Janice tidak terkejut saat membaca pernyataan Leah karena dia tahu Amanda bukan tipe orang yang akan membiarkan dirinya diinjak-injak orang. Melihat hasil desainnya dihujat semua orang, Leah langsung tahu dia pasti sudah ditargetkan seseorang. Oleh karena itu, langkah pertama yang akan dilakukan Leah tentu saja mengalihkan targetnya.Louise langsung gelisah. "Janice, apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kalau kita mengklarifikasinya di internet?""Klarifikasi apa? Bilang Leah hanya pura-pura baik menolongku?" tanya Janice balik."Kita juga nggak bisa membiarkan dia terus bicara sembarangan, 'kan? Kalau tulus menolongmu, kenapa dia harus berkata dengan begitu terpaksa?" kata Louise sambil menunjuk respons Leah dengan marah.Saat melihat komentar itu selama beberapa detik, Janice merasa semua itu masih belum selesai dan tebakannya memang benar. Sebelum dia sempat menenangkan Louise yang gelisah, muncul sebuah berita yang menggemparkan lagi. Rekaman CCTV yang memperlihatkan mom
Itu adalah hal yang sering dilakukan Janice di kehidupan sebelumnya saat menunggu Jason pulang. Untuk menghabiskan waktu, dia menidurkan Vega sambil menonton TV. Hanya dengan begitu, para pelayan di rumah tidak akan mencari masalah dengannya. Mereka sebenarnya lebih suka melihatnya hidup seperti boneka tanpa jiwa agar lebih mudah dikendalikan.Oleh karena itu, saat melihat cuplikan adegan itu, Janice tidak bisa mengingat cuplikan itu sebenarnya malam penantian menyakitkan yang mana. Namun, melihat wajahnya yang pucat, dia yakin saat itu Jason pasti tidak pulang juga.Janice secara refleks mendekati dirinya di kehidupan sebelumnya itu dan melihat cahaya TV terpantul dari matanya itu. Seolah-olah mendengar sesuatu, dirinya yang sedang melamun itu tiba-tiba mengangkat kepala. Dia yakin saat itu pasti ada sesuatu dari siaran TV yang menarik perhatiannya.Namun, Janice hanya bisa terus menatap dirinya yang ada di kehidupan sebelumnya itu, tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah TV. Tubu
Bang!Amanda melempar gelas anggurnya ke pintu kaca sampai pecah berkeping-keping dan cairan di dalamnya tumpah. "Ini hasil desain yang kalian setuju? Desain seperti ini pun kalian berani pamerkan?"Karena komentar buruk di internet, Amanda terpaksa mengadakan rapat darurat di tengah malam. Semua orang yang berhubungan langsung dengan pameran itu pun menghadiri rapat itu, kecuali Leah.Salah satu staf memberanikan dirinya dan berkata, "Bu Amanda, ini hasil desainnya Nona Leah. Kamu sendiri yang bilang kalau Nona Leah boleh membuat desainnya sendirian, nggak perlu minta persetujuan kami."Staf lainnya juga menambahkan, "Lagi pula, kami juga sudah mengirimkan draf desainnya padamu dan ada tanda tangan persetujuanmu di atasnya."Amanda menopang tubuhnya di atas meja dengan napas yang terengah-engah. Saat itu, dia baru teringat dia sedang mabuk berat saat mengecek desain itu, sama sekali tidak melihat jelas hasil desain itu. Leah terkenal sebagai desainer genius dan hasil karya Leah biasan
"Begitu kuat, jangan-jangan kamu diam-diam belajar sesuatu lagi?" kata Jason.Ujung telinga Janice langsung terasa panas karena teringat malam saat dia yang inisiatif memulai. Saat itu, dia benar-benar dibuat sampai begitu kelelahan dan langsung menyadari dia seharusnya tidak meniru adegan-adegan di komik. Dia segera berusaha membantah, "Nggak ada.""Nggak ada?" bisik Jason sambil mengembuskan napas hangat di sekitar leher Janice.Setiap embusan napas Jason seolah-olah membakar kulit Janice sampai jantungnya makin berdebar. "Nggak ...."Saat Janice masih ingin membantah, Jason langsung membungkam dengan ciuman. Dia menarik tangan Janice dan melingkarkan ke lehernya, lalu langsung menggendong Janice dengan satu gerakan.Janice langsung terkejut dan memukul bahu Jason. "Turunkan aku, sandalku jatuh."Jika besok Louise melihat ada dua cangkir teh di atas meja dan sandalnya berserakan di lantai, Janice yakin Louise yang memiliki imajinasi liar pasti akan membayangkan hal yang macam-macam.
Jason mendekat sambil membawa dua cangkir teh yang di dalamnya sudah ditambahkan sedikit ramuan penenang.Begitu Jason mendekat, aroma teh yang lembut bercampur dengan herbal langsung menyebar di sekitar Janice. Setelah menerima cangkir itu dan menyeruputnya sedikit, seluruh tubuhnya langsung merasa nyaman. Dia menyerahkan ponselnya pada Jason, lalu berkata, "Studio Amanda sedang dalam masalah."Jason hanya melirik ponsel itu sekilas, seolah-olah sudah tahu sebelumnya. "Amanda memang suka mabuk. Sudah banyak orang yang menasihatinya, tapi dia tetap keras kepala. Nggak bisa salahkan orang lain."Janice menghela napas. "Sayang sekali. Tapi, desain Leah juga aneh sekali. Padahal desainnya terkenal kontras dan unik, tapi yang kali ini terlalu kontras."Setelah mengatakan itu, Janice menunjuk ke salah satu kalung di layar yang desainnya berbentuk seperti tali-tali yang melilit. Namun, lilitannya terlalu ketat dan banyak, seolah-olah bisa mencekik leher pemakainya. Dunia perhiasan memang tid
Ternyata bintang yang diberikan Janice di kehidupan sebelumnya persis seperti gambar Vega ini. Semua ini seolah-olah sedang mengingatkannya bahwa mereka benar-benar sudah bersama kembali. Namun, mengapa bintangnya ada tiga? Dia ingat dia hanya memberikan dua bintang merah muda untuk Vega.Setelah berpikir sejenak, Janice teringat Vega tidak bereinkarnasi dan semua ini mungkin hanya kebetulan saja. Namun, gambar Vega ini justru memberikannya inspirasi. Dia pun memotret gambar itu dan mengirimkannya ke desainer.[ Pakai logo ini saja. ][ Baik. ]Setelah mengirim pesan itu, Janice mendekati Vega dan mengecup pipinya. "Kamu ini benar-benar bintang keberuntungan Mama.""Kamu juga bintang keberuntungannya Papa. Kalau saat itu kamu nggak selipkan jam tangan telepon ke dalam tas Mama, mungkin Mama masih bingung harus bagaimana mencari Papa," kata Jason, lalu mencium pipi Vega yang lainnya.Janice tiba-tiba teringat brosur TK yang ditemukannya di dalam tas, lalu bertanya, "Jadi, kamu yang masu