mama akan memberitahumu kalau Mama sudah nggak sibuk.”"Oke!" Elsa menjadi bahagia.Teringat k

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 231

    Clara sangat tenang.Tidak berkata apapun.Dengan ingatan Edward, mampu mengingat semua makanan kesukaannya itu bukanlah hal susah.Alasan mengapa Edward mempersiapkan semua itu mungkin hanya untuk berterima kasih kepada mereka karena sudah datang mengunjungi Nenek Anggasta.Itu tidak mewakili apa pun.Setelah makan malam, Clara dan Nenek Hermosa duduk selama lebih dari satu jam dan kemudian bersiap untuk pulang.Melihat hari sudah mulai malam, Nenek Anggasta tidak ingin menahan mereka lebih lama lagi dan berkata kepada Edward, "Kamu dan Elsa sebaiknya juga pulang sekarang.""Oke." Edward berkata, "Aku akan datang lagi besok pagi."Mereka berempat keluar kamar pasien bersama.Setelah memasuki lift, Edward bertanya, "Apa kamu menyetir sendiri ke sini?"Clara menjawab, "Iya."Edward tidak berkata apa-apa lagi, namun Elsa terpikirkan sesuatu dan buru-buru bertanya pada Clara, "Berarti Mama nggak pulang malam ini?"Clara berkata, "Iya, Mama harus mengantar nenek buyutmu pulang dan akan men

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 232

    Elsa juga datang dan melihat Edward, lalu berkata, "Hei, itu Ayah! Ma, cepat suruh Ayah masuk."Clara menurunkan pandangannya, "Iya."Anggota Keluarga Hermosa lainnya mendengar percakapan antara Clara dan Elsa.Mereka sedikit terkejut saat mengetahui Edward datang. Namun, karena Elsa ada di sana, mereka tidak bertanya pada Clara mengapa Edward datang.Setelah beberapa waktu, Edward sampai di rumah Keluarga Hermosa.Clara keluar untuk menemuinya dan bertanya, "Apa kamu ke sini untuk menjemput nenekku ke rumah sakit?"Edward berkata, "Iya."Clara mengangguk dan berkata, "Tunggu sebentar."Edward mendengarnya dan berkata, "Oke."Dia tidak keluar dari mobil.Lebih dari sepuluh menit kemudian, Nenek Hermosa keluar dari rumah.Melihatnya datang, Edward keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya.Elsa juga bersiap untuk pergi ke sekolah, dan berkata kepada Edward, "Sampai jumpa, Ayah.""Sampai jumpa."Dia mengangguk dan menyapa Clara dan anggota Keluarga Hermosa lainnya, lalu masuk ke mo

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 233

    Melihat Edward mengulurkan tangannya, dia tidak punya pilihan selain menyerahkan bunga di tangannya.Dia bahkan tidak melihat ke arah Gading dan Dani.Dia berjalan ke samping tempat tidur dan bertanya pada Nenek Anggasta, "Bagaimana keadaanmu sekarang, Nek?""Masih sedikit sakit, tapi sudah enakan." Lagi pula, Nenek Anggasta baru saja menyelesaikan operasinya, dia pasti merasa lelah. Dia mengulurkan tangannya, memegang tangan Clara, dan berkata, "Apa kamu lelah setelah seharian bekerja? Apa kamu sudah makan? Ayo makan bersama Edward dan yang lainnya nanti."Clara berkata, "Nggak perlu, Nek. Aku sudah makan tadi di kantor sebelum datang ke sini."Melihat Clara masih menolak Edward, Nenek Anggasta berpikir sejenak dan tidak memaksanya lagi.Clara mengobrol dengan Nenek Anggasta sebentar.Ketika nenek sudah lelah dan ingin beristirahat, dia pun bersiap untuk pergi.Nenek meminta Edward untuk mengantarnya turun. Edward dan yang lainnya juga bersiap untuk pergi makan malam, jadi dia turun b

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 263

    Melihat Edward dan Vanessa, mata Dani tertuju kembali pada Clara.Melihat ekspresi Clara yang tidak berubah sama sekali saat melihat mereka berdua, dia menundukkan kepalanya, tersenyum ringan, dan berkata, "Aku akan ke sana sebentar."Clara dan Dylan mengangguk.Dani baru saja mengobrol beberapa patah kata dengan Edward dan Vanessa ketika Doni tiba.Saat melihat Vanessa, Doni tanpa sadar berjalan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan tersenyum, "Pak Doni.""Bu Vanessa."Doni akhir-akhir ini sangat sibuk dan dia sudah lama tidak bertemu dengan Vanessa. Ketika dia melihatnya sekarang, sekilas keterkejutan kembali terpancar di pandangannya. Dia menatapnya lagi beberapa kali sebelum menyapa Dani dan Edward.Morti Group sekarang menjadi mitra yang sangat penting bagi Wijaya Group.Setelah mengobrol sebentar dengan Dani, Doni pergi ke Dylan dan berinisiatif untuk menyapanya.Setelah menyapa Dylan, dia menyapa Clara dengan acuh tak acuh, "Bu Clara."Clara tersenyum namun tidak berkata apa-apa.U

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 262

    Vanessa melihatnya dan tidak peduli.Dani melunakkan sikapnya terhadap Clara hanya karena kerja samanya dengan Morti Group.Gading dan Vanessa memiliki pemikiran yang sama.Itu adalah ketiga kalinya Andrew melihat Clara.Dia berkata, "Jadi wanita itu adalah pacar Kak Dani?""Uhuk!" Gading hampir tersedak sendiri saat mendengar hal itu, "Pacar apa? Mereka nggak punya hubungan apa-apa, jangan bicara sembarangan."Andrew baru saja tiba di ibu kota dan tidak tahu banyak hal.Gading dan Vanessa sama-sama berpikir itu karena dia melihat Clara yang cantik, dan berdampingan dengan Dani, jadi dia pun menebak Clara adalah pacarnya Dani."Oke."Setelah Dani melihat wanita itu, perhatiannya selalu tertuju padanya.Jadi, Andrew pikir mereka berpacaran.Akan tetapi, meskipun mereka sekarang bukan pacar, Dani sepertinya memang menyukai wanita itu, bukan?Dani telah menyadari tatapan Vanessa dan Gading yang sedang memperhatikannya.Melihat rapat akan segera dimulai, dia pamit pada Clara dan hendak per

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 261

    Andrew berkata, "Semua orang tampaknya sangat menghormati kakakku."Karyawan yang mengantarnya masuk tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Bu Vanessa sangat cakap dan semua orang di tim kami sangat menyukainya."Apalagi, karena hubungan antara Bu Vanessa dan Pak Edward, kesejahteraan harian tim mereka juga sangat terjamin.Tentu saja, dia tidak mengatakan bagian yang itu.Mendengar orang lain memuji kakaknya, Andrew tersenyum gembira dan merasa bangga.Namun, dia tidak berniat untuk mengganggu pekerjaan Vanessa.Dia berkata, "Bawa aku ke tempat lain saja.""Baik."Andrew dan karyawan itu berjalan keluar, lalu bertemu dengan Dani yang baru masuk.Karyawan yang mengantar Andrew buru-buru menyapa Dani, "Pak Dani."Dani mengangguk dan melirik Andrew di sampingnya. Dia melihat Andrew memiliki wajah yang agak kekanak-kanakan dan cara berpakaiannya tipikal pelajar pada umumnya. Dia tidak tampak seperti seorang karyawan. Dia langsung bisa menebak identitas Andrew.Tetapi dia tidak mengatakan apa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status