Adara merupakan istri dari Haykal Bachtiar Janu, CEO perusahaan listrik terbesar negara. Berbeda dengan reputasinya yang dingin, Haykal adalah sosok kepala keluarga yang diidam-idamkan kebanyakan perempuan. Tapi tidak dengan Adara, justru karena hal tersebut semakin membuat Adara menyesali pernikahan yang didasari tanpa cinta ini. Ketika Adara mendambakan masa lalunya, sebuah keajaiban terjadi! Waktu berputar mundur, memberikan kesempatan kepada Adara untuk memperbaiki segala kesalahannya di masa lalu agar tidak hidup dalam masa depan yang kelam itu! Namun, ketika Adara kembali berhubungan dengan cinta pertamanya, Sagara, dia merasa sedikit aneh. "Apa ini perasaanku atau ... Kak Sagara begitu mirip dengan Haykal?"
View MoreHujan malam itu tak juga membuat pria yang berdiri di depan rumah untuk lekas masuk ke dalam. Tangannya tak henti menekan beberapa tombol angka pada benda pipih yang melingkar di pergelangan tangan, sementara matanya tak henti menatap gerbang depan berharap seseorang yang ia tunggu segera datang. Di balik jendela juga tampak sepasang mata cantik milik gadis kecil yang tengah merengek menunggu Ibunya datang.
"Dek, Risa tidur sama ayah saja ya. Ibun nya lagi beli susu dulu buat Risa. Nggak apa-apa kan?"Gadis kecil berusia 5 tahun itu menunduk, mengangguk walau tampak dipaksakan.Haykal. Pria yang telah terbiasa berperan ganda dalam keluarga mereka. Ia tahu semenjak pernikahan ia dan sang istri, mereka berdua hanya berperan sebagai pasangan harmonis di saat acara keluarga saja.Yap, karena perjodohan.Entah apa yang ada dipikiran Adara, hingga ia akhirnya rela melahirkan seorang bayi cantik yang bahkan semenjak pertama kalinya melihat Dunia tak ada sedikitpun menerima pelukan dan kepedulian dari sang Ibu. Seperti halnya malam ini, lagi-lagi gadis kecil itu merengek merindukan Ibunya. Meskipun Risa tak pernah mendapat pelukan, namun ia selalu terlihat bahagia begitu Adara pulang entah dari mana. Lantas berujung Haykal yang berusaha membujuk buah hatinya."Ra, habis dari mana? kenapa baru pulang? kasihan Risa." Ucap Haykal berusaha memegang pergelangan tangan istrinya.Menghempas tangan Haykal "Bukan urusan kamu." Lantas berjalan menuju dapur."Ra, please. Kita ini udah 6 tahun nikah. Kamu itu sudah menjadi tanggung jawab saya.""Stop ya. Sebelum nikah kan aku juga sudah bilang. Hubungan ini ada cuma karena perjodohan yang dipaksakan. Nggak usah saling mencampuri privasi dan urusan satu sama lain! Kita nikah bukan berarti hidup aku milik kamu!" Tukas Adara."Dan untuk urusan anak, Ayah dan Ibu yang menginginkan sementara aku cuma mewujudkan keinginan mereka, selebihnya bukan lagi menjadi urusanku."Setelah itu Adara berlari ke dalam kamar, meninggalkan Haykal yang mematung mendengar kejujuran yang baru kali ini keluar dari mulut Adara. Kalimat yang sudah ia duga tapi tak disangka akan diucapkan secara langsung membuat dadanya terasa sakit dan sesak."Ternyata saya tidak memiliki peran apapun dalam hidup kamu, Ra."Disaat Haykal sedang merenung di ruang tengah, tiba-tiba saja Adara membuka pintu sembari membawa tas dan koper. Tanpa sepatah kata, perempuan itu tetap bersikeras pergi meski ditahan oleh Haykal."Saya mohon Ra, kasihan Risa. Dia membutuhkan sosok Ibu, dia membutuhkan kamu di sampingnya, Ra." Lelaki itu menahan isak sembari tetap menggenggam tangan perempuannya dengan erat."Kamu boleh maki saya. Atau sampai kamu bisa mencintai dan menerima saya, kita bisa pisah rumah untuk sementara. Tapi jangan tinggalin Risa, Ra.""Udah. Aku mohon sama kamu, Haykal. Berhenti perjuangin pernikahan ini. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah bisa menerima kamu.""Beri saya alasan, Ra?! Jangan jadikan Risa korban dari keegoisan kita sebagai orang tuanya. Kalaupun kamu nggak bisa menerima saya, kamu tetap Ibu kandungnya.""Aku nggak bisa hidup sama laki-laki yang aku sayang, karena kamu. Aku nggak bisa kejar impian aku, karena kamu. Dan bahkan aku harus melahirkan anak yang nggak aku inginkan dari kamu, Haykal Bachtiar Janu. Itu alasannya, sekarang berhenti perjuangin aku!"Tangan Haykal terlepas. Lagi-lagi rasanya begitu menyakitkan mendengar kalimat yang tak seharusnya ia dengar. Nyatanya selama ini ia tak pernah bisa membohongi mata dan hatinya kalau apa yang ia terima dari perlakuan Adara adalah hal yang masih bisa ditolerir."Saya jahat ya, Ra. Saya jahat karena mengambil posisi lelaki yang kamu sayang dan juga menghapus impian kamu. Maafin saya, Ra."Setelah kepergian Adara, lelaki itu kembali merenung di dalam kamar Risa. Memperhatikan bagaimana gadis kecilnya itu tertidur. Adara bilang ia tidak menginginkan Risa. Bagaimana mungkin seorang Ibu yang bersusah-payah hamil dan melahirkan seorang bayi cantik, bisa mengatakan hal serupa?"Kamu benar, Ra. Saya sangat jahat." Setetes, dua tetes, kini air mata itu tak lagi terbendung.Haykal Bachtiar Janu, CEO MJ Corporation. Perusahan listrik terbesar di Korea. CEO muda yang terkenal dengan kewibawaan dan disegani oleh semua karyawan, detik ini ia mengaku kalah. Ia adalah sosok yang sangat kompeten dan paling diandalkan dalam mengatur karyawan dan perusahaan, namun detik ini ia mengaku gagal dalam membimbing dan memperjuangkan perempuan yang ia cintai sedari dulu. Jauh sebelum perjodohan direncanakan oleh kedua orang tua mereka."Tuhan, kenapa hidupku harus seperti ini? Apa yang sedang engkau rencanakan atas takdir hidupku? Aku bahkan nggak bisa bersama laki-laki yang aku cintai dan Engkau pun tidak pernah membiarkan hatiku luluh pada lelaki pilihan Ayah. Lantas aku harus bagaimana?"Saat ini, bukan hanya Haykal yang terluka. Perempuan yang berjalan tak tentu arah sembari mengumpat itu juga sama terlukanya. Ia bahkan mempertanyakan banyak hal pada Tuhan, yang entah sejak kapan baru dia sapa lagi. Adara melupakan penciptanya semenjak ia pikir tak dapat mengendalikan takdir sesuai yang dirinya inginkan.Mimpi-mimpi itu, harapan-harapan itu.Lelaki yang sepuluh tahun lalu begitu ia sukai, sosok yang menjadi penyemangat dan memberikan banyak keberanian termasuk juga sosok yang lebih mendekatkannya pada Sang Pencipta.Kini, Adara tak tahu harus melangkahkan kaki kemana. Ia bahkan tidak lagi memiliki tujuan dan tempat untuk pulang. Pikiran memberitahu bahwa semua yang ia katakan pada Haykal dan dengan pergi meninggalkan lelaki baik itu adalah hal paling buruk. Akan tetapi, hatinya seolah tak memberi setitik celah bagi seseorang masuk ke dalam ruang hampa itu. Begitu pula kehadiran buah hati tak bisa merubah keadaan dan perasaan. Semuanya akan tetap berada di titik nol dan kini berakhir kembali dititik nol. Tanpa permulaan, tanpa keinginan dan tidak menghadirkan satupun keistimewaan.Ternyata benar kata pepatah lama, sepuluh tahun lalu ia begitu mencintai seseorang lantas merayu sang Pencipta untuk mendapatkan hati orang itu. Rupanya yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan. Seharusnya pertama kali yang harus dirinya lakukan ialah berusaha sepenuh hati mencintai Sang Pencipta, baru belajar mendekati ciptaannya."Maafkan aku, Tuhan. Aku mengaku bersalah. Aku gagal mencintaimu, aku gagal mengenal penciptaku."Sepasang mata dengan bulir bening yang berlinang di pipi perempuan yang mulai tampak kerutan halus, akhirnya terpejam. Menutup hari di akhir bulan Februari 2035 dengan berbaring di bangku taman Kota Incheon, menggigil kedinginan di saat semua orang terlelap dibalik hangatnya selimut serta dekapan keluarga.Gadis itu yang memilih jalan hidupnya kini, dengan satu pembelajaran berharga tentang Tuhan, cinta dan takdir.teks naratif, biasanya dalam bentuk prosa panjang yang mendeskripsikan cerita fiksi berurutanBahasaPantauSuntingNovel adalah salah satu genre karya sastra yang berbentuk prosa. Kisah di dalam novel merupakan hasil karya imajinasi yang membahas tentang permasalahan kehidupan seseorang atau berbagai tokoh. Cerita di dalam novel dimulai dengan munculnya persoalan yang dialami oleh tokoh dan diakhiri dengan penyelesaian masalahnya. Novel memiliki cerita yang lebih rumit dibandingkan dengan cerita pendek. Tokoh dan tempat yang diceritakan di dalam novel sangat beragam dan membahas waktu yang lama dalam penceritaan.[1] Penokohan di dalam novel menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku dalam kisah yang diceritakan. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai dengan kisah ceritanya.Penulis novel disebut novelis atau ceritawan.Genre novel digambarkan memiliki "sejarah yang berkelanjutan dan komprehensif selama sekitar dua ribu tahun".[2] Pandangan ini melihat novel berawal dari Yu
Angkasa terdiam melihat senyum yang terukir di wajah Devira. “Manis."“Apa, Ka?” Ucap Vira, begitu mendengar gumaman Angkasa.Angkasa kelimpungan mencari alasan yang tepat “I-itu nanti kita beli es cream manis, Lo mau kan?” Sambil menepuk mulutnya dengan sebelah tangan.‘Bodoh lagi, kenapa gue selalu keceplosan sih kalau ngomong di depan nih cewek?’ Batin Angkasa menggerutu atas kesalahannya.Angkasa meneguk ludah susah payah, sedangkan Vira masih terlelap di jok belakang. Dia bingung apakah harus membangunkan tidur Vira yang terlihat sangat damai atau harus menggendong gadis itu sampai kamar.Tanpa sadar Angkasa sedari tadi mengamati wajah Vira yang membuat Adrian menepuk bahu itu cukup keras.“Ngapain?” tanya Adrian setelahnya dengan tatapan penuh intimidasi.Mendengkus, Angkasa buru-buru menutup pintu mobil perlahan, lalu membawa Adrian agar menjauh.Adrian bersidekap dada menantikan kalimat yang akan Angkasa sampaikan. Laki-laki itu menghela napas, lalu berdecak. Melihat Angkasa y
“Loh, bukannya dia udah jutek dari orok,” Canda Vano. Namun sama sekali tidak membuat tawa muncul dari Siswa lain, yang ada tatapan tajam lah yang ia dapatkan dari Angkasa. “Nggak deh, bohong, Sa. Bercanda,”Rianty menggelengkan kepala, melihat kelakuan dua sahabat karib itu. Yang satu sering bertingkah konyol dan yang satu nya lagi cuek, dingin kayak kutub es.“Untung sayang.” Eh… cepat cepat Rianty meralat ucapannya. Menengok kanan kiri, takut-takut ada yang mendengar suaranya.Jadwal jam pertama kosong, membuat beberapa murid sibuk dengan keseruannya masing-masing. Ya, walaupun mereka berada di kelas unggulan bukan berarti termasuk murid yang selalu patuh akan peraturan dan disiplin banget, kan? Terbukti dari barisan meja depan yang penghuninya sudah berpindah ke barisan terbelakang. Berkumpul untuk sekedar menonton, bergosip dan menyontek tugas rumah yang belum sempat dikerjakan. Tidak termasuk Angkasa dan teman-temannya, mereka lebih memilih pergi ke Roftoop untuk membahas rencan
Pintu pun terbuka begitu lebar dan menampilkan sosok laki laki yang...Yang tadi itu, kan?Laki laki aneh itu, aku nggak salah lihat?Aku pikir ucapannya tadi hanya bercanda. Sesaat tatapan kami bertemu dan dia langsung memalingkan pandangannya, berjalan ke deretan kursi paling belakang. Berkumpul dengan teman-temannya yang menyoraki dan memanggilnya... RADIT."Hayo!! Ngeliatin siapa, Lo? Sampai segitunya banget,"GLEKKetahuan, deh. Emang paling bisa kalau kepo akutnya Sena kumat."Nghak, kok. Aku nggak lihat siapa-siapa," Balasku mengelak."Masa?" Giliran Renita yang mengajukan pertanyaan menjebak. Sejak awal kita berempat memulai pertemanan, kita sudah membuat sebuah perjanjian untuk tidak menyembunyikan sesuatu hal apapun yang berbau rahasia."Yang itu namanya Raditya Sanjaya, An. Anak pemilik Sekolah ini," Balas Ayudya, menjawab kekepoanku yang terpendam.RADITYA SANJAYA"Kenapa, Lo suka ya?" Ucap Sena, asal."Enggak, kok. sebenarnya tadi tuh, aku telat bareng dia," Ucapku sepela
Hati itu ibarat kertasTergores tinta hitam kan sulit tuk dihapusTergores tinta putih kan sulit tuk dipahamiTergores berulang-ulang akan berubah abstrakTak bisa dipulihkan kembali...Senang bertatap muka denganmu, sampai bertemu kembali dipertemuan-pertemuan selanjutnya...Hah, apa sih maksudnya?Siapa yang naruh surat ini?Ku arahkan pandangan ke sekeliling. Nihil. Hanya ada kondektur bus dan para penumpang yang beehimpit-himpitan, mengantri ingin segera keluar dari bus. Walaupun pikiranku masih bingung, sebisa mungkin ku paksakan pikiranku agar tetap berfikir positif. Tanpa membuang waktu terlalu lama, akupun segera berjalan keluar dari bus. Turun dari bus, dengan menaiki angkutan umum pasti akan secepatnya sampai di Rumah Nenek. Jelas aku masih hafal alamatnya, karena tahun lalu ketika libur semester, Ibu mengajakku ke sini meski dengan sedikit pemaksaan."Berhenti, Pak!" Ucapku ketika tepat di depan sebuah gerbang Rumah bercat hitam"Disini aja, Neng?" Balas sopir angkot yang a
Berubah bukan berarti hilang...Karena yang hilang belum tentu selalu terkenang.JUNI 2025Pagi ini kenangan yang ingin segera ku hilangkan, kembali datang dalam bentuk karangan bunga yang seseorang kirimkan melalui seorang kurir.Kenangan yang mulai terkubur dan tertutup rapat, harus terkuak begitu saja. Tanpa tahu akan keadaan hatiku, kini.Usai menandatangani surat tanda terima, langkah kaki kembali memasuki ruang kamar yang menjadi saksi atas kebisuan ku. Perlahan, ku buka kembali kepingan kenangan yang berserakan di laci kejenuhan. Jenuh akan kesedihan yang tiada hentinya mengusikku serta jenuh akan penantian untuk seseorang yang tak kunjung pula memberi kepastian. Seharusnya dia tak perlu memberi harapan semu pada hatiku yang ragu akan hatinya. Setelah kesetiaan yang aku berikan berujung pada kekecewaan, lantas apa semudah ini dia kembali bersama janji yang tak pernah ditepati?Pikiran dan hatiku saling berdebat menyuarakan Argumen atas apa yang harus dan tak harus aku lakukan.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments