Share

KEJUTAN!

Author: Kak Upe
last update Last Updated: 2025-08-06 23:41:28

Pesawat pribadi milik Bumi melaju tenang menembus awan, meninggalkan langit Maldives yang mulai temaram. Gilea duduk nyaman di kursi paling depan, bersandar manja di pundak Bumi yang tak pernah melepaskan genggaman tangannya.

“Sayang, apa sudah cukup hangat? Atau AC-nya terlalu dingin?” Bumi melirik ke arah Gilea sambil menyelimutinya dengan selimut tebal berlogo inisial namanya, "B.A".

“Bee, please., I am oke. Suhunya tidak terlalu dingin. Jangan berlebihan. Tidak enak dilihat Dee dan Vino.,” balas Gilea pelan.

“Aku tidak berlebihan sayang. Wajahmu terlihat sedikit pucat. Kamu yakin tidak mau teh jahe atau minuman penghangat tubuh lainnya?” Bumi masih terus memeriksa suhu tubuh Gilea dengan punggung tangannya, lalu menatapnya khawatir seperti hendak membawanya ke rumah sakit hanya karena sedikit bersin.

"No! Tubuhmu ini saja sudah cukup menghangatkan ku." Jawab Gilea, menyandar manja pada Bumi.

Sementara itu, di kursi baris belakang, Damian dan Vino hanya bisa saling lempar pandang.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   (21+) TEROR

    Lampu kamar mandi masih menyala ketika Gilea keluar, rambutnya yang basah meneteskan air ke bahu yang menggigil. Handuk putih melilit erat tubuhnya, menyerap kelembapan yang menempel di kulit pucatnya. Matanya langsung menuju ranjang kosong—Roseline sudah pergi, meninggalkan bau parfum Chanel No. 5 yang samar dan lipstik merah di gelas air mineral.Gilea mengambil baju di kopernya saat ponsel di atas meja samping bergetar, memancarkan cahaya biru yang menusuk kegelapan kamar. Gilea mendekat dengan langkah berat, jari-jarinya yang masih keriput oleh air membuka pesan yang baru saja masuk.Dan dunia berhenti berputar.Gambar pertama:Terlihat sebuah tubuh telanjang yang tergeletak lemas di atas sprei satin hitam. Payudara yang montok dengan puting berwarna merah muda yang mengeras, perut yang rata dengan bekas luka operasi usus buntu di sisi kanan—persis seperti miliknya. Sebuah tangan dengan cincin perak di jari manis, sedang mencubit puting kiri dengan gerakan yang seolah ingin memeti

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   CAPTION BERBAHAYA

    Malam itu Gilea memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Dia menghubungi rekan kerja yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya, yakni Roseline."Tentu saja, Gilea. Kau boleh tinggal di apartemenku. Kebetulan aku juga sendirian tinggal di apartemen ini."Jawaban Roseline sungguh bagaikan solusi dari surga yang diberikan langsung oleh Tuhan, di saat Gilea tak tahu harus melangkahkan kakinya.Dia tidak mungkin tetap ada di mansion keluarganya, secara ada Maria dan Bumi di sana. Dan dia juga tidak mungkin kembali ke mansion Bumi sebab ada nek Becca di sana. Selain itu, ada kemungkinan juga Bumi pulang ke mansion Bumi malam ini. Dia tidak ingin membahas apapun lagi dengan pria itu.Semua sudah cukup! Dan dia akan benar-benar mengakhirinya.Dengan menggunakan taksi, Gilea menuju ke apartemen milik Roseline. Di luar dugaan, ternyata Roseline tinggal di sebuah apartemen yang sangat mewah. Ini sangat terbalik dari penampilan Roseline yang sederhana, lebih kecupu dengan kacamata minus tebal yang

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   KEPUTUSAN GILEA

    Setelah Rebecca melangkah pergi dengan wajah berat meninggalkan ruangan, suasana menjadi hening sejenak. Adi menatap Maghdalena, lalu dengan suara serak berkata, “Aku rasa kita juga harus keluar dulu, beri mereka waktu bicara sendiri.”Maghdalena yang semula enggan, akhirnya mengangguk pelan. Keduanya pun meninggalkan ruang tamu, menyisakan Bumi, Maria, dan Gilea dalam keheningan yang menusuk.Hening itu terasa begitu menyakitkan.“Nek Becca benar-benar membenciku,” suara Maria memecah keheningan dengan nada getir. “Sejak dulu, dia memang tidak suka padaku. Jadi wajar kalau dia menentang semua yang telah kita sepakati.”Gilea menahan napasnya.“Aku tahu ini pasti sangat tidak adil untukmu, Gilea. Tapi percayalah, ini juga tidak adil bagiku dan Bumi. Cinta kami harus terpisah karena kehadiranmu di antara kami.”Maria menatap Gilea dengan mata yang hampir berkaca-kaca, seolah-olah ia adalah korban.Gilea hampir tertawa miris mendengar kata-kata itu. Bisa-bisanya dia menyalahkan dirinya,

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   LUKA DI BALIK SENYUMAN

    Dari tempatnya berdiri, Maghdalena menengadah dan berkata dengan suara keras, seolah tak ada bantahan untuk setiap kata yang ia ucapkan.“Gilea... kau tak keberatan kan bercerai dengan Bumi? Lagi pula, sejak awal kau memang tak ingin menikahinya. Inilah saatnya mengakhiri pernikahan palsu itu. Kau bebas pergi kemanapun kau mau setelah ini.”Kata-katanya mengalir seperti racun, seolah lupa bagaimana dulu ia memaksa Gilea menikah dengan Bumi saat Maria kabur.Mereka memperlakukan semuanya dengan sangat ringan, tanpa peduli sedikit pun perasaan Gilea, keperawanan dan hatinya yang telah dia serahkan pada pria yang sebentar lagi jadi suami adiknya.Adi Wijaya menghela napas panjang, lalu mengajak semua orang duduk di ruang tamu mansion yang luas. Kali ini, pandangannya tertuju pada Gilea, yang sejak tadi berdiri terpaku di sudut ruangan.“Kami butuh pendapatmu, Gilea,” ucap Adi dengan nada serius, “karena yang kita bicarakan adalah masa depanmu juga.”Suasana tiba-tiba menjadi hening. Semu

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   CERAIKAN DIA

    Adi Wijaya melangkah maju, senyumnya masih tersimpan rapi di balik kerutan wajah yang tegas. Meski tahu bahwa pembicaraan yang akan terjadi takkan mudah, ia memilih menyambut menantunya dengan hangat.“Bumi,” suaranya dalam dan mantap, “aku senang kau datang tepat waktu. Kita memang harus bicara banyak hari ini, dan aku harap semuanya bisa berjalan baik. Apapun yang akan kau putuskan nanti, aku yakin itu pastilah keputusan yang terbaik untuk semua orang." Ucap Adi, sambil melirik ke Gilea sejenak dari sudut matanya.Bumi mengangguk pelan, perasaannya tak tentu arah saat ini.Tak lama kemudian, Maghdalena menyusul mendekat. Senyum anggun itu melapisi matanya yang menyimpan segudang keinginan yang terpendam.“Aku tidak menyangka hari ini akan kembali, Bumi. Aku benar-benar bahagia melihat kalian- kau dan Maria, akhirnya akan bersatu. Aku percaya ini adalah awal yang indah bagi kalian.” ucap nya tanpa memperdulikan perasaan Gilea. Padahal jelas-jelas status Gilea masih istri sah Bumi.Or

  • Pemuas Hasrat Sang Presdir   SENYUMA RAPUH DI WAJAHNYA

    Bumi terbangun perlahan, kesadarannya masih berat tertimpa sisa-sisa mimpi yang kabur. Mata yang setengah terpejam menangkap cahaya pagi yang masuk melalui kaca mobil. Namun satu hal langsung menarik perhatiannya—kursi sebelah kosong.Gilea… sudah tidak ada.Ia menoleh, mencari-cari, tapi ruang dalam mobil tetap sepi dan sunyi.Lalu matanya tertuju pada sebuah secarik kertas yang tertempel di kaca mobil. Tulisan tangan itu terbaca jelas:“SAMPAI JUGA DI RUMAH PAPI. MAMI DAN PAPI MENUNGGUMU, MARIA JUGA.”Bumi mengerutkan kening, lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Nafasnya berat dan bergetar. Perasaan yang menghantamnya begitu tajam hingga nyaris membuatnya roboh.Dia merasa seperti seorang bajingan.Ingin memiliki dua wanita dalam satu waktu—Gilea dan Maria, saudari yang tak hanya saling terikat darah, tapi juga menjadi dua kutub yang saling tarik menarik dalam hatinya.Lebih dari itu, yang membuatnya merasa pantas menyandang predikat bajingan, bukan hanya soal hasrat dan ambi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status