Share

Seorang tamu

last update Last Updated: 2021-09-09 00:29:46

Tiga tahun kemudian.

Ryu sudah masuk ke Sekolah Menengah Umum. Ia masuk ke sekolah elit dan bergengsi karena beasiswa. Dan lagi, ia jadi satu dengan Jason dan Bella.

"Ingat ya, itu sekolah elit. Baik-baik lu di sana, jangan bikin masalah. Bersyukur dapat beasiswa selama tiga tahun. Pertahankan prestasi lu," ujar Simon tersenyum bangga.

"Pasti, Bang. Gue ga akan ngecewain Abang," sahutnya.

"Bang, ada yang nyari." Dipa anak buah Simon masuk dalam rumah.

"Siapa?"

"Seorang pemuda. Ga tahu juga gue, baru lihat sekarang," timpal Dipa.

"Ya udah suruh masuk."

Dipa keluar dan tidak lama kemudian, ia muncul lagi dengan seorang pemuda tampan.

"Hallo, Bang." Pemuda itu tersenyum hangat. Netranya tajam dan dingin. Bibirnya tipis dan ada seringai setiap ia tertawa.

Simon mengamati dan mencoba mengingat pemuda di depannya.

"Deri?" serunya ragu.

"Iya, Bang. Ini Deri, adik Devira." Kemudian Simon mendekatinya dan memeluk pemuda itu.

"Kamu dah besar. Dulu terakhir kita ketemu, kamu masih sebesar bocah ini," ujar Simon haru dengan menunjuk Ryu.

"Duduklah. Apa kabarmu? Bagaimana Devira? Baik-baik sajakan?" tanya Simon antusias.

"Ryu ... ambilkan minuman buat kami," perintah Simon dengan riang karena kedatangan Deri.

Pemuda itu hanya tersenyum tipis. Ia menatap Simon dengan pandangan datar.

"Hei, bagaimana kabar kakakmu?" ulang lelaki itu.

Deri menghela napas pendek. Ia masih terdiam tidak menjawab, hingga Ryu datang mengantar beberapa botol bir untuk mereka.

"Maaf, aku hanya punya ini." Simon menuang dalam dua gelas.

Deri langsung meneguknya hinga habis. Simon tertawa melihatnya.

"Gue datang ke sini untuk ngajak kerjasama lu, Bang." Deri menatap dalam mata Simon.

"Kerjasama apa? Punya bisnis baru lu?"

"Ada dua hal yang ingin gue sampaikan. Satu, gue ingin abang bergabung dengan gue untuk menghancurkan Wicaksono.

Dua, gue ingin memulai bisnis legal di negara ini." 

"Tunggu. Yang pertama maksudnya apa menghancurkan Wicaksono?" Simon menatap Deri meminta penjelasan lebih.

Simon tahu, Wicaksono adalah suami Devira, kakak Deri. Dan kini, Deri ingin menghancurkan kakak iparnya sendiri?

"Lu pasti ga akan keberatan gabung sama gue," ujar Deri yakin.

"Tapi kenapa dengan Radit Wicaksono? Dia kakak ipar lu sendiri."

"Karena dia dah bunuh Devira!" seru Deri dengan tangan mengepal dan netra berkilat marah.

Simon terhenyak. Netranya berkabut menatap Deri. "De-devira, tewas?" gumam Simon tak percaya.

"Enam bulan yang lalu. Kakak gue ditabrak orang suruhan Rinta, istri Radit," jelas Deri dengan netra berkabut.

"Devira ...." Simon menyandarkan punggungnya di bangku. Ia masih tampak tak percaya dan sangat terpukul mendengar kabar itu. Deri membiarkannya, karena ia tahu, preman satu ini sangat mencintai kakaknya.

Masih teringat jelas saat terkahir bertemu dengan Devira, lima belas tahun yang lalu.

Wanita itu menggendong bayi mungil dan dengan napas tersengal, ia menemui Simon.

"Bang ... aku sudah difitnah berselingkuh dengan kamu. Radit mengusirku. Aku tidak bisa hidup di sini lagi, nyawa anakku terancam oleh Rinta," isak Vira dengan mendekap erat bayi mungil itu.

"Pergilah bersama Abang. Kita keluar pulau, Abang janji akan melindungi kalian berdua."

"Kalau kita pergi bersama, Rinta akan memanfaatkan kesempatan untuk membuktikan fitnahnya. Nyawa Abang juga terancam, Vira ga bisa," isaknya tersedu.

"Vira ga usah pikirkan Abang. Yang penting kamu dan putramu. Tunggu di sini, Abang hanya akan mengambil uang dan kita pergi jauh dari Jakarta."

Vira masih tergugu dengan mendekap bayinya. 

"Kamu jangan kemana-mana, tunggu Abang di sini," ujar Simon meyakinkan wanita itu. Vira mengangguk pelan.

Simon segera berlari untuk mempersiapkan segalanya. Dua puluh menit kemudian, ia kembali dan tidak menemukan Vira. Wanita itu telah pergi bersama bayinya dengan meninggalkan sepucuk surat permintaan maaf. Simon merasa menjadi gila setelahnya. Ia berusaha mencari Devira bertahun-tahun. Namun, wanita itu seperti hilang ditelan bumi.

Dan kini, Adik kandung Devira datang membawa kabar kematian wanita yang dicintainya. Wanita yang tidak dapat ia raih selama ini. Mereka berbeda dalam segala hal.

Devira terlahir sebagai putri bangsawan yang kaya raya, sedang ia hanya seorang preman jalanan tanpa mengetahui siapa orang tuanya. Pertemuan mereka, melewati sebuah perkenalan manis hingga membuat Simon yang dingin dan kejam, luluh oleh pesona Devira yang lembut dan penyayang. Lelaki itu mencintainya dalam diam.

Devira seorang mahasiswi hukum saat ia menjadi sukarelawan untuk anak-anak jalanan. Ia bersama anggota teamnya masuk ke dalam perkampungan kumuh tempat di mana Simon tinggal. Gadis itu tidak pernah merasa risih dan jijik berbaur bersama mereka.

Dan setelah itu, Vira sering datang sendiri dengan membawa makanan ataupun jajanan untuk anak-anak di tempat itu. Senyum dan tawa Devira, lama-lama menjadi candu bagi Simon. Lambat laun mereka menjadi dekat, dan Vira menganggap lelaki itu seperti Abangnya sendiri. Simon hanya diam dan tahu diri, karena mereka sangat berbeda kasta. Dengan sering bersama gadis itu dan menemaninya selama di lingkungannya yang kumuh, Simon sudah merasa sangat bahagia. Itu sudah cukup baginya.

"Gue akan hancurkan keluarga Wicaksono," ujar Simon dengan netra merah dan basah.

Deri tersenyum dan menyeringai. Pembalasan dendamnya akan segera dimulai. Rinta sang dalang utama, akan menyesal telah menghancurkan keluarganya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ggimut
sangat menarikkk
goodnovel comment avatar
Eriskamouchan22
good boys Bg Simon
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan si Anak Terbuang   103. Akhir bahagia

    12 tahun kemudian, Februari 2019.Seorang anak perempuan berusia sekitar sembilan tahun menangis terisak di taman.Seorang wanita cantik dan anggun berlari menghampirinya dengan cemas."Qinan kenapa, Nak?" Dia memeluk bocah perempuan itu."Kak Sena sama Abang Abel, sembunyikan sandal aku, Ma," jawabnya terisak. Wanita itu terlihat kesal dan marah mendengar perkataan putrinya."Abel … Sena … keluar kalian sekarang juga. Mama hitung sampai lima, kalau ga keluar, mama hukum. Satu … dua ….""Piss, Ma!" seru kedua anak itu keluar dari rerimbu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   102. Rumah sakit jiwa

    Ryu menatapnya tak percaya. "Jadi kamu Sita kecil yang itu?" Dia beringsut bangun dan duduk berhadapan dengan istrinya.Angel mengangguk."Waktu itu, seperti biasa aku datang ke rumahmu. Tapi tempat itu sudah dibongkar dan kata orang kamu di penjara. Aku tidak tahu maksudnya. Dan sejak itu, aku mencarimu tapi … yah, kamu seperti menghilang ditelan bumi," ujar Ryu kecewa.Kemudian Angel menceritakan semuanya, bagaimana dia bisa masuk penjara anak dan akhirnya kabur, hingga ditemukan oleh Lingga. Ryu mengerutkan keningnya prihatin."Untung kamu segera menyadari kalo itu aku, jadi kamu ga jadi bunuh aku. Coba kalo nggak, tinggal nama aja aku," ujar Ryu membuat Angel merasa bersalah dan memeluknya erat, "maaf …," bisiknya menyesal."Tapi, ini mungkin jalan buat kamu juga untuk berhenti menjadi pembunuh bayaran. Dan juga Ayah … ahh pria sok kuat itu kini harus tidur di tempat para pesakitan yang dingin." Wajah Ryu

  • Pembalasan si Anak Terbuang   101. Doa bersama

    Suasana kediaman Saloka masih diselimuti duka dan malamnya digelar sebuah tahlil bersama untuk mendiang Dean dan Jason.Tuan Dirga--Kakak tertua Tuan Yoga, yang juga Ayah Jefri datang bersama istri dan putra mendiang Jefri.Pria tua dengan rambut yang kesemuanya memutih itu memeluk adiknya yang duduk di atas kursi roda dengan sendu."Maafkan semua kesalahan Jason dan Dean, Mas …," lirihnya pada Kakaknya."Aku sudah memaafkan mereka sejak dulu. Bagaimanapun juga, kamu adalah adikku dan saudara satu-satunya yang masih aku punya," ucap Tuan Dirga getir.Pria tua itu juga memeluk Andre dan Ryu bergantian. Dia mengerti perasaan ponakan dan cucunya itu. Tapi tidak dengan Bobby, putra tertua Jefri. Wajahnya masih menyiratkan amarah karena kematian tragis Papinya."Harusnya mereka membusuk dalam penjara lebih dulu, baru mampus!" ketusnya berapi-api dan membuat orang-orang tersentak."Jaga mulutmu, Bobby. Opa m

  • Pembalasan si Anak Terbuang   100. Pemakaman

    Mendung kelabu di pagi hari, menciptakan suasana sendu mengiris kalbu. Membuat suasana duka semakin terasa pilu.Dua peti mati berjejer di ruang tamu keluarga Saloka. Banyak tamu yang datang melayat adalah para relasi Tuan Prayoga dan juga Andre.Mereka banyak mengenang kebaikan sang Tuan rumah selama ini, karena itu mereka datang untuk melayat.Tuan Andre dan Ryu terlihat menyalami para tamu yang datang untuk melayat.Para pelayan sibuk menghidangkan makanan ringan untuk para tamu.Tiba-tiba terdengar teriakan pilu dari dalam rumah. Ryu dan Andre yang terkejut segera masuk dan melihat Agatha yang menangis histeris berlari menuju peti jenasah Jason.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   99. Lingga yang bertanggungjawab

    Dengan langkah gontai, Ryu keluar dari kantor polisi dengan dikawal oleh Dodi. Dia masuk ke dalam mobil dengan lemas."Kita ke rumah sakit, sekarang," perintahnya pada Engga dengan suara parau.Pria berperawakan kecil itu segera melajukan kendaraan roda empat nya menuju rumah sakit tempat dua jenasah Dean dan Jason berada.Percakapannya dengan sang Ayah sangat membuatnya terpukul. Pria itu ingin menyelamatkan sang Mama dari hukuman penjara.Sekarang, Ryu merasa lebih dilema lagi. Dia harus merelakan sang Ayah di penjara untuk kebaikan sang Mama.Mama yang telah menyelamatkannya dari timah panas adiknya.

  • Pembalasan si Anak Terbuang   98. Tragedi 2

    Lingga dan Dean masih bergumul dalam perkelahian. Ryu menatap Jason tajam dan murka.Pria itu hendak menyerang Jason yang terlihat ketakutan saat tiba-tiba ….Dor!Senjata api Dean berbunyi lagi membuat semua terhenyak. "Ayah!" teriak Ryu melihat Ayahnya terkapar. Angel menutup mulutnya tak percaya.Tapi, tiba-tiba Lingga berdiri dengan wajah pucat dan sendu. Dia menatap Dean yang terkapar bersimbah darah.Jason yang sadar bahwa Papinya yang tertembak menjerit dan memeluk sang Papi."Papi … papi … bertahanlah.""Ini … akhir dari … papi … nak …." Dean mulai tersengal dan menangis. "Aga … tha …." Tangannya ingin menggapai mantan istrinya yang masih tak sadarkan diri. "Aku … minta maaf … aku … mencintaimu … dari dulu … hi-hingga … sekarang …." Dean memuntahkan darah dari mulutnya membuat Jason semakin panik.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status