Share

16. Suamiku Jagoanku

“Ngapain melamun? Kangen kampung?” sapa Jaka sambil menyesap kopi susunya. Duduk di sebelah Nuning yang memandangi bulan purnama di teras rumah. Nuning agaknya lagi ogah menyahut, menoleh barang sedikit juga tidak.

“Kalau kangenmu sama kampung segitu beratnya, kuanterin pulang yuk?” godanya, lalu menyesap lagi kopinya, kemudian terbatuk-batuk usai kena tabok. Nuning kan paling senewen dengan ancaman satu itu.

“Siapa juga yang kepingin pulang kampung?” Mata Nuning melotot segede jengkol.

“Becanda doang keleus. Galak beut sih jadi orang?”

“Lagian becandanya nggak tepat waktu. Tuman!”

“Iya, ampun deh ....!” Jaka meringis dicubiti Nuning.

Nuning mendesah. “Aku ketemu sama nenek-nenek aneh!”

“Aneh mana sama kamu?” seloroh Jaka tak sanggup menahan mulut, untung saja Nuning cuma melotot. Sudah biasa dipelototin sama Nuning mah, ditabokin juga biasa. “Oke, oke .... Emang seaneh apa sih?"

Nuning tancap gas bercerita, mulai jadi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status