Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 372. Rahasia Janda Keramat

Share

372. Rahasia Janda Keramat

last update Huling Na-update: 2024-08-18 01:01:55

TEBING karang itu cukup curam. Di bawah tebing itu anak-cucu batu karang mencuat runcing, seakan pamer gigi masing-masing. Belum lagi ditambah debur ombak ganas yang menghantam di kaki tebing cukup membuat bulu kuduk meremang tak kenal lelah. Dapat dibayangkan seandainya seseorang jatuh dari atas tebing, pasti raganya akan hancur tercabik-cabik anak cucu si karang kejam itu. Selain raganya hancur tercabik, nyawanya pun pergi tak mau balik. Sebab itulah banyak orang yang malas terjun dari tebing karang yang dikenal bernama: Tebing Selamat Tinggal.

Meskipun demikian, toh sore itu ada saja orang yang berdiri di tepian tebing karang tersebut. Orang yang berdiri di pinggiran tebing adalah seorang gadis berpakaian biru muda, lengkap dengan jubah tipisnya yang berwarna kuning gading. Gadis itu berdiri di tepian tebing, hanya satu langkah lagi ia menuju akhirat alias mati dicabik-cabik anak-cucu karang runcing itu.

Sepasang mata anak muda berusia sekitar dua puluh tahun memand

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Pendekar Kera Sakti   1285. Part 4

    "Ya, aku kenal!" Jawab Baraka sambil memandang tokoh tua berjubah merah.Rambutnya pendek, putih, tapi bagian tengahnya botak. Tokoh tua itu menggenggam tongkat yang ujungnya membentuk anak panah."Siapa orang itu?""Ki Parandito alias si Juru Bungkam," jawab Baraka sambil membayangkan masa pertemuan pertama dipantai dengan Ki Parandito yang waktu itu dampingi saudara seperguruannya yang bergelar Pawang Gempa."Rupanya dia punya dendam kepada Raja Tumbal!""Entahlah. Kita lihat saja apa sebenarnya yang ingin dilakukan olehnya.""Atau mungkin dia berniat mau bergabung dengan Raja Tumbal?" duga Kelana Cinta.Baraka diam sejenak lalu berkata, "Yang jelas kalau dia ingin bertarung dengan Raja Tumbal, aku khawatir kalau ia tumbang walau mungkin ia mengandalkan ilmu bungkamnya. Tapi apakah ilmu bungkamnya itu dapat membungkam suara seruling maut itu?"Ki Parandito semakin mendekat, dan Raja Tumbal tidak terhalang tubuh Landak Boreh,

  • Pendekar Kera Sakti   1284. Part 3

    "Celaka!" gumam Baraka tampak kian tegang. Tentu saja ia sangat tegang karena kini ia diliputi kebimbangan. Jika Ia pergi kearah timur, kelereng Gunung Mata Langit, ikut mengejar perempuan itu, maka keadaan Muara Singa sangat berbahaya. Bisa-bisa Raja Tumbal bertindak seenaknya sendiri, membantai kesana-kesini dengan Seruling Malaikatnya. Tapi jika hadapi Raja Tumbal tanpa Pedang Kayu Petir, kemungkinan mati ditangan Raja Tumbal sangat besar.Sekarang pun seandainya Pendekar Kera Sakti melesat kearah timur untuk temui perempuan si penemu pedang maha sakti itu, tak akan cukup waktu untuk kembali lagi ke Muara Singa. Secepatnya esok pagi ia baru tiba di Muara Singa, dan itu berarti Baraka harus sudah persiapkan diri untuk bentengi negeri tersebut.Repotnya lagi, Ratu Galuh Puspanagari ternyata menolak saran Baraka melalui Batu Sampang. Dengan tegas, wanita muda yang dulu dijuluki sebagai Tandu Terbang murid Pendeta Arak Merah dari Tibet, berkata didepan para pengawal dan

  • Pendekar Kera Sakti   1283. Part 2

    Kelana Cinta malah tertawa kecil, "Yang kumaksud bukan itu.""Sial! Jadi maksudmu bagaimana?""Mengapa kau tidak lebih tertarik dengan keadaan ditimur?""Ditimur? Keadaan apa yang kau maksud?""Rupanya kau ketinggalan zaman," ejek Kelana Cinta sambil tertawa kecil."Dalam perjalananku kemari, sudah lebih dari sepuluh mulut yang mempergunjingkan tentang Pedang Kayu Petir!""Ooo..., Baraka manggut-manggut. Ia merasa menang, karena ia lebih tahu banyak tentang pedang itu dan ia terlibat langsung dalam peristiwa tersebut. Kelana Cinta hanya mendengar kabarnya saja. tapi Baraka merasa menjadi pelakunya."Mengapa kau tidak ikut memperebutkan Pedang Kayu Petir itu? Setahuku, pedang tersebut bisa untuk kalahkan kekuatan sakti Seruling Malaikat. Sebab menurut kabar yang kudengar sejak dulu kala, Pedang Kayu Petir dapat membuat kesaktian seseorang menjadi lenyap seketika jika melihat pedang itu atau berada disekitar pedang itu. Tapi bagi pemega

  • Pendekar Kera Sakti   1282. MISTERI LENYAPNYA BIARA DAMAI

    TANGAN yang menepuk pelan punggung Baraka itu adalah tangan berjari lentik. Seraut wajah ayu tapi berambut cepak terpampang dengan senyumnya yang manis. Wanita yang berusia dua puluh tujuh tahun itu tampak seperti lelaki, tegar, sigap, dan berani. Ilmunya cukup tinggi, sehingga ia diangkat menjadi mata-mata kepercayaan Ratu Asmaradani.Wanita cantik berjubah ungu tua itu tak lain adalah Kelana Cinta. Kedudukannya dan ilmunya lebih tinggi dibanding Rindu Malam. Hanya saja, Pendekar menjadi kesal hati, karena Rindu Malam sudah berhasil di bujuk untuk pulang, sekarang malah muncul yang lebih sakti lagi. Padahal Baraka sama sekali tak ingin orang Samudera Kencana terlibat dalam urusannya dengan Ratu Galuh Puspanagari yang dulu disebut sebagai gadis Gila bernama Palupi dan berjuluk Tandu Terbang itu.Jelas kedatangan Kelana Cinta pasti ada hubungannya dengan tugas perlindungan dari Ratu Asmaradani, sebab Kelana Cinta berkata, "Aku jumpa Rindu Malam diperjalanan tadi. Benark

  • Pendekar Kera Sakti   1281. Part 23

    Zraabb...! Jruubb...! Jarum-jarum itu langsung menghujam ketubuh Gali Sampluk dari bawah. Tentu saja Gali Sampluk tidak dapat menghindar karena jarum-jarum sebegitu banyaknya bagaikan menyerangnya dari berbagai arah.Tapi jika ia cekatan, ia dapat sentakkan kaki dan melenting keatas dengan bersalto dua atau tiga kali, maka jarum-jarum itu tidak akan menancap ditubuhnya. Sayangnya Gali Sampluk tak punya gerak naluri seperti itu, sehingga puluhan jarum banyaknya sekarang bermukim didalam tubuh gendutnya."Ggggrrr...!" Gali Sampluk mengerang dengan mata mendelik dan tubuh tak bergerak sedikitpun. Mulutnya melelehkan darah hitam. Tubuhnya mulai bergetar. Darah meleleh lagi dari lubang hidungnya. Tubuhnya sangat bergetar tak mampu dikendalikan.Buuhg...! Dan tubuh itu masih bergetar hingga kulitnya terkelupas, retak-retak sampai akhirnya Gali Sampluk tak mampu bernapas lagi. Ia mati dalam keadaan menyedihkan sekali.Rupanya sejak tadi Raja Tumbal pelajari juru

  • Pendekar Kera Sakti   1280. Part 22

    "Lalu apa maksudmu?!""Kudengar sudah lama kau mengincar negeri Muara Singa?""Memang benar. Sekaranglah saatnya merebut negeri yang sebenarnya milik leluhurku itu. Kau mau apa Tongkat Bayi?""Sekedar mengingatkan bahwa, disana ada adikku; Paras Murai!""Apa benar Paras Murai itu adik kandungmu?""Benar. Usiaku terpaut dua tahun lebih tua dari Paras Murai. Tapi agaknya langkah kami sedikit berbeda. Aku menjadi dukun santet dan Paras Murai menjadi dukun bayi. Keduanya sama-sama menjadi dukun, tapi lain manteranya!"Terdengar suara Gali Sampluk tertawa dalam gumam. Tapi tawa itu segera lenyap seketika begitu ia dilirik Raja Tumbal. Maka terdengar kembali ucapan Tongkat Bayi yang sedikit cadel dan bergetar karena ketuaannya itu."Paras Murai yang menolong kelahiran bayi, dan bayi itu sekarang yang menjadi ratu di Muara Singa. Tentunya Paras Murai berada di pihak Galuh Puspanagari!""Aku tak butuh silsilah, karena aku lebih tahu te

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status