Share

69.Pangeran Baka

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-01 22:14:58

Bima bertahan dari ledakan api yang sangat kuat itu dengan tameng es yang baru dia ciptakan.

Tameng itu meleleh perlahan. Namun untungnya tak berapa lama kobaran api itu mereda.

Dan yang terlihat di depan mata cukup mengerikan. Lima tombak di depan Bima terdapat lobang besar sedalam beberapa tombak.

Lubang itu adalah bekas ledakan Abiseka. Bima tidak tahu jika Abiseka telah menyelamatkan diri dengan melemparkan sembilan bola api pecahan jiwanya.

Bima menoleh ke arah Bunga Mahkota Ratu. Dia segera mendatangi nya. Dengan lembut Bima membelai mahkota bunga itu.

"Sebenarnya ini bunga apa?" tanya Bima kepada Iblis Es.

"Itu adalah pecahan kekuatan milikku. Ada lebih dari ratusan pecahan yang terjadi saat aku melepaskan kekuatan. Dan bunga ini adalah salah satunya. Dulu di hutan ini juga, gurumu si Barata itu mengambil pecahan tersebut setelah membunuh banyak siluman. Pecahan itu yang dua tanam di pedang Darah. Dan sekarang berada di dalam tubuhmu," kata Iblis Es.

"Maksudnya kamu?" ta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    70.Klan Iblis Tanduk Api

    Bima setuju dengan perjanjian itu. Dia akan menyalurkan sebagian besar roh Abiseka kepada Pangeran Baka. "Karena dia berhianat, maka kau boleh mengambil kekuatannya, tapi sesuai perjanjian, dan kau harus tepati itu. Jika tidak, aku bisa membantai seluruh Iblis Tanduk Api, apa kau mengerti?" tanya Bima. Pangeran Baka mengangguk. "Meski aku Iblis, tapi aku selalu menepati janji, jadi pendekar tenang saja," kata Pangeran Baka. Bima mengangguk. Lalu dengan cepat dia tempelkan telapak tangan nya ke dada Pangeran Baka. Aura kuning membara keluar dari tubuh Bima dan berpindah masuk ke dalam tubuh Pangeran Baka. Cukup lama Bima menyalurkan kekuatan milik Abiseka yang telah dia serap. Apa yang Bima lakukan adalah karena dia merasa Pangeran Baka bukanlah Iblis yang sombong dan banyak tingkah. Bima melihat, Pangeran Baka masih polos, karena belum tahu apa-apa tentang dunia luar. Setelah semua kekuatan Abiseka selesai Bima salurkan, Pangeran Baka terkejut melihat tubuhnya yang bercahaya ku

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    71.Mengajari Pangeran Baka

    Kabar kepulangan Pangeran Baka bersama dua manusia pun merebak ke seluruh Klan Iblis Tanduk Api. Mereka penasaran mendengar kabar yang bagi mereka sangat memalukan. "Benar-benar, Baka sangat tidak layak memimpin Klan ini, membawa makhluk rendah ke Klan kita, bahkan menjadikannya tamu kehormatan!" umpat salah satu tetua yang berpihak pada Abiseka. "Aku juga heran, kenapa tuan Abiseka tak pulang bersama Pangeran?" tanya tetua yang lain. Belum sempat mereka meneruskan pembicaraan, Pangeran Baka masuk ke dalam ruangan dengan wajah tidak bersahabat. Semua mata para Iblis itu menatap sosok Pangeran Baka dengan tatapan penuh keheranan. Mereka heran dengan tanduk Pangeran yang panjang dan api yang berkobar. "Hari ini aku ingin kalian tahu! Bahwa Abiseka telah berhianat dan ingin membunuhku! Aku tahu ada di antara kalian yang menginginkan posisi pemimpin, tidak masalah, tapi tak harus dengan cara licik. Siapa pun yang menginginkan posisi ini, silahkan adu tanding melawan ku di arena kemat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    72.Kau Atau Aku Yang Mati!

    Bima terpaku dengan apa yang Arimbi lakukan. Namun bibir mereka telah bertemu dan Arimbi telah memulai ciumannya. Bima tak bisa berbuat apa pun, tubuhnya terasa bergetar saat dia merasakan lembutnya bibir Arimbi yang melumat bibirnya. Napas mereka terdengar memburu dan ciuman mereka semakin basah. Darah terasa mengalir begitu cepat di seluruh tubuh Bima. Baru kali ini dia merasakan nikmatnya berciuman dengan seorang gadis. Merasakan lembutnya bibir Arimbi. Setelah cukup lama mereka saling mencium, akhirnya mereka saling melepaskan dan saling bertatap mata. Arimbi tersenyum penuh arti lalu merebahkan kepalanya di dada Bimasena. Arimbi merasakan detak jantung Bima yang berdebar-debar. Perlahan tangan Bima bergerak ke arah rambut panjang nanti wangi itu. Dengan lembut Bima membelai rambut Arimbi. "Kakang..." desis Arimbi merasakan kelembutan belaian tangan Bima. Wajah cantik itu terasa begitu dekat. Dengan lembut Bima menyentuh pipi Arimbi. Betapa halusnya kulit putih itu. Membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    73.Sengkapura

    Mendengar ucapan Pangeran Baka yang kasar membuat ketua itu langsung melompat ke arena. Pangeran Baka bersiap memasang kuda-kuda. "Sengkapura, aku sebenarnya salut dengan kesetiaan mu pada Klan, tapi aku tak menyangka kau akan menjadi salah satu dari para penghianat karena Abiseka siapan itu!" kata Pangeran Baka. "Dimana Abiseka dan dua belas pendekar lainnya!?" tanya Sengkapura. "Mereka sudah tewas, kemungkinan Abiseka masih hidup, namun dia butuh seumur hidupnya mengembalikan kekuatan nya yang hilang, jika itu terjadi, mungkin aku sudah berada di puncak kedigdayaan," jawab Pangeran Baka. Sengkapura terlihat tak percaya dengan ucapan Pangeran Baka. Dia tetap menduga bahwa Pangeran telah menyiasati Abiseka dan lbali ke Klan untuk mencari dukungan. Itu yang ada di dalam benak Sengkapura. Sengkapura adalah orang terkuat setelah Abiseka. Dia menjabat sebagai salah satu ketua. Perhitungan nya yang cermat sangat berguna bagi Klan. Pikiran nya yang membuat Klan Iblis yang lain tak ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    74.Keturunan Iblis Terkuat

    Sengkapura mengeluarkan belati dari dalam telepak tangannya. Dia benar-benar ingin merobek mulut Pangeran Baka. Arimbi yang melihat hal itu merasa terpanggil untuk membantu. Namun Bima meremas tangannya. "Kamu tak perlu khawatir, ini masih belum apa-apa, kau akan terkejut saat melihat kekuatan Pangeran Baka," kata Bima dengan wajah serius. Arimbi menatap sejenak wajah Bima. Tak ada tanda bercanda dari wajah kekasihnya itu. "Apa maksud kakang?" tanya Arimbi. Bima tersenyum dan menatap ke arah Arena. "Ada kekuatan khusus miliknya yang akan bangkit saat nyawanya benar-benar dalam keadaan terancam, aku melihatnya sendiri saat melatihnya kemarin, dia aku hajar habis-habisan hingga sekarat, dan anehnya saat aku benar-benar akan membunuhnya, dia justru menjadi gila! Dia menghantam apa saja dengan liar dan brutal. Untungnya aku segera pergi dan bersembunyi di balik batu. Jika kami bertempur, salah satu dari kami sudah pasti akan mati," kata Bima. "Kekuatan seperti apa yang di miliki di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    75.Warisan

    Setelah kekalahan Sengkapura, tak ada lagi satu Iblis pun yang berani melawan Pangeran Baka. Mereka berlutut dan menjura kepada Raja baru mereka. Bima bertepuk tangan. Dia mendatangi Pangeran Baka yang masih berdiri tegap. Melihat kedatangan Bima, Pangeran Baka tersenyum senang. "Akhirnya, aku bisa tunjukkan kepada mereka, siapa diriku pendekar..." ucap Pangeran Baka dengan mata berkaca-kaca. "Simpan rasa terharumu, mulai sekarang jangan pernah tunjukkan sisi lemahmu, kau adalah Iblis terkuat di Klan ini," ucap Bima sambil menepuk bahu Pangeran. "Ini berkat pengajaran darimu Pendekar, harusnya aku memanggilmu guru..." kata Pangeran Baka. Bima tertawa. Dia merasa lucu dengan panggilan tersebut. "Aku tak pantas kau panggil guru, panggil saja aku saudara, bukankah Iblis Neraka dan Iblis Es bersaudara?" tanya Bima sambil tertawa. Pangeran Baka tersentak, lalu sesaat kemudian dia tertawa. Arimbi tersenyum melihat keakraban mereka berdua. Sedangkan para Iblis hanya terheran-heran mel

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    76.Dharmasraya

    Dharmasraya merasa Bima hanya bermain-main saja dengannya. Dia merasa jika pemuda itu belum mengeluarkan keliatan aslinya. "Manusia! Aku tahu kamu menahan kekuatanku! Kamu sangat mempermalukanku jika kamu tidak serius di pertarungan ini!" kata Dharmasraya marah. Bima tersenyum. Dia melompat mundur. "Aku ingin membuat perjanjian denganmu, jika kau mau, maka akan ku tunjukkan kekuatan ku padamu, bagaimana?" tanya Bima. "Apa yang ingin kau sepakati?" tanya Dharmasraya. Bima tersenyum dan menoleh ke arah Raja Baka. "Jika aku bisa mengalahkanmu, maka kamu harus berjanji untuk melayani Raja Baka sampai mati! Apakah itu cukup?"Dharmasraya tertegun. Begitu pun semua Iblis. Raja Baka tak kalah kagetnya. Dia tak menyangka Bima akan membuat perjanjian seperti itu. "Saudaraku ternyata sedang mengetes Dharmasraya..." batin Raja Baka terharu. Dharmasraya menatap ke arah Bima. "Baiklah, aku akan sepakat dengan perjanjian ini, jika kau kalah, aku akan memakan gadis itu," tunjuk Dharmasraya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    77.Rencana

    Raja Baka duduk di singgasana pemimpin. Tempat duduk ayahnya dulu. Kini dia secara resmi dan di akui oleh seluruh anggota Klan, bahwa dia adalah Raja yang syah dan wajib di ikuti. Raja Baka mengumumkan kepada para tetua tentang warisan leluhur yang selama ini terkunci. Hampir tak ada satu orang pun yang mampu membuka gerbang itu.Gerbang itu berada di balik gunung yang ada di belakang Klan Iblis Tanduk Api. "Tapi untuk ke sana bukankah tidak adak mudah Raja?" tanya Dharmasraya. Raja Baka menoleh ke arah Bima. "Benar, Saudaraku, sejauh ini belum ada orang yang mampu membuka gerbang itu. Perjalanan ke sana juga banyak sekali hambatan. Ada binatang mistis yang kami takuti," kata Raja Baka. Mata Bima memicing mendengar kalimat binatang mistis. Rasa penasarannya pun muncul. "Maksudmu para siluman binatang?" tanya Bima. "Benar! Banyak sekali siluman binatang yang sangat berbahaya. Banyak dari mereka yang berkelompok menyerang orang yang akan mendatangi gerbang tersebut!" jelas Dharma

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07

Bab terbaru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    285.Pemburu Senyap

    Matahari mulai tenggelam. Cahaya emas yang bersinar dari ufuk barat perlahan mulai menghilang digantikan kegelapan malam. Suara lolongan anjing hutan pun mulai terdengar. Dari balik pohon besar yang ada di pinggir desa, berdiri beberapa sosok berpakaian hitam. Wajah mereka mengenakan topeng. "Kau yakin mereka adalah orang yang berhasil mengalahkan dua tim yang seharusnya menjemput ketua Anjani?" tanya satu sosok dengan topeng bergaris biru. Melihat yang lain semuanya memakai topeng bergaris merah, agaknya orang dengan topeng bergaris biru itu adalah ketua kelompok tersebut. "Benar tak salah lagi, pemuda dengan kekuatan es itu ada di rombongan tersebut. Hanya saja ciri-cirinya tidak begitu jelas," kata sosok lain. "Apakah kau yakin dia bukan murid Perguruan Harimau Perak?" tanya sosok bertopeng garis biru. "Pasti salah satu tetua mereka yang melakukan serangan kepada tim Nyai Anjani. Hanya saja tidak ada berita mengenai ciri-ciri khusus dari pendekar tersebut. Hanya dikatakan pe

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    284.Masa Depan

    Bima memejamkan matanya. Dia pun mulai merasa tidak nyaman setelah mendengar cerita dari Ratu Azalea. "Jadi, selama ini kamu sudah tahu jika kita akan bersama... Kamu juga tahu kita akan menyerang kerajaan, kenapa dari awal kamu tidak melarang ku untuk pergi ke kerajaan?" tanya Bima. "Itu jelas tidak mungkin, kau sudah tahu, hukuman yang akan ku Terima jika aku melawan takdir. Seratus tahun. Aku tak mau dihukum seperti itu lagi. Aku hanya ingin bisa di samping dirimu selama mungkin, baik dalam keadaan senang maupun duka, aku tak akan peduli..." kata Ratu Azalea. Bima mengecup kening istrinya dengan lembut. "Apa yang akan terjadi di masa depan jika kamu ikut membantuku menghancurkan mereka?" tanya Bima. "Kakang akan kehilangan diriku, hanya itu yang aku tahu, kita akan berpisah...dan aku tidak tahu karena apa," jawab Ratu singkat namun membuat Bima seperti dihantam palu raksasa. "Bagaimana bisa aku akan kehilangan dirimu? Apakah tidak ada petunjuk apa yang membuat kita berpisah?"

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    283.Firasat

    Bima terdiam setelah Ratu Azalea menjawab pertanyaan nya. "Untuk apa kamu melakukan itu Ratu?" tanya Bima. Ratu Azalea tersenyum. Dia membelai pipi suaminya dengan lembut. "Untuk menjagamu, Sinar Pengikat Jiwa ini juga aku pasangkan pada Tangan Darah. Sebelumnya mereka berdua adalah musuh, ketika kamu menjadikan mereka pengikut, mereka akan mengikuti mu karena kamu lebih kuat. Namun, tak ada yang namanya kesetiaan abadi. Kakang, ingat pemberontakan Lesmana kepadaku?" tanya Ratu Azalea. Bima mengangguk. "Dia adalah orang yang paling ku percaya dalam banyak hal setelah Pamannya. Tapi dengan mudah dia membuang kepercayaan itu, dan menusuk dari belakang setelah aku dalam keadaan lemah. Jika bukan karena pertolongan mu, mungkin aku sedang di permainkan olehnya," kata Ratu Azalea. Kini Bima paham apa tujuan istrinya menaruh Sinar Pengikat Jiwa kepada dua pengikut nya itu. Namun sebenarnya, tanpa Sinar Pengikat Jiwa sekalipun, Tangan Darah tak akan mampu berkhianat. Karena sekali Bima

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    282.Pengikut Baru

    "Kenapa... Kenapa kamu memilih aku sebagai pengikut mu?" tanya Subali. Bima melangkah mendekati Subali yang tengah di obati oleh Wulan. "Musuhku adalah kerajaan besar. Mereka mempunyai banyak Pendekar kelas atas, dan tidak sedikit dari mereka rata-rata adalah petarung ranah Tulang Dewa. Aku butuh kekuatan untuk menghancurkan mereka," jawab Bima. "Apakah ada dendam yang membuat mu ingin menghancurkan mereka?" tanya Subali. Bima mengangguk. "Dosa mereka sangat banyak, Dewa menutup mata. Itu artinya Iblis lah yang harus menjadi hakimnya, bukan begitu?" jawab Bima. Subali tidak tahu dendam apa yang Bima emban hingga menginginkan kehancuran pada kerajaan Angin. Tapi dia paham, dendam itu pasti sangat dalam dan menyakitkan. "Apakah hanya beberapa Pendekar ini cukup untuk melawan mereka? Aku mendengar kabar mereka mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ada beberapa tetua kerajaan yang pernah melewati tempat ini, dan mereka berada di Ranah Cakrawala tahap Tengah." kata Subali. "Ranah Cakraw

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    281.Kesatria Sejati

    Panah petir itu melesat ke arah akar raksasa yang tengah berusaha masuk ke medan es. Dengan telak anak panah dengan aura petir kuning itu menghantam akar tersebut. Blaaarrrrr! Ledakan dahsyat terjadi. Akar tersebut hancur di beberapa bagian namun masih bertahan. Bahkan memulihkan diri dengan cepat. Bima menatap dengan penuh kekaguman. "Tidak menyerah sampai akhir ya," batinnya. Busur kembali di tarik. Kali ini dengan empat anak panah sekaligus. Itu memakan tenaga dalam yang cukup banyak. Anak panah pun kembali di lepaskan. Wuuuttt! Blaaarrrrr! Kembali terjadi ledakan di atas benteng pedang es tersebut. Kali ini ledakannya lebih besar. Akar tersebut pun hancur dan berjatuhan ke bawah dalam keadaan menjadi serpihan-serpihan es. Subali memuntahkan darah dari mulutnya. Dia jatuh berlutut dan muntah darah beberapa kali. Dia sudah mencapai batasnya. Akar raksasa yang dia keluarkan dari luar benteng pedang es tersebut memakan hampir seluruh tenaga dalamnya. Subali berharap itu adal

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    280.Medan Es

    "Bagaimana bisa ada pedang sebanyak itu dengan ukuran yang juga sangat besar!?" seru Aryo dengan wajah yang tidak percaya. "Konon hanya seorang Pendekar kelas Dewa saja yang mampu mengeluarkan kekuatan sedahsyat itu dari atas langit. Apakah ini kekuatan Siluman Pohon yang Ki Ireng maksud?" tanya Abinyana. "Bukan... Ini adalah kekuatan Bimasena... Kekuatan asli miliknya," ucap Gerbang Hitam dengan perasaan takjub. "Mampu mengeluarkan Pedang Es raksasa sebanyak itu, bukankah kekuatannya sungguh tak bisa di jajagi?" batin Gerbang Biru. Ratu Azalea menatap ke langit dengan wajah tenang. Bibirnya tersenyum. "Kakang sudah sangat berkembang, bahkan kekuatan ini sudah seharusnya menjadi milik seorang Pendekar Ranah Batara..." batin Ratu Azalea. Seratus pedang raksasa itu pernah Iblis Es ciptakan di pulau kecil yang ada di tengah danau gunung wilayah Klan Elang Dewa. Pedang raksasa itu juga yang membunuh Raja Elang Dewa. Pedang Raksasa itu turun ke tanah dengan cepat. Suaranya bergemuru

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    279.Seratus Pedang Es Dewa

    Subali segera menggunakan perisai miliknya. Namun pedang es itu sangat kuat. Meski tidak menembus tubuhnya, Pedang Es itu berhasil menyayat dada dan bahunya. Darah hijau mengucur dari dua luka tersebut. "Setan! Ternyata kau menginginkan pertarungan gila! Baiklah..." geram Subali lalu menghentakkan kaki kanan ke tanah. Dari dalam tanah muncul akar pohon yang mengelilingi dirinya. Akar itu bersinar hijau terang. Sinar itu membungkus tubuh Subali. "Kau menginginkan pertarungan yang keras...aku akan melayani mu," ucap Subali dengan suara berbeda. Bima yang sudah dalam wujud Iblis Es sempurna hanya menyeringai. Dia angkat pedangnya lalu di acungkan ke depan. "Hujan Es Abadi!" ucap Bima pelan. Subali terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terasa kaku. Dari atas langit muncul lingkaran putih seperti cincin raksasa. Aura dingin luar biasa menekan tubuh Subali. "Apa yang akan kau lakukan!?" teriak Subali. Bima kembali menyeringai. "Kau yang bilang bukan? Bahwa aku menginginkan pertarungan

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    278.Jurus Pembalik Serangan

    Tubuh Bima terpental setelah terkena serangan aneh dari Subali. Darah keluar dari mulutnya pertanda Bima terluka di bagian dalam. "Uhuk!" Bima mengeluarkan darah dari mulutnya. "Sial... Bagaimana bisa serangan tangannya menembus benda padat dan berhenti setalah mengenai tubuhku...? Apakah dia mengendalikan ruang dan waktu sampai membuatku tak sadar...!?" batin Bima sambil berdiri. Subali tersenyum dengan tangan yang masih terbuka seolah menanti serangan dari Bima. Bima yang mulai kesal karena mendapatkan serangan aneh, segera melesat lagi ke arah Subali. Pedangnya bergerak lebih cepat dan ganas. Setiap tusukannya akan memancarkan sinar biru yang melesat lurus hingga menabrak rumah. Setiap tebasan nya membuat sinar biru yang menghantam tanah hingga meledak. Subali menangkis semua serangan itu dengan tenang. Bima semakin tak bisa menahan amarahnya. Serangan nya sudah yang paling cepat namun bisa di patahkan begitu saja oleh Subali membuat Bima merasa semakin aneh. "Bima hati-hati!

  • Pendekar Iblis (Warisan Iblis Tanduk Api)    277.Taruhan

    Bima tersenyum kecil. "Ini urusan kita, tak ada hubungannya dengan istriku. Kau akan menyesal jika sampai mengusiknya. Kau tidak tahu dia siapa dan sekuat apa dia. Aku menyuruhnya pergi agar kita bisa membuat taruhan. Tapi kau terlalu muluk rupanya..." kata Bima. Subali tersenyum sinis. "Aku tak peduli siapa wanita itu. Yang jelas, tanpa taruhan pun aku akan tetap jadikan dia pemuas napsu!" ucap Subali lalu tertawa terbahak-bahak. "Sudah gila kau rupanya, aku sendiri tak berani mengusik hatinya, kau malah merendahkan dirinya, ckckck... Aku yakin jika dia mendengar ini kau akan jadi makhluk yang tidak berguna," sahut Bima. "Peduli setan dengan ucapan mu! Memangnya siapa wanita yang kau anggap sebagai istrimu itu!?" tanya Subali yang cukup penasaran kenapa Bima begitu mengagungkan Ratu Azalea. Bima tersenyum lebar. "Dia selangkah lagi memasuki Ranah Batara, apakah kau puas?" jawab Bima membuat Subali terkejut. "Ranah Batara...!? Tidak mungkin! Kau sangat berkhayal!" seru Subali

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status