Share

Bab 12

Author: Jurang
"Kalau aku nggak kemari, gimana aku bisa menangkapmu kamu yang lagi bermesraan sama seorang pria liar di sini?" bentak pria paruh baya itu dengan wajah yang suram.

"Pria liar apanya! Kenapa kamu bicara kasar sekali? Owen ini temanku, kami nggak ada apa-apa!" ujar Theresa dengan kesal.

"Kalian berdua sudah seperti itu, tapi masih bilang nggak ada apa-apa? Konyol sekali! Theresa, apa kamu nggak merasa malu siang bolong begini? Kenapa kalian nggak langsung ke halaman saja?" cibir wanita cantik itu.

"Apa urusannya denganmu? Aku bisa melakukan apa pun yang aku mau. Bukan hakmu untuk mengaturku melakukan sesuatu!" Theresa menatap wanita itu dengan emosi, suasana di antara keduanya pun memanas.

"Lukas, lihat dia! Dia kurang ajar sekali, nggak tahu sopan santun!" Wanita cantik itu menggoyang lengan pria paruh baya itu dengan wajah yang berpura-pura manja.

"Theresa, ada apa dengan sikapmu itu? Setidaknya, Sherly adalah ibumu. Apa begini sikapmu berbicara dengannya?" tegur Lukas.

"Dia bukan ibuku! Ibuku sudah meninggal 20 tahun lalu. Dia hanya wanita penggoda yang menjadi selingkuhan untuk mendapatkan posisi itu! Memangnya dia pantas menjadi ibuku?" ujar Theresa dengan wajah yang dingin.

"Lukas, kamu sudah dengar? Dia memakiku wanita penggoda!" ujar wanita cantik yang bernama Sherly itu sambil menangis.

"Kurang ajar! Kamu mau memberontak, ya!" Lukas sangat murka. Dia langsung mengangkat tangannya dan hendak menampar Theresa.

"Pukul saja! Lagi pula, sejak ibuku meninggal, nggak ada yang benar-benar peduli dengan hidup dan matiku di rumah ini, selain Kakek! Pukul saja aku sampai mati!" kata Theresa dengan keras kepala dan tidak mau mengalah.

"Kamu …."

Sekujur tubuh Lukas gemetar karena emosi. Selama beberapa tahun ini, dia hanya memperhatikan Sherly dan juga putranya.

Dia juga tahu bahwa dirinya berutang sesuatu kepada putrinya. Jadi, pada akhirnya dia menarik kembali tangannya.

"Theresa, sekarang kamu juga sudah sampai di umur untuk menikah. Aku nggak menentang kamu untuk berpacaran. Tapi, dengan latar belakang Keluarga Lestari, setidaknya kamu harus mencari kekasih yang sederajat."

Lukas berusaha menahan emosinya, lalu dia menunjuk Owen dan berkata dengan nada meremehkan, "Kamu lihat baik-baik pria ini. Pakaiannya compang-camping seperti seorang pengemis. Apa dia pantas bersamamu?"

"Aku sudah bilang barusan, aku dan Owen hanya berteman. Dia bukan kekasihku! Selain itu, dia juga bukan pengemis!" ujar Theresa dengan kesal.

"Kalian berdua sudah tinggal bersama. Kalau dia bukan kekasihmu, lalu siapa? Kamu kira aku dan ayahmu adalah anak tiga tahun yang bisa ditipu dengan mudah?"

Sherly mengejek dan tatapannya menunjukkan penghinaan. Kemudian, dia kembali berujar, "Theresa, kamu berpura-pura dengan sangat bagus selama beberapa tahun ini. Di luar, beredar berita kamu sangat polos dan murni. Nggak kusangka, ternyata kehidupan pribadimu itu begitu nggak tahu malu! Kamu bahkan bisa menyukai seorang sampah seperti ini. Benar-benar merendahkan diri sendiri!"

Begitu mendengar ucapannya, Theresa malah menjadi emosi hingga tidak bisa berkata-kata.

"Kamu …."

"Benar! Owen memang kekasihku, aku menyukainya! Terserah apa yang ingin kalian lakukan!"

Saat menghadapi ejekan dari Sherly, Theresa yang merasa malu pun menjadi murka. Jadi, dia langsung menggandeng lengan Owen dan menatapnya dengan sangat mesra.

Owen sontak tertegun. Dia memelototkan matanya dan memandang Theresa dengan ekspresi panik.

"Kenapa? Akhirnya sekarang kamu berani mengakuinya?" cibir Sherly.

Raut wajah Lukas seketika menjadi suram. Dia mengeluarkan sebuah cek dan menuliskan bilangan di atasnya. Kemudian, dia melemparkan cek itu ke wajah Owen dan berujar, "Nak, aku nggak peduli siapa kamu, juga nggak peduli dari mana asalmu. Intinya, aku nggak akan menyetujui Theresa berpacaran denganmu!"

"Ini cek sebesar sepuluh miliar, ambil dan tinggalkan putriku. Satu hal lagi, kalau kelak kamu masih menjeratnya, aku pastikan kamu akan mati dengan mengenaskan!"

Owen menatap cek tersebut jatuh ke tanah dengan begitu saja, lalu menelan ludah dengan kesulitan.

Sekarang, dia memang sedang kekurangan uang. Baginya, uang sebesar 10 miliar ini adalah nilai yang fantastis!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Elrey Yus
bingung dgn kejafian ini
goodnovel comment avatar
Muhammad Edo
Sangat bagus , dan menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3129

    “Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3128

    “Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3127

    “Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3126

    “Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3125

    Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3124

    “Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status