Share

Bab 335

Author: Emilia Sebastian
Hanya saja, akhir-akhir ini, ada saja orang yang berselisih dengan Damar dan ingin menjebaknya.

Tadi, Kahar masih murka. Setelah memikirkannya dengan saksama sekarang, dia seketika mengernyit.

“Dalam rumor yang tersebar, Syakia itu korbannya. Masalah ini pasti berhubungan dengannya. Tapi, yang sebarkan rumor ini seharusnya adalah orang lain. Gimanapun, Syakia masih belum sehebat itu.”

Kahar sontak marah dan berseru, “Ini pasti ulah Pangeran Adika! Selain dia, nggak ada lagi orang lain yang mungkin bantu Syakia untuk melawan keluarga kita!”

Ranjana tidak lagi berbicara, tetapi pemikirannya jelas juga sama seperti Kahar.

“Ayah, gimana ini sekarang? Orang-orang bodoh di luar sana percaya sama rumor itu. Sekarang, mereka hampir lempar telur dan sayur busuk ke gerbang rumah kita. Kalau begini terus, bukannya reputasi keluarga kita akan hancur?”

Sejak Kahar menerjang masuk ke ruang baca, Damar masih belum mengucapkan sepatah kata pun. Dia berusaha menahan gejolak dalam hatinya dan telah menu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 611

    Setelah salinan sutra hari ini dibawa pergi, Syakia yang entah kenapa merasa gelisah pun bekerja di ladang obat. Dia mengambil cangkul kecilnya dan menyiangi rumput dengan tenang. Dia mencoba meredam suasana hatinya yang kacau dengan cara ini. Bagaimanapun juga, inilah yang dilakukannya ketika suasana hatinya sedang buruk atau dia sedang gelisah. Setelah menyiangi rumput dan bercocok tanam, dia akan segera membaik.Hari ini, Syakia sudah hampir menyiangi semua rumput di gunung belakang. Namun, entah kenapa kegelisahan di hatinya masih belum bisa ditenangkan."Ada apa denganku?"Syakia berdiri dan menekan dadanya dengan cemas. Dia menatap ke bawah gunung. Setelah beberapa saat, dia baru mengambil tas dan cangkulnya, lalu bergumam. "Lupakan saja, sebaiknya aku pulang dulu hari ini."Setelah Syakia pulang dan menyiapkan makan malam, Cempaka juga pasti akan segera kembali. Dia selalu mengeluh lapar setiap kali pulang. Jika Syakia tidak menyiapkannya lebih awal, dia khawatir Cempaka akan m

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 610

    "Hah? Kak Kahar, siapa yang nakut-nakuti kamu? Apa Ayu terlihat begitu menakutkan?"Ayu tiba-tiba memaksakan diri untuk tertawa dan menekan niat membunuh di matanya. Dia tidak boleh membunuh Kahar. Setidaknya bukan sekarang. Jika dia membunuh Kahar, ayahnya pasti akan mencurigainya.Akhir-akhir ini, ayahnya sudah sangat tidak puas terhadapnya. Jadi, meskipun ingin membunuh, dia juga harus mencari waktu yang tepat. Dia bahkan harus memanfaatkan sedikit nilai Kahar yang masih tersisa sebaik-baiknya. Jika sudah berpura-pura di depan Kahar begitu lama tetapi tidak mendapatkan apa-apa, bukankah dia akan sangat rugi?Setelah menenangkan diri, Ayu mengangkat tangan dan menyentuh wajahnya yang berdarah. Dia menunjukkan ekspresi sedih seperti biasa dan. bertanya, "Apa Kak Kahar merasa Ayu sudah cacat, makanya Kakak nggak suka sama Ayu lagi?"“Mana mungkin! Nggak! Aku tentu saja nggak bermaksud begitu!”Awalnya, Kahar masih merasa takut saat melihat tatapan Ayu. Namun, ketika melihat Ayu menangi

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 609

    "Kahar!"Suara Cempaka tiba-tiba meninggi. Dia memelototi Kahar, "Jangan pakai mulut busukmu itu untuk menyebut Kia-ku! Kia-ku 1.000 kali lebih baik dari kalian berdua! Dia nggak perlu ngomong apa-apa padaku karena aku suka memperlakukannya dengan baik. Aku mau kasih pelajaran bagi kalian yang berani menindasnya! Ingat, ini baru permulaan."Mata dingin Cempaka menyapu Ayu, lalu dia mencibir, "Lebih baik kamu sembunyi mulai sekarang. Aku sudah bilang, kalau kamu berani muncul di hadapanku, aku pasti akan menghajarmu! Di mana, kapan, dan sekeras apa pun aku menghajarmu, itu tergantung suasana hatiku saat itu."Hari ini, suasana hati Cempaka sangat buruk. Jadi, dia pun melampiaskannya pada wajah putri haram ini. Mengenai Kahar ...."Plak! Plak! Plak!"Tanpa sungkan, Cempaka dengan kuat mencambuk Kahar 3 kali lagi. Makin erat dia melindungi Ayu, makin kuat pula pukulan Cempaka. Bahkan cambukan terakhir juga membuat tulang lengannya gemertak. Tulangnya seharusnya sudah hancur.Saking kejamn

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 0608

    "Pfft!"Rasa sakit yang dibayangkan Ayu tak kunjung datang. Namun, malah terdengar tawa penuh ejekan yang tak kenal ampun."Hahahaha! Lihat tampang pengecutmu itu! Duh, lucu sekali!"Cempaka yang memegang cambuk berdiri 3 meter jauhnya. Sambil menunjuk Ayu, dia tertawa sampai tidak bisa berdiri tegak, seolah-olah telah melihat lelucon besar.Ayu yang baru menyadari bahwa dirinya telah ditipu begitu marah hingga wajahnya memerah. Dia tidak tahan lagi dan melangkah maju sambil berseru marah, "Dasar wanita jalang! Beraninya kamu membodohiku!""Plak!"Pada detik berikutnya, Cempaka berhenti tertawa mengayunkan cambuknya ke arah tubuh Ayu yang tidak terlindungi oleh Kahar. Tidak, lebih tepatnya, cambuk itu mengenai wajahnya. Sebab, cambukan ini sudah melukai separuh wajah Ayu dengan parah."Aaahhh!"Kali ini, jeritan Ayu bahkan terdengar oleh penduduk desa yang sedang bekerja keras ribuan meter jauhnya."Apa yang terjadi? Suara apa itu tadi?""Entahlah ...."Satu per satu penduduk desa meli

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 607

    Punggung Kahar juga baru saja dicambuk. Dia pun meringis kesakitan. Wanita yang paling ahli mencambuk adalah Cempaka.Cambuk kuda di tangan Cempaka memang terlihat biasa saja, tetapi itu sebenarnya adalah senjata yang dibuat dengan bahan-bahan khusus oleh seorang ahli yang dicari oleh Keluarga Sumarno. Cambuk itu lebih kuat daripada cambuk Keluarga Angkola. Jadi, meskipun Kahar dan Ayu terluka, Cempaka sebenarnya memang telah menunjukkan belas kasihan. Sebab, jika Cempaka benar-benar mengerahkan seluruh kekuatannya, cambukan itu berkemungkinan besar sudah mematahkan tulang mereka!"Cempaka, bisa nggak kamu tenang sedikit?"Kahar menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit, lalu berkata kepada Cempaka, "Apa yang membuatmu nggak puas pada Ayu? Kalau ada apa-apa, ya ngomong saja. Kenapa kamu harus main tangan? Kalian itu sama-sama perempuan, kenapa kamu harus mempersulitnya seperti ini?""Bukankah pertanyaan itu seharusnya kamu tanyakan ke adikmu ini. Apa yang membuatnya nggak puas de

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 606

    "Ah!" Ayu tiba-tiba menjerit, seolah-olah ketakutan. Dia meraih lengan Kahar, lalu berbalik dan menghambur ke pelukannya. "Kak Kahar, Kak Cempaka mau cambuk Ayu lagi! Ayu takut!"Ayu terlihat seperti sangat ketakutan. Dia tidak berhenti menangis tersedu-sedu supaya dirinya terlihat kasihan.Kahar yang merasa sakit hati segera mengulurkan tangan untuk melindunginya. "Ayu, jangan takut. Dengan adanya Kakak di sini, Kak Cempaka nggak akan memukulmu lagi."Ayu mengucapkan kata-kata tadi memang untuk memancing keributan. Namun, dia tidak menyangka Kahar yang berusaha menghiburnya malah membuatnya kesal.'Apa kamu buta? Kamu nggak lihat dia sudah mencambukku di depanmu? Kamu masih berani bilang dia nggak akan mencambukku karena ada kamu di sisiku? Dasar pecundang! Kalau bukan karena kamu masih berguna, kamu pikir aku masih akan mempertahankanmu!' umpat Ayu dengan sangat marah dalam hati.Ayu takut Cempaka akan menyerangnya lagi. Dia pun buru-buru menarik Kahar, lalu bersandar dalam pelukanny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status