Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku

Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku

By:  deaubepine  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
10
2 ratings
108Chapters
1.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Pulang dari perang untuk menjemput ibunya dan membawa pergi menjauhi sang ayah yang telah mengkhianati. Akan tetapi, sesampainya di sana yang ia temui adalah tubuh dingin ibunya disertai tangisan oleh para pelayan. Setelah memakamkan ibunya ia tertidur di kamar sambil mengenang memori tentang wanita yang telah melahirkannya. Namun, ia kaget ketika terbangun mendapati tubuhnya mengecil. Ia pun tersadar bahwa ternyata dirinya telah kembali ke masa kecilnya diumur 5 tahun. Melihat adanya kesempatan ia pun memanfaatkannya agar dapat menyelamatkan ibunya dari kematian.

View More
Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
deaubepine
hai haii, silakan membaca dan berikan dukungan beserta dukungan. Terimakasih ...
2023-07-27 16:21:42
1
user avatar
Seruling Emas
Cerita bagus, thor. semangat update
2023-07-20 19:46:17
2
108 Chapters
1. Mengulang Waktu
Malam itu Lucas jatuh berlutut di samping ranjang sembari menggenggam tangan dingin seseorang. Ia menangis meraung memanggil pemilik tangan tersebut. Mencoba memintanya untuk bangun. Namun, seberapa keras Lucas memanggilnya dia tidak akan terbangun. Lucas menyadari itu tapi dia menolak untuk menerimanya."Maafkan aku yang datang terlambat, Ibu. Seharusnya aku datang lebih cepat dan membawamu pergi dari sini. Maafkan aku yang terlalu lama meninggalkanmu sendiri disini." Lucas meletakkan tangan tersebut di pipinya, merasakan dinginnya tangan itu. Air matanya tak berhenti mengalir, bahkan wajahnya yang terlihat lelah semakin memelas membuat orang yang melihat jadi kasihan. Isak Lucas pun membuat orang sekitarnya semakin sulit untuk menahan tangis.Di tengah suasana yang pilu tersebut terdengar langkah kaki seseorang yang datang mendekat secara tergesa. Para pelayan yang berada di sana segera menyingkir memberikan jalan.Lucas pun berbalik menatap pemilik langkah kaki tersebut. Sejujurnya
Read more
2. Bertemu Dengan Ayah
Mata Lucas mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dalam penglihatannya. Ia menatap langit-langit kamarnya seketika sekelebat memori terbayang. Ia terbangun dengan kaget lalu menatap sekeliling."Ibuuuu!" teriaknya memanggil Anna. Tubuhnya jatuh terguling ketika terburu-buru melangkah turun dari ranjang dan pada saat itu ia menyadari perubahan pada tubuhnya yang kini mengecil.Detak jantungnya meningkat, ingatan semalam tentang pelukan ibunya membuatnya berdebar tak karuan. Menatap tangan mungilnya pun membuatnya semakin panik. Takut jika semalam hanyalah halusinasinya. Ia bisa merasakan lututnya yang berdenyut sakit namun rasa itu tertutupi oleh rasa panik ketika tak dapat menemukan ibunya.Lucas pun berdiri dan berlari keluar kamar. Menyusuri lorong mansionnya sambil berteriak memanggil sang ibu."Ibu! Ibuuuuu!” teriak Lucas dengan perasaan kalut menyelimutinya.Perasaan gusar pun menghinggapinya kala tak dapat menemukan seorang pun. Air matanya jatuh mengalir deras, napasnya sesak
Read more
3. Peter Pergi
Lucas menatap pantulan dirinya yang tengah dibantu oleh pelayan memakaikan baju pada dirinya. Dia melamun memikirkan pertemuan pertamanya setelah kembali dari kehidupan pertama dengan ayahnya.Tindakan impulsif yang didorong oleh kemarahan dalam dirinya. Setelah Lucas berpikir sesaat dia sadar bahwa pasti tindakannya membuat orang-orang terheran akan perubahan sikapnya. Memang dimasa lalu ia sering bertengkar berebut perhatian pada Anna dengan ayahnya. Namun, itu berbeda dengan saat ini. Dulu tindakannya bercampur dengan sikap kekanakannya tapi saat ini jiwanya adalah lelaki dewasa berumur dua puluh tahun meski fisiknya anak kecil.Lucas menghela napas yang membuat Marie menatap tuan kecilnya itu bingung. Sikap tuan kecilnya itu hari ini terlihat berbeda. Tadi pagi ia tiba-tiba menjadi sangat cengeng, lalu disiang hari ia seperti anak ayam yang mengikuti kemanapun induknya pergi. Pernah tak sengaja Marie menyadari tatapan Lucas pada nyonyanya seperti tak biasanya.Matanya seolah menyir
Read more
4. Kenangan Masa Lalu
Keesokan harinya pagi-pagi sekali Anna sudah membangunkan putranya. Dibantu Marie dan beberapa pelayan menyiapkan kebutuhan serta perbekalan untuk perjalanan ke kediaman orangtuanya. Anna mengecup kening putranya, lalu menggandengnya menuju halaman depan paviliun utama. Lucas yang sesekali menguap bertanya pada ibunya, "Ibu, kita mau kemana?" "Kita akan mengunjungi kakek dan nenek. Maaf ya, Lucas pasti masih mengantuk. Nanti tidurlah selama perjalanan." Lucas menganggukan kepala menanggapi jawaban ibunya. Dari kejauhan ia bisa melihat ayahnya dengan seragam militer beserta beberapa ksatria berjejer di depan dan belakang kereta. "Ayah juga ikut?" tanya Lucas pada ayahnya setelah jarak mereka dekat. Peter menggeleng. "Ayah akan menemani perjalanan kalian. Sementara ini Lucas tinggal dengan kakek dan nenek ya? Lucas bisa bermain dengan Black, kuda hitam milik kakek. Kau tidak merindukannya?" Lucas terdiam sejenak menatap ayahnya, ibunya lalu sekitarnya. Ia hanya merasa aneh dengan p
Read more
5. Pertemuan Pertama
Ingatan kala itu membuat Lucas terbangun menyadari sesuatu. Bukankan keadaan ini bisa menjadi kesempatanku untuk menyelamatkan ibu? Mencegahnya mengalami hal-hal seperti ini."Kakek, Lucas ingin istirahat ...." Dengan cepat Lucas pergi setelah mendapat persetujuan dari kakeknya."Tuan muda, apakah Anda ingin disiapkan air untuk bebersih?" tanya seorang pelayan padanya.Lucas mengangguk, ia butuh segera membersihkan diri agar dapat membantunya berpikir jernih untuk memikirkan suatu rencana. Rencana yang akan mengubah takdir.Tak lama air untuk mandi sudah siap, tanpa berlama-lama Lucas segera menyelesaikan mandinya dan lekas berpakaian dengan bantuan pelayan."Aku ingin makan camilan. Bawakan kesini dan aku minta selembar kertas juga tinta," pinta Lucas yang segera diangguki oleh pelayan tersebut. Setelah permintaannya terpenuhi, Lucas minta untuk ditinggal sendiri. Ia bilang akan keluar jika waktu makan malam tiba."Baiklah, darimana aku akan memulainya ...," gumamnya.Suara ketukan ja
Read more
6. Diserang Oleh Bandit
"Anderson? Maksudmu Marquess dari wilayah utara?" tanya Lucas yang dijawab dengan anggukan ringan oleh Alice."Apa Anda tersesat? Kalau begitu mari kita kembali, saya hapal jalannya." Alice melaju melewati Lucas untuk memimpin jalan.Melihat hal itu Lucas sempat tertegun. Sekilas tadi ia sempat menangkap ekspresi berbinar dari Alice, lalu sekejap berubah. Kini anak perempuan yang tengah melangkah ringan itu menampilkan ekspresi wajah yang tenang seolah tadi Lucas seperti berhalusinasi."Apa Anda tidak balik bertanya namaku?" tanya Lucas yang membuat langkah Alice terhenti. Ia berbalik dengan gugup, lalu tersenyum canggung."Maaf atas ketidaksopanan saya. Kalau begitu siapa nama Anda?"Lucas mendengkus menahan senyum. Ia sepertinya tahu jika Alice sempat malu melihat senyumnya tadi. "Aku Lucas Wynne Chester," jawabnya dengan senyum jumawa. Entah mengapa Lucas ingin memamerkan identitasnya ini. Ia penasaran seperti apa ekspresi yang akan ditunjukkan pada wajah perempuan tersebut."Ohh!"
Read more
7. Lucas Takut dan Kepulangan Peter
Suara dentingan pedang disertai teriakan di luar kereta itu membuat Anna panik. Meski ia mempercayai kehebatan para ksatria Chester hal itu tetap tak dapat membuatnya tenang. Keberadaan Lucas bersamanya menimbulkan rasa takut dan khawatir. Ia memeluk erat tubuh mungil putranya sedangkan Marie pelayan pribadinya merentangkan tangan melindungi mereka berdua.Tak lama suara ketuka terdengar. "Nyonya apakah semua baik-baik saja?" tanya salah seorang ksatria membuat Anna mendesah lega begitu pula Lucas mengucapkan syukur dalam hati. Ia tahu dan percaya akan kehebatan ksatria Chester."Ya, kami baik-baik saja. Bagaimana dengan kalian?" jawab Anna masih dengan memeluk Lucas."Tidak ada yang terluka. Maaf kami terlalu lama karena mereka ada banyak sekali, tetapi semua sudah kami kalahkan. Mohon maaf untuk dapat menunggu sebentar lagi untuk membereskan mereka.""Terimakasih atas kerja keras kalian. Jangan khawatirkan kami dan lakukan tugas kalian!""Baik, Nyonya! Terimakasih."Anna melepas pelu
Read more
8. Lucas Mengamuk
Suasana makan malam terasa menyenangkan. Usai kejadian tadi siang aktivitas kembali seperti biasa seolah kejadian tadi tidak ada. Meski begitu Lucas tidak bisa melupakannya dan ia sepanjang hari di kamar memikirkannya."Lucas!" panggil Anna dengan suara keras membuat Lucas terlonjak kaget. "Ada apa? Daritadi ibu dan ayah memanggil tapi Lucas diam saja. Apa kau sakit?"Lucas menggelengkan kepala. Astaga terlalu larut berpikir membuat ia tidak fokus. Ia merutuki dirinya dalam hati. Kepalanya menggeleng lalu menjawab pertanyaan ibunya, "tadi Ibu janji membuatkan aku pai apel.""Astaga ... kau membuat ibu khawatir Lucas. Tenang saja pai apel mu sudah siap. Tunggu habiskan makanmu lalu kau boleh menyantapnya.""Eh ... ayah juga mau pai apel!" sahut Peter dengan rengekan yang membuat Anna terkekeh geli."Semua akan kebagian. Ayo lanjutkan makannya!" Usai mengatakan itu mereka kembali menikmati makan malam mereka.Tak jarang selingan ca
Read more
9. "Menghindar bukanlah jawabannya"
Max tengah membujuk Alice untuk berani mengelus surai kuda. Dari samping Lucas memperhatikan betapa lembutnya suara Max ketika berbicara pada Alice. Mendorongnya untuk mengalahkan rasa takutnya akan kuda."Alice, tidak selamanya kau bisa menghindar dari rasa takutmu. Kakak juga tidak akan memaksamu secara langsung untuk menghadapinya. Pelan-pelan kalahkan ketakutanmu hingga kau bisa mengatasinya sendiri," bujuk Max pada gadis kecil di sampingnya itu."Kan ada kakak. Kak Max sendiri yang bilang akan selalu melindungi Alice," rajuknya dengan mata melirik pada kuda berjaga-jaga kalau hewan itu tiba-tiba mengamuk."Kakak akan selalu melindungimu. Tapi bagaimana kalau saat itu kakak tidak ada di dekatmu. Apa kau hanya akan terus menunggu? Bagaimana kalau kakak tidak bisa datang?"Alice menunduk, kedua tangannya bermain memilin pita pada gaunnya. "Tapi, Alice takut ...," gumamnya dengan suara bergetar.Mendengar suara bergetar dari gadis bergau
Read more
10. Identitasnya tidak sesederhana itu
Terdengar suara gemuruh orang-orang yang sedang berlatih di lapangan kediaman Chester. Di tengah lapangan itu terlihat sesosok mungil yang ikut menyempil di antara badan besar dan kekar pada lapangan tersebut.Sudah hampir dua bulan ini Lucas memulai pelatihan dasar berpedang. Semenjak ibunya memilih Julian untuk menjadi ksatria pribadinya ia pun meminta dimajukan pula pelatihan bela dirinya. Kini ia saat ini sedang melakukan pose dasar berpedang yang diawasi secara langsung oleh Matthew. Tak jauh darinya Julian ---putra Matthew--- sedang mengayunkan pedangnya. Di usia yang sama dengan dirinya Julian sudah tertarik dengan pedang berkat melihat ayahnya. Menyadari hal itu Matthew secara khusus mengajari langsung anaknya sekaligus mempersiapkan dirinya untuk dapat mengabdi pada penerus Chester.Sudah menjadi tradisi turun menurun dari leluhur Matthew untuk mengabdi pada Chester. Ayahnya dulu menjadi ksatria pribadi sekaligus tangan kanan sang Duke terdahulu atau ayah
Read more
DMCA.com Protection Status