Mendadak Jadi Istri Artis

Mendadak Jadi Istri Artis

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-11-20
Oleh:  Stary DreamBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
6Bab
14Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

"Nikah dengan gadis biasa? Yang benar saja!" Andra, seorang aktor terkenal yang membintangi puluhan film dipaksa menikahi seorang wanita bercadar yang usianya tak jauh darinya. Seorang wanita yang dinilainya kolot dan juga perawan tua. Sampai pernikahan mereka, Andra terus bersikap dingin dan menghina istrinya tersebut. Hingga sebuah kejadian menyakitkan terjadi.. Andra tersentak bahwa tak ada satu orang pun yang berada di sisinya melainkan Andini, istri yang selalu diremehkannya.. Adakah benih cinta itu muncul setelah pahit manisnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga bersama?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Perjodohan

"Apa? Nikah dengan gadis biasa?" Yang benar saja. Mata Andra sampai mau keluar menatap ibundanya.

Sudah biasa jika Andra disinggung soal pernikahan. Maklum usianya sekarang sudah 35 tahun. Kalau tinggal di desa, Andra pasti sudah dipanggil bujang lapuk. Tapi, kan Andra ini pria metropolitan. Aktor besar yang sudah membintangi puluhan film ternama. Kalau dia menikah di puncak karirnya, itu sama saja mematikan karirnya.

"Terus kamu mau nikah dengan siapa? Laki-laki?" Mata Maryam juga mau keluar.

"Bukan begitu. Cuma aku belum mau nikah!"

"Kenapa sih? Nggak doyan cewek kamu?"

"Astaga!" Andra sampai mengelus dada.  "Mama tahu sendiri jadwalku sampai dua tahun kedepan itu full. Ada dua film yang akan aku bintangi. Belum lagi modelling, dan membintangi variety show. Jadwalku full."

"Lalu hubungan jadwalmu full dengan menikah apa, hah?"

"Sudah." Andra mengibaskan tangan. Percuma bicara dengan ibunya seperti berbicara pada tembok.

"Mau sampai kapan kamu nggak menikah, nak?" Maryam menatap putranya dengan memelas. Senjata yang selalu diberikannya ketika Andra bersikeras. "Umurmu sudah 35 tahun."

"Baru 35 tahun. Belum 40."

"Jadi kamu tega dengan ibumu sendiri?"

"Ya ampun!" Andra sampai menepuk jidatnya sendiri. Sepertinya dia akan menawarkan Maryam untuk membintangi film seperti dirinya. Maryam sungguh pintar membuat drama. "Tega bagaimana lagi sih, bu?"

"Apa ibu harus meninggal dulu baru kamu sadar untuk menikah? Di dunia ini kita hanya tinggal berdua. Ibu mau kamu menikah dan hidup selayaknya orang berkeluarga. Memiliki anak dan bahagia. Ibu ingin memangku cucu sebelum nafas ini diambil sama yang Kuasa."

Sambil memijit keningnya, Andra menatap ibunya dengan jengah.

"Ya sudah kalau itu mau ibu. Kenalkan aku dengannya."

Maryam langsung bersorak senang. "Besok malam bersiaplah! Kita akan ke rumah calon istrimu."

"Cuma kenalan!" Koreksi Andra. Ada-ada saja ibunya ini, mana ada satu kali ketemu langsung deal menikah. Apalagi itu wanita biasa, Andra harus menseleksinya secara ketat.

Besok malam tiba, Andra dan Maryam bersiap ke rumah wanita biasa yang akan dijodohkan dengannya.

"Siapa nama wanita itu?" Tanya Andra ketika dalam perjalanan.

"Andini." Maryam tersenyum manis.

"Berapa umurnya?"

"Nggak tahu ya, berapa.. pokoknya masih muda. Cantik lagi!"

Andra hanya diam. Dia akan membuktikan sendiri ucapan ibunya.

Keduanya lalu tiba di sebuah rumah sederhana yang ada di pinggir kota. Ketika mereka sampai, seorang ibu berpakaian bling-bling menyambut mereka.

"Selamat datang calon besan." Sambut wanita itu dengan penuh percaya diri. Apalagi ia sambil melihat Andra yang tampan mandraguna.

"Terima kasih. Senang sekali kita bisa bertemu lagi." Ucap Maryam bersenang hati.  "Perkenalkan ini Andra."

"Jadi ini yang namanya Andra. Ya, ampun.. ternyata lebih ganteng aslinya." Wanita ini sampai tak berkedip.

Andra terpaksa menyembulkan senyumnya. Melihat Andra yang tak ada reaksi, Maryam menyenggol lengan anaknya.

Kalau begitu, Andra mengerti. Dia harus menyalimi wanita tua yang memakai pakaian bling-bling ini. Andra sampai heran sendiri. Apa ada hajatan di malam-malam begini. Kenapa pakaian wanita paruh baya ini heboh sekali.

"Ndra, ini ibu Lastri. Ibunya Andini." Sambung Maryam.

"Salam kenal, tante."

"Silahkan masuk." Wanita tersebut memundurkan tubuhnya dan mempersilahkan dua tamunya untuk masuk ke ruang tamu. "Maaf rumahnya kecil." Lastri terkekeh basa basi.

"Walau kecil tapi sejuk, ya? Mungkin karena penghuninya sering mengaji." Puji Maryam.

Aw, lihatlah wajah sumringah itu. Andra sampai mengkerut-kerut melihat Lastri salah tingkah seperti ABG labil.

"Ibu Maryam bisa aja! Yang namanya ikut pengajian ya pasti sering mengaji."

Andra menatap ibunya dengan penuh pertanyaan. Sementara, Maryam langsung mencubit paha anaknya supaya tetap fokus.

"Eh! Mau kemana kamu, Ra?" Tanya Lastri pada wanita berhijab. Tampilannya begitu tomboy. Dia memakai jeans yang dipadu padankan dengan sweater.

"Mau nongkrong sama temen." Sahut Tiara cuek.

"Kenalin dulu nih temen mama. Namanya ibu Maryam sama ehem.. ada mas Andra. Kamu tahu, kan? Yang artis film itu."

Tiara menatap kedua tamunya. "Oh.. salam kenal." Tiara lalu beralih pada ibunya. "Ma, minta uang. 150 ribu aja!"

Mata Lastri sampai melotot. Putrinya ini yang benar saja. Sungguh memalukan! Lastri pun langsung menampilkan wajah tak enak. Sebuah senyum yang penuh kecanggungan.

"Maaf, bu Maryam, nak Andra. Tunggu sebentar."

Lastri lalu menyeret putrinya masuk ke kamar. Terdengar suara jeritan dan Andra yakin Tiara pasti dijewer di dalam sana.

"Keluarga begini yang mau ibu jodohkan denganku?" Bisik Andra.

"Diamlah. Ibu kenal baik dengan bu Lastri itu. Dia ikut pengajian di majelis taqlim Rabbani. Beberapa kali ibu sudah ketemu anaknya yang bernama Andini itu."

"Yang tampilannya seperti perempuan tadi?"

"Hush! Jangan begitu. Itu tadi adiknya."

Andra hanya bisa menghela nafas panjang sambil merengut. Adiknya saja kucel begitu, Andra yakin kakak perempuannya pasti lebih lagi.

"Aku pergi ya, ma! Bye!" Tiara nyelonong pergi tanpa mengucapkan satu katapun pada kedua tamunya. Buat Andra jadi tersinggung saja. Padahal, dia ini begitu dihormati di dunia keartisan. Semua orang yang melihatnya akan memberikan rasa kekaguman. Bahkan ada yang mengejarnya untuk meminta tanda tangan. Tapi perempuan itu main pergi begitu saja!

"Maaf ada iklan sedikit." Lastri menutup mulutnya sambil tertawa pelan. "Tiara memang beda dengan mbaknya. Kalau Tiara itu sedikit tomboy. Tapi dia udah bekerja, kok."

"Bekerja apa?" Tanya Maryam.

"Dia guru honorer di sekolah dasar."

"Sudah bekerja tapi masih minta uang dengan orang tua." Ketus Andra yang langsung mendapat cubitan di lengan. "Sakit, bu!"

Maryam langsung tersenyum masam.

"Oh, dimana Andini tadi? Apa dia sudah kemari?"

"Nah, iya. Mana Andininya?" Tanya Maryam tak sabar.

Melihat ekspresi keduanya membuat Andra semakin sebal. Sungguh dia ingin kabur dan bersembunyi. Seorang Andra yang biasanya ditunggu di lokasi syuting malah sekarang harus menunggu. Bah!

"Andini!" Panggil Lastri. "Dini!"

Sadar suaranya sedikit meninggi, Lastri langsung tersenyum tak enak. "Maaf. Tunggu sebentar. Aku panggilkan anakku dulu."

Baru saja bangkit dari duduknya. Yang dipanggil muncul dengan membawa nampan berisi 3 gelas air minuman lengkap dengan sepiring cemilan.

"Maaf, tadi saya di belakang."

Maryam tersenyum manis melihat wanita berhijab yang baru saja muncul ini. Dengan anggun, dia menghidangkan tiga cangkir minuman untuk kedua tamu dan ibunya.

Sementara, Andra memperhatikan wanita yang ada di hadapannya ini. Wanita bergamis pink pastel, berhijab panjang dengan cadar yang menutupi. Jangan bilang jika perempuan ini yang akan dijodohkan dengannya. Andra akan mengomel setelah ini!

"Perkenalkan Andini. Ini ibu Maryam dan itu anaknya." Seru Lastri tersipu seolah dia yang akan dijodohkan.

"Saya Andini." Andini datang mendekati Maryam dah menyaliminya dengan takzim. Sementara, Andra hanya disapanya saja.

"Sudah beberapa kali kita bertemu.." ucap Maryam tanpa menanggalkan senyuman.

"Iya. Sudah beberapa kali.." sahutnya datar.

Andra memperhatikan lagi wanita bercadar ini. Alisnya tebal dengan mata cerah yang tajam. Dari cara dia memandang, Andini sepertinya bukan wanita menye-menye yang pemalu. Dia terlihat tegas dan... ah, Andra sudah berpikiran negatif saja.

"Saat ibu menceritakan tentangmu, Andra sampai tak sabar mau datang kemari untuk bertemu.."

"Nah.. sejak kapan?" Sela Andra. Kenapa ibunya jadi berbohong begini?

Sementara, Maryam tak menanggapi ucapan anaknya. Ia kembali mencubit lengan Andra dengan gemas. Setelah ini, Andra akan ke rumah sakit. Sudah pasti sepanjang lengan Andra sudah tercipta tanda cinta dari ibunya.

"Sama.. Andini aja nggak sabar katanya mau ketemu sama mas Andra." Lastri dan Maryam jadi tertawa bersama.

Andini sendiri tidak membuka suara. Tapi dari ekor matanya, dia hanya melihat dengan sinis percakapan dua wanita ini.

"Andini ini lulusan S2 loh, nak Andra." Lastri mulai mengagungkan anaknya. "Jurusan apa, din? Mama lupa."

"Public health."

"Nah, itu.. dia juga pegawai negeri di rumah sakit. Pekerjaannya sebagai perawat."

"Rumah sakit mana?" Tanya Maryam.

"Rumah sakit jiwa."

Andra tergelak. Astaga apa lagi ini? Jadi ibunya ingin menjodohkannya dengan pegawai rumah sakit jiwa. Andra menutup mulutnya menahan tawa, namun ia langsung terdiam ketika bersitatap dengan mata wanita di hadapannya.

"Pekerjaan yang mulia." Ucap Andra memperbaiki sikapnya.

"Kalau Andra ini cuma S1 lulusan ilmu sosial. Ya, tapi takdir berkata lain, dia malah banting setir jadi artis." Jelas Maryam.

"Wajar kalau jadi artis, bu. Toh, anak ibu gantengnya kebangetan begitu." Puji Lastri yang membuat Andra tersenyum bangga.

Memang dasar rezeki Andra, ketika dia sedang berkuliah semester 4, dia tidak sengaja mengikuti audisi model di sebuah pusat perbelanjaan. Tak lama, ia lalu diterima dan mengasah bakatnya sebagai model majalah. Setelah itu, ia baru dipercaya bermain film dan menjadi aktor terkenal hingga sekarang.

"Iya.." sahut Maryam sembari menatap malas anaknya. Sebenarnya dia tidak suka memiliki anak seorang superstar. "Bagaimana kalau Andini dan Andra ngobrol berdua? Supaya kalian bisa saling mengenal." Maryam memberikan ide gilanya.

"Wah itu betul, bu. Ayo, nak. Ajak Andra ngobrol di teras depan. Kalian harus berkenalan sebelum menikah." Sambung Lastri antusias.

Oh, giliran Andra yang melotot pada ibunya. Ingin sekali dia mencubit gemas pipi Maryam. Katanya hanya perkenalan, kenapa Lastri malah menyebut-nyebut pernikahan.

Namun, sebelum Andra menyerang. Maryam sudah memelintir ujung kaos yang ia pakai sampai goresan kuku ibunya sedikit menyentuh lengan Andra. Sungguh, setelah ini Andra akan pergi ke rumah sakit dan melakukan visum. Dia sudah dianiaya oleh ibunya sendiri.

Sementara, Andini tidak membuka suaranya. Ia berdiri dan menuju ke teras depan. Mau tak mau, Andra harus mengikuti wanita bercadar itu sebelum ditendang oleh ibunya.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
6 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status