Share

Bab 427

Author: Emilia Sebastian
“Emm. Setelah mengantar adikmu pergi, kamu datang untuk menerima hukuman. Hubungan saudara kalian benar-benar mendalam.”

Damar mengambil cambuk dari mejanya, lalu berjalan mendekati Abista selangkah demi selangkah. Pada akhirnya, dia berdiri di belakang Abista sambil memandangnya.

“Ini semua berkat ajaran Ayah yang baik.”

Abista tidak mendongak. Dia sudah tahu apa yang akan dihadapinya, tetapi sama sekali tidak mengeluh. Setidaknya, dia sudah mengantar Kama pergi. Setelahnya, biar saja dirinya seorang yang dimaki ataupun dipukul.

Baru saja Abista selesai berbicara, dia langsung merasakan rasa sakit yang membakar di tubuhnya.

“Plak!”

Damar mencambuk Abista tanpa belas kasihan. Dia menatap putra sulung yang mengecewakannya itu dengan ekspresi datar sambil berkata dengan dingin, “Tapi, aku juga pernah mengajarimu bagaimana cara mendidik adik-adikmu. Itu tanggung jawabmu sebagai kakak sulung.”

“Tapi, lihat saja bagaimana situasinya sekarang. Satu per satu dari mereka sudah merasa diri mere
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 583

    Setelah mendengar ucapan itu, Kama melirik Ayu. Tatapan segalak itu pun membuat Ayu takut, juga makin marah.Ini semua salah Syakia. Jika bukan karena Syakia, Kama tidak mungkin berubah menjadi seperti ini! Perlu diketahui bahwa Kama yang dulu sama sekali tidak berani bersikap seperti ini terhadap Ayu. Setiap Kama berani meninggikan suaranya sedikit saja, Kama akan langsung terkejut dan bersikap patuh begitu Ayu memasang tatapan sedih.Sekarang, bidaknya yang begitu patuh dan berguna sudah menjadi milik Syakia. Wajar saja Ayu merasa marah. Dia menggertakkan giginya dengan pelan, lalu terlihat secercah cahaya melintasi matanya. Namun, tidak apa-apa. Ayu merasa kali ini juga merupakan kesempatannya. Jika bisa memenangkan kembali Kama, dia bisa mendapatkan kembali bidaknya yang berguna ini. Meskipun gagal memenangkan Kama kembali, bukankah dia memiliki sesuatu yang lebih berguna?Gara-gara Abista, Ayu tidak lagi berani menggunakan bunga-bunga itu di Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan. S

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 582

    Jika itu dulu, Kahar pasti akan langsung pergi tanpa ragu. Namun, dia tidak bisa berbuat begitu sekarang. Selain tidak bisa pergi, dia dan Ayu juga harus menebalkan muka untuk lanjut tinggal di tempat ini. Jika tugas kali ini gagal, ayah mereka mungkin benar-benar tidak akan memberi mereka kesempatan lagi. Jadi, baik itu demi dirinya sendiri atau Ayu, dia harus bersabar.Kahar akhirnya menggertakkan giginya dan menekan amarahnya. Setelah mengendalikan emosinya, dia berbicara lagi, "Maaf, Kak Kama. Aku yang nggak sopan tadi. Kamu ... jangan marah padaku, ya."Melihat Kahar yang seperti itu, Ayu juga tersadar. Dia mengatupkan bibir dan ikut menunduk seperti Kahar sambil berujar, "Kak Kama, ini bukan salah Kak Kahar. Ayu yang terlalu manja. Tapi Ayu bisa memakannya kok!"Untuk membuktikannya, Ayu bahkan menekan rasa jijiknya dan menggigit kue itu dengan mata tertutup. Akibatnya, gigitan ini hampir membuat giginya copot. Kue ini benar-benar terlalu keras!Ayu hampir menangis karena giginya

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 581

    "Suara ini ...."Begitu mendengar suara di luar, Kama langsung mengernyit. Kenapa mereka ada di sini?"Tok, tok, tok!""Kak Kama? Kak Kama! Kak Kama, cepat buka pintunya!""Sudahlah, Kak Kama. Aku tahu kamu masih belum tidur. Lampu di rumahmu masih menyala. Cepat bukakan pintu untukku dan Ayu!"Kama tidak ingin membuka pintu, tetapi kedua orang di luar itu berisik sekali. Biasanya di waktu seperti ini, suasana sudah sepi. Kesunyian malam ini benar-benar sudah dihancurkan oleh mereka. Akhirnya, Kama pergi membukakan pintu bagi mereka."Krek."Begitu pintu terbuka, Kama berdiri di depan pintu dan menatap kedua orang di luar dengan tidak senang. "Buat apa kalian datang kemari malam-malam begini? Bukannya kalian seharusnya ada di rumah?""Sebentar, Kak Kama. Biarkan kami masuk dulu, ya. Kami capek sekali. Kalau lanjut berdiri lagi, kakiku bisa patah." Ayu dan Kahar langsung mendorong Kama ke samping, lalu masuk ke rumah seolah-olah itu adalah rumah mereka. "Hei, kalian ...." Sebelum sem

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 580

    Selain itu, Ayu juga dapat menghadapi Syakia secara terang-terangan. Ketika obat herbal di ladang obat sudah bisa dipanen, sudah waktunya baginya untuk menyelesaikan dendam baru dan lamanya dengan Syakia!Setelah berpikir begitu, Ayu tidak lagi begitu menolak hukuman untuk pergi mencari Kama. Sesuai dugaan, ayahnya tidak tega bersikap kejam padanya.Ayu merasa sangat bangga. Namun, dia jelas merasa gembira terlalu dini. Pada detik berikutnya, dia mendengar Damar berkata, "Oh iya, karena Kama nggak mengambil apa pun waktu keluar dari rumah, kalian juga nggak boleh mengambil apa pun. Kalian nggak usah berkemas lagi, langsung pergi saja.""Apa?" Ayu pun tercengang. "Kalau nggak berkemas, kami mana punya baju ganti? Memangnya kami juga nggak boleh bawa pakaian, Ayah?"Damar menyahut dengan kejam, "Benar, kalian nggak boleh bawa pakaian. Kalau ada masalah, kalian selesaikan saja sendiri. Kalau sudah paham apa yang kukatakan, jangan buang-buang waktu lagi. Keluar!"Ayu sangat marah, tetapi t

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 579

    Damar merampas kotak kayu itu dari tangan Kahar, lalu membantingnya ke meja. Dia menunjuk pil di dalamnya dan berseru marah, "Dasar bodoh! Asal kamu tahu, begitu pil ini terkena api, kita bertiga akan mampus! Nanti, nggak akan ada seorang pun yang bisa selamat!"Kahar tidak menyangka pil ini begitu menyeramkan. Dia pun buru-buru melangkah mundur beberapa langkah. Ketika melihat pil itu lagi, dia masih agak takut. Jika ayahnya tidak menghentikannya tepat waktu, dia pasti sudah menimbulkan masalah besar!Begitu memikirkan hal ini, meskipun keringat dingin sudah membasahi sekujur tubuhnya, dia tetap berseru dengan marah, "Siapa yang racik pil seperti ini? Kenapa orang itu begitu kejam dan berbahaya!""Kalian nggak perlu tahu siapa yang meraciknya, itu bukan urusan kalian. Kalian cuma perlu ingat apa yang aku katakan dan jauhi benda-benda kotor ini, termasuk orang-orang yang pernah mengonsumsinya! Sudah mengerti?"Pada saat ini, Ayu dan Kahar mana berani tidak patuh. Mereka pun mengangguk

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 578

    Damar hampir tidak bisa menahan diri untuk memaki Ayu idiot. Saat ini, Ayu baru menyadari betapa seriusnya masalah ini. Apa lagi itu namanya jika bukan idiot? Masalahnya, orang seidiot ini justru adalah putrinya. Damar benar-benar tidak tahu Ayu mirip dengan siapa!"Sebaiknya kamu berdoa mereka bukan tertangkap, atau berdoa mereka cepat mati. Kalau salah satu dari mereka tertangkap, kamu kira mereka akan sanggup menahan siksaan dari pengadilan kekaisaran?" ujar Damar sambil menatap Ayu dengan tatapan yang sangat berbahaya.Ayu pun menelan ludah dengan ketakutan. "Mereka seharusnya ... nggak tertangkap?"Orang-orang itu terlihat sangat jahat. Mereka pasti adalah orang yang kejam. Meskipun tertangkap, mereka juga pasti akan langsung bunuh diri. Jadi, Ayu merasa dirinya pasti tidak akan kenapa-napa.Ayu memang berpikir begitu, tetapi dia tidak tahu bahwa saat ini, ada seseorang yang sudah dikurung di penjara pengadilan kekaisaran.Damar hanya mendengus dingin. Dia tidak ingin melihat tamp

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status