Kontrak Ranjang Sang CEO Pengkhianat

Kontrak Ranjang Sang CEO Pengkhianat

last updateLast Updated : 2025-12-30
By:  Founna MathUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
8Chapters
3views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

​"Aku bukan lagi istrimu yang penurut, Hiroshi. Mulai malam ini, kau hanyalah narapidana di rumahmu sendiri." ​Lima tahun pernikahan bagi Aiko Tanaka hanyalah sebuah penantian panjang yang berujung pahit. Hiroshi Tanaka, sang CEO karismatik yang ia cintai, tidak hanya mengabaikannya, tetapi juga mengkhianatinya dengan rencana masa depan bersama wanita lain. ​Namun, saat bukti pengkhianatan itu terungkap dan skandal besar mengancam takhta sang CEO, Hiroshi justru berlutut memohon ampun. Ia tidak bisa kehilangan posisinya, dan ia baru menyadari bahwa ia tidak bisa hidup tanpa Aiko. ​Aiko tidak memilih untuk pergi begitu saja. Ia kembali, namun bukan sebagai istri yang pemaaf. Ia membawa sebuah Kontrak Penebusan yang kejam. ​Isi Kontrak itu sederhana namun mematikan: ​Hiroshi harus tinggal kembali di bawah atap yang sama. ​Di kantor ia adalah penguasa, namun di rumah ia adalah pelayan. ​Dan yang paling merendahkan: Hiroshi harus tidur di lantai kamar utama, dilarang menyentuh Aiko tanpa izin, sementara ia dipaksa menyaksikan wanita yang ia sia-siakan itu kini menjadi penguasa atas hidupnya. ​Di bawah bayang-bayang ancaman pemerasan dari sang mantan selingkuhan dan pengawasan ketat kontrak tersebut, Hiroshi harus memilih: Mempertahankan sisa egonya atau menyerahkan seluruh martabatnya demi mendapatkan kembali cinta yang telah ia hancurkan. ​Ini bukan sekadar cerita tentang maaf. Ini adalah tentang kontrak yang mengubah ranjang pernikahan menjadi medan perang penebusan.

View More

Chapter 1

Bab 1: Tamu dari Masa Lalu

​Harum aroma kopi yang biasanya menenangkan di kantor pusat Queen’s Legacy kini terasa sangat menyesakkan bagi Queen. Ia duduk dengan punggung tegak, mencoba menyembunyikan getaran di jemarinya yang dingin membeku.

​Suasana ruang rapat di lantai dua puluh itu mendadak sunyi, menciptakan ketegangan yang nyaris bisa disentuh dengan ujung jari. Queen tahu bahwa hari ini adalah penentuan nasib perusahaan yang telah dibangun ayahnya.

​Ayah Queen, pria tua yang kini tampak rapuh, berdeham pelan untuk memecah keheningan yang menyiksa tersebut. Matanya menunjukkan kecemasan yang mendalam, sebuah ekspresi yang belum pernah Queen lihat selama puluhan tahun bekerja.

​"Terima kasih atas kehadiran para pemegang saham hari ini," suara ayah Queen bergetar hebat saat memulai kalimat pembukanya. "Seperti yang kalian ketahui, kita membutuhkan investor baru untuk menyelamatkan seluruh aset perusahaan."

​Queen mengepalkan tangannya di bawah meja kayu mahoni yang sangat mahal, mencoba menarik napas panjang untuk menenangkan dadanya. Ia tidak menyadari bahwa seseorang sedang berjalan menuju pintu besar ruang rapat tersebut.

​Tiba-tiba, pintu terbuka dengan dentuman yang cukup keras, mengalihkan perhatian semua orang di ruangan itu secara bersamaan. Seorang pria dengan postur tubuh tinggi tegap berdiri di ambang pintu, memancarkan aura dominasi yang kuat.

​Lampu kristal di langit-langit ruangan memantulkan cahaya pada setelan jas navy yang dijahit dengan sangat sempurna. Pria itu melangkah masuk dengan langkah kaki yang berat namun penuh dengan kepercayaan diri yang mutlak.

​Queen merasa dunianya seolah berhenti berputar saat tatapannya bertemu dengan netra gelap milik pria yang baru saja datang itu. Seluruh oksigen di sekitarnya seakan tersedot habis, meninggalkannya dalam keadaan mati rasa yang luar biasa.

​"Maaf saya terlambat, saya memiliki beberapa urusan kecil yang harus diselesaikan sebelum mengambil alih tempat ini," ucap pria itu. Suaranya rendah, bariton, dan mengandung getaran otoritas yang tidak bisa dibantah oleh siapa pun.

​"Pratama Ardiansyah," bisik Queen dengan suara yang nyaris tidak terdengar, namun nama itu bergema dengan sangat menyakitkan di kepalanya. Lima tahun telah berlalu, namun bayangannya masih menghantui setiap mimpi buruk yang Queen miliki.

​Tama, pria yang kini berdiri di hadapannya, adalah sosok yang dulu pernah menjadi segalanya bagi hidup Queen. Namun, pria itu juga yang menghancurkan seluruh harapan dan harga diri Queen dalam satu malam keji.

​Tanpa rasa bersalah, Tama menarik kursi di ujung meja yang paling megah, menunjukkan bahwa dialah penguasa baru di sini. Ia menatap satu per satu orang di sana, hingga pandangannya berhenti tepat di wajah Queen.

​"Senang bertemu Anda kembali, Ibu Queen," sapa Tama dengan seringai tipis yang terlihat sangat dingin di mata Queen. "Sepertinya waktu telah merubahmu menjadi wanita yang jauh lebih keras dari yang terakhir kuingat."

​Queen merasakan amarah yang membara di balik luka hatinya yang belum benar-benar sembuh selama lima tahun terakhir. Ia menolak untuk menunjukkan kelemahannya di depan pria yang telah membuangnya seperti sampah tak berguna di masa lalu.

​"Cukup, Tuan Pratama, kita di sini untuk membicarakan urusan bisnis yang profesional, bukan untuk bernostalgia tentang hal tidak berguna," potong Queen. Suaranya terdengar tajam, meskipun di dalam hatinya ia merasa sangat ingin melarikan diri.

​Tama terkekeh pelan, sebuah suara yang dulu sangat Queen cintai namun kini terdengar seperti lonceng kematian bagi ketenangannya. Ia menyesuaikan posisi duduknya, menatap Queen dengan pandangan predator yang telah menemukan kembali mangsa lamanya.

​"Bisnis?" Tama mengulang kata itu dengan nada mengejek yang sangat kentara bagi semua orang yang hadir di ruangan rapat. "Tentu saja, tapi bukankah bisnis yang paling menguntungkan dimulai dari hubungan pribadi yang sangat intim?"

​Ayah Queen tampak memucat mendengar sindiran terang-terangan dari Tama, pria yang kini memegang kendali atas seluruh hutang perusahaan mereka. Ia tidak berdaya untuk membela putrinya di tengah desakan ekonomi yang sangat menghimpit.

​"Apa yang sebenarnya kau inginkan dari kami, Tama?" tanya Queen dengan nada yang mulai kehilangan kesabaran dan kendali dirinya. Ia benci betapa mudahnya Tama mengaduk-aduk emosinya hanya dengan beberapa patah kata-kata yang tajam.

​Tama berdiri dari kursinya, berjalan perlahan mengitari meja hingga ia berdiri tepat di belakang kursi yang sedang diduduki oleh Queen. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga aroma parfum maskulinnya mulai memabukkan indra penciuman Queen.

​"Aku menginginkan apa yang seharusnya menjadi milikku sejak awal, Queen," bisik Tama tepat di telinga wanita yang sedang gemetar itu. "Dan kau tahu pasti bahwa aku bukanlah orang yang suka melepaskan apa yang aku inginkan."

​Queen merasakan keringat dingin membasahi punggungnya saat merasakan napas hangat Tama menyentuh kulit lehernya yang sangat sensitif tersebut. Ia teringat kembali pada malam di mana segalanya hancur berantakan karena satu kesalahan fatal.

​"Kau menghancurkanku lima tahun lalu, Tama, bukankah itu sudah lebih dari cukup untuk memuaskan egomu yang besar itu?" desis Queen. Ia berusaha tidak menoleh agar tidak terjebak dalam pesona pria yang sangat berbahaya itu.

​Tama menarik diri sedikit, namun tangannya kini bertumpu pada sandaran kursi Queen, seolah-olah sedang mengurung wanita itu dalam kuasanya. Ia menatap dokumen di atas meja yang berisi perjanjian pengambilalihan seluruh aset berharga milik keluarga Queen.

​"Menghancurkanmu hanyalah permulaan dari sebuah cerita panjang yang belum selesai kita tulis bersama, sayangku," ucap Tama dengan tenang. Kata-kata itu terdengar seperti janji sekaligus ancaman yang sangat mengerikan bagi masa depan Queen yang tenang.

​Di depan semua pemegang saham, Tama meletakkan selembar kontrak baru yang isinya sama sekali tidak berhubungan dengan angka-angka keuangan perusahaan. Ia menggeser dokumen itu dengan perlahan tepat di hadapan mata Queen yang kini mulai berkaca-kaca.

​"Tanda tangani ini, dan aku akan melunasi semua hutang ayahmu dalam sekejap tanpa syarat tambahan yang memberatkan perusahaan ini," tantang Tama. Matanya berkilat menantikan reaksi dari wanita yang dulu sangat ia cintai dan ia sakiti.

​Queen membaca baris demi baris dalam dokumen tersebut, dan matanya membelalak lebar saat menyadari apa yang sebenarnya sedang diminta Tama. Pria itu menginginkan Queen untuk tinggal bersamanya di kediaman Ardiansyah selama satu tahun penuh.

​"Ini gila! Kau tidak bisa membeli seseorang hanya karena kau memiliki uang yang melimpah, Tama!" teriak Queen sambil berdiri dengan penuh emosi. Ia tidak peduli lagi dengan pandangan terkejut dari orang-orang di sekitarnya.

​Tama hanya tersenyum tenang, seolah-olah ia sudah memprediksi reaksi keras yang akan ditunjukkan oleh Queen sejak awal pertemuan mereka. Ia melipat tangannya di depan dada, menunjukkan kekuasaan yang tidak bisa diganggu gugat sama sekali.

​"Kau bebas untuk menolak, Queen, tapi ingatlah bahwa besok pagi rumah ini dan perusahaan ini akan disita oleh bank secara paksa," ancam Tama. Ia tahu persis di mana letak kelemahan Queen, yaitu keluarganya yang sangat ia cintai.

​Queen menatap ayahnya yang hanya bisa menunduk lesu, tidak mampu memberikan bantuan atau solusi lain untuk keluar dari lubang hitam ini. Hatinya hancur berkeping-keping menyadari bahwa ia terjebak dalam permainan licik yang dibuat oleh Tama.

​Ia teringat pada rahasia besar yang ia simpan di rumah, seorang anak laki-laki berusia empat tahun yang sangat mirip dengan Tama. Jika ia setuju untuk tinggal bersama Tama, rahasia itu akan berada dalam bahaya besar yang nyata.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

No Comments
8 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status