Share

Bab 11

Author: Jurang
"Oh ya, Owen. Semalam, aku melihat penjahatnya menusukmu dengan belati. Gimana cederamu? Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa perlu aku antar ke rumah sakit untuk diperiksa?" tanya Theresa dengan wajah yang prihatin.

Semalam, dia melihat dengan sangat jelas bagian dada Owen ditusuk oleh penjahat itu menggunakan belati.

Namun, anehnya saat ini Owen tampak sangat bersemangat, seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi.

Hal ini membuat Theresa merasa curiga, apa mungkin dia salah melihat saat itu?

"Nggak apa-apa. Lukaku nggak terlalu parah."

Owen tanpa sadar menyentuh bagian dadanya. Alhasil, dia tidak sengaja menyentuh bagian yang terluka. Dia yang merasa kesakitan pun mengernyitkan alisnya dan mengerang.

"Ada apa? Apa sakit sekali? Ayo, kita ke rumah sakit sekarang!" Theresa sontak berdiri dan raut wajahnya tampak gugup.

"Nggak sakit sekali, hanya sedikit saja. Sekarang, nggak ada rasa lagi. Ini nggak perlu ke rumah sakit." Owen mengelus bagian yang terluka itu beberapa kali lagi dan rasa sakit itu sudah perlahan berkurang.

Pada saat itu, dia ingin membuka pakaiannya untuk memeriksa kondisi lukanya. Akan tetapi, dia merasa malu melakukannya di hadapan Theresa.

"Lepaskan pakaianmu. Aku mau lihat bagaimana kondisi lukamu." Theresa tetap merasa khawatir.

"Ini …." Owen merasa sangat canggung. Dia merasa sedikit malu jika harus melepaskan pakaian di hadapan seorang wanita.

"Cepat lepas!" ujar Theresa yang mendesak dengan cemas. Dia sudah sepenuhnya lupa bahwa Owen adalah seorang pria. Selain itu, Owen juga pria muda yang sangat berenergik!

Karena Theresa yang seorang perempuan tidak keberatan, kenapa Owen harus merasa malu?

Owen pun menggertakkan giginya, lalu melepaskan pakaiannya dan menunjukkan postur tubuh yang kurus serta kekar.

Kemudian, Theresa mencondongkan tubuhnya ke depan untuk memeriksa. Terlihat, luka di dada Owen sudah sembuh dan hanya meninggalkan kerak luka jelek sepanjang empat atau lima sentimeter. Tampilannya itu seperti seekor kelabang dan terlihat sangat mengerikan.

"Lukamu sudah seperti ini, tapi masih bilang nggak apa-apa. Gimana mungkin ini nggak sakit?"

Theresa secara refleks mengulurkan tangan dan menyentuh kerak luka di dada Owen. Dia tampak terisak dan matanya berlinang air mata.

Bekas luka ini didapatkan Owen karena menyelamat dirinya semalam. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana perasaan Theresa saat ini.

Akan tetapi, selanjutnya sebuah adegan yang ajaib terjadi.

Setelah disentuh oleh Theresa, kerak luka itu mulai mengelupas sedikit demi sedikit. Lalu, kulit berwarna merah muda seperti bayi yang baru lahir pun terlihat di bawahnya.

Theresa sontak terkesiap. Biasanya, dibutuhkan waktu satu hingga dua bulan untuk luka mengeras dan terkelupas.

Sejak semalam hingga sekarang, belum sampai satu hari berlalu. Akan tetapi, kerak luka di dada Owen mulai mengelupas, apa lagi tidak ada bekas luka yang tersisa di kulit yang baru terbentuk itu.

Hal ini sangat tidak masuk akal!

Melihat hal itu, Theresa tampak sangat kebingungan. Dia menggosok bagian kerak luka itu berulang kali dengan sangat lembut. Kemudian, seluruh kerak luka itu terkelupas dengan perlahan dan kulit yang baru terbentuk di bawahnya benar-benar tidak meninggalkan bekas sedikit pun. Hal itu seolah-olah Owen tidak pernah terluka!

Theresa pun melongo.

Di sisi lain, wajah Owen seketika memerah.

Tangan indah Theresa begitu lembut dan halus. Saat dia menyentuh dada Owen, rasanya seperti sentuhan dari seorang kekasih.

Bagaimana mungkin pria muda yang berenergik seperti Owen sanggup menahannya?

Oleh sebab itu, tubuh Owen seketika menjadi tegang dan hatinya berdebar dengan kencang. Dia merasa gugup hingga hampir kehabisan napas.

"Kalian sedang apa siang bolong begini?"

Pada saat ini, sebuah suara teguran terdengar.

Seorang pria paruh baya yang berusia sekitar 50 tahun dengan wajah berbentuk persegi dan sikap yang garang berjalan masuk ke ruang tamu dari luar.

Di sampingnya, ada seorang wanita cantik yang berusia sekitar 36 atau 37 tahun bersandar dengan mesra. Wanita itu terlihat menawan dengan riasan yang tebal di wajahnya.

Dia mengenakan gaun ketat berwarna merah dengan bagian dada yang dibuka sangat rendah. Postur tubuhnya terlihat sangat seksi, bohai, dan sangat memikat.

"Ayah, kenapa kamu kemari?" Theresa terkejut. Saat ini, dia baru menyadari bahwa Owen tidak mengenakan baju dan satu tangannya masih diletakkan di dada Owen.

Gaya mereka berdua sangat tidak enak dipandang!

Syuh!

Wajah cantik Theresa seketika memerah. Dia pun segera menarik kembali tangannya.

Begitu pula dengan Owen, dia buru-buru mengenakan kembali pakaiannya.

Wajah keduanya tampak sangat memerah, seolah-olah mereka telah tertangkap basah karena melakukan kesalahan barusan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3129

    “Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3128

    “Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3127

    “Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3126

    “Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3125

    Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa

  • Pembalasan Dendam sang Menantu Tertindas   Bab 3124

    “Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status