Pukul empat Alea bangun, dia langsung bangkit untuk melihat keadaan sang Tuan. Netranya menatap Adrian nanar, dia tak rela melihat majikannya seperti ini. "Jangan mabuk lagi Tuan.” Karena harus mulai bekerja, Alea meninggalkan Adrian yang terlelap di sofa. Matahari mulai keluar dari persembunyiannya, Gina yang baru bangun langsung turun karena dia tidak melihat Adrian di sampingnya. “Alea! Apa Mas Adrian tidak pulang?” Nada Gina lumayan tinggi. Mendengar suara Gina Alea yang sedang mencuci piring jadi terkejut. “Nyonya.” Buru-buru Alea membasuh tangan dan pergi menghadap Gina. “Tuan tidur di sofa Nyonya, semalam pulang dini hari, saya tadi berusaha membangunkan anda tapi tidak ada respon.” Jelas Alea. Merasa heran, Gina mengerutkan alisnya. Kenapa suaminya tidur di sofa? Kenapa tidak tidur ke kamar? Wanita itu bergegas melihat keadaan suaminya, amarahnya memuncak melihat blazer dan kaos Adrian tergeletak di sofa. Tangannya mengepal rahanganya mengeras, pikiran buruk
Di ruangan khusus, Gina, Pak Andre Direktur rumah sakit dan Pak Aiden pemilik rumah sakit bertemu untuk membahas masalah pergantian jabatan. “Ada apa ini Pak?” Gina merasa heran karena Direktur dan pemilik rumah sakit mengajak bertemu seperti ini. “Saya akan resign Dokter Gina.” Jawab Pak Andre. Mendengar atasannya akan resign Gina nampak terkejut pasalnya baru sebentar saja Pak Andre menduduki kursi Direktur rumah sakit. “Kenapa mendadak sekali Pak?” Tatapan Gina tertuju ke Pak Andre. “Iya Dokter Gina karena saya dan keluarga saya akan pindah keluar negeri.” Pak Andre menjelaskan alasannya.Selain itu dia membawa berkas tentang kinerja Gina karena Pak Andre ingin mengajukan nama Gina pada Pak Aiden. Aiden adalah Presdir sebuah perusahaan raksasa yang menguasai hampir seluruh properti dalam negeri, ada juga perusahaannya yang tersebar di beberapa negara. Dia juga memiliki beberapa rumah sakit termasuk rumah sakit tempat Gina bekerja. Setelah menjelaskan semua dan memberikan be
“Anda punya istri Tuan, Nyonya Gina jauh lebih baik dari saya.” Kata Alea. Adrian menggeleng keras, justru Alea lah yang lebih baik dari Gina. “Aku mau kamu Alea bukan Gina.” Adrian bersikukuh untuk mempertahankan pemuasnya. Cinta telah hadir di hati Adrian, pohon cinta sudah tumbuh, akar cinta sudah mencengkeram hatinya jadi sulit baginya untuk melepaskan Alea. Sebagai seorang pria yang memiliki segalanya jelas Adrian menginginkan wanita yang penurut, wanita yang bisa melayaninya di rumah, wanita yang memperhatikan kebutuhan biologis maupun non biologisnya bukan wanita yang membawa kesuksesan dalam karirnya. Bujukan Adrian perlahan meluluhkan hati Alea, sakit hatinya menguap sudah menyisakan rasa nyaman dalam dekapan sang Tuan. "Saya tidak ingin menyakiti Nyonya." Sahut Alea. "Yang menyakiti dirinya adalah sikapnya sendiri Alea, suami mana yang tidak berpaling jika diabaikan seperti itu." Ujar Adrian. Dari pelukan, mereka lanjut berciuman. Di ruang tengah mereka saling membab
“Apa yang kalian lakukan?”Suara Gina membuat Alea dan Adrian menoleh bersamaan. “Sayang kamu sudah pulang? Tumben sekali.” Pria itu berjalan menghampiri istrinya sambil tersenyum. Adrian meregangkan tangan ingin memeluk Gina tapi Gina segera menghindar. “Apa yang kamu dan Alea lakukan Mas!” Tanya Gina dengan nada tinggi. “Memangnya apa yang telah aku lakukan? Kami hanya mengobrol.” Jawab Adrian sambil menatap Gina lekat. Tak percaya dengan omongan Adrian, Gina menghampiri Alea yang sedari tadi hanya diam. “Kamu ingin merebut suamiku Alea?” Tatapan tajam Gina terlempar begitu saja, semakin membuat takut Alea yang sudah ketakutan. Dia hanya bergeming tak berani menjawab pertanyaan majikannya itu. “Jawab! Kenapa diam saja!” Bentak Gina. Alea tersentak kaget lalu dengan lirih dia menjawab pertanyaan Gina sebelumnya. “Mana mungkin saya merebut Tuan dari anda Nyonya.” Cicitnya takut-takut. Tak ingin Alea menjadi sasaran amarah istrinya Adrian segera menyela. “Kami hanya mengobr
“Kamu masak apa Sayang?” Tangan Adrian tiba-tiba melingkar di perut Alea membuat Alea terkejut dengan kedatangan sang Tuan. “Anda kenapa mengagetkan saya Tuan, nanti kalau Nyonya melihat bisa gawat.” Alea berusaha melepas pelukan Adrian tapi pria itu enggan melepaskannya. Gina yang baru pulang pasti sangat lelah dan mengantuk jadi tidak mungkin bangun. “Semalam kita off, bagaimana kalau pagi ini kita berolahraga.” Bisik Adrian.Mendapati kelakuan Adrian yang maniak Alea hanya bisa menggelengkan kepala, Adrian seperti tidak memberikan dia kesempatan istirahat sejenak saja. “Saya takut Tuan jika tiba-tiba Nyonya bangun.” Alea berusaha menolak. Adrian mengangguk, lagipula tidak nikmat rasanya jika bercinta sambil membawa perasaan takut. Seperti layaknya pasangan suami istri Adrian membantu Alea memasak, bahkan dia yang mengaduk sup ayam yang Alea masak. “Coba kamu rasakan, sudah pas apa belum.” Sebelum Alea mencobanya, Adrian terus meniupi sesendok kuah sup, memastikan agar uap
Semua pekerjaan telah selesai, Alea memutuskan untuk segera tidur. Mungkin dengan tidur dia bisa melupakan kekecewaannya terhadap Adrian. Baru saja dia bermain di alam mimpi, terdengar ketukan suara pintu diketuk. Dengan mata yang berat, dia bangun dan membuka pintu. Baru saja pintu dibuka, Adrian langsung memeluknya. “Aku merindukanmu Alea.” Bisiknya. Nyawa yang belum sepenuhnya kembali membuat Alea hanya terdiam, namun sesaat kemudian air matanya mengalir. “Tuan tidak bisakah kita akhiri semua ini?” Kata Alea yang sontak membuat Adrian melepas pelukannya. Tatapan tajam sang majikan segera dia dapat, “Bukankah sudah aku bilang, jika kamu belum bisa melunasi hutang kamu jangan harap semua ini berakhir!” Tangan Adrian mencengkeram kuat-kuat lengan Alea membuat wanita malang itu memekik kesakitan. “Sakit Tuan.” Segera Adrian melepas tangan Alea dengan kasar, lalu dia memerintahkan Alea untuk naik ke kamar tamu karena malam ini dia harus melaksanakan tugasnya kembali. Di kamar
Kruk…. Perut Alea berbunyi, tenaganya terkuras habis setelah melayani Adrian sehingga kini dia merasa lapar. “Kamu lapar Alea?” Tanya Adrian. “Iya Tuan,” Jawab Alea malu. Pria itu tersenyum lalu dia mengajak Alea untuk mencari makan diluar. “Saya tidak mau Tuan takut jika Nyonya Gina tahu kita keluar bersama.” Tolaknya. Karena tak mau makan diluar, Alea memutuskan untuk membuat makanannya sendiri di rumah. Mie instan adalah makanan pilihan Alea, selain tidak ribet mie instan juga enak. “Kamu makan mie instan Alea?” Mimik wajah Adrian terkejut mendapati wanitanya makan makanan yang menurutnya tidak sehat itu. “Kenapa Tuan? Mie instan enak kok.” Sahut Alea dengan tersenyum. Ada kecemasan tersendiri, selama ini Adrian tidak pernah makan mie instan, selain orang tua yang tidak mengenalkannya Gina juga tidak pernah stok mie instan di rumah. “Sebenarnya mie instan itu tidak sehat, tapi kalau dimakan sesekali dan dicampur sayur dan protein tidak apa kok Tuan.”
Keinginan balas dendam yang kuat membuat Alea mempraktekkan ilmu yang baru dia pelajari tadi siang. Jika dia mendapatkan kembali hartanya maka dia tak perlu lagi jadi pemuas nafsu Adrian karena hutangnya pasti bisa dibayar. Pertama-tama Alea menarik dasi Adrian dia inisiatif mencium bibir tuannya terlebih dahulu kemudian dia mendorong tubuh Adrian hingga terjatuh di atas tempat tidur. Kira-kira begitulah pelajaran yang dia pelajari tadi. Tapi ketika naik di atas tubuh Tuannya, Alea membuat Adrian kesakitan. “Awww Alea, kenapa kamu mendudukinya!” Takut, Alea bergegas turun dari tubuh Adrian. “Maafkan saya Tuan, saya tidak sengaja.” Wanita itu menunduk takut, niatnya ingin menyenangkan majikannya tapi justru berakhir menyakiti. Tak ingin membuat kecewa Alea, Adrian segera menenangkannya. “Jangan bersedih, coba kamu ambil laptopku di ruang kerja.” Alis Alea mengerut, ambigu akan perintah Adrian. “Laptop untuk apa Tuan?” Tanyanya. “Ambil saja.” Wanita itu menurut tan
“Kenapa? Apa kamu tidak mau melayani aku?” Agaknya ucapan Alea membuat Adrian sedikit kesal. “Bukan begitu maksud saya Tuan, anda habis bercinta dengan Nyonya apa tidak cukup?” Jawab Alea. Dia membalikkan badannya menatap Adrian yang tak jauh darinya. “Tunggu, apa kamu cemburu?” Adrian mendekatkan wajahnya. Gelengan keras Alea tunjukkan, mana mungkin dia cemburu pada Gina yang merupakan istri sah?“Mana mungkin saya cemburu Tuan.” Cicit Alea lirih. Tak ingin banyak drama lagi, Adrian segera menarik tangan Alea. Dia sudah tidak sabar untuk mencumbu Alea di tempat tidur. Setelah pergulatan panas mereka, Adrian mendekat tubuh Alea, dia juga mengecup pucuk kepala pemuasnya. “Terima kasih Sayang.” Kata sayang terucap dari mulut Adrian, apa itu artinya dia mulai menyukai Alea? “Tuan jangan panggil saya dengan sebutan Sayang.” Pinta Alea. Bukannya tidak suka hanya saja Alea tidak ingin baper karena dipanggil sayang karena bagaimanapun juga dia hanyalah pemuas yang kapan saja bisa