Share

Bab 888

Author: Danira Widia
Janice cukup menikmati ekspresi Jason yang terkejut. Baik di kehidupan sebelumnya ataupun di kehidupan sekarang, Jason selalu memimpin dalam urusan seperti ini. Meskipun dia akhirnya membalikkan keadaan dan tahu titik sensitif Jason adalah di pusar, dia juga tidak boleh menyentuhnya karena Jason merasa geli dan tidak tahan.

Janice mencium bibir Jason dengan lembut, tetapi tangannya diam-diam meraba turun. Saat menyentuh otot perut Jason, dia tetap merasa kagum karena tubuh Jason tetap bagus seperti sepuluh tahun yang lalu. Namun, dia tiba-tiba menyentuh bekas luka tembak di pinggang Jason. Ini pertama kalinya dia menyentuh bekas itu, sehingga dia terkejut dan terus menatap Jason.

Saat itu, mata hitam Jason yang bersinar pun menatap Janice dengan penuh perhatian. Saat jari Janice yang sedang mengelus bekas lukanya beralih ke bagian lain, dia langsung menggenggam pergelangan tangan Janice dengan erat sampai Janice berdesis. Dengan napas yang makin terengah-engah, dia melepaskan ciumannya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tamara Socha
aq bingung dg jason dan janice.... dikit2 ke kamar mandi....
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 899

    Begitu Janice mulai terbiasa dengan kegelapan di sekelilingnya, bibirnya langsung dicium oleh pria itu.Jason sepertinya benar-benar marah, ciumannya kasar. Cengkeramannya di pinggang Janice juga semakin kuat.Janice sampai pusing dan lemas karena ciuman itu, tangannya hanya bisa menyentuh dada pria itu dengan lemah.Usai ciuman, Jason menopang tubuhnya, menatap Janice dari atas. Cahaya bulan yang dingin memantul di wajah Janice yang merah. Mata wanita ini berkaca-kaca, berkedip perlahan, begitu menggoda.Napasnya memburu, tubuhnya lemas, seolah-olah sebentar lagi akan berbisik di telinganya untuk memintanya segera menyentuhnya.Meskipun Jason baru saja menempuh penerbangan seharian, dia sama sekali tidak lelah, malah merasa panas.Dia menarik dasinya, lalu bertanya dengan dingin, "Janice, kamu suka?""Apa?" Napas Janice tercekat, firasatnya tak enak.Detik berikutnya, pergelangan tangannya terasa sakit. Dasi itu telah melilit pergelangan tangannya dengan erat. Janice terkejut. Tubuh b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 898

    "Maaf, mengganggu sebentar."Mendengar suara itu, Louise menoleh. Tampak seorang wanita yang seperti putri bangsawan dalam komik perlahan berjalan mendekat. Mantel panjang berwarna putih. Wajah yang begitu cantik hingga tampak berkilauan.Selain Janice, ini adalah wanita cantik kedua yang pernah Louise lihat.Arya langsung meletakkan kotak makannya, lalu mengelap mulut dan tangannya. "Halo, sekarang sudah lewat waktu konsultasi."Wanita itu mengerutkan kening sedikit, tampak tak berdaya. "Tiba-tiba perutku sakit. Bosku bilang aku bisa minta bantuan Dokter."Dia menekan perutnya, bibirnya pucat.Louise berkata dengan ramah, "Duduk dulu ya.""Terima kasih." Wanita itu duduk perlahan.Melihat pasien kesakitan, Arya tentu tidak tega menolak. Dia menyalakan komputer, bersiap untuk memeriksa.Louise melihat Arya mulai sibuk, jadi langsung berkata, "Kalau begitu, aku pergi dulu. Aku harus balik buat ambilin Janice baju ganti.""Hmm." Arya mengangguk, matanya tetap menatap layar.Wanita itu me

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 897

    "Kok kamu berpengalaman banget? Kamu pernah pacaran ya?" Janice sengaja bertanya demikian.Louise memanyunkan bibirnya, pipinya memerah. "Nggak kok."Janice merasa aneh. "Nggak, tapi kok mukamu merah? Kamu diam-diam pacaran ya?""Sembarangan!" Suara Louise tiba-tiba meninggi, bahkan dia sampai melompat dari sofa.Dengan reaksi seheboh itu, siapa yang percaya wanita ini belum pacaran?Janice sampai berhenti makan karena penasaran. "Siapa sih? Aku kenal nggak? Akhir-akhir ini kamu terus sama kita, pria di sekitarku ....""Berhenti! Kita lagi ngomongin kamu sama Jason, kok malah bawa-bawa aku?" Louise mengedipkan matanya dengan gugup, lalu buru-buru kembali ke topik awal."Janice, berdasarkan pengalaman panjangku baca komik, pria kayak Jason itu dingin, menahan diri, tapi sebenarnya itu liar banget.""Kamu cuma perlu pegang tangannya, cium sedikit, dia pasti langsung takluk. Percaya deh, ini trik manjur!"Janice mengangkat alis, tersenyum tipis. "Kamu suka sama Norman ya? Kamu mau jual ak

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 896

    Dua hari kemudian, pemakaman Rachel dilakukan dengan sangat sederhana.Janice harus merawat Vega, jadi tidak bisa pergi ke Kota Heco. Jason yang pergi. Secara resmi, dia adalah menantu Keluarga Luthan. Sudah seharusnya dia harus hadir. Setidaknya, dia tidak boleh membiarkan Ibrahim dan Landon kehilangan muka di depan orang lain.Hari Jason berangkat, Vega sedikit enggan melepaskannya. Setelah dibujuk sebentar, barulah dia membiarkan Jason pergi.Sebelum pergi, Jason berdiri di depan pintu ruang rawat sambil menatap Janice. "Nggak ada yang ingin dikatakan?""Hati-hati di jalan." Janice berpesan dengan nada datar."Cuma itu?""Bisa apa lagi?""Hmm." Jason menutup pintu dan pergi.Janice sedang menyiapkan sarapan untuk Vega. Ketika mendongak, dia langsung bertemu dengan tatapan Vega. Vega menopang dagunya, menatap Janice."Ada apa? Aku salah ngomong ya?"Vega menutup mulut dan tertawa, lalu makan sarapannya dengan patuh.Hari itu, tidak ada kabar dari Jason. Mungkin terlalu sibuk dengan p

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 895

    Landon tersenyum pahit. "Benar-benar terburu-buru, sepertinya hari santaimu sudah berakhir.""Aku akan menangani sisa urusannya, kamu urus masalah di rumahmu dulu," kata Jason. Meskipun dia merasa agak cemburu, dia juga bukan orang yang tidak mengerti keadaan. Dalam kondisi seperti saat ini, Landon juga tidak bisa melakukan apa-apa."Ya."Setelah merespons, Landon kembali menatap Janice. "Janice, aku benar-benar minta maaf atas apa yang sudah dilakukan Rachel pada Vega."Janice hanya tersenyum dengan pasrah, tetapi tidak mengatakan sudah memaafkan Rachel."Kalian pulang saja dulu," kata Landon yang tidak memaksa Janice untuk memaafkan Rachel juga, melainkan berbalik dan kembali masuk ke dalam kamar pasien.Melihat makin banyak anggota Keluarga Luthan yang datang, Jason menggandeng tangan Janice menuju ruang tangga.Sebelum pergi, Janice melihat ke kamar pasien itu lagi dan bergumam, "Rachel, lihatlah, ada begitu banyak orang yang khawatir dan datang menemanimu."....Saat baru saja mas

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 894

    Janice sebenarnya tidak ingin berbicara dengan Rachel.Rachel tersenyum. "Aku yang seperti ini masih bisa melakukan apa padamu?"Setelah menatap Jason, Janice akhirnya perlahan-lahan mendekati Rachel. "Katakan saja.""Janice, maaf. Tadi aku nggak bermaksud memaksanya memilih, aku hanya berharap dia mau melihatku sekali lagi," kata Rachel dengan pelan dan lemah. Namun, dari bibirnya yang pucat dan bergetar, dia sudah berusaha sangat keras.Janice memang dendam pada Rachel. Namun, saat mendengar permintaan maaf itu, hidungnya langsung terasa perih.Rachel melanjutkan, "Saat melihatnya berdebat dengan Pak Anwar tadi, aku tiba-tiba mengerti maksud perkataannya. Dia nggak mencintaiku dan nggak akan mencintai anakku juga. Aku ini hanya bidak, anakku juga. Aku benar-benar bodoh. Janice, aku tahu kamu nggak akan memaafkanku, aku juga tahu penyesalanku ini terlalu terlambat. Uhuk uhuk ...."Setelah mengatakan itu, Rachel meraih tangan Landon dengan mata yang memerah. "Kak, aku rindu Ayah, aku m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status