Share

-31-

Dari pintu pondok yang terbuka, Suro juga melihat Rose muncul dengan gaun tidur penuh darah. Perempuan totok itu berteriak dan memerintahkan Suro untuk membereskan kekacauan di dalam kantornya.

Endaru duduk termenung di amben di dalam pemondokan. Segala penghiburan dan pertanyaan—baik dari Sanikem maupun Rukmini—dia abaikan begitu saja.

“Kita harus pergi dari sini, Bibi!” ujar pemuda itu.

Suro datang kembali ke pemondokan dengan membawa sebilah celurit berlumuran darah. “Pria keparat itu sudah mati. Pergilah kau selamatkan dirimu, Endaru!”

“Bagaimana dengan bibi dan Rukmini? Surat hutang itu?” Endaru kembali menggigil.

“Kami bisa menjaga diri kami sendiri. Pergilah kau selamatkan dirimu dan sembuhkan lukamu!” Suro mendorong dada Endaru.

“Aku membunuhnya, Paman! Biarkan aku di sini. Biarkan mereka menggantungku. Sebaiknya paman dan bibi yang harus pergi dari sini!” Endaru

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status