Pulang dari perang untuk menjemput ibunya dan membawa pergi menjauhi sang ayah yang telah mengkhianati. Akan tetapi, sesampainya di sana yang ia temui adalah tubuh dingin ibunya disertai tangisan oleh para pelayan. Setelah memakamkan ibunya ia tertidur di kamar sambil mengenang memori tentang wanita yang telah melahirkannya. Namun, ia kaget ketika terbangun mendapati tubuhnya mengecil. Ia pun tersadar bahwa ternyata dirinya telah kembali ke masa kecilnya diumur 5 tahun. Melihat adanya kesempatan ia pun memanfaatkannya agar dapat menyelamatkan ibunya dari kematian.
View MoreMalam itu Lucas jatuh berlutut di samping ranjang sembari menggenggam tangan dingin seseorang. Ia menangis meraung memanggil pemilik tangan tersebut. Mencoba memintanya untuk bangun. Namun, seberapa keras Lucas memanggilnya dia tidak akan terbangun. Lucas menyadari itu tapi dia menolak untuk menerimanya.
"Maafkan aku yang datang terlambat, Ibu. Seharusnya aku datang lebih cepat dan membawamu pergi dari sini. Maafkan aku yang terlalu lama meninggalkanmu sendiri disini." Lucas meletakkan tangan tersebut di pipinya, merasakan dinginnya tangan itu. Air matanya tak berhenti mengalir, bahkan wajahnya yang terlihat lelah semakin memelas membuat orang yang melihat jadi kasihan. Isak Lucas pun membuat orang sekitarnya semakin sulit untuk menahan tangis.Di tengah suasana yang pilu tersebut terdengar langkah kaki seseorang yang datang mendekat secara tergesa. Para pelayan yang berada di sana segera menyingkir memberikan jalan.Lucas pun berbalik menatap pemilik langkah kaki tersebut. Sejujurnya tanpa menoleh pun ia tahu siapa yang datang. Ia enggan untuk membiarkan matanya menatap orang tersebut tapi emosi membakar hatinya. Paru-parunya kian terasa sesak menekan, memaksa untuk mengeluarkan sesuatu guna meredakannya.Matanya menajam menatap lelaki paruh baya yang wajahnya mirip dengannya itu dan emosinya pun semakin meluap tak tertahankan. Lucas bangun seraya melangkah cepat. Lalu, kedua tangannya meraih kerah lelaki tersebut. Teriakannya membuat dua orang laki-laki berseragam ksatria serta pelayan maju untuk menghalangi. Akan tetapi, pria dalam genggamannya itu lantas mengangkat tangannya menghalau menghalau orang-orang. Membiarkan Lucas berbuat sesuka hati padanya."Mau apa kau disini? Kau ingin memastikan ibuku telah benar-benat mati! Kau puas sekarang melihat mayatnya? Pergi kau! Kehadiranmu tidak dibutuhkan Yang Mulia! Lebih baik kau pergi dan uruslah gundik dan anak sialanmu itu!" murka Lucas pada orang di depannya.Lelaki tersebut hanya diam tak menunjukkan emosi apa pun terhadap amukan Lucas. Bahkan ia tak mengeluh sakit ketika tak secara sengaja kuku Lucas mencakar lehernya saat meraih kerah tadi.Dua orang laki-laki yang berada di dekat mereka menatap dengan sedih. Dulu tuan mereka ini begitu akur dan hangat. Setiap saat selalu terdapat potret mereka yang bercanda tawa hingga membuat para pelayan dan ksatria ikut bahagia. Namun kejadian beberapa tahun lalu benar-benar menghancurkan semua. Potret keluarga yang harmonis tersebut hancur seketika. Dimulai dengan pengkhianatan sang tuan besar hingga keguguran yang dialami oleh nyonyanya membuat mereka semakin jauh dari kata untuk kembali.Marie sang pelayan utama Nyonya atau ibu Lucas menangis terisak mengingat memori kelam tersebut. Ia menoleh sejenak pada tubuh dingin nyonyanya lalu menatap Lucas. Lalu, mengajak sang tuan muda segera memakamkan majikannya secepatnya."Tuan muda sebaiknya kita lekas menyiapkan peristirahatan untuk nyonya. Lebih baik kita gunakan waktu ini untuk menghabiskan waktu bersama nyonya. Jangan biarkan tenaga anda terkuras untuk mengurusi hal-hal yang tidak pantas," desis Marie pada sang tuan besar.Dulu Marie selalu diam menahan diri karena ia takut membuat kesalahan yang akan membuat nyonyanya diposisi yang semakin sulit. Namun kini ia sudah tidak perlu melakukan itu.Perkataan Marie tadi membuat suasana semakin mencekam. Namun, Marie tak perduli. Entah hukuman apa yang menantinya karena berani menyindir sang tuan besar Duke Peter Wynne Chester. Saat ini yang ia pedulikan hanyalah majikannya, sang nyonya Duchess Annastasia Leonardo yang kini telah tiada. Hatinya remuk menatap wajah dingin majikannya tersebut.Bagaimana bisa nyonyanya yang telah ia rawat sedari kecil, tetapi berakhir seperti ini? Meninggal dalam keadaan sakit dan kesepian.Lucas pun mendorong Peter yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosong pada ranjang istrinya. Lucas tidak perduli apabila ayahnya itu merasakan penyesalan terhadap sang ibu. Baguslah jika ia menyesal, biarkan dia hidup dengan penyesalan yang dibawanya hingga akhir hayat. Saat ini ia hanya ingin secepatnya memberikan peristirahatan yang terbaik untuk ibunya lalu meninggalkan semua yang berhubungan dengan Peter Wynne Chester.*****Lucas berdiri menatap gundukan tanah di depannya. Dalam gundukan tersebut tersimpan peti ibunya di sana. Ia berdiri sendiri ditemani Marie yang tak berhenti terisak, sedangkan Lucas merasa tak sanggup untuk menangis lagi. Ia merasa air matanya telah mengering."Tuan muda apa yang akan anda lakukan selanjutnya? Apakah anda akan tetap pergi dari sini? Bolehkah saya mengikuti anda pergi?" Marie menatap punggung anak nyonyanya tersebut. Punggung tegap itu kini terlihat rapuh membuat Marie meringis sedih."Bibi Marie aku akan tetap pergi. Jika bibi ingin ikut aku tak mempermasalahkannya. Aku sudah menyiapkan tempat tinggal di wilayah selatan. Kita akan berangkat besok pagi.""Baiklah saya akan segera bergegas menyiapkan keperluan perjalanan kita."Marie melangkah cepat seolah-olah dikejar walaupun tidak ada yang mengejar. Marie hanya merasa ingin segera lari meninggalkan tempat ini lalu menunaikan tugasnya untuk menjaga dan merawat tuan mudanya.Sementara itu sepuluh menit setelah kepergian Marie, Lucas berbalik melangkah untuk beristirahat. Ia lelah. Dirinya bergegas pulang usai pengumuman perang telah berakhir dengan kemenangan. Ia memacu kudanya selama hampir sepuluh hari untuk segera kembali menemui ibunya dan membawanya pergi ke tempat yang telah ia persiapkan. Namun, sayang sekali ia kembali menemui tubuh ibunya di ranjang kamar tanpa nyawa.Lucas berbaring meringkuk dengan tangan menggenggam sapu tangan. Terdapat sulaman namanya yang dibuat oleh sang ibu. Ia merasakan kedamaian ketika merasakan sapu tangan tersebut. Kemudian, teringat ketika ibunya mengikatkan itu pada lengannya. Sapu tangan ini adalah hadiah terakhir dari ibunya sebelum ia pergi menuju medan perang. Kini lelah yang menderanya semakin terasa. Lucas pun terlelap.*****Suara petir menyambar membuat Lucas kaget dan terbangun. Ia menoleh menatap jendela kamarnya, terlihat di luar cahaya petir menyambar disertai hujan deras. Lucas turun dari ranjang meraih teko air. Ia butuh minum karena tenggorokannya terasa kering dan sakit.Terdengar bunyi sesuatu yang terjatuh. Tiba-tiba Lucas jatuh terguling dari ranjang. Ia terbengong ketika mendapati ranjang kamar yang terasa lebih tinggi dari biasanya. Dan semakin terkejut kala melihat tangannya menjadi kecil. Kemudian, ia meraba tubuhnya yang terasa berbeda.Ia pun sontak berlari menuju cermin besar di pojok kamarnya. Dengan bantuan cahaya dari petir yang menyambar Lucas mendapati bayangan dirinya pada cermin. Sosok mungil dengan balutan gaun tidur. Nampak juga raut wajah Lucas yang kebingungan. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka."Lucas!" teriakan seseorang memanggil memenuhi ruang kamar Lucas.Lucas pun menoleh mendengar teriakan seseorang yang sangat ia kenali itu. Tubuhnya mematung memandangi wanita yang kini berlari menghampirinya. Tanpa sadar air mata meluruh membasahi pipi mungilnya mendapati sosok wanita itu memeluknya."Ibu ....""Iya, sayang ..., kamu takut ya ada suara petir? Tenang ada ibu disini," bujuk lembut wanita tersebut.Merasakan pelukan hangat ibunya seketika itu juga Lucas menangis meraung keras. Tangan mungilnya menggapai memeluk sang ibu semakin erat."Ibu, jangan pergi ...." Raungnya sesenggukan membuat Anna ---ibunya--- mengangkat untuk menggendong dan menepuk punggungnya lembut."Ssshhh ..., iya sayang, ibu disini jangan takut. Ibu tidak kemana-mana," ucap Anna yang mencoba untuk menenangkan putranya itu.Sementara Lucas tetap menangis dan memeluk semakin erat. Hingga tidak sadar tertidur dalam pelukan ibunya.Setelah penangkapan Selir Helena dan bansgawan lain, maka keesokan harinya mereka langsung diadili. Raja Eron bahkan mengumumkan akan mengadakan pengadilan terbuka dan meminta rakyat Diedrich untuk menghadirinya. Maka, keesokan harinya tribun telah dipenuhi oleh rakyat Diedrich. Mereka dengan patuh duduk dan dibantu oleh ksatria penjaga mengawasi agar tak terjadi kericuhan. Namun, mereka mulai berisik saat para tahanan memasuki lapangan. Mereka menyorakinya dan melemparinya dengan kata-kata kasar.Peter bersama Lucas membawakan semua bukti kejahatan semuanya termasuk Selir Helena. Bahkan menghadirkan Winna sebagai saksi kejahatan Selir Helena selama ini. Rakyat Diedrich terkejut saat mengetahui bahwa ibu dari Pangeran Alaric memiliki saudara tiri yang lahir dari seorang pelayan. Yang lebih membuat mereka terkejut adalah rupanya Selir Helena ini sejak awal adalah orang yang jahat. Wanita itu memanfaatkan saudara tirinya dengan mengirimnya ke Chester untuk mengendalikannya. Dia berencan
“Selamat tinggal, Yang Mulia!” Usai meminumkan racun itu pada Raja Eron, Selir Helena berbalik dan melangkah keluar dengan wajah yang puas. Tinggal menunggu waktu kematian suaminya itu, setelah itu semua akan menjadi miliknya.Saat ia akan membuka pintu tiba-tiba saja pintu dibuka oleh seseorang. Kedua mata Selir Helena melebar saat melihat putranya, Pangeran Alaric berada di hadapannya. Bukan hanya ia terkejut melihat kehadiran putranya, namun adanya rombongan ksatria kerajaan di balik punggung putranya. Firasat buruk muncul dalam hatinya.“Apa yang ka—” ucapan Selir Helena terputus oleh suar Pangeran Alaric.“Periksa keadaan Yang Mulia sekarang!” perintah Pangeran Alaric pada dokter yang selalu merawat Raja Eron.Dokter tersebut langsung mengangguk dan masuk begitu saja diikuti oleh dua orang perawat melewati Selir Helena seolah-olah wanita itu tidak ada. Wajah Selir Helena pun menjadi kaku. Raja Eron baru saja meminum racun miliknya yang pasti racun itu sudah mulai bereaksi. Namun,
Ratu Camellia yang sedang menjalani pengurungan di istananya tengah menikmati secangkir teh di balkon kamarnya. Sudah hampir sepuluh hari dia berada di kamarnya terus hingga merasa bosan. Sehari-hari yang ia lakukan hanyalah menikmati pemandangan dengan menyesap teh kesukaannya, membaca buku yang ia minta pelayannya untuk mengambilkannya di perpustakaan, lalu menyulam sesuatu untuk cucunya. Ia tak ambil pusing dengan nasib hidupnya karena ia tahu bahwa dirinya tidak akan berakhir selamat atau bebas. Ratu Camellia yakin bahwa Selir Helena akan menjatuhinya hukuman yang mana hukuman tersebut akan membuatnya tak dapat di istana. Wanita tersebut pasti sangat menikmati situasi yang sedang menguntungkannya saat ini. Pasti di setiap malamnya sekarang Selir Helena tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah. Ratu Camellia tak khawatir tentang nasibnya. Ia memikirkan bagaimana dengan menantu dan cucunya serta suaminya yang belum kunjung sadar. Kekuatan istana sedang tak seimbang semenjak Putra Mah
Lucas dan Peter menaiki kudanya masing berjalan paling depan. Di belakangnya ada kereta kuda kecil, lalu paling belakang ada dua ksatria Chester. Hari sudah petang dan mereka telah memasuki gerbang ibu kota. Perjalanan yang memakan waktu tiga hari tersebut tak terasa telah berakhir. Mereka berhasil membawa barang bukti dengan aman dan selamat. Hanya saja tidak berupa barang yang mereka bawa melainkan juga saksi. Saksi tersebut tak lain adalah Winna. Wanita itu telah menceritakan segalanya. Rupanya Winna dan Selir Helena adalah saudara tiri. Sebuah fakta yang sangat mengejutkan mereka berdua. Siapa sangka jika Count Earnest memiliki anak dengan seorang pelayan. Mereka juga telah mendengar secara garis besar apa saja hal yang dilakukan Winna untuk Selir Helena. Tak menyangka bahwa kegilaan Selir Helena didapatkannya dari Count Earnest. Winna juga menceritakan bahwa ia diselamatkan oleh Pangeran Alaric yang merupakan keponakannya itu. Selama perawatan dari Pangeran Alaric, Winna perlahan
Peter bersama dua orang lainnya memasuki penginapan. Ia mengambil ruang paling besar yang terdapat dua ruang tidur. Masing-masing kamar berisi dua ranjang terpisah. Salah seorang ksatria pergi mencegat Lucas sedangkan yang lain memesan makanan. Peter sedang berada di kamarnya duduk terdiam dengan badan menyandar. Pikirannya melayang pada kejadian tadi. Tiba-tiba sekelebat bayangan terlintas dalam otaknya saat belati itu akan terlempar ke arahnya. Sebuah memori berputar acak yang membuatnya pusing. Namun, gambaran-gambaran tersebut sangat tak asing baginya. Beberapa hal pernah ia lihat dalam mimpinya. Hal itu membuat dadanya sesak dan nyeri. Tangan Peter terulur menyentuh dada kirinya merasakan detak jantungnya. Lucas memacu kudanya dengan sangat cepat sehingga dirinya dapat menyusul ayahnya yang telah berada di penginapan desa terdekat. Di gerbang salah seorang ksatria Chester sudah menunggunya. Usai makan bersama semua memasuki kamar untuk beristirahat tak terkecuali dirinya dan ayah
“Apa yang kau lakukan di sini?!” Lucas menatap tak percaya pada Alice. Seharusnya gadis itu sedang istirahat di kamarnya. Melihat sosoknya yang berjalan dengan kepala tertunduk membuat Lucas kesal. Alice ini benar-benar ceroboh. Dari mana datang pikirannya membuntuti mereka diam-diam begini. Beruntung sekelompok orang yang menghadang mereka tak menyadari kehadiran Alice. Kalau mereka tahu pasti orang itu akan melukai atau mungkin akan membunuhnya. Jika begitu, siapa yang bisa menolongnya karena Lucas atau bahkan seorang pun tak tahu tentang keberadaannya. “Ayah, maaf aku akan mengantar Alice kembali. Aku akan menyusul kalian secepatnya.” Tanpa menunggu jawaban dari sang ayah, Lucas langsung membawa pergi Alice. Kedua orang itu menaiki kudanya masing-masing. Peter hanya diam menatap kepergian putranya dan calon menantunya itu. Ia paham jika sekarang Lucas marah karena tunangannya diam-diam membuntuti mereka yang mana kepergian mereka ini sangat berbahaya. Baru saja mereka melewati ger
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments