Japra tak menyangka, peta usang yang diberikan padanya oleh Ki Palung ternyata membawa petaka baginya dan orang-orang sekitarnya. Peta itu ternyata menyimpan sebuah rahasia besar yang membuat klan golongan putih maupun hitam rela mati untuk mendapatkannya, membuatnya terjebak dalam pusaran pertempuran yang tak terelakkan. Belum selesai pergulatannya di tengah-tengah perseteruan golongan hitam dan putih, Japra mengetahui jika ternyata selama ini dia adalah keturunan orang paling berpengaruh di negara itu. Siapa orang itu? Apakah Japra dapat keluar dari pertempuran golongan putih dan hitam? Simak terus kisahnya!
View MoreHutan ini sangat lebat dan terkenal angker, tapi anak bertubuh kecil kurus dengan pakaian mirip pengemis ini agaknya sudah terbiasa ke sini mencari kayu bakar, yang dikumpulkan lalu di jual ke pasar.
Di usianya yang baru jalan 8 tahunan, dia harus bekerja keras seperti orang dewasa, karena keadaannya yang miskin. Wajahnya sebenarnya tampan, matanya bulat bersih, hidungnya kecil mancung.
Krusaaakk….si anak kecil ini lalu refleks menoleh ke arah suara itu. “Jangan-jangan ular besar,” batinnya mulai waspada, sambil menghunus golok pendeknya yang selalu menemaninya bila ke hutan.
Tiba-tiba hampir copot jantungnya, seolah melihat hantu di siang bolong, di depannya sudah berdiri seorang laki-laki yang tak dikenalnya. Tak sadar goloknya sampai terlepas dari tangan, saking kagetnya.
Pandangan laki-laki itu menusuk mata polosnya, hingga hati si anak kecil ini mengkerek, ketakutan langsung melanda hati. Kok muncul tiba-tiba saja, batinnya.
“Kamu…bawa benda ini, lalu pergii cepat…arghh…aku tak punya banyak waktu!” mata pria ini menatap tajam, tapi tangannya terlihat menekan dada kiri, seperti menahan rasa sakit, mulutnya bahkan terlihat noda darah yang mengalir dari mulutnya.
“Tu-tuan s-siapa??! Si anak kecil dengan suaranya yang terbata bertanya.
Namun, pertanyaan itu tak terjawab, pria asing ini lalu berlari sangat cepat, dalam sekejap sudah hilang dari pandangannya, mulutnya bahkan terlihat tetes darah mengalir.
Si anak kecil ini melongo melihatnya, tapi bungkusan hitam yang diberikan langsung dia simpan di saku celananya.
Tak berselang lama, kembali si anak kecil ini terkaget-kaget, 3 orang berwajah serius sudah berdiri di depannya. Kemunculan ketiga orang ini tak beda jauh dengan pria sebelumnya yang muncul tiba-tiba.
“Hei anak kecil, apakah kamu melihat ada laki-laki berambut panjang, wajah brewok lewat sini,” bentak seorang laki-laki pada si anak kecil ini.
“A-aanu…tadi s-saya lihat lari ke arah sana!” tunjuk si kecil ini dengan suara gagap.
Pria yang bertanya tadi sesaat menatap dengan sangar wajah si anak kecil ini, seolah memastikan tidak dibohongi.
“Hei anak kecil, kamu jangan main-main.”
Japra, nama anak kecil itu, bergetar ketakutan mendapat tekanan demikian.
“I-iya tu-tuan, awalnya dia lari ke Barat, tapi berbalik kayak hantu, l-lari ke arah Timur!” kembali bocah kecil menyahut agak gagap omongan orang-orang kasar ini.
“Hmm…anak kecil jarang berbohong, ayoo kita kejar ke Timur,” kembali si anak kecil ini melotot saking kaget dan kagumnya melihat 3 orang ini, yang melesat pergi.
Tentu saja ketiganya tak tahu, kalau si anak kecil ini memiliki kecerdasan di atas rata-rata anak sebayanya.
Dia menyebutkan arah yang berlawanan dari menghilangnya lelaki yang sebelumnya memberinya sebuah bungkusan.
“Apakah 3 orang itu jahat? Sehingga mengejar orang yang serahkan benda ke aku?” pikirnya sambil jalan lagi, niatnya cari kayu bakar batal, gara-gara bertemu orang-orang asing tersebut.
Sambil berjalan pelan, si anak kecil tak sadar, laki-laki yang tadi serahkan bungkusan padanya secara lihai kembali menghadang di depannya.
“Ha-ha-ha…anak yang tabah dan cerdik, kamu cocok jadi muridku!”
Brasss tubuh si anak kecil ini di gendongnya, lalu dengan cepat berlari ke arah Barat.
Anak kecil ini langsung pejamkan mata, dia merasa sangat pening sekali dan tak tahu akan dibawa kemana. Dia tak sempat bertanya, rasa takut menjalari hatinya.
Sesekali dia mendengar suara ngos-ngosan, tanda orang yang membawanya ini sedang menahan sakit ditubuhnya. Tapi memaksakan diri terus berlari di tengah hutan belantara ini.
Kini mereka sudah sampai di sebuah lembah yang sangat curam, sangat jauh dari tempat tadi.
Orang ini menurunkan si anak kecil tersebut, kemudian bersemedi mengumpulkan kembali kekuatannya. Si anak kecil ini terheran-heran saat melihat asap hitam keluar dari kepala orang itu.
Hoek…hoek…! Orang ini muntah hingga 2X dan mengeluarkan darah hitam kental.
“Bangsat sekali, 3 pendekar Golok Putih bikin aku terluka dalam, pukulan halilintar mereka benar-benar hebat!” gumamnya.
Orang ini tak sadar perbuatannya di tatap si anak kecil, antara takut dan ngeri melihat keadaan orang ini.
Si anak kecil ini menduga-duga, siapakah sesungguhnya pria brewokan ini. Orang ini membuka matanya, saling pandang pun terjadi,
Sedangkan si pria itu menjalari pakaian sederhana bocah ini, yang agaknya anak seorang petani.
Anehnya, mata anak kecil ini bersinar tajam, seolah-olah ada sesuatu yang mujijat tersimpan di mata anak tersebut.
“Siapa namamu anak baik..?” dia bertanya pelan, suaranya parau dan berat.
“A-aku…namaku Japra tu-tuan!”
“Japra…siapa nama orangtuamu, ayahmu terutama?” desaknya lagi.
“Aku anak yatim piatu, aku hanya tinggal dengan orang tua angkat di Kampung Haliling, di kaki bukit Meratus, tapi mereka sering memukuliku, katanya aku pemalas!” sahut Japra polos.
“Emm…sini kamu mendekat!” perintahnya dengan suara keren.
Walaupun Japra menolak, tapi dia kaget bukan main, tubuhnya bak tersedot oleh tangan pria yang belum dikenalnya ini.
“Hebat…tulang pendekar…agaknya mendiang orang tuamu bukan orang sembarangan!” cetusnya kagum, Japra merasa tubuhnya dipegang tangan kasar dan kuat ini.
Japra merasa geli, lalu berubah sakit dan kepanasan, saat tangan pria kasar ini terus memegang tubuh kurusnya.
“Dengar baik-baik Japra, benda yang aku berikan padamu sebelumnya adalah sebuah peta, untuk menemukan sebuah pusaka. Pusaka itu berada di Bukit Meratus, kalau kamu berjodoh menemukannya, kamu akan jadi pendekar tanpa tanding!”
“Pusaka…aku tak paham tu-tuan, eh paman!”
“Kamu masih kecil, tapi tulang-tulang tubuhmu sudah menggambarkan kamu bukan keturunan orang sembarangan. Japra, asal kamu tahu, 3 orang sempat yang berbincang denganmu tadi adalah 3 Pendekar Golok Putih itu, mereka sengaja mengejar aku, setelah mengalahkanku hingga terluka dalam.”
Japra hanya mendengarkan saja, di usianya yang sudah 8 tahun terus berusaha memahami kenapa si pria ini bermusuhan dengan 3 pendekar golok putih itu.
“Japra, namaku Ki Palung, aku terkenal sebagai kepala rampok di kaki bukit meratus, aku merampas peta itu dari seorang pangeran yang jadi pemberontak di Kerajaan Daha. Anak buahnya 3 pendekar golok putih mengejarku, kami bentrok, tapi aku kalah karena di keroyok 3 orang bangsat itu.”
Sambil mendengarkan Japra kini duduk di depan Ki Palung. Japra sempat terkaget-kaget, berarti pria ini orang jahat, karena ngaku perampok..?
“Dengar pesan terakhirku, kamu harus temukan pusaka itu. Kelak kalau sudah menjadi seorang pendekar hebat. Segera cari Padepokan-ku, simpan kalung ini, sebagai tanda kamu adalah pewarisku.”
Ki Palung merengut kalung yang melingkar di lehernya. Lalu meraih tangan Japra. “Cepat simpan benda itu.” perintahnya.
Japra iya-iya saja, berarti saat ini ada 2 benda yang harus dia simpan dari Ki Palung.
“Nah, sekarang kamu bersumpah segera!” lagi-lagi Japra yang tak paham kenapa harus bersumpah mengikuti perintah ini.
Dia juga diminta menghadap ke Barat, ke arah matahari yang mau terbenam.
“Ikuti kata-kataku…Aku bersumpah, akan membalas dendam pada 3 Pendekar Golok Putih, aku juga bersumpah akan menjadi penerus Padepokan Ki Palung, setelah berhasil jadi pendekar hebat kelak. Langit dan bumi jadi saksi sumpahku, aku Japra…akan mati mengerikan kalau tidak melaksanakan sumpah ini!”
Dengan suara pelan Japra mengikuti sumpah itu, tanpa paham apa maknanya, dia terlalu kecil untuk mengerti arti sumpah ini.
Tempat ini sunyi, tak ada lagi suara apapun. Bahkan suara nafas berat Ki Palung pun tak terdengar lagi.
Brukkk…Japra kaget, terdengar suara seperti benda jatuh, Japra yang tadi mengucapkan sumpah ke arah Barat, dan membelakangi Ki Palung kaget bukan main.
Dia pun otomatis berbalik dan terperanjat bukan kepalang, Ki Palung sudah tak bergerak lagi di tempatnya duduk tadi dalam posisi tertelungkup.
*****
BERSAMBUNG
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments